Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57020 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A. Liana Johari
"Penelitian pengaruh beberapa konsentrasi limbah cair tahu terhadap pertumbuhan Chiarella spp. telah dilakukan di laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, FMIPA Ul. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi limbah cair tahu terhadap kerapatan sel Ch/orella spp. saat peak dan mengetahui konsentrasi limbah cair tahu yang optimum untuk pertumbuhan Chiarella spp. Rancangan penelitian adalah rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan, yaitu 0% (kontrol di dalam medium Beneck) dan medium limbah cair tahu pad a konsentrasi 1 0, 20, 30, 40, dan 50%.
Hasil penelitian menunjukkan ada kenaikan kerapatan sel dari konsentrasi 0 (kontrol) sampai 20%, kemudian menurun pada konsentrasi 30 sampai 50%. Kerapatan sel saat peak tertinggi (22,812x1 06 sellml) dicapai pada perlakuan 20% di hari ke-10,6 dan kerapatan.sel terendah (1,892x106 sel/ml) dicapai pada perlakuan 50% di hari ke-3,66. Hasil dari keenam perlakuan tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi 20% merupakan konsentrasi yang optimum untuk pertumbuhan Chlorella spp .. Hasil uji perbandingan berganda a= 0.05 menunjukkan perbedaan nyata antara pasangan kelompok perlakuan terhadap kerapatan sel saat peak kecuali, perlakuan 0 dan 30%, 10 dan 20%, 40 dan 50%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S31046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati
"Indonesia merupakan negara penghasil Crude Palm Oil terbesar di dunia. Pada proses produksi CPO akan dihasilkan sejumlah besar limbah cair (Palm Oil Mill Effluent) yang mengandung banyak unsur hara seperti N, P, K, Mg, dan Ca. Pada penelitian ini akan ditinjau potensi dari POME sebagai media kultivasi bagi Chlorella vulgaris. Pengamatan dilakukan pada C. vulgaris yang dikultivasi pada medium Walne serta medium POME dari kolam aerob dan fakultatif. Penelitian ini menunjukkan C. vulgaris yang dikultivasi dalam POME dari kolam aerob memiliki rata-rata laju pertumbuhan spesifik, kandungan protein (8,52%), dan kandungan klorofil tertinggi (0,165%). Sedangkan C. vulgaris yang dikultivasi dalam POME dari kolam fakultatif memiliki kandungan lipid tertinggi (3,90%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa POME memiliki potensi untuk dimanfaatkan menjadi medium.

Indonesia is the largest Crude Palm Oil producer in the world. On CPO production, there will generate large amount of Palm Oil Mill Effluent that contain a lot of nutrients, namely N, P, K, Mg, and Ca. This research will review the potential of POME as a medium of C. vulgaris. An observation is applied on C. vulgaris that cultivated on a medium Walne and POME which come from aerobic and facultative pond. This study showed that C. vulgaris that cultivated in POME from aerobic pond have the higest specific growth rate, protein content (8.52%), and chlorophyll content (0.165%). Whereas C. vulgaris that cultivated in POME from facultative pond have the highest lipid content (3.90%). This study propose that POME has a potential to be utilized as a medium.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Betawati Prihantini
"Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh derajat keasaman (pH) awal Medium Ekstrak Tauge (MET) terhadap kerapatan sel mikroalga marga Chlorella Beijerinck pada saat peak. Penelitian bersifat eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas 5 perlakuan, yaitu nilai pH awal media 5, 6, 7, 8, dan 9. Kerapatan sel tertinggi (5.677.625 sel/ml) pada saat peak terjadi dalam media perlakuan pH awal 7. Kerapatan sel terendah (3.374.100 sel/ml) pada saat peak terjadi dalam media perlakuan pH awal 5. Hasil uji Anova (pada pï?¾0,05) menunjukkan adanya pengaruh pH awal media perlakuan yang berbeda terhadap kerapatan sel Chlorella (sel/ml) saat peak. Hasil uji perbandingan berganda terhadap kerapatan sel Chlorella saat peak menunjukkan adanya perbedaan nyata (p>0,05) pada setiap media perlakuan, kecuali antar media perlakuan pH awal 8 dengan pH awal 9.

