Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114864 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andya Primanda
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S31206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Ayu Ambarwati
"Penelitian jumlah kromosom Asteraceae di lingkungan Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok telah dilakukan sebelumnya pada tahun 2013. Dilaporkan bahwa jumlah kromosom 8 dari 21 spesies Asteraceae yang ada di lingkungan tersebut telah berhasil dihitung, dan 5 di antaranya memiliki variasi jumlah kromosom. Penelitian ini dilakukan untuk melengkapi data jumlah kromosom Asteraceae yang ada di lingkungan Kampus UI Depok. Telah dilakukan penghitungan jumlah kromosom ujung akar Porophyllum ruderale, Youngia japonica, Cosmos caudatus, Synedrella nodiflora, Ageratum conyzoides, Cyanthillium cinereum, dan Chromolaena odorata pada bulan April hingga Juni 2015. Jumlah kromosom 5 spesies Asteraceae yang berhasil ditentukan adalah Cosmos caudatus (2n=ca.22, 2n=ca.26, 2n=ca.32, 2n=ca.36, 2n=ca.38, 2n=ca.40, dan 2n=ca.44), Synedrella nodiflora (2n=ca.18, 2n=ca.26, 2n=ca.29, 2n=ca.34, 2n=ca.36, 2n=37, 2n=39, dan 2n=40), Ageratum conyzoides (2n=37 dan 2n=ca.42), Cyanthillium cinereum (2n=9, 2n=16, dan 2n=18), dan Chromolaena odorata (2n=ca.40, 2n=ca.44, 2n=57, dan 2n=60). Cosmos caudatus, Synedrella nodiflora, Cyanthillium cinereum, dan Chromolaena odorata bersifat mixoploid. Mixoploidi tidak dapat ditentukan pada spesies Ageratum conyzoides.

Study of chromosome number of Asteraceae at Universitas Indonesia (UI) Campus Depok has been conducted previously in 2013. Result has been reported on chromosome numbers of 8 from 21 Asteraceae species at Universitas Indonesia, and 5 of them have variation in chromosome number. This study was addressed to complete chromosome number data of Asteraceae at Universitas Indonesia Campus Depok. Root tips chromosome counting of Porophyllum ruderale, Youngia japonica, Cosmos caudatus, Synedrella nodiflora, Ageratum conyzoides, Cyanthillium cinereum, dan Chromolaena odorata has been done from April to June 2015. Result shows that 5 species chromosome numbers are Cosmos caudatus (2n=ca.22, 2n=ca.26, 2n=ca.32, 2n=ca.36, 2n=ca.38, 2n=ca.40, and 2n=ca.44), Synedrella nodiflora (2n=ca.18, 2n=ca.26, 2n=ca.29, 2n=ca.34, 2n=ca.36, 2n=37, 2n=39, and 2n=40), Ageratum conyzoides (2n=37 and 2n=ca.42), Cyanthillium cinereum (2n=9, 2n=16, and 2n=18), and Chromolaena odorata (2n=ca.40, 2n=ca.44, 2n=57, and 2n=60). Cosmos caudatus, Synedrella nodiflora, Cyanthillium cinereum, and Chromolaena odorata are mixoploid. Mixoploidy cannot be determined on Ageratum conyzoides."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Dharmadi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S31237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Kartika Hidayati
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 1997. Penetitian dilakukan terhadap pohon di kanan-kiri jalan Kampus UI Depok di daerah sekitar FMIPA-UI, FKM, Gedung BNI cabang Depok, dan Balairung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi rayap terhadap 11 jenis pohon penghijauan dan besarnya indeks tumpang tindih inang antara rayap rayap di daerah penelitian. Dari 5 jenis rayap yang didapati di areal penelitian, tiga jenis di antaranya dianatisis yaitu Odontotermesfavanicus Holmgren, Microtermes insperatus Kemner, Macrotermes gilvus (Hagen). Sebelas jenis pohon yang diteliti adalah Pterocarpus indicus (Angsana), Albizia ochrea (Albizia), Delonix regia (Flamboyan), Acacia man glum (Akasia), Hevea brasiliensis (Karet), Oreodoxa regia (Palem raja), Casuarina equisetffolia (Cemara), Terminalia catappa (Ketapang), Lagerstroemia speciosa (Bungur), Cassia siamea (Johar), dan Cocos nucffera (Kelapa). Hasil penelltian menunjukkan bahwa tiga jenis rayap tersebut memiliki preferensi yang tidak teilalu berbeda terhadap pohon-pohon penghijauan. Indeks tumpang tindih inang diantara ketiganya tinggi, walau ada sedikit perbedaan yaltu 0,96; 1,00; dan 0,97."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana
