Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55807 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roni Chandra
"Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk mengetahui pengaruh pemberian β-Metildigoksin in vitro terhadap penetrasi spermatozoa manusia golongan astenozoospermia menembus getah serviks sapi masa estrus. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode tabung kapiler Kremer. Sampel semen diperoleh dari 30 pria pasangan ingin anak (PIA) yang datang ke laboratonium Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Persyaratan semen adalah: volume Iebih dari 2 ml, jumlah spermatozoa lebih dari 10 juta/ml semen, persentase spermatozoa bergerak maju (kategori a dan b menurut WHO) antara 40% sampai 50%. Sampel semen terlebih dahulu dicuci dengan menggunakan larutan Hank, kemudian dibagi menjadi
empat kelompok, dan ke dalam masing-masing kelompok ditambahkan 2 ml larutan Hank tanpa β-Metildigoksin (sebagai kontrol), 2 ml larutan β-Metildigoksin 10 pangkat minus 4, 10 pangkat minus 7, dan 10 pangkat minus 10 M. Dari setiap kelompok diambil ± 100 πl, dimasukkan ke dalam alat pengukur penetrasi spermatozoa dan diinkubasi pada temperatur 37°C selama satu jam. Pengamatan penetrasi spermatozoa ke dalam getah senviks dilakukan di bawah mikroskop medan terang dengan cara menghitung jumlah spermatozoa yang berpenetrasi pada jarak 1, 2, 3, 4, dan 5 cm. Hasil uji statistik Student Newman Keul (α= 0,05) menunjukkan bahwa pemberian 13-Metildigoksjn pada konsentrasi 10 pangkat minus 7 M meningkatkan secara nyata penetrasi spermatozoa ke dalam getah serviks sapi masa estrus, sedangkan pada konsentrasi 10 pangkat minus 10 M juga meningkatkan penetrasi spermatozoa walaupun tidak secara nyata. Sebaliknya konsentrasi 10 pangkat minus 4 M β-Metildigoksin menurunkan penetrasi spermatozoa ke dalam getah serviks sapi masa estrus, walaupun tidak secara nyata. Peningkatan penetrasi spermatozoa tertinggi terdapat pada semen dengan perlakuan larutan β-Metildigoksin 10 pangkat minus 7 M."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herfrika
"Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk meningkatkan kemampuan penetrasi spermatozoa manusia golongan astenozoospermia pada getah serviks sapi masa estrus dengan menggunakan senyawa digoksin. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi terbaik dari ketiga konsentrasi digoksin in vitro yang digunakan; dan diharapkan dengan pemberian senyawa digoksin 10 pangkat -6M, 10 pangkat -8M, dan 10 pangkat -10M in vitro dapat meningkatkan jumlah spermatozoa yang dapat menembus getah serviks. Sebanyak 30 sampel semen pria golongan astenozoospermia pasangan infertil (jumlah spermatozoa > 20 juta/ml ejakulat, motilitas < 50%, dan morfologi kepala oval > 50%) diperoleh dari Bagian Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sampel-sampel tersebut dibagi dalam empat kelompok perlakuan, yaitu satu kelompok kontrol yang diberikan larutan Hanks dan ketiga kelompok lainnya diberikan larutan digoksin dengan masing-masing konsentrasi 10 pangkat -6M, 10 pangkat -8M, dan 10 pangkat -10M. Sebagai pengganti getah serviks wanita digunakan getah serviks sapi masa estrus. Sampel-sampel yang telah diberikan perlakuan dimasukkan ke dalam alat penetrasi Kremer, kemudian diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 °C. Kemampuan penetrasi spermatozoa ditentukan dengan menggunakan metoda WHO, yaitu dengan menghitung jumlah spermatozoa yang mampu menembus getah serviks pada jarak 1-7 cm. Hasil uji Kruskal-Wallis (α= 0,05) menunjukkan bahwa penetrasi spermatozoa golongan astenozoospermia pada getah serviks sapi masa estrus dari kelompok sampel yang diberikan larutan digoksin 10 pangkat -6M, 10 pangkat -8M, dan 10 pangkat -10M in vitro berbeda nyata dengan kelompok kontrol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evie Kurniawati
