Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Mumtahinah
"Biosensor merupakan alat deteksi yang terdiri dari elemen sensor biologi dan sebuah transducer elektronik yang mengubah sinyal biokimia ke dalam suatu respons elektrik yang dapat diukur. Penelitian bertujuan menguji potensi biomassa khamir Rhodotorula mucilaginosa (Jörgensen) F.C. Harrison UICC Y-235 sebagai elemen biologi pada biosensor logam berat Cu2+, dengan metode konduktometrik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Genetika, Departemen Biologi dan Laboratorium Smart System Technology, Departemen Fisika FMIPA UI, Depok selama 10 bulan (Juni 2006 sampai Maret 2007). Pengukuran kemampuan biosensor didasarkan pada besarnya perubahan nilai konduktivitas listrik (resistansi (R) dan impedansi (Z)) di udara dan di larutan Cu2+ oleh transducer. Biosensor dirancang dengan menentukan elemen sensor biologi dan bentuk transducer yang tepat.
Hasil penelitian menunjukkan pengukuran Cu2+ terbaik pada biosensor dengan campuran biomassa dan pasta karbon (2:1) sebagai elemen sensor biologi, dan Printed Circuit Board (PCB) dengan dua garis elektode Cu-Ag sebagai transducer. Pengujian biosensor menunjukkan waktu respons yang cepat (4--54 detik) dan sensitivitas deteksi yang baik pada kisaran konsentrasi 100--2.000 ppm. Biomassa khamir menunjukkan kemampuan mengikat logam Cu yang lebih signifikan (99,7--99,9%) dibandingkan pasta karbon (0,05--0,27%). Penelitian membuktikan bahwa strain R. mucilaginosa UICC Y-235 berpotensi sebagai elemen biologi pada biosensor logam berat Cu2+."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rama Saputri
"Sel khamir diketahui dapat digunakan sebagai elemen sensor biologi pada biosensor logam berat. Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan deteksi biosensor logam Cu2+ menggunakan biomassa Rhodotorula mucilaginosa (Jörgensen) F.C. Harrison UICC Y-235 yang ditumbuhkan pada variasi medium pertumbuhan, yaitu medium Potato Dexrose Broth (PDB) dan Yeast-extract Peptone Glucose Broth (YPGB) dengan konsentrasi glukosa 0, 4, 10, 15, dan 20%. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi dan Laboratorium Smart System Technology (SST) Departemen Fisika FMIPA UI, selama bulan Agustus 2007--Desember 2008. Pengukuran kemampuan deteksi berdasarkan nilai resistansi (R) (DC) dan impedansi (Z) (AC) setelah biosensor dihubungkan dengan RCL meter selama 1 menit.
Hasil pengukuran pada larutan Cu ( 0, 500, 1.000, dan 2.000 ppm) menunjukkan biosensor dengan biomassa yang ditumbuhkan pada medium YPGB (mengandung 4% glukosa) selama 96 jam (akhir fase log) mampu mendeteksi logam Cu2+ yang lebih baik (Zud/ZCu = 3,040; 66,185; 138,097; dan 201,144) daripada biosensor dengan biomassa yang ditumbuhkan pada medium PDB (3,214; 37,597; 39,088; dan 45,848). Berdasarkan hasil pengukuran (pada larutan Cu 1.000 ppm), biosensor dengan biomassa yang ditumbuhkan pada YPGB dengan konsentrasi glukosa 4% memiliki kemampuan deteksi yang lebih baik (Zud/ZCu = 116,578) daripada biosensor dengan biomassa yang ditumbuhkan pada medium YPGB konsentrasi glukosa 10% (40,970), 15% (77,625), dan 20% (60,936). Pengamatan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan bahwa sel-sel khamir menutupi permukaan pasta karbon pada material sensitif biosensor.