"
ABSTRAK
Penelitian dilakukan pada bulan April dan Mel 1997 di daerah penghijauan bagian utara Kampus FE-UI Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai indeks preferensi inang dan tumpang tindih relung dari beberapa jenis rayap yang berada di lokasi penelitian. Penelitian ini berhasil mendata 4 jenis rayap dari 335 pohon. Keempat jenis rayap tersebut adalah; Schedorhinotermes javanicus Kemner, Microtermes insperatus Kemner, Macrotermes gilvus (Hagen) dan Odontotermes javanicus Holmgren. Nilai indeks preferensi yang ditunjukkan oieh keempat jenis rayap bert>eda-beda terhadap jenis pohon yang diserang. Demikian pula dengan indeks tumpang tindih relung yang dihasilkan juga berbeda. Perbedaan tersebut mungkin disebabkan adanya pengaruh musim, kandungan zat kimia di dalam pohon dan ketersediaan jenis pohon tersebut di lokasi penelitian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa indeks preferensi inang dan tumpang tindih relung keempat jenis rayap berbeda-beda.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Priambodo
"Asteraceae adalah famili tumbuhan dengan 1.900 genus dan 32.000 spesies. Asteraceae mudah tumbuh di berbagai habitat seperti tanah lapang, taman, dan sisi jalan raya. Pemetaan jenis Asteraceae di Kampus Universitas Indonesia telah dilakukan oleh Oktarina & Salamah (2017:243), dan morfologi polen beberapa Asteraceae di lingkungan kampus juga telah diteliti (Salamah dkk. 2019:154). Sementara itu, struktur komunitas beberapa Asteraceae di kampus sudah dikaji oleh Agassi (2017), tetapi viabilitas polen Asteraceae di lingkungan Kampus Universitas Indonesia belum diteliti. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi viabilitas polen beberapa spesies Asteraceae di Kampus Universitas Indonesia. Delapan spesies Asteraceae dari 6 tribes diamati melalui metode in vitro dengan tiga tipe medium dan pewarnaan menggunakan pewarna safranin 2%.
Hasil viabilitas metode germinasi in vitro menunjukkan bahwa Synedrella nodiflora, Spaghneticola trilobata, dan Youngia japonica memiliki viabilitas polen tertinggi pada ketiga tipe medium, sementara Tridax procumbens dan Mikania micrantha memiliki viabilitas polen terendah. Selain itu, tidak terdapat perbedaan signifikan pada viabilitas polen masing-masing spesies dengan ketiga tipe medium, tetapi terdapat perbedaan signifikan pada viabilitas polen masing-masing spesies di setiap medium. Metode pewarnaan menunjukkan hasil yang berbeda dengan metode germinasi in vitro, namun sejalan dengan studi struktur komunitas Asteraceae yang telah dilakukan.

Asteraceae is a diverse plant family comprising 1,900 genera and 32,000 species, well-adapted to various habitats, including open fields, gardens, and roadside areas. Mapping of Asteraceae species on the University of Indonesia campus has been conducted Oktarina & Salamah (2017:243). Salamah et al. (2019:154) explored the pollen morphology of several Asteraceae species within the same environment. Meanwhile, Agassi (2017) studied the community structure of various Asteraceae species on the campus. Research on the pollen viability of Asteraceae in the same setting has not been explored. This study aim to determine the pollen viability of several Asteraceae species in the University of Indonesia campus environment. The pollen viability of eight Asteraceae species from six tribes was observed using in vitro germination method with three types of medium and staining method with safranin 2%.