"Telah dilakukan penelitian eksperimental untuk meningkatkan kemampuan motilitas spermatozoa manusia golongan astenozospermia dengan pemberian senyawa digoksin in vitro dengan konsentrasi 10 pangkat -6 M, 10 pangkat -8M, dan 10 pangkat -10M. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi terbaik dari ketiga konsentrasi digoksin yang digunakan. Sampel semen astenozoospermia sebanyak 6 buah diperoleh dari pria pasangan infertil yang memeriksakan diri ke Laboratorium Biologi FK-UI. Sampel-sampel tersebut dibagi ke dalam 4 kelompok yaitu kelompok eksperimen1(K1) yaitu semen yang ditambahkan larutan digoksin 10 pangkat -6 M, K2 yaitu semen ditambah larutan digoksin 10 pangkat -8M yaitu semen ditambah larutan digoksin 10"10 M10 pangkat -10M dan kelompok kontrol (K) yaitu semen ditambah larutan Hanks. Sampel yang telah diberi perlakuan diinkubasi pada suhu 37 °C selama 20, 40 dan 60 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa digoksin berpengaruh terhadap persentase motilitas, viabilitas dan hasil uji HOS. Berdasarkan hasil uji statistik parametrik (ANAVA faktorial) dengan taraf nyata 0,05 menunjukkan bahwa hanya digoksin 10 pangkat -8M yang diinkubasi selama 40 menit yang mampu meningkatkan motilitas spermatozoa manusia golongan astenozoospermia secara maksimal.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efi Ongah
"Penelitian pengaruh pencekokan ekstrak alkohol buah paria (Momordica charantia L.) varietas putih clan hijau terhadap implantasi mencit (Mus musculus L.) betina galur Swiss telah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan clan Laboratorium Reproduksi, Jurusan Biologi FMIPA-Ul. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan pengaruh ekstrak alkohol buah paria varietas putih dan hijau terhadap implantasi mencit betina. Pencekokkan dilakukan setiap hari selama 30 hari terhadap 24 ekor mencit betina yang dikelompokkan menjadi 8 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor mencit betina. Kelompok perlakuan terdiri dari 3 kelompok untuk paria putih dan 3 kelompok untuk paria hijau
masing-masing dengan dosis 700, 800 clan 900 mg/ kg b.b./hari. Kelompok kontrol terdiri dari kelompok mencit yang diberi perlakuan dengan akuabidestilata dan CMC 1 %. Uji Kruskal-Wallis pada α = 0,05 teihadap rerata berat ovarium, jumlah korpus luteum, jumlah fetus, jumlah resorpsi fetus dan rerata berat badan fetus tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kedelapan kelompok perlakuan. Uji Chi kuadiat pada α = 0,05 terhadap rasio jenis kelamin fetus tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara kedelapan kelompok perlakuan. Kelainan eksternal fetus
(hemoragi) ditemukan di ekstrimitas posterior, kepala, dan ekor pada hampir semua kelompok perlakuan. Hemoragi merupakan kejadian spontan yang tidak dipengaruhi oleh pencekokan ekstrak alkohol buah pania varietas putih dan hijau. Ekstrak alkohol buah paria varietas putih dan hijau tidak berbeda dalam mempengaruhi implantasi mencit betina.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wowor, Lourina Diana Merry
"Solanum torvum Swartz digunakan sebagai obat-obatan, tanaman hias, dan merupakan makanan tambahan yang dimakan dengan nasi (lalap). Solasodin adalah salah satu senyawa kimia yang terkandung dalam buah Solanum torvum dan telah terbukti sebagai senyawa antifertilitas. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan efek antifertilitas ekstrak buah Solanum torvum terhadap motilitas clan abnormalitas spermatozoa mencit (Mus musculus L.) jantan galur Swiss derived. Pencekokan dilakukan selama 36 hari, dengan dosis 0,25; 0,5; 1 mg/kg bb/hari. Pengaruh perlakuan dapat diketahui dengan mengamati bentuk morfologi spermatozoa, dengan
