Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182739 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yusvardi Yusuf
"Drag atau hambatan alir yang dialami oleh suatu fluida tergantung dari besarnya gaya geser (shear stress) atau τ yang dimiliki oleh fluida tersebut. Apabila suatu fluida dalam hal ini air dan minyak sawit mentah ditambahkan suatu zat guar gum misalnya getah karet (latex) dengan konsentrasi tertentu maka nilai drag-nya akan bertambah. Besarnya nilai drag tergantung dari berapa besarnya kita menambahkan campuran aditif tersebut ke dalam larutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh campuran zat aditif dalam hal ini getah karet terhadap aliran air & minyak sawit mentah dan untuk mengenali tipe alirannya dengan menggunakan pipa kapiler vertikal. Pada pipa kapiler, fluida uji dibuat mengalir melalui tiga ukuran diameter pipa yang berbeda yang dihasilkan oleh berbagai tekanan hidrostatis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa getah karet mengakibatkan kenaikan tegangan geser pada aliran air & minyak sawit mentah dibandingkan yang tidak dicampur getah karet dan akibat penambahan guar gum ke dalam air & minyak sawit mentah menyebabkan perubahan sifat-sifat dari fluida Newtonian menjadi fluida Non Newtonian.

Drag or resisting of flow which happened of fluid depending of the large shear stress or the property by a fluid. If a fluid in the conditions, fresh water and crude palm oil added something particel of guar gum etc latex with some concentrating then value of the drag increase. value of the drag depending how to much we additing the additive blending into the solvent. The aim of research is to know the effect blending the particel of additive is the latex with the flow of water and crude palm oil and also to knowing the type of the flow with using a vertical capillary tube. In the capillary tube, the test fluid is made to flow through three different diameter tube as a result of various hydrostatic pressure. The experimental results indicated that the latex mengakibatkan increase shear stress of the crude palm oil and fresh water flow in comparison without blended of latex and the result of additing the guar gum into the crude palm oil and fresh water consequence properties changed the Newtonian fluid into the non-Newtonian fluid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T24387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzaky Aufar Perwira
"Bensin menjadi salah satu energi yang umum digunakan karena penggunaannya yang luas seperti bahan bakar pada kendaraan bermotor. Seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor, dampak polusi akibat gas buang kendaraan kini menjadi penyebab utama pencemaran udara. Berbagai macam aditif bahan bakar telah menjadi fokus dalam penelitian, graphene oxide (GO) menjadi salah satu opsi sebagai aditif pada bahan bakar tersebut. Penelitian ini menginvestigasi potensi GO sebagai aditif pada bensin untuk mengurangi emisi gas buang. Melalui percobaan yang dilakukan, penelitian ini mengevaluasi pengaruh konsentrasi GO (50 ppm dan 100 ppm) terhadap emisi CO, CO2, dan HC. Hasil menunjukkan bahwa penambahan GO pada bensin memberikan pengaruh signifikan terhadap emisi gas buang. Pada penambahan 50 ppm dan 100 ppm GO, terjadi penurunan emisi karbon monoksida (CO) dengan rata-rata penurunan sebesar 87.37% untuk 50 ppm GO dan 84.43% untuk 100 ppm GO. Selain itu, emisi karbon dioksida (CO2) meningkat, mengindikasikan pembakaran yang lebih sempurna dengan rata-rata kenaikan sebesar 6.37% untuk 50 ppm GO dan 9.03% untuk 100 ppm GO. Emisi hidrokarbon (HC) juga mengalami penurunan rata-rata sebesar 17.19% untuk 50 ppm GO dan 12.83% untuk 100 ppm GO. Secara keseluruhan, penambahan graphene oxide pada bahan bakar bensin meningkatkan efisiensi pembakaran dan menurunkan emisi gas berbahaya.