The Growth of Chlorella spp. in Tauge Extract Medium (TEM) with Various Initial pH. Research on the effect of tauge extract medium initial pH value on Chlorella Beijerinck cell densities at peak condition had been done. The research was an experimental study with complete random design with 5 treatments (tauge extract medium with initial pH 5,6,7,8, and 9). At peak condition the highest cell density (5.677.625 sel/ml) was occured in medium with initial pH 7 and the lowest (3.374.100 sel/ml) in medium with initial pH 5. Anova test shown that there was an effect (p valueï?¾0,05) of tauge extract medium initial pH value on Chlorella cell densities (cell/ml) at peak condition. Multiple comparison test showed that mean of cell numbers of Chlorella differed among treatments (p valueï?¾0,05) except between media with initial pH 8 and 9."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Fatwa Triardianto
"Flotasi telah lama digunakan sebagai proses separasi logam-logam berat dari air limbah.biasanya pada proses ini digunakan oksigen sebagai difusernya. Akan tetapi, pada penelitian ini digunakan campuran udara-ozon sebagai ifusernnya. Dengan ditambahkan ozon yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan oksigen, proses kinerja proses flotasi diharapkan akan meningkat. Pada proses flotasi diperlukan beberapa bahan kimia tambahan, diantaranya surfaktan dan koagulan. Oleh karena itu perlu diketahui berapa dosis yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang optimum.
Pada proses flotasi ini digunakan tiga jenis limbah, yaitu limbah besi, limbah tembaga, dan limbah nikel. Pertama-tama air limbah yang dibuat dari garamnya dicampur dengan zeolit yang berfungsi sebagai bahan pengikat, Sodium Lauril Sulfat (SLS) sebagai surfaktan, NaOH sebagai pengatur pH, dan Polyaluminum chloride (PAC) sebagai koagulan. Kemudian limbah yang telah dicampur dimasukkan ke dalam tangki flotasi. Campuran udara-ozon sebagai difuser dialirkan sehingga dapat mengangkat limbah logam ke permukaan sehingga dapat dipisahkan dari air. Sebelum proses flotasi dilakukan, persiapan-persiapan yang dilakukan adalah preparasi zeolit dengan pemanasan dan karakterisasinya dengan uji analisis BET, serta uji produktivitas ozonator dengan metode iodometri. Sampel yang diambil dianalisis kandungan logamnya, pH, DO, dan CODnya.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penambahan dosis PAC dan SLS dapat meningkatkan persentase pemisahan logam dari air limbah hingga mencapai diatas 95%. Akan tetapi kenaikan tersebut memiliki kondisi optimum. Dosis PAC optimum untuk tembaga dan besi adalah 0,133 g/L sedangkan untuk nikel adalah 0,067 g/L. Dosis optimum SLS untuk ketiga logam tersebut adalah 0,4 g/L. Dengan dosis PAC dan SLS optimum didapat persentase pemisahan logam besi sebesar 99,67%, sedangkan persentase pemisahan logam tembaga sebesar 89.39%, dan persentase pemisahan logam nikel sebesar 99,15%.

Flotation has been use for separation heavy metals from wastewater for many years. In convencional flotation, oxygen is used as diffuser. But in this research, ozon-air mixed is used as diffuser. By adding ozon which has advantage over oxygen, the efectivness of the process may increase. Flotation process need some chemical agent, such as coagulant and surfactant. Because of that, important to know how much its needed to get the optimum result.
On this research is used three kind of metal as a wastewater, that is: iron, copper, an nickle. The first step of this experiment is mix the wastewater with zeolit as a bonding agent, Sodium Lauryl Sulfate (SLS) as a surfactant, NaOH as a pH adjuster, and Polyaluminum chloride (PAC) as a coagulant. After that, the mixed wastewater is put on the flotation tank. Ozone-air diffuser is flowed from the bottom of the tank to make the bubble which pushed the flok up so it can be remove from the water. Before the flotation process, the thing that should do is preparation and caracterisation of bonding agent, sng ozonator productivity test. The analysis for the sampel is metal contens, pH, DO, and COD.
