Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4087 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novia Nilasari
"
ABSTRAK
Telah dilakukan analisis dermatoglifi telapak tangan dan 30 penderita penyakit jantung bawaan (PPJB) dari R.S. Harapan Kita, Jakarta dan 30 orang berjantung normal (OJN) dari mahasiswa Biologi FMIPA U1 untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan gambaran dermatoglifi pada kedua kelompok tersebut. Met ode pencetakan dilakukan dengan metode Holt (1968) menggunakan tinta finger print. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi pola pada kedua telapak tangan PPJB di 'daerah T 0,00%; k 0.00%; liii 3,33%; liv 28,33%, dan H 5.00%; sedangkan pada OJN T 0,00%; In 0,00%; fill 0,00%; IIV 25,0j3%, dan H 6,67%. Rata-rata jumlah besar sudut atd kedua telapak tangan PPJB 86,37, sedangkan OJN 84,03. Rata-rata jumlah total sulur a-b kedua telapak tangan PPJB 75.93, sedangkan OJN 74.44. Ratarata besar derajat transversalitas kedua telapak tangan PPJB 71,66, sedangkan OJN 69.97. Frekuensi garis lipatan simian PPJB adalah 1,67% dan garis lipatan Sydney 3,33%, sedangkan OJN untuk garis lipatan simian dan Sydney 1,67%. Dari hasil uji Mann-Whitney (a=0,05) terhadap sudut atd kedua telapak tangan, jumlah sulur a-b dan besar derajat transversalitas da pat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara dermatoglifi telapak tangan PPJB dengan OJN.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S31247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Diah Ayu Kuswandari
"Telah dilakukan analisis dermatoglifi secara kualitatif clan kuantitatif
untuk mengetahui perbedaan gambaran dermatoglifi ujung jan tangan 30
pendenta penyakit jantung bawaan (PJB) dengan 30 orang berjantung normal.
Metode yang digunakan adalah metode Holt 1968 dengan menggunakan
tinta fingerprint. Hasil analisis gambaran dermatoglifi ujung jan tangan
pendenta PJB menunjukkan adanya frekuensi pola whorl 46,33%, loop ulna
49,66%, loop radial 2,66%, clan arch 1,33% dengan indeks Dankmeijer 2,87
clan indeks Furuhata 88,55, sedangkan pada orang berjantung normal terdapat
frekuensi pola whorl 43,00%, loop ulna 52,66%, loop radial 3,33%, clan
arch 1,00% dengan indeks Dankmeijer 2,33 clan indeks Furuhata 76,80. Ratarata
jumlah semua triradius pendenta PJB 14,60 sedangkan rata-rata jumlah
semua tnradius orang berjantung normal 14,27. Rata-rata jumlah semua sulur
penderita PJB 143,47 sedangkan rata-rata jumlah semua sulur orang berjantung
normal 132,57. Hasil uji statistik (chi-kuadrat) terhadap frekuensi pola
ujung jan kedua tangan penderita PJB clan orang berjantung normal tidak menunjukkan
perbedaan bermakna. Hasil uji statistik (Mann-Whitney) terhadap
semua jumlah tnradius clan jumlah semua sulur ujung jan tangan penderita
PJB dengan orang ber)antung normal tidak menunjukkan perbedaan bermakna.
Demikian pula tidak terdapat perbedaan bermakna pada frekuensi tipe
pola clan indeks tipe pola ujung jan tangan pendenta PJB dibandingkan orang
berjantung normal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Knight, John F.