The results of the in vitro germination method showed that Synedrella nodiflora, Spaghneticola trilobata, and Youngia japonica had the highest pollen viability on all three types of medium, while Tridax procumbens and Mikania micrantha had the lowest pollen viability. Moreover, there were no significant differences in the pollen viability of each species among the three types of medium, but there were significant differences in the pollen viability of each species within each medium. The staining method yielded different results compared to the in vitro germination method, but was consistent with the community structure study of Asteraceae.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nurazizah
"ABSTRAK
Ular merupakan hewan reptil yang dapat ditemukan di berbagai macam habitat. Kampus UI Depok merupakan salah satu wilayah yang dapat mendukung kehidupan ular karena memiliki hutan kota dan situ-situ. Berdasarkan penelitian sebelumnya, Naja sputratrix, Ahaetulla prasina, dan Dendrelaphis pictus merupakan jenis ular yang dapat ditemukan di kampus UI Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekayaan jenis ular dan cara manajemen gigitan ular di kampus UI Depok. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2018 dengan menggunakan metode visual encounter survey VES with randomized walk design. Beberapa jenis ular yang ditemukan pada lokasi pengamatan ditangkap, diidentifikasi, dan didokumentasi. Hasil yang diperoleh menunjukkan lima jenis ular ditemukan pada lokasi pengamatan, terdiri dari satu jenis ular dari famili Elapidae N. sputatrix , dua jenis ular dari famili Colubridae A. prasina dan D. pictus, satu jenis dari famili Pareatidae Pareas carinatus, dan satu jenis famili Typhlopidae Ramphotyphlops braminus. Naja sputatrix termasuk ke dalam kelompok proteroglypha. Ahaetulla prasina dan D. pictus tergolong ke dalam kelompok ophistoglypha, sedangkan P. carinatus dan R. braminus tergolong ke dalam kelompok aglypha. Wilayah hutan kota, di pinggir situ-situ, serta gedung perkuliahan yang dekat dengan tempat vegetasi tumbuh menjadi tempat yang perlu dihindari oleh warga kampus UI agar tidak terjadi kasus gigitan ular di kampus UI Depok.

ABSTRACT
Snakes are the reptiles that can be found in many habitats. Universitas Indonesia is one of area that can support the life of snakes because it has forest areas and lakes. Based on the previous research, Naja sputratrix, Ahaetulla prasina, and Dendrelaphis pictus are snake species that can be found at Univeritas Indonesia. This research aims to know species richness of snakes and how management of snakebite at Universitas Indonesia. The research was conducted in April May 2018 by using visual encounter survey method VES with randomized walk design. Several snakes found at the study areas were captured, identified, and documented. The results showed five snake spesies were found at the study areas, including one species of the elapid family N. sputatrix , two species of the colubrids family A. prasina and D. pictus, one species of Pareatidae Pareas carinatus, and one species of Typhlopidae Ramphotyphlops braminus. Naja sputatrix belongs to the proteroglyphous. Ahaetulla prasina and D. pictus belong to the ophistoglyphous, whereas P. carinatus and R. braminus belong to the aglyphous. The forest area, alongside of lakes, and lecture building that near to the area of vegetation growth are the places that must be avoided by civitas academia, thus the incident of snakebites at the university can be prevented."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munarto
"Penelitian tentang struktur komunitas Gastropoda di Situ Salam Kampus Universitas Indonesia, Depok telah dilakukan untuk mengetahui struktur komunitas Gastropoda di Situ Salam UI yang berkaitan dengan kelimpahan relatif, komposisi, dominansi, kemerataan dan keanekaragaman jenisnya. Pengambilan sampel Gastropoda dilakukan pada 9 stasiun penelitian dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan jumlah jenis Gastropoda yang ditemukan di Situ Salam sebanyak 9 jenis, yaitu Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Lymnea rubiginosa, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata dan Thiara scabra. Stasiun 7 yang merupakan lokasi outlet memiliki jumlah jenis tertinggi, yaitu sebanyak 9 jenis dan memiliki nilai indeks keanekaragaman tertinggi dengan nilai indeks sebesar 1,74. Jenis Gastropoda yang memiliki kelimpahan relatif tertinggi di Situ Salam adalah Melanoides tuberculata 48,5%.

A study of Gastropoda community at Situ Salam Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, has been conducted to know the structure community of Gastropods with reference to relative abundance, composition, domination, eveness and its diversity. Gastropods samples and abiotic parameters were taken at 9 stations with three repetitions. Result of research showed that 9 species of Gastropods were found, those are Bellamya javanica, Brotia costula, Brotia testudinaria, Indoplanorbis exustus, Lymnea rubiginosa, Melanoides granifera, Melanoides tuberculata, Pomacea canaliculata and Thiara scabra. Station 7 which located at outlet of the Situ Salam has the highest number of species as well as highest diversity index that is 9 species and H? = 1,74, respectively. Melanoides tuberculata was the most abundance species with the relative abundance value of 48,5%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31640
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinulingga, Roland
"Kampus Universitas Indonesia memiliki peranan yang sangat penting sebagai daerah penyangga bagi Kota Jakarta, Depok dan Sekitarnya. Salah satu permasalahan yang muncul adalah perubahan penggunaan tanah di kampus ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai karakteristik pola sebaran erosi di Kampus UI, Depok. Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalahnMetode USLE. Beberapa variabel yang digunakan adalah curah hujan (R), karakteristik fisik tanah (K), panjang lereng (L), kemiringan lereng (S), jenis tanaman (C), dan tindakan konservasi (P). Hasil akhir penelitian menyatakan bahwa karakteristik erosi wilayah penelitian dipengaruhi oleh penggunaan tanah setempat. Sesuai klasifikasi menurut Bakosurtanal, terdiri atas empat buah klasifikasi yaitu erosi, sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Pola sebaran erosi sangat tinggi terletak di unit lahan Berbukit Hutan Akasia dengan pola sebaran mengelompok. Untuk erosi dengan klasifikasi rendah mendominasi wilayah penelitian. Klasifikasi tersebut terletak di unit lahan Miring Landai Taman dengan pola sebaran mengelompok.