The result is by using PAC and SLS, the efficiency of the process is increase up to 95 %. But ther is an optimum point. For iron and copper, the optimum dosage of PAC is 0.133 g/L, and for nickel is 0.067 g/L. The optimum dosage of SLS for each of three metal is 0.4 g/L. With this optimum dosage, iron removal persentage is 99.67%,, copper removal persentage is 89.39%, an nickle removal persentage is 99.15%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Tagor Marsillam
"Kegiatan Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit selain memberikan dampak positif juga berpotensi menimbulkan dampak negatif yang disebabkan oleh pembuangan limbah, berupa limbah padat, cair, dan gas.
Limbah cair rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran yang sangat potensial, karena mengandung senyawa organik yang cukup tinggi dan mengandung senyawa-senyawa kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit terhadap masyarakat di sekitarnya.
Upaya pengelolaan limbah rumah sakit khususnya limbah cair, merupakan salah satu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit dan lingkungan sekitarnya. Namun kenyataannya belum semua rumah sakit dapat melaksanakannya secara optimal.
Berbagai penelitian menunjukkan belum banyak rumah sakit yang mengelola limbah cairnya dengan baik, bahkan tidak satu pun rumah sakit yang berada di wilayah DKl Jakarta dapat memenuhi persyaratan Baku Mutu Limbah Cair.
Berdasarkan kenyataan tersebut kebutuhan fasilitas pengolahan limbah cair rumah sakit harus diperhatikan. Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif penyelesaian untuk memperbaiki kualitas efluen limbah cair rumah sakit tersebut.
Penelitian Pengaruh Penambahan inokulum Pada Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dilakukan sebagai alternatif pengolahan limbah cair rumah sakit. Dengan penambahan inokulum, berarti ada penambahan sejumlah mikroorganisme ke dalam sistem pengolahan limbah cair rumah sakit yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengolahannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan inokulum M-Bio terhadap tingkat penurunan konsentrasi parameter BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli dan untuk membandingkan tingkat penurunan konsentrasi setiap parameter dengan waktu tinggal dalam reaktor selama 2, 4, 6, 8, 16, 24, 36, 48, 72, dan 96 jam, sehingga diketahui tingkat penurunan tertinggi.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Penambahan M-Bio akan mengakibatkan penurunan konsentrasi BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli pada pengolahan limbah cair rumah sakit di dalam reaktor fixed-film aerobic.
2. Penambahan M-Bio akan meningkatkan penurunan konsentrasi parameter BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli pada limbah cair rumah sakit, dengan meningkatnya waktu tinggal limbah cair tersebut dalam reaktor fixed-film aerobic.
Penelitian eksperimental dilakukan dalam skala laboratorium dengan rancangan penelitian acak lengkap one group pretest-postest design, yang dilakukan dengan waktu pengamatan 0, 2, 4, 6, 8, 16, 24, 36, 48, 72, dan 96 jam. Sampel limbah cair rumah sakit diambil dari inlet gabungan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) RSUD Pasar Rebo, Jakarta Timur. Parameter utama yang diukur adalah BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji statistik t-test dan korelasi regresi.
Berdasarkan hasil dan pembahasan data yang diperoleh dari penelitian ini, maka kesimpulan yang diperoleh adalah:
1. Penggunaan M-Bio pada penelitian ini mengakibatkan penurunan konsentrasi parameter BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli secara signifikan (p<0,005).
2. Penggunaan M-Bio memberikan persentase penurunan terbesar untuk konsentrasi parameter BOD sebesar 54,57% pada waktu tinggal 8 jam, konsentrasi COD sebesar 60,24% pada waktu tinggal 24 jam, konsentrasi padatan tersuspensi sebesar 51,79% pada waktu tinggal 8 jam, konsentrasi nitrat sebesar 39.81% pada waktu tinggal 8 jam, konsentrasi nitrit sebesar 49,81% pada waktu tinggal 8 jam, konsentrasi fosfat sebesar 52,15% pada waktu tinggal 8 jam, dan konsentrasi E. coli sebesar 45,56% pada waktu tinggal 8 jam.