Hasil SEM pada biosensor setelah pengukuran menunjukkan telah terjadinya retakan pada permukaan material sensitif yang mengindikasikan peluruhan material sensitif setelah dicelupkan pada larutan logam Cu. Hasil pengukuran kemampuan deteksi biosensor (dengan biomassa yang ditumbuhkan pada medium YPGB) terhadap logam selain Cu2+ (Zud/ZCu = 122, 955) (pada konsentrasi larutan logam 1.000 ppm) menunjukkan biosensor memiliki kemampuan deteksi yang hampir sama dengan logam Cr3+ (115,926), namun kemampuan deteksinya lebih rendah terhadap logam Pb2+ (58,338)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S31570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S31424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Marina
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S31332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arviadi Setyawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S31323
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryanty
"Khamir Rhodotorula dapat menghasilkan lipid dengan komposisi asam lemak tertentu. Tujuan penelitian untuk mengetahui persentase lipid total, kelas lipid, dan komposisi asam lemak Rh. mucilaginosa UICC Y-136, Rhodotorula sp. UICC Y-172, Rhodotorula sp. UICC Y-214, Rhodotorula sp. UICC Y-226 dan Rh. mucilaginosa UICC Y-234 koleksi University of Indonesia Culture Collection (UICC) yang berasal dari Cagar Alam Pulau Rambut, Cagar Alam Muara Angke dan Teluk Jakarta. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, FMIPA UI, Depok, dan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor, dari Januari--Agustus 2008. Kurva pertumbuhan menunjukkan bahwa kelima strain khamir mencapai fase stasioner untuk pertumbuhan tetap biomassa pada waktu yang berbeda, yaitu Rh. mucilaginosa UICC Y-136 pada jam ke-96, Rhodotorula sp. UICC Y-172 pada jam ke-72, Rhodotorula sp. UICC Y-214 dan Rhodotorula sp. UICC Y-226 pada jam ke 120, dan Rh. mucilaginosa UICC Y-234 pada jam ke-48.
Hasil ekstraksi lipid dari keseluruhan sel menunjukkan strain khamir Rhodotorula sp. UICC Y-172 memiliki persentase lipid total tertinggi sebesar 22,82% dari berat biomassa keringnya (w/w) hasil ekstraksi tanpa alat Soxhlet dan dengan alat Soxhlet sebesar 3,55% (w/w). Kelas lipid dideteksi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Lipid yang terdapat pada kelima strain khamir, yaitu ergosterol, 1,2-diolein dan triolein. Lipid mono-olein dan 1,3-diolein tidak terdeteksi pada kelima strain khamir. Komposisi asam lemak khamir dideteksi dengan Kromatografi gas-cair (KGC). Komposisi asam lemak khamir pada Rh. mucilaginosa UICC Y-136 adalah miristat 0,75%, palmitat 18,09%, stearat 0,20%, oleat 76,54%, dan linoleat 3,32%, pada Rhodotorula sp. UICC Y-172 adalah laurat 0,05%, miristat 0,65%, palmitat 19,67%, stearat 0,18%, oleat 74,87%, dan linoleat 3,57%, pada Rhodotorula sp. UICC Y-214 adalah laurat 0,10%, palmitat 22,37%, stearat 0,35%, oleat 73,79%, dan linoleat 2,47%, pada Rhodotorula sp. UICC Y-226 adalah laurat 0,14%, miristat 0,65%, palmitat 24,34%, stearat 0,19%, oleat 66,50%, dan linoleat 5,50%, dan pada Rh. mucilaginosa UICC Y-234 adalah laurat 0,03%, miristat 0,84%, palmitat 19,87%, stearat 0,30%, oleat 71,27%, dan linoleat 6,86%. Strain khamir Rhodotorula sp. UICC Y-172 dapat memproduksi asam linoleat tertinggi, yaitu sebesar 78,05 mg/l medium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etik Widawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S31322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Novita Anggraini
"Rhodotorula minuta merupakan salah satu khamir oleaginous yang dapat mengakumulasi lipid dengan komposisi asam lemak tertentu. Penelitian bertujuan untuk mengetahui persentase lipid total, kelas lipid, dan komposisi asam lemak dari Rh. minuta UICC Y-154, UICC Y-156, UICC Y- 161, UICC Y-206, dan UICC Y-227 dari Cagar Alam Pulau Rambut dan Cagar Alam Muara Angke. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, FMIPA-UI, Depok dan Laboratorium Bioproses Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor dari Januari hingga Agustus 2008. Kurva pertumbuhan menunjukkan bahwa kelima strain khamir memasuki fase stasioner untuk pemanenan biomassa pada waktu yang sama, yaitu pada jam ke-72.
