Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9022 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tandan kosong kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). merupakan limbah dari proses pengolahan Elaeis guineensis yang berpotensi sebagai bahan pakan ternak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan Phanerochaete chrysosporium Burds.—biakan laboratorium Bioteknologi, BPPT, Serpong— dalam mendegradasi tandan kosong kelapa sawit. Penelitian bersifat eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Parameter hasil degradasi yang diamati adalah Neutral Detergent Fiber (NDF), Acid Detergent Fiber (ADF), lignin, aktivitas lignin peroksidase (LiP) dan mangan peroksidase (MnP). Fermentasi dilakukan dengan substrat padat secara still culture. Pengujian kadar NDF, ADF, lignin menggunakan metode Apriantono dkk. 1989 dan aktivitas enzim LiP serta MnP diuji menggunakan metode Fujian dkk. 2001 Hasil uji statistik anova dua faktor menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan pada kadar NDF, ADF, dan lignin (α=0,05). Hasil pengukuran kadar rata-rata NDF pada kelompok perlakuan dari minggu ke-0 sampai ke-4, secara berturut-turut, adalah 0,787 g; 0,778 g; 0,774 g; 0,766 g; dan 0,761 g. Penurunan kadar rata-rata NDF selama 4 minggu adalah 40,62%. Hasil pengukuran kadar rata-rata ADF pada kelompok perlakuan dari minggu ke-0 sampai ke-4, secara berturut-turut, adalah 0,572 g; 0,565 g; 0,439 g; 0,358 g; dan 0,327 g. Penurunan kadar rata-rata ADF selama 4 minggu adalah 42,531%. Hasil pengukuran kadar rata-rata lignin pada
kelompok perlakuan dari minggu ke-0 sampai ke-4, secara berturut-turut, adalah 0,154 g; 0,141 g; 0,113 g; 0,063 g; dan 0,053 g. Total penurunan kadar rata-rata lignin selama 4 minggu adalah 65,359%. Hasil aktivitas enzim LiP dan MnP (U/ml) yang dihasilkan dari minggu ke-1 sampai ke-4, masing-masing, adalah 48,9 dan 134,01; 77,59 dan 163,62 ; 82,15 dan 181,70; serta 82,77 dan 186,92."
Universitas Indonesia, 2007
S31460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutauruk, Joko Elias
"Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan salah satu biomasa yang sangat berpotensi digunakan sebagai sumber energi terbarukan. Selulosa merupakan salah satu komponen penyusun dari limbah TKKS. Komponen selulosa yang berasal dari TKKS sebesar 39,79%, yang diperoleh dari hasil pretreatment dengan menggunakan NaOH 10% (w/v). Selulosa menjadi bahan dasar reaksi konversi menjadi asam levulinat. Dalam reaksi konversi ini, proses degradasi selulosa berlangsung dengan reaksi menyerupai reaksi Fenton dengan adanya katalis Mn/ZSM-5 dalam media asam fosfat sehingga mampu mendegradasi selulosa menjadi unit monomer gula yang mudah larut dan menjadi selulosa dengan derajat polimerisasi (DP) yang lebih rendah.
Pada penelitian ini, selulosa yang digunakan dalam reaksi konversi berasal dari hasil pretreatment yang berbeda, yaitu berasal dari hasil delignifikasi dengan NaOH 10% (w/v) dan delignifikasi oksidatif dengan NaOCl 2% (v/v). Disamping itu, pada reaksi konversi, dilakukan juga variasi konsentrasi asam fosfat dan variasi pengaruh katalis Mn/ZSM-5. Diperoleh persen yield asam levulinat sebesar 28,08% dari hasil reaksi dengan menggunakan 0,1 g katalis Mn/ZM-5, 20 mL H3PO4 40%, dan 0,5 mL H2O2 30% dengan suhu reaksi ±100 oC selama 10 jam.

Empty Palm Oil Fruit Bunch (EPOFB) is one of the potential biomass that can be used as the source of renewable energy. Cellulose is one of the biomass components from EPOFB waste. The content of cellulose from EPOFB is 39,79% that obtained from alkali pretreatment using NaOH 10% (w/v). Cellulose is became the initial feedstock in conversion reaction to levulinic acid. In this process, the degradation of cellulose under a combination of heterogeneous Fenton-like reagent with catalyst Mn/ZSM-5 and phosporic acid media can effectively depolymerize cellulose to soluble sugars and partly degraded cellulose with much lower degree polymerization.