3. Penggunaan M-Bio pada penelitian ini akan meningkatkan penurunan konsentrasi parameter BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli secara signifikan (p<0,005), sejalan dengan peningkatan waktu tinggal limbah cair tersebut dalam reaktor fixed-film aerobic.

Inoculums Influence on Hospital Wastewater Treatment (A case study on Wastewater Treatment of Pasar Rebo General Hospital, Jakarta with M-Bio on Fixed-Film Aerobic Reactor)
Medical services by hospital have negative impact due to waste produced such as solid material, liquid and gas, besides positive impact.
Hospital wastewater is one of the potential pollutants related to organic compound, other chemical compounds, and pathogenic microorganism content that cause disease on community.
Waste management in hospital especially wastewater treatment becomes hospital sanitary and environment. In fact, only several hospitals do it better.
According to the research, there are not many hospital have a management on wastewater. Even in Jakarta, there is no hospital who reaches the effluent standard in wastewater quality.
Based on this condition, hospital wastewater treatment facility should be attended. Thus, the solving alternative is needed to make hospital wastewater effluent quality better.
The study about inoculums influence on hospital wastewater treatment was conducted as an alternative for hospital wastewater treatment. A number of microorganisms were added into hospital wastewater treatment system in order to increase with effectively by inoculums addition.
The aim of this study is to understand the inoculums influence of M-Bio on removal concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids, NO3-, N02-, P043-, and E. coli and to compare the removal concentration of parameters with detention time in the reactor for 2, 4, 6, 8, 16, 24, 36, 48, 72, and 96 hours, finally the highest ratio of decreasing parameters will found.
The hypotheses of this study are:
1. An addition of M-Bio will decrease the concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids, N03-, N02-, PO43-, and E. coli on hospital wastewater treatment using fixed-film aerobic reactor.
2. An addition of M-Bio will decrease the concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids, NO3-, N02-, PO43-, and E. coli on hospital wastewater due to increasing detention time of hospital wastewater in fixed-film aerobic reactor.
An experimental study with one group pretest-posttest used completed random design and was conducted in the Environmental Laboratory of Engineering, University of Indonesia. The experiment was conducted with the observation time for 0, 2, 4, 6, 8, 16, 24, 36, 48, 72, and 96 hours. Hospital wastewater samples were taken from the inlet of sewage treatment Plant (IPAL) on Pasar Rebo General Hospital, Jakarta. The main parameters that measured were BOD, COD, Suspended solids, N03-, N02-, PO43-, and E. coli. All data were analyzed using analysis of t-test and regression correlation.
The conclusions of this study are:
1. M-Bio decrease significant the concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids. N03-, N02-, PO43-, and E. coli (p < 0.005).
2. The highest removal concentration of BOD in 54, 57% with detention time 8 hours, COD = 60, 24%; 24 hours, Suspended solids = 51, 79%; 8 hours, N03-= 39, 81%; 8 hours, N02- = 49, 81%; 8 hours, P043- = 52, 15%; 8 hours, and E. coli = 45, 56%; 8 hours.
3. M-Bio increase significant the removal concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids, NO3, N02 , P043-, and E. coli on hospital wastewater (p < 0.005) due to the increasing detention time of hospital wastewater in the fixed-film aerobic reactor."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeanne Adiwinata Pawitan
"ABSTRAK
Sun-chlorella yang belakangan ini gencar dipasarkan, merupakan tablet chlorella yang dibuat dari ganggang hijau air tawar dnn dianjurkan untuk diberikan baik pada orang sehat (mulai dari anak-anak sampai manula) untuk menjaga kesehatan, maupun pada orang yang sedang mangidap penyakit kronis sebagai makanan kesehatan alamiah untuk mampercepat penyembuhan.
Produsen chlorella mengunggulkan produknya dengan menyatakan bahwa chlorella boleh dikatakan tidak mempunyai efek samping, namun belakangan ini ada satu laporan pene1itian yang menyatakan bahwa chlorella bersifat toksik pada biakan cell line BHK (Baby Hamster Kidney).