Hasil ekstraksi tanpa alat Soxhlet dan dengan alat Soxhlet menunjukkan strain khamir Rh. minuta UICC Y-227 memiliki persentase lipid total tertinggi berturut-turut sebesar 18,62% dan 3,15% dari berat biomassa kering dibandingkan keempat strain khamir lainnya. Hasil analisis menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) memperlihatkan sampel lipid kelima strain khamir selalu menunjukkan adanya ergosterol, 1,2-diolein, dan triolein, sedangkan mono-olein dan 1,3-diolein tidak terdeteksi.
Hasil analisis komposisi asam lemak menggunakan kromatografi gas-cair (KGC) menunjukkan strain Rh. minuta UICC Y-154 mengandung asam laurat 0,14%, miristat 0,66%, palmitat 21,34%, stearat 0,19%, oleat 71,73%, dan linoleat 3,58%. Strain Rh. minuta UICC Y-156 mengandung asam laurat 0,04%, miristat 0,36%, palmitat 21,16%, stearat 0,14%, oleat 74,99%, dan linoleat 1,88%. Strain Rh. minuta UICC Y-161 mengandung asam miristat 0,70%, palmitat 22,89%, stearat 0,17%, oleat 71,83%, dan linoleat 3,38%. Strain Rh. minuta UICC Y-206 mengandung asam miristat 0,30%, palmitat 19,88%, stearat 0,16%, oleat 74,59%, dan linoleat 2,88%. Strain Rh. minuta UICC Y-227 mengandung asam miristat 0,49%, palmitat 19,05%, stearat 0,21%, oleat 75,61%, dan linoleat 3,21%. Strain khamir Rh. minuta UICC Y-227 menghasilkan asam linoleat tertinggi sebesar 74,65 mg/l dibandingkan keempat strain khamir lainnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Rahmi Hafsari
"ABSTRACT
Biological control of postharvest diseases of fruits and vegetables by
antagonistic microorganism seems increasingly promising to replace the use of synthetic fungicides which are subjected to some limitation due to development of fungicides-resistant strain of the pathogens and risk for consumers and the environment (Lima et al, 1999). Several species of yeast have been reported to reduce postharvest fungal decay on fruits. One of the antagonistic yeast that has been use as commercial biocontrol is Metchnikowia fructicola in Shemerm product (Vero et al., 2002) Yeast Rhodotomla has been studied for the postharvest biological
control various mould pathogens on various fruit (Castoria et al., 1997).
University of Indonesia Culture Collection (UICC) have Rhodotorula spp.
strains from plants of Cibodas Botanical Garden, and moulds from
postharvest decayed-tomatoes and plants. The ability of these yeast strains as biocontrol agents against has not been reported.
This thesis consists of two parts. Part 1 is entitled The antagonistic
Activity of Rhodotorula spp. from Cibodas Botanical Garden Against Tomato Plant Infected-Causing Moulds. Part 2 is entitled The Potential of Rhodotorula sp. UICC Y-381 as Biocontrol Agent of Aspergillus ochraoeus on Postharvest Tomatoes. The objectives of this research are to obtain a potential Rhodotorula sp. with antagonistic activity against tomato infected-causing moulds, and to obtain infoimation on the ability of Rhodotorula sp. UICC Y- 381 as a biocontrol agent in reducing the severity of decay by Aspergillus ochraceus. The research was carried out in Laboratory of Microbiology, Department of Biology, and Center of Excellence Indigenous Biological Resources-Genome Studies (CoE IBR-GS), Faculty of Mathematics and Natural Sciences, from July 2008-July 2009.