In this research, the cellulose that used was from different pretreatment, which are from delignification with NaOH 10% (w/v) and oxidative delignification with NaOCl 2% (v/v). Beside that, in this conversion reaction we did various of phosporic acid concentration and various effect of catalyst. From the reaction, the yield of levulinic acid achieved was 28.08 % with optimum reaction condition involved 0.1 g catalyst Mn/ZSM-5, 20 mL H3PO4 40%, and 0.5 mL H2O2 30% with temperature 100 oC for 10 h.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T44349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boya Nugraha
"Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) adalah suatu limbah padat
dari industh pengolahan minyak sawit. Komponen utama TKKS adalah
selulosa yang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pulp.
Pemanfaatan selulosa dari limbah TKKS terhalangi lignin yang berikatan
kuat dengan selulosa. Penggunaan bahan kimia untuk delignifikasi cukup
mahal dan menghasilkan limbah yang cukup beracun. Biodelignifikasi
merupakan upaya penerapan bioteknologi untuk mengurangi penggunaan
bahan-bahan kimia dalam pemanfaatan bahan mengandung lignoselulosa
dan untuk menangani masalah penumpukan limbah TKKS. Biodelignifikasi mempakan bagian dari proses biopulping dengan
menggunakan bantuan mikroorganisme, seperti fungi pelapuk putih (FPP)
yang mampu mendegradasi lignin.
Penelitlan Ini bertujuan memilih isolat FPP yang berasal dari limbah
organik perkebunan kelapa sawit yang memiliki potensl menghasilkan
enzim ligninolitik, menyuji kemampuan isolat FPP terpilih dalam
delignifikasi TKKS, serta menetapkan aktivitas enzim ligninolitiknya dalam
fermentasi substrat padat menggunakan TKKS.
Penelitlan yang dilakukan terdiri dari tiga tahap percobaan, yaitu
pertama, skrining isolat FPP penghasil enzim ligninolitik pada media yang
mengandung remazol brilliant blue R (PDA-RBBR) dan guaiakol (PDA-GU)
yang diinokulasi pada beberapa nilai pFI (2,5; 4,5; 6,5 dan 8,5) dan suhu
(26, 35, 40 °C). Kedua, penetapan aktivitas enzim ligninolitik pada
substrat padat TKKS, dan ketiga uji delignifikasi TKKS oleh isolat terpilih.
Hasil penelitlan menunjukkan bahwa isolat FPP A1, Volvaria
volvacea, dan Coprinus sp. mampu menghasilkan enzim-enzim
pendegradasi lignin, dengan aktivitas enzim tertinggi dimiliki oleh isolat V.
volvacea dan A1. Di antara Ganoderma lucidum, Pholiota sp. 2447, dan
Agraylie sp. 2446, isolat FPP yang dapat mendelignifikasi TKKS paling
balk, adalah G. lucidum. Aktivitas enzim lakase dan mangan peroksidase
tertinggi di antara isolat A1, y. volvacea, Coprinus sp., G. lucidum,
Pholiota sp. 2447, dan Agraylie sp. 2446, dimiliki oleh V. volvacea"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirah Syafitri Tiham
"Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah hasil pengolahan kelapa sawit yang mengandung lignoselulosa yang terdiri dari 55,75% selulosa, 28,93% hemiselulosa dan 15,32% lignin. Secara kimawi, selulosa terikat dengan hemiselulosa dan lignin sehingga diperlukan delignifikasi untuk memisahkan selulosa dari komponen lignoselulosa lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan α-selulosa dari TKKS melalui proses delignifikasi dengan DES (Deep Eutectic Solvent), mendapatkan informasi mengenai pengaruh pretreatment asam oksalat dan natrium hidroksida, penambahan air, dan penggunaan Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) pada proses delignifikasi. Pelarut DES pada penelitian ini menggunakan Hydrogen Bond Acceptor (HBA), yaitu; kolin klorida (ChCl) dan Hydrogen Bond Donor (HBD), yaitu asam laktat, urea, gliserol, dan asam oksalat yang dikombinasikan pada rasio molar HBA dan HBD 1:1, 1:2, dan 1:3. Analisis kuantitatif dilakukan dengan metode Wet Chemistry dan Chesson-Data. Identifikasi α-selulosa dilakukan dengan pengamatan organoleptis, analisis Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX), X-Ray Diffraction (XRD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar α-selulosa tertinggi, yaitu 89,16% diperoleh dari delignifikasi menggunakan ChCl:asam laktat (1:1) dengan penambahan air 15%. Waktu optimal pada penggunaan UAE adalah 30 menit dengan kadar α-selulosa 92,96%. α-selulosa yang dihasilkan berwarna kuning pucat dengan karakteristik yang mirip dengan standar sehingga TKKS berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai eksipien sediaan farmasi.