ABSTRACT
The Effect of Sun-Chlorella on the Micronucleation of Erythrocyte In Fetal RatSun-chlorella (tablets made of fresh water green algae) is vigorously launched on the market recently and recommended for healthy (from the children to the aged) individuals to promote health, as well as for individuals suffering from chronic diseases as natural healthy food supplement to promote recovery. Chlorella's producers advertised its product and claimed that chlorella has almost no side effect. However, recently a research on chlorella reported that it was toxic when added to the BHK. (baby hamster kidney) cell culture.
The aim of this eksperimental research is to know wether chlorella is toxic, by testing its mutagenicity on rats. We administered chlorella to pregnent rats and screened the erythrocyte of the fetuses to search for the increase of micronucleated erythrocyte. This is a rapid procedure to test the mutagenicity of a substance.
In this research we used 36 female rats, divided randomly to 4 groups, mated, and on day-14 of pregnancy was given: sunchlorella 0.8 mg/g body weight (group I), sun chlorella S mg/g body weight (group II), aquadest (group III), no treatment (group IV). From each group 3 rats were sacrificed after 30 hours, 3 others after 4B hours, and the rest after 54 hours. From each rat 2 fetuses were removed (1 from the left and 1 from the right horn of the uterus), the fetuses were dissected and 3 blood smears were made from each fetus. Blood smears were stained using Wright's stain, and per fetus 1000 erythrocyte were screened for micronucleus. Statistical analysis using l?tiruskal Wallis test reveals that the amount of micronucleated erythrocytes were significantly different between the 4 groups (P .0015). It can be concluded that the administration of Sun"chlorella to pregnant rats lowered the amount of micronuCleated erythrocytes, and the decrease is greater in the groups given 10 times than in the groups given 100 times the dosis; So Sun chlorella might be beneficial to promote health, and non toxic if used appropriately."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
M. Soeparman
Jakarta: EGC, 2001
363.728 SOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.J. Hananto
"Rumah sakit merupakan penghasil limbah medik atau klinis terbesar yang mengandung segala macam penyakit yang ada di masyarakat, sehingga dapat dikatakan mengandung potensi bahaya bagi Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan karena tercemar bahaya infeksius, toksin dan radioaktif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran apakah manajemen pengolahan limbah cair di RSUP Persahabatan dapat memperbaiki mutu air lirnbah rumah sakit.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara merndalam, pengamatan lapangan dan dirancang dengan analisa kualitatif. Sebagai bahan penyusunan instrumen digunakan instrumen dari kepustakaan serta instrumen SOP. Lokasi penelitian dilakukan di RSUP Persahabatan di instalasi Sanitasi dan unit-unit yang terkait.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengolahan air limbah di RSUP Persahabatan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (JPAL) dengan PENYAO tipe WSZ - 1OF yang hanya untuk mengolah air limbah dari laundry dan dapur gizi, sedangkan air limbah dari rawat inap, rawat jalan, kamar operasi, Farmasi dan Laboratarium dialirkan ke Septik Tank Efluent yang dihasilkan IPAL sudah memenuhi standard baku mutu dari BAPEDALDA, tetapi belum dimanfaatkan atau didaur ulang. Tenaga yang dimiliki masih belum memadai berdasarkan Keputusan Dir. Jon. PPM dan PPL No. HK 00.06.6.44. th 1993.
Kesimpulan dari penelitian ini IPAL yang ada di RSUP Persahabatan sudah cukup baik, tapi belum mencakup keseluruhan air limbah rumah sakit Ketenagaan belum mencukupi, angaran pengoperasian dan pemeliharaan terbatas.
Saran-saran utama yang disampaikan adalah air limbah rumah sakit yang belum diolah dengan IPAL agar diolah dengan IPAL dengan cara pembuatan instalasi perpipaan untuk disalurkan ke IPAL, atau membuat IPAL baru untuk mengolah air limbah yang belum diolah tersebut. Mengenai ketenagaan dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan ataupun seminar-seminar yang melibatkan tenaga Instalasi Sanitasi.