pewarnaan Giemsa dan Eosin-Y 0,6 %. Penghitungan persentase jumlah spermatozoa motil dan abnormal dilakukan pada 1.000 spermatozoa.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ekstrak buah Solanum torvum dengan dosis 0,25; 0,5; 1 mg/kg bb/hari tidak mempengaruhi jumiah total spermatozoa, tetapi menurunkan persentase jumlah spermatozoa motil dan meningkatkan persentase jumlah spermatozoa abnormal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Trikurniasari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S31225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mariatun Meima Saumi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S31202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ria Kodariah
"Dewasa ini diduga faktor pria berperanan besar dalam keberhasilan fertilisasi, bahkan dilaporkan 40%-60% penyebab infertilitas terdapat pada suami, karena itu kesuburan pria penting untuk diperhatikan. Dalam hubungan ini yang perlu dipelajari antara lain yang menyangkut spermatozoa. Fungsi spermatozoa merupakan salah satu faktor penentu bagi fertilitas pria. Salah satu kemampuan fungsional spermatozoa yang penting adalah motilitas terutama yang berupa kecepatan gerak lurus ke depan. Terjadinya penurunan fertilitas berkorelasi kuat dengan penurunan motilitas. Sebaliknya jika motilitas baik, maka kemungkinan fertilitas juga tinggi. Penurunan motilitas yang terjadi dapat berupa penurunan persen motilitas atau penurunan kecepatan gerak spermatozoa. Karena itu diagnosis yang tepat pada kasus-kasus infertilitas pria sangat tergantung pada ketepatan penelaahan motilitas spermatozoa. Penilaian motilitas pada umumnya digunakan di laboratorium secara rutin untuk mengevaluasi kualitas spermatozoa. Penilaian tersebut merupakan faktor penting di dalam mendiagnosis infertilitas pria.
Fusi antara ovum dan spermatozoa hanya memerlukan satu spermatozoa yaitu spermatozoa yang lebih dahulu mencapai ovum. Spermatozoa yang berhasil mencapai ovum ini merupakan spermatozoa yang mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu, antara spermatozoa yang terlalu cepat (hiperkinetik) akan memerlukan energi yang lebih banyak. Energi yang tersedia dalam plasma semen terbatas, sehingga besar kemungkinan spermatozoa hiperkinetik tadi gagal menembus rintangan pada traktus reproduksi wanita. Hal yang sama juga akan dialami oleh spermatozoa yang gerakannya sangat lambat (hipokinetik).
Jumlah persentase motilitas yang tinggi belum menjamin spermatozoa mempunyai kecepatan gerak yang baik. Hal ini diperlihatkan oleh Makler dkk. tahun 1979. Mereka mendapatkan korelasi sebesar R=0,46 antara persentase motilitas dengan kecepatan gerak spermatozoa dari 100 sampel semen normal yang dianalisis dengan "Multiple Exposure Photograph".
Mengingat hal tersebut dan karena hanya satu spermatozoa yang diperlukan untuk terjadinya fertilisasi, maka tampaknya kecepatan gerak spermatozoa merupakan faktor yang sangat penting dalam parameter fertilitas, di samping parameter fertilitas lainnya seperti densitas spermatozoa, morfologi, bahkan persentase motilitas. Atas dasaritu, untuk meningkatkan fertilitas, perlu diusahakan peningkatan kecepatan gerak spermatozoa, terutama bagi pasangan infertil yang penyebabnya diduga berasosiasi dengan menurunnya motilitas spermatozoa."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993
T3445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>