Oil Palm Empty Fruit Bunches (OPEFB) is a waste generated from palm oil processing that contains lignocellulosic biomass, which consists of 55.75% cellulose, 28.93% hemicellulose and 15.32% lignin. Chemically, cellulose is bound to hemicellulose and lignin so that delignification is needed to separate cellulose from other lignocellulosic components. This study aims to obtain α-cellulose from OPEFB through the delignification process of DES (Deep Eutectic Solvent), to find out information about the effect of oxalic acid and sodium hydroxide pretreatment, the addition of water, and the use of Ultrasound-Assisted Extraction (UAE). DES solvent in this study used Hydrogen Bond Acceptor (HBA) choline chloride and Hydrogen Bond Donor (HBD), namely lactic acid, urea, glycerol, and oxalic acid which would then be combined at 1:1, 1:2, and 1:3 molar ratios. Quantitative analysis of α-cellulose content was carried out using Wet Chemistry and Chesson-Data methods. Identification of α-cellulose by organoleptic observation, Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) and Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX) and X-Ray Diffraction (XRD) analysis. The results showed that the highest α-cellulose content, which was 89.16%, was obtained from delignification using ChCl:lactic acid (1:1) with 15% water. Furthermore, the optimal time for using UAE was 30 minutes with α-cellulose 92,96%. The resulting α-cellulose has yellow pale color. The identification results showed similar characteristics to the standard so that has the potential to be further developed as pharmaceutical excipients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
TELAAH 31:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Nathaniela
"Kurkumin adalah senyawa tautomerik berwarna kuning dengan berbagai aktivitas farmakologis. Kurkumin memiliki sifat fisikokimia yang kurang baik, yaitu bioavailibilitas dan kelarutan dalam air yang rendah. Oleh karena itu, kurkumin perlu didegradasi menjadi bentuk senyawa lain yang lebih stabil secara fisikokimia. Salah satu degradasi yang dapat dilakukan adalah degradasi secara enzimatis. Kurkumin merupakan senyawa yang dapat didegradasi oleh enzim peroksidase. Enzim peroksidase pada kapang Chaetomium globosum dan Phanerochaete chrysosporium mampu mengoksidasi Mn2+ seperti MnP dan senyawa non-fenolik potensial redoks tinggi seperti LiP. Parameter produksi kapang, seperti media dan waktu peremajaan serta kultivas dapat mempengaruhi aktivitas enzim peroksidase yang dihasilkan dalam mengoksidasi substrat kimia. Parameter optimum diharapkan dapat menghasilkan aktivitas degradasi kurkumin yang baik. Kapang Chaetomium globosum dan Phanerochaete chrysosporium >masing-masing dilakukan optimasi peremajaan dan kultivasi menggunakan komposisi media yang mengandung lignin, yaitu serbuk batang bambu kuning, daun nanas madu, dan tandan kosong kelapa sawit. Crude enzim peroksidase diuji aktivitasnya pada hari ke-7, 10, dan 14 dalam mengoksidasi MnSO4 dan veratril alkohol, serta dihitung bobot keringnya. Hasil optimasi menunjukkan bahwa peremajaan kedua kapang dilakukan selama lima hari. Kultivasi selama sepuluh hari . Bahan tambahan yang paling baik digunakan untuk pertumbuhan kapang Chaetomium globosum adalah serbuk batang bambu kuning dan kapang Phanerochaete chrysosporium adalah serbuk daun nanas madu. Kultivasi dilakukan kembali untuk memulai proses degradasi. Kromatogram kurkumin terbentuk pada waktu retensi 17 menit dengan parameter instrumen berupa fase gerak metanol : 0,3% larutan asam format (25:75), laju alir 0,3 ml/menit, dan panjang gelombang detektor sebesr 280 nm. Kurkumin yang terdegradasi oleh kapang Chaetomium globosum 178,795 danPhanerochaete chrysosporium tidak dapat dideteksi.