Yeast Malt Agar (YMA) was used for yeast growth medium, and Potato
Dextrose Agar (PDA) was used for maintenance of fungi. The media PDA and Potato Dextrose Agar (PDB) were used for antagonistic test.
Six strains of Rhodotorula spp. (Rhodotorula sp. UICC Y-318,
Rhodotorula sp. UICC Y-325, Rhodotorula sp. UICC Y-332, Rhodotorula sp. UICC Y-381, Rhodotomla sp. UICC Y-384, and Rhodotorula sp. UICC Y-386) were investigated as antagonistic yeasts against Aspergillus ochraceus D1.2.2.SSM3, A. terreus D2.2.MC, and Drechslera sp. D1.3.MC. The yeasts were obtained from plants of Cibodas Botanical Garden, and the moulds were obtained from decayed tomatoes and infected plants, belonging to the University of Indonesia Culture Collection (UICC). Antagonistic test by strip method was carried out by using
concentration of yeast cells at (1 .2-5.2) x 10° CFU/ml, and A. ochraceus
D1.2.2.SSM3 at 4.7 x 10? CFU/ml, A. terreus D2.2.Mc at 3.2 x 10° CFU/ml,
and Drechslera sp. D1.3.MC at 5.2 x 10? CFU/ml. Inoculation of the yeast
cells on PDA was carried out 4 hours earlier before inoculation of mould
spores on petri dishes. Results showed that highest percentage reduction of mould colonies was shown by Rhodotorula sp. UICC Y- 325 against
Drechslera sp. (28.12%-72.14%), followed by Rhodotorufa sp. UlCC Y-381 against A. ochraoeus (54.28%-72.46%), and Rhodotoruta sp. Y-318 against A. terreus (21.76% - 58.10%) during 6-day incubation.
Antagonistic test by co-culture method was carried out by using
concentration of yeast cells at (1 .58-5.59) x 10° CFU/ml, and Aspergillus ochraceus D1.2.2.SSM3 at 7 x 10? cFU/ml, A. terreus D2.2.MC at 1.5 x 10? CFU/ml. Inoculation of the yeast cells on PDB was carried out 8 hours earlier before inoculation of mould spores on broth medium. Results showed that highest percentage reduction of conidial heads and hyphal width was shown by Rhodotorula sp. UICC Y-381 against A. ochraceus (9.45% and 12.43%; 7.10% and 7.51 %, after 2- and 3-day incubation, respectively). Rhodotorula sp. UICC Y-332 reduced conidial heads of A. terreus (10.17% and 9.60% after 2- and 3-day incubation) but, was not able to reduce hyphal width of A. terreus. Microscopic observation by slide culture method on PDA showed that there was attachment of Rhodotorula spp. cells to the hyphae of Drechslera sp., however, Rhodotorula spp. UICC Y-386 attached more intensively and colonized the hyphae.
The ability of Rhodotorula sp. UICC Y-381, which was isolated from
plant leaves, as a biocontrol agent against postharvest tomato fruit decay- causing mould Aspergillus ochraceus D1 .2.2.SSM3 was evaluated. Observation was carried out for 15 days at 25°C - 27°C. Results showed that Rhodotorula sp. UICC Y-381 was able to reduce the severity of decay by A.ochraceus with 100% reduction until day-12, when compared to control. The synthetic fungicide Dithane M-45 at a concentration of 0.08% reduced the severity of decay to 100% until 15-day incubation."
2010
T29386
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>