Gasoline is one of the most commonly used energy sources due to its widespread application, such as fuel in motor vehicles. With the increase in the number of motor vehicles, the impact of pollution from vehicle exhaust gases has now become a major cause of air pollution. Various fuel additives have been the focus of research, with graphene oxide (GO) being one of the options as an additive for fuel. This study investigates the potential of GO as an additive in gasoline to reduce exhaust gas emissions. Through the experiments conducted, this research evaluates the effect of GO concentrations (50 ppm and 100 ppm) on CO, CO2, and HC emissions. The results show that adding GO to gasoline has a significant impact on exhaust gas emissions. With the addition of 50 ppm and 100 ppm GO, there was a reduction in carbon monoxide (CO) emissions, with an average decrease of 87.37% for 50 ppm GO and 84.43% for 100 ppm GO. Moreover, carbon dioxide (CO2) emissions increased, indicating more complete combustion, with an average increase of 6.37% for 50 ppm GO and 9.03% for 100 ppm GO. Hydrocarbon (HC) emissions also decreased, with an average reduction of 17.19% for 50 ppm GO and 12.83% for 100 ppm GO. Overall, the addition of graphene oxide to gasoline improves combustion efficiency and reduces harmful gas emissions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Sri Handayani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amkieltiela
"Limbah minyak bumi dapat menghambat atau mengurangi transmisi cahaya matahari ke dalam laut. Hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan mikro alga yang memanfaatkan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Limbah tersebut dapat menghasilkan material toksik yang akan terakumulasi pada sedimen yang tercemar minyak bumi.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan 6 perlakuandan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian adalah sedimen dengan penambahan minyak (A), sedimen yang tercemar minyak yang dibioremediasi dengan penambahan kultur tunggal bakteri (B), sedimen tercemar minyak yang dibioremediasi dengan penambahan konsorsium bakteri (C), sedimen yang tercemar minyak yang dibioremediasi dengan penambahan pupuk (D), sedimen yang tercemar minyak dengan penambahan kultur tunggal bakteri dan pupuk (E), dan sedimen tercemar minyak yang dibioremediasi dengan penambahan konsorsium bakteri dan pupuk (F).
Kontrol yang digunakan adalah air laut yang sudah diautoklaf dan ditambahkan media WalnenonEDTA. Data yang didapat kemudian dihitung menggunakan program TOXSTAT yangber basis ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sedimen tercemar minyak tidak secara signifikan memengaruhi pertumbuhan Pavlovasp.

Crude oil waste can detain or reduce the penetration of sunlight into the sea. This may decelerate the growth of microalgae that needs the sunlight to make photosynthesis. Crude oil waste can produce toxic materials which accumulate in the crude oil contaminated sediment. This is an experimental research with 6 treatment and 3 replicates. The treatments in this experiment are sediment with crude oil (A), bioremediated crude oil-contaminated sediment with the addition of single culture bacteria (B), bioremediated crude oil-contaminated sediment with the addition of consortium bacteria (C), bioremediated crude oil-contaminated sediment with the addition of fertilizer (D), bioremediated crudeoil-contaminated sediment with the addition of single culture bacteria and fertilizer (E), and bioremediated crudeoil-contaminated sediment with the addition of consortium bacteria and fertilizer. Control in this experiment was auto claved sea water with the addition of Walnemedianon EDTA. The data was calculated using TOXSTAT program which is based on the ANOVA. Result shows that the crude oil contaminated sediment does not affect the growth of Pavlovasp significantly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31645
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ajeng Sarasputri
"ABSTRAK
Pencemaran minyak di wilayah pantai akibat tumpahan minyak di laut (oil spill) merupakan masalah lingkungan yang sangat penting. Tumpahan minyak di laut, terutama kecelakaan tumpahan minyak skala besar, telah memberikan ancaman besar dan menyebabkan kerusakan yang luas pada lingkungan pesisir. Kontaminan dapat terakumulasi di dalam tubuh organisme laut dan berbahaya bagi manusia yang memakannya. Untuk menanggulangi masalah pencemaran minyak di pantai atau coastal oil spill ini, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah bioremediasi yang merupakan proses pemulihan suatu wilayah seperti tanah, air, atau pantai yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai bakteri pemecah minyak. Terdapat dua pendekatan dalam bioremediasi. 1) bioaugmentation, di mana mikroorganisme pendegradasi minyak ditambahkan untuk menambahkan populasi mikroba yang telah ada, dan 2) biostimulation, di mana pertumbuhan pendegradasi minyak asli distimulasi dengan penambahan nutrisi atau cosubstrates pembataspertumbuhan lainnya dan/atau perubahan habitat. Penelitian yang dilakukan di Balai Teknologi Lingkungan BPPT ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan nutrisi dan mikroba terhadap proses degradasi hidrokarbon oleh mikroorganisme melalui perbandingan antara metode biostimulasi dan bioaugmentasi, serta pengaruh pasang surut air laut terhadap penurunan kandungan minyak di pantai. Eksperimen dilakukan dengan membuat simulasi pantai skala 5 kg yang dicampurkan minyak sebanyak 5% sebagai kandungan pencemar minyak awal dalam pasir pantai. Pada metode biostimulasi ditambahkan nutrisi dengan rasio C:N:P yaitu 100:10:1. Pada metode bioaugmentasi ditambahkan nutrisi dengan rasio yang sama dan mikroba yang berasal dari kultur biakan dan mikroba air laut. Simulasi air laut diberikan pada pantai yang terkena pengaruh pasang surut dengan periode tipe tunggal. Parameter yang diukur adalah temperatur, pH, kadar 6 air, dan TPH. Mikroba yang digunakan berjumlah antara (4,39 25,7) x 10CFU/ml. Secara umum, kadar TPH terendah dimiliki oleh metode bioaugmentasi pasang surut yaitu 2,189 % pada minggu ke 8 dan kadar TPH tertinggi yaitu 4,078 % yang dimiliki blanko tanpa pasang surut pada minggu ke 8. Perubahan kadar TPH dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pasang surut, faktor lingkungan, dan mikroba. Penurunan TPH pada pasir yang terkena pengaruh pasang surut dimungkinkan terjadi karena efek pencucian oleh arus pasang surut yang membawa kandungan minyak keluar. Pada bioremediasi tanpa pengaruh pasang surut, metode bioaugmentasi dapat menurunkan TPH lebih rendah dibandingkan dengan metode biostimulasi. pH umumnya mengalami penurunan sampai minggu keempat sebelum selanjutnya mengalami kenaikan. Temperatur pasir secara keseluruhan berkisar antara 27°C42°C. Pola perubahan temperatur pasir ini serupa dengan perubahan temperatur ambien sehingga diketahui bahwa temperatur pada pasir dipengaruhi oleh temperatur udara luar reaktor. Rasio C:N:P di awal penelitian adalah 100:10:1. Sedangkan rasio C:N:P di akhir penelitian mengalami penurunan. Hal ini yang menyebabkan degradasi TPH pada 4 minggu terakhir kurang siginifikan karena komposisi nutrisi pada pasir sudah kurang optimal.