Bandung: Indonesia Publishing House, 2003
612.173 KNI jt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Desiwati Rachman
"Analisis dermatoglifi telapak tangan dilakukan pada 30 penderita diatesis atopik kulit (DAK) dan 30 orang normal untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dermatoglifi pada kedua kelompok tersebut. Metode pencetakan dilakukan dengan menggunakan tinta. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi pola pada kedua telapak tangan penderita DAK di daerah Thenar (T) 3,33%, Interdigital^ ^ 0,00%, 1^^^. 11,67%, Ijy 65,00%, dan Hipothenar (H) 13,30%; sedangkan pada orang normal T 0,00%, I^^ 0,00%, Ijjj 23,33%,I 71,70%, dan H 8,30%. Rata-rata jumlah beear eudut atd kedua telapak tangan penderita DAK 81,30° i 8,90; sedangkan orang normal 84,90° j: 11,90. Rata—rata jumlah total sulur a—b kedua telapak tangan penderita DAK 75,30 i 12,20; sedangkan orang normal 72,60 j: 8,90. Rata-rata besar derajat transversalitas kedua telapak tangan penderita DAK 65,00° ± 13.90; sedangkan orang normal 65,60° i 14,10. Frekuensi garis lipatan simian dan Sydney penderita DAK adalah 0,00% ; sedangkan pada orang normal 0,00% untuk simian dan 1,67% untuk Sydney. Hasil uji Mann Whitney kedua telapak tangan pada sudut atd —Iy31, jumlah sulur a—b —1,31, dan besar derajat transver— salitas -0,31. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada perbedaan bermakna antara dermatoglifi telapak tangan penderita DAK dengan orang normal pada cx = 0,05."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Handrawan Nadesul
Jakarta: Puspa Swara, 1997
616.54 HAN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Agustaf Asroel
"Otitis media supuratif kronis merupakan penyakit telinga umum di negara-negara berkembang. Komplikasi otitis media supuratif kronis tipe bahaya mempunyai tanda dan gejala klinis yang khas.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui profil penderita otitis media supuratif kronis (OMSK) tipe bahaya di RSUP H. Adam Malik. Penelitian deskriptif terhadap 119 penderita dari tahun 2006 - 2010. Sekitar 28,57% penderita dijumpai pada tahun 2010, sekitar 31,93% terjadi pada usia 11 - 20 tahun, sekitar 53,78% laki-laki, dan sekitar 38,66% pada telinga kanan. Sebanyak 68,91% terjadi akibat riwayat otitis media berulang dan 61,34% dengan keluhan utama telinga berair. Gejala dan tanda klinis yang sering terjadi adalah telinga berair (76,47%) dan perforasi membran timpani (74,79%), baik perforasi atik (0,84%), marginal (1,68%), subtotal (23,53%), dan total (48,74%). Gangguan pendengaran terbanyak adalah tuli konduktif (58,82%). Pada foto proyeksi Schuller, 62,18% dijumpai gambaran mastoiditis kronis dengan kolesteatoma. Dari hasil kultur dijumpai 21,01% Pseudomonas aeruginosa. 86,55% terjadi komplikasi mastoiditis.Profil penderita OMSK tipe bahaya di RSUP H. Adam Malik Medan sesuai dengan profil penderita OMSK tipe bahaya pada umumnya.

Chronic suppurative otitis media (CSOM) is a common ear disease in developing countries. The complications of CSOM have a unique set of clinical signs and symptoms. This study aimed to identify the profile of dangerous type CSOM patients at H. Adam Malik General Hospital Medan in 2006-2010. A descriptive study of 119 patients in 2006 _ 2010. From 119 patients, 28.57% were found in 2010, 31.93% were at age between 11 - 20 years old, 53.78% men and 38.66% were at right ear. 68.91% due to a history of recurrent otitis media and 61.34% with a main complaint of draining ears. The most clinical symptoms and signs were aqueous ears (76.47%) and tympanic membrane perforations (74.79%), as attic perforation (0.84%), Profil Penderita Otitis Media Supuratif Kronis Profil of Patient with Chronic Suppurative Otitis Media Harry Agustaf Asroel, Debi Rumondang Siregar, Askaroellah Aboet marginal (1.68%), subtotal (23.53%), and total (48.74%). The most hearing impairments were conductive deafness (58.82%). In Schuller projections, 62.18% were found the imaging of chronic mastoiditis with cholesteatoma. From the culture results, 21.01% were Pseudomonas aeruginosa. 86.55% were mastoiditis complications.The profile of dangerous type CSOM patients at H. Adam Malik General Hospital Medan is similar with the other profile of dangerous type CSOM commonly."