Management of Clinical Liquid Waste Treatment at RSUP Persahabatan A hospital in the biggest producer of medical or clinical waste which contains various kinds of diseases existing amidst the people, so that it brings potential danger for the people's Health and Environment since the wastes is likely to be polluted by infectious, toxic and radio active materials.
Purposes of this study are to find description whether the management of liquid waste treatment at RSUP Persahabatan can improve quality of the hospital's water waste.
This study used method of detailed interview, the filed observation and was planned with qualitative analysis. The material for preparing instrument stemmed from the instrument from library and SOP instrument. The location of this study was RSUP Persahabatan at Sanitation Installation and order related units.
The finding of this study indicates that liquid waste treatment at RSUP Persahabatan used Water Waste Treatment Installation OPAL) with PENYAO type of WSZ - IOF only for treating the waste water from laundry and kitchen, meanwhile the waste water from the hospital's rooms for hospitalized patients (rawat inap), clinic rooms (rawat jalan), operating installation, Pharmacy, and Laboratory were flowed to Septic Tank The Effluent by the IPAL has already met the quality standard I bench mark of BAPEDALDA, but it has not been yet utilized or recycled. The personnel of the hospital have not been yet sufficient by virtue of the Decree of Director General of PPM and PPL No. K 00.06.6.44 YEAR OF 1993.
This study can be concluded that the IPAL at RSUP Persahabatan has been good enough, but it does not cover the entire of the hospital's waste, and the existing personnel are not sufficient, the operational budged and maintenance budget are limited.
The advice to be given are the hospital should treat the untreated water waste to be treated with IPAL, or establishing new IPAL for treating the untreated water waste. The personnel's skill and capability should be upgraded by organizing training or seminars involving the personnel of the Sanitation Installation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesilia Genesy Thirza Ivanna K
"ABSTRAK
Salah satu permasalahan utama dalam produksi mikrolaga Chlorella vulgaris adalah metode pemanenan yang tidak efektif dan efisien. Flokulasi, merupakan salah satu metode pemanenan yang memiliki potensi yang baik karena prosesnya sederhana dan hemat energi. Flokulasi dilakukan menggunakan flokulan organik alami yang aman dikonsumsi, salah satunya adalah biji Moringa oleifera, atau yang dikenal dengan tanaman kelor. Biji M.oleifera mengandung bahan aktif flokulan berupa protein. Pada penelitian ini dilakukan variasi metode preparasi flokulan biji M.oleifera untuk melihat pengaruhnya terhadap aktivitas flokulasi, yaitu presentase flokulasi dan yield biomassa dan kandungan nutrisi biomassa C.vulgaris yang dihasilkan. Tiga variasi metode preparasi flokulan yang dilakukan adalah pemurnian satu tahap denggan ekstraksi larutan garam, pemurnian dua tahap dengan ekstraksi larutan heksana dan garam dan tanpa pemurnian dengan penyaringan bubuk biji secara langsung. Pada seluruh flokulan hasil variasi, didapatkan presentase flokulasi yang baik, sebesar 70-90% dan yield biomassa 0,6- 1 g/L. Dosis optimal flokulan yang didapatkan adalah 100 mg/L dengan presentase flokulasi dan yield biomassa per dosis flokulan sebesar 0,71-0,87%/mg flokulan dan 0,006-0,008 g/mg flokulan. Aktivitas flokulasi paling baik ditunjukkan oleh flokulan yang dipreparasi dengan dua tahap pemurnian, namun dalam praktiknya pemurnian satu tahap lebih efisien karena metode preparasinya yang lebih sederhana dan aktivitas flokulasi yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan metode pemurnian dua tahap. Uji kandungan nutrisi biomassa hasil flokulasi, yaitu lipid, protein, dan klorofil tidak meneunjukkan perbedaan yang signifikan pada seluruh flokulan biji M.oleifera yang digunakan ataupun kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa flokulan biji M.oleifera tidak mengubah dan mempengaruhi kandungan nutrisi biomassa C.vulgaris.