Curcumin is a yellow tautomeric compound that has many pharmacological activities. Curcumin has poor physicochemical properties, such as low bioavailability and water solubility. Therefore, curcumin degradation into another, more physiochemically stable substance is preferable. A degradation method available for use is enzymatic degradation. Curcumin is a substance that peroxidases can degrade. Peroxidase enzymes found on Chaetomium globosum and Phanerochaete chrysosporium molds can oxidize Mn2+, such as MnP, and high redox potential non-phenolic substrates, such as LiP. Mold production parameters, such as the culture media, waktu peremajaan and cultivation time, affect the produced peroxidase enzyme activity in oxidizing a chemical substrate. An optimum parameter is proposed to produce a superior curcumin degradation activity. In this study, Chaetomium globosum’s and Phanerochaete chrysosporium’s pre-cultivation and cultivation time were optimized using culture media that contain lignin, namely yellow bamboo stalk powder, pineapple leaf, and mpty fruit bunch. The oxidation activity of the crude peroxidase enzyme was tested on MnSO4 and veratryl alcohol on the seventh, tenth, and 14th days. The results showed that the best pre-cultivation and cultivation times are five and ten days, respectively. The best cultivation media for Chaetomium globosum and Phanerochaete chrysosporium are yellow bamboo stalk powder and pineapple leaf. Cultivation was done further to start the degradation process. Curcumin chromatogram was obtained at a retention time of 17 minutes using 0.3% of methanol as the mobile phase, formic acid solution (25:75), a flow rate of 0.3 ml/minute, and a detector wavelength of 280 nm. The amount of curcumin degraded by the Chaetomium globosum and Phanerochaete chrysosporium molds were 178,795 and N.D. respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Sarro Ina Ita
"Masalah terbentuknya bunga dan buah abnormal pada klon kelapa sawit sampai saat ini belum terungkap dengan jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan genetik, pengelompokan antar genotipe normal dan abnormal, serta menetapkan pita DNA penciri untuk abnormalitas berdasarkan analisis RAPD. Bahan tanam yang dianalisis adalah Klon MK152, MK203, MK209dan MK 212 (berbuah normal /abnormal, dan berbunga jantan), serta Klon MK104 dan MK176 (berbuah normal Jan abnormal) berumur 5 tahun. Reaksi amplifikasi DNA menggunakan 15 primer acak. Kesamaan genetik dan pembuatan fenogram dilakukan dengan program NTSYS-pc. Tingkat kepercayaan UPGMA ditetapkan dengan analisis bootstrap menggunakan program WinBoot. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa primer OPC-09, SC10-I9, OPC-07 dan OPW-19 mampu membedakan genotipe normal dan abnormal dalam klon yang sama untuk ke enam klon yang diuji. Sedang primer lainnya hanya mampu menunjukkan perbedaan antar genotipe normal dan abnormal dalam beberapa klon saja. Kesamaan genetik antar genotipe yang diuji berkisar 0,47-0,96.. Kesamaan genetik antar genotipe normal lebih tinggi dibandingkan dengan antar genotipe abnormal atau antar normal dengan abnormal. Klon MK176 lebih stabil di daiam kultur dibandingkan dengan klon lainnya. UPGMA menunjukkan bahwa umumnya genotipe normal dan abnormal dalam klon yang sama berada dalam satu grup. Seluruh primer yang diuji belum mampu menghasilkan pita DNA penciri untuk abnormalitas.