Medan: Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kedokteran, Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tuburlensi laju jantung heart rate tuberlence {HRT} baru-baru ini dianggap sebagai prediktor terbaru paling kuat untuk terjadinya kematian mendadak (sadden cardiac death (SCD) melebihi prediktor lain yang telah ada sebelumnya."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Inmar Raden
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Telah dilakukan penelitian Pola Dermatoglifi pada penderita hipertensi esensial (primer) pada orang Indonesia di Jakarta. Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengetahui beda pola dermatoglifi pada penderita hipertensi dengan yang non hipertensi. Penelitian ini terbagi atas 4 kelompok yaitu kelompok laki-laki hipertensi, kelompok wanita hipertensi, kelompok laki-laki dan wanita non hipertensi sebagai kontrol. Pola dermatoglifi yang diamati mencakup : frekuensi tipe pola ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, kesepuluh ujung jari, indeks intensitas triradius ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, telapak tangan kanan dan tangan kiri, rata-rata sulur ujung jari tangan kanan dan tangan kiri, sudut atd telapak tangan kanan dan Lengan kiri, indeks intensitas pola Dankmeijer dan indeks intensitas pola Furuhata. Pengukuran tekanan darah pada sampel mempergunakan alat tensimeter air raksa. Analisis data menggunakan uji statistik.
Hasil dan Kesitapulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna ( P>0,05 ) : jumlah tipe pola whorl, indeks intensitas triradius, rata rata jumlah sulur pada ujung jari tangan, baik kelompok laki-laki maupun wanita hipertensi. Jumlah pola whorl, Indeks intensitas triradius, rata-rata sulur, kelompok hipertensi lebih tinggi dari kelompok kontrol (non hipertensi).
(2) Secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna ( P>0,05) sudut atd telapak tangan antarakelompok lakilaki maupun wanita hipertensi dengan kelompok kontrol (non hipertensi).
Terdapat perbedaan Indek Dankmeijer dan Indeks Furuhata. Pada kelompok hipertensi Indeks Dankmeijer < dari kelompok kontrol (non hipertensi) , sedangkan Indeks Furuhata > dari kelompok kontrol (non hipertensi).
Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) jumlah pola whorl, antara golongan hipertensi sistolik (ringan,sedang dan berat), baik pada kelompok laki-laki maupun wanita. Rata-rata jumlah pola whorl yang didapat kan pada ujung jari tangan lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok golongan hipertensi sedang dan hipertensi yang berat.
Kesimpulan : Individu yang mempunyai jumlah tipe poly whorl banyak (> 7) pada ujung jemari kedua tangan, diprediksikan individu tersebut mempunyai kecendrungan (bakat) untuk menderita hipertensi sistolik pada usia dewasa unity > 40 th.

ABSTRACT
Scope and method : The dermatogliphyic pattern of the essential hypertensive patients in Jakarta have been studied. It was a descriptive study to elucidate the differences in the dermatogliphyic pattern from the patients and the control groups, non-hypertensive ones There were two groups of male and female hypertensive patients and two groups of male and female non hypertensive patients as control .
The dermatogliphyc patterns were observed on the right and left hands. The observation consist of the frequency of the finger pattern types, the intensity index of the fingers , the intensity index of the palms, the palmar atd angle and Dankmeijer and Furuhata intensity index. Descriptive statistics were performed.
Result : There were statistically significant differences in the frequency of the finger pattern types,, the intensity index triradii of the fingers, total ridge count of fingers, between the hypertensive croups and the control groups. (P0.05).
This study also found lower Dankmeijer indexes in the hypertensive groups, while the Furuhata indexes were higher. Statistically there were significant differences in whorl pattern from the male and female patients with mild, moderate and severe hypertension.
Conclusions : The individuals with the whorl frequency of the finger pattern types of more than 7 on the right and left hands showed the tendency to have hypertension at the age of 40 in the studies.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>