University of Indonesia campus has a very important role as a buffer area for the city of Jakarta, Depok and surrounding areas. One issue that arises is the change of land use on the campus. This research aims to examine the characteristics of the distribution pattern of erosion on the UI Campus, Depok. The methods used in this research is a USLE method. Some of the variables used are precipitation (R), the physical characteristics of the soil (K), the length of the slope (L), the slope (S), type of plant (C), and conservation measures (P). Final results of the study stated that the characteristics of soil erosion research areas affected by land use. According to the classification from Bakosurtanal, there?s a four classifications for erosion, very high, high, medium, and low. The very high distribution pattern of erosion is located in the Hilly Forested Acacia land units with clumped distribution pattern. The low erosion type area dominates in the research area which is located in the land units of Park Sloping Ramps with clumped distribution pattern."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S1381
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Kusratmoko
"Pengamatan hidrologi di kawasan hutan kota Kampus Universitas Indonesia Depok telah dilakukan selama bulan September 2000 - Februari 2001, dalam upaya untuk mengidentifi kasi pengaruh tutupan lahan terhadap pembentukan aliran air. Untuk keperluan itu telah dibangun tujuh stasiun pengamatan yang dikarakteristikkan dengan tutupan lahan yang berbeda. Hasil analisis data menunjukkan, bahwa tutupan vegetasi bawah berupa rumput dan semak pada penggunaan lahan hutan kota di Kampus Universitas Indonesia memainkan peranan penting sebagai faktor pengontrol pembentukan aliran permukaan dan bawah tanah, terutama signifi kan selama kejadian-kejadian hujan konvektif. Proporsi air hujan lolos pada lokasi tersebut, yang menghasilkan aliran permukaan dan bawah tanah, bervariasi antara 5,3-7,2%. Sementara pada lokasi pengamatan tanpa vegetasi bawah dan lapisan seresah dihasilkan angka proporsi aliran sebesar 12,5-18,9%. Tingginya proporsi aliran permukaan pada lokasi bervegetasi bawah selama bulan Desember-Februari diduga akibat meningkatnya kejenuhan dan muka air tanah, yang selanjutnya menghasilkan aliran permukaan yang meluas (widespread saturation overland fl ow). Secara keseluruhan diperlihatkan korelasi positif yang linear antara air hujan lolos dengan volume aliran permukaan pada lokasi tanpa vegetasi bawah dan lapisan seresah. Pengaruh faktor kelembaban tanah terhadap tingginya aliran permukaan yang terjadi terlihat secara nyata pada lokasi dengan vegetasi bawah dan pertanian tanah kering dan ini terutama signifi kan pada kejadian-kejadian dengan air hujan lolos >40 mm.

Hydrological Study on the urban forest in Campus Area of the Indonesia University, Depok during September 2000 - February 2001 hydrological measurement of urban forest in Campus Area of the Indonesia University, Depok were carried out to identify the effect of land cover on the runoff generation processes. Seven observation station which are characteristised by differenced land cover were build to measure overland and sub surface fl ow. The result of data analysis showed that the grass and litter cover in urban forest fl oor played an important role as a control factor of overland fl ow and throughfl ow production, especially signifi cant during the convective rains. During this events the proportion of throughfall on this area which produced overland fl ow, varied between 5,3-7,2%, while on the area without the grass and litter cover, its about 12,5-18,9%. During December?February the overland fl ow was very high. This is probably closely related to the existence of the widespread saturation overland fl ow. Generally it was shown a very close relationship between throughfall and overlandfl ow on the area without the grass and litter cover. The effect of antecedent precipitation index on the overland and throughfl ow production was identifi ed on the location with grass cover and cultivated area and particularly signifi cant on the events with throughfall >40 mm."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>