The formation of flower and fruit abnormalities in oil palm still unclear. The aim of this study is to analyze the genetic similarities, grouping among normal and abnormal genotypes and to obtained a specific DNA band for abnormalities by RAPD analysis. Plant materials have been used i.e. MK152, MK203, MK209 dan Mk212 (normal / abnormal and male flowers), while clones MK104 and Mkl76 (normal and abnormal). Amplification of DNA samples have been done 15 random primers. Genetic similarities and phenogram were analyzed with NTSYS-pc. While UPGMA were analyzed by bootstrap with WinBoot program. The results showed that OPC-09, SCIO-19, OPC-07 and OPW-19 primers werer able to differentiate normal and abnormal genotype in the same clone for all of clones have been tested. While others primers were able to dfferentiate between normal and abnormal genotypes only in several clones. The genetic similarities of 16 genotypes 0,47-0,96. Genetic similarities between normal genotype is higher than the genetic similarities among abnormal or normal with abnormal. MKI76 clone more stable in culture compare with others clones. UPGMA showed that generally the genotype normal and abnormal within the same clone belong to the same group. All of the primers have been tested can not be able to give a specific DNA band as an abnormalities character."
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, 2006
SAIN-11-3-2006-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Heru Prasetyo
"Indonesia merupakan negara dengan produksi minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Produksi CPO (Crude Palm Oil) Indonesia pada tahun 2021 sebesar 46,8 juta ton dan diperkirakan akan terus meningkat di tahun selanjutnya. Di sisi lain, Pemerintah menerbitkan Inpres Nomor 8 Tahun 2018, mengenai pelaksanaan penundaan perizinan perkebunan kelapa sawit (moratorium) dan peningkatan produktifitas kelapa sawit. Salah satu cara untuk meningkatkan produktifitas kelapa sawit di tengah-tengah kebijakan moratorium lahan yaitu dengan peremajaan (replanting). Keberhasilan dalam proses peremajaan kelapa sawit tidak terlepas dari penggunaan alat berat excavator untuk proses penumbangan sampai pencacahan (chipping) pohon kelapa sawit. Salah satu model excavator yang yang diageni oleh PT United Tractors yang digunakan untuk pekerjaan chipping kelapa sawit adalah Komatsu PC200-10M0 CE. Di sisi lain, PT Karya Terang Utama yang merupakan salah satu pelanggan PT United Tractors mempunyai unit Komatsu PC200-10M0 CE yang berdasarkan data logistik produktifitas masih di bawah target yang ingin dicapai, sehingga perlu dilakukan evaluasi untuk performanya. Performa yang dievaluasi yaitu produktifitas, fuel consumption, dan fuel ratio. Pengambilan data performa dilakukan secara langsung di lapangan, dimana unit akan beroperasi selama 1 jam, kemudian akan dicatat hasil produktifitas berupa jumlah batang kelapa sawit yang dapat dicacah dan fuel consumption. Untuk fuel ratio didapatkan dari perbandingan antara fuel consumption dengan produktifitas. Dari hasil pengetesan di lapangan, didapatkan hasil rata-rata produktifitas sebesar 16,94 pohon/jam, fuel consumption sebesar 19,63 liter/jam, dan fuel ratio 1,16 liter/pohon. Terbukti bahwa memang produktifitas masih di bawah dari target yang ingin dicapai, yaitu 18 pohon/jam. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan produktitas untuk mendapatkan hasil sesuai target yang diinginkan. Peningkatan produktifitas dilakukan dengan cara memperbaiki metode chipping dengan penggunaan sudut chipping 450 – 600 dan perubahan desain bucket yang dibuat lebih melengkung di bagian ujungnya. Dari hasil perbaikan yang telah dilakukan, didapatkan hasil produktifitas dapat meningkat sebesar 11,1% menjadi 18,82 batang/jam, dengan fuel consumption yang relatif tidak ada perubahan maka unit lebih efisien 9,6% dibandingkan pada kondisi sebelumnya. Peningkatan produktifitas ini dapat berpotensi meningkatkan profit bagi pengguna alat sebesar 28,57%, dapat menyelesaikan kontrak pekerjaan 1 bulan lebih cepat, dan bagi distributor dan produsen alat dapat meningkatkan brand image dan penjualan unit excavator merek Komatsu di sektor perkebunan. Dalam proyek ini aspek-aspek keinsinyuran telah diterapkan sebaik mungkin baik dari sisi kompetensi professional, prinsip dasar kode etik serta keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan hidup (K3L).