ABSTRACT
One of the main problems in the production process of microalgae C.vulgaris is the harvesting method, that is unefficient and uneffective. Flocculation, instead, is one of the harvesting method that has good potential because its process is simple and consume less energy. Flocculation is done using natural organic flocculant, that is non toxic for consumption. One of natural organic flocculant is Moringa oleifera seeds. M. oleifera seeds contain protein, which acts as flocculant active agent. In this study, several flocculation preparation methods are tested. Tests are done to see the effect of preparation methods toward flocculation activities and nutritional contents of biomass. Three different preparation methods are tested in this study, one step purification with extraction using salt solution, two steps purification with extraction using hexane and salt solution, and without purification. From the flocculation test, it is confirmed that all the flocculants show good flocculation activities. The flocculation percentages are 70-90% and biomass yields are 0,6-1 g/L. The optimal dosage of flocculant is 100 mg/L, which shows flocculation presentage per dosage 0,71-0,87%/mg flocculant and biomass yield per dosage ,006-0,008 g/mg flocculant. The best flocculation activities are showed by the two step purification method, but practically wise, the best method is one step prufication because it is simpler and more cost effective. The nutritional tests show no significant diffrences between biomass that are flocculated using each flocculant. These test include lipid, protein, and chlorophyll assays. Therefore, the addition of M.oleifera flocculant does not change or affect C.vulgaris biomass nutritional contents.
"
2015
S59065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa
"Meningkatnya air limbah minyak bumi, maka diperlukan pengolahan yang baik. Proses fotolisis merupakan pengolahan yang tepat dan penambahan katalis TiO2 untuk mempercepat prosesnya. Objek studi penelitian ini adalah Air limbah produksi minyak bumi dan gas pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di PT. Pertamina (Persero) RU III, Plaju, Sumatera Selatan. Penelitian eksperimental dilakukan pada skala laboratorium. Proses ini dilakukan dengan menyinari sampel air limbah dengan lampu UV dan ditambahkan katalis TiO2. Katalis TiO2 memiliki ukuran partikel hingga mencapai 5 μm, tingkat disperse rendah, dan tingkat kemurnian 100%. Air limbah produksi memiliki debit 40 m3/jam dengan kualitas influen rata-rata COD 1035,7 mg/l; Fenol 246,6 mg/l; Suhu 28,8oC; pH 8,95; Amonia 0,076 mg/l; Sulfida 246,6 mg/l; dan tidak terkandung Minyak dan Lemak didalamnya. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini dosis katalis, waktu kontak, dan pH. Konstanta degradasi COD pada hubungan waktu kontak tehadap removal COD yaitu k = 0,0074 min-1 pada pH 4. Kondisi optimum pengolahan berada pada pH 4, dosis optimum100,8 ppm, dan waktu kontak 150 menit mencapai removal 69,154%.

The increase of petroleum wastewater needs the better treatment. Photolysis is the proper processing with catalyst TiO2 to accelerate the process. The object study is Wastewater of Oil and gas Refinery Production at Waste Water Treatment Plant (WWTP) at PT. Pertamina (Persero) RU III, Plaju, South Sumatera. This experimental research conducted in laboratory scale. This process is carried out by irradiating the sample by UV rays which has been added TiO2 catalyst. The size of catalyst TiO2 is up to 5 μm, has low disperse, and 100% purity. Wastewater discharge production has 40 m3/day with the quality of influent COD 1035.7 mg/l, Phenol 246.6 mg/l, Temperature 28.8oC, pH 8.95, Ammonia 0.076 mg/l, Sulfide 246.6 mg/l, and there wasn't oil in it. This process is carried out by irradiating the sample by UV rays which has been previously added TiO2 catalyst. Variations to be conducted in this study is the catalyst dosage, contact time, and pH. The constant degradation of COD on the relationship of time contact against the removal of COD that is k =0.0074 min-1 at pH 4. Treatment optimum condition at pH 4, catalyst dosage 100,8 ppm, and contact time 150 minutes has reached 69.154% of COD removal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>