ABSTRACT
Contaminated coastal as a result of oil spill accident are important environmental problem. Oil spills at sea, especially largescale oil spill accidents, has given a major threat and cause extensive damage to the coastal environment. Contaminants can accumulate in the body of marine organisms and harmful to humans who eat them. To overcome the problem of oil pollution on the beach or coastal oil spill, there are several ways we can do. One is bioremediation which is a process of recovery of an area such as soil, water, or beach that utilize microorganisms as oil degrading bacteria. There are two approaches in bioremediation. 1) bioaugmentation, in which oildegrading microorganisms are added to increase the number of an existing microbial population, and 2) biostimulation, in which the growth of indigenous oil degrading microbes stimulated by the addition of nutrients or other growthlimiting cosubstrates and/or habitat changes. This research which conducted at the Center of Environmental Technology BPPT aims to determine the effect of the addition of nutrients and microbes to the degradation of hydrocarbons by microorganisms through comparison between biostimulation and bioaugmentation methods, and the influence of the tides to the decrease of oil content on the beach. Experiments carried out by creating a 5 kg simulated beach scale mixed with oils as much as 5% as the initial oil content of contaminants in beach sand. In the biostimulation method, nutrients added in the ratio C:N:P is 100:10:1. In the bioaugmentation method, nutrients added with the same ratio and microbes from the freshwater and sea water culture. Simulation of sea water is given to beaches that are affected by tidal with a single type period. The parameters measured are temperature, pH, water content, and TPH. Number of microbes that used range from (4,39 25,7) x 106 CFU/ml. In general, the lowest levels of TPH are owned by the tidal bioaugmentation method which is 2.189% at 8 weeks and the highest TPH levels of 4.078% is owned by the blank with no tides at 8 weeks. Changes in levels of TPH is influenced by several factors, namely tidal, environmental factors, and microbes. TPH decrease in sand exposed to tidal influence is possible due to the effects of leaching by tidal currents that carry oil content out. In bioremediation without the influence of tides, TPH of bioaugmentation method is lower than the biostimulation method. pH generally decreased until the fourth week before the next increase. Overall temperature of the sand ranges between 27°C 42°C. The pattern of changes in sand temperature is similar to changes in ambient temperature so it is known that the temperature of the sand is affected by the temperature outside the reactor. While the ratio of C:N:P ratio at the end of the study was decrease from 100:10:1. This causes degradation of TPH in the last 4 weeks is less significant because of the nutritional composition of the sand is less than optimal."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S747
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Anthoputro
"Penelitian ini dilakukan untuk memprediksi pengaruh sifat air baku sedimen dalam kandungan minyak mentah terhadap laju korosi pipa penyalur minyak dengan cara perhitungan indeks korosifitas yang dikomparasikan dengan metode polarisasi. Data yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan sistem pengendalian korosi pada produksi minyak mentah Sampel air sedimen baku yang digunakan sehanyak 5 buah dan sampel baja karbon, yang berasal dari pipa penyalur minyak. sebanyak 3 buah. Ketiga sampel baja karbon diuji dengan metode polarisasi terhadap lima sampel air sedimen baku. Selanjutnya dipilih masing-masing 1 buah sampel dari tiga sampel baja karbon untuk diuji dengan cara pengadukan pada pengujian polarisasi. Dilakukan pengamatan terhadap laju korosi yang dihasiikan oleh seluruh sampel baja karbon, baik yang tanpa atau dengan pengadukan, dan dikomparasikan dengan indek korosifitas masing-masing larutan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>