Indonesia is a country with the largest palm oil production in the world. Indonesia's CPO (Crude Palm Oil) production in 2021 is 46.8 million tons and is expected to continue to increase in the following year. On the other hand, the Government issued Presidential Instruction Number 8 of 2018, regarding the implementation of the suspension of oil palm plantation permits and increasing the productivity of palm oil. One of the way to increase the productivity of oil palm in the land moratorium policy is by replanting. Success in the process of replanting oil palm cannot be separated from the use of excavators for the felling process to the chipping of oil palm trees. One of the excavator models that is distributed by PT United Tractors that is used for oil palm chipping work is the Komatsu PC200-10M0 CE. On the other hand, PT Karya Terang Utama, a customer of PT United Tractors, has a Komatsu PC200-10M0 CE unit, which is based on logistical data, productivity is still below the target to be achieved, so it is necessary to evaluate its performance. The performance evaluated is productivity, fuel consumption, and fuel ratio. Performance data collection is carried out directly in the field, where the unit will operated for 1 hour, then productivity results will be recorded in the form of the number of palm stems that can be chipped and the fuel consumption. The fuel ratio is obtained from the ratio between fuel consumption and productivity. From the results of field testing, the average productivity was 16.94 trees/hour, fuel consumption was 19.63 liters/hour, and fuel ratio was 1.16 liters/tree. It is proven that productivity is still below the target to be achieved, namely 18 trees/hour. Therefore it is necessary to increase productivity to get results according to the desired target. Productivity was increased by improving the chipping method by using a chipping angle of 450 – 600 and changing the bucket design which was made more curved at the edges. From the results of the improvements that have been made, the productivity results can increase by 11.1% to 18.82 trees/hour, with relatively no change in fuel consumption, the unit is 9.6% more efficient than in the previous condition. This increase in productivity has the potential to increase profits for users by 28.57%, can complete 1 month work contracts faster, and for distributors and equipment manufacturers can increase brand image and sales of Komatsu brand excavator units in the plantation sector. In this project engineering aspects have been implemented as well as possible both in terms of professional competence, basic principles of code of ethics and security, safety, health and environment (K3L).

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawati Widyapratami
"Demi mengurangi timbulan limbah padat dari pabrik kelapa sawit maka dilakukanlah pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai bahan baku pupuk organik. Komponen utama TKKS adalah 45-50% selulosa, 25-35% hemiselulosa dan lignin, sehingga limbah ini disebut sebagai limbah lignoselulosa(Deraman, 1993;Darnoko, 1993). TKKS yang digunakan sebagai bahan baku kompos pada penelitian ini memiliki kandungan C-organik sebesar 56,49%, N-total sebesar 0,34 %, dan rasio C:N sebesar 165,15 : 1. Metode pengomposan alami membutuhkan waktu yang lama, lahan yang luas, dan bergantung dengan musim. Maka pada penelitian ini dilakukan dekomposisi cara cepat dengan proses hidrolisis enzimatik dan dilanjutkan dengan hidrolisis pada suhu yang lebih tinggi yaitu 100 oC atau 121oC. Enzim selulase ditambahkan pada proses hidrolisis enzimatik kemudian dilanjutkan dengan hidrolisis pada suhu yang lebih tinggi. Suhu optimum inkubasi proses enzimatik adalah pada suhu 60oC dan konsentrasi enzim optimum adalah 4% dari berat substrat. Dekomposisi dalam waktu 4 hari menghasilkan nilai pH berkisar 6-8, kadar air berkisar antara 70-80%, penurunan nilai C-Organik dari nilai bahan sebesar 56,49% menjadi 53-49%, peningkatan nilai N-Total dari nilai bahan sebesar 0,34% menjadi 0,4-0,9%, dan penurunan rasio C:N dari 165:1 untuk bahan menjadi (84-58):1. Karena hasil tersebut belum memenuhi standar SNI 19-7030-2004 tentang spesifikasi kompos dari sampah organik domestik, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan agar kompos TKKS dapat diaplikasikan pada Perkebunan Kelapa Sawit (PKS).

For reducing the generation of solid waste from palm oil mill, Empty Fruit Bunches (EFB) of palm oil utilized as a raw material of organic fertilizer. The component of EFB is 45-50% cellulose, 25-35% hemicellulose and lignin, so it called as lignocellulosic waste (Deraman, 1993; Darnoko, 1993). EFB which used as raw material for composting in this study have a C-organic content of 56.49%, N-total of 0.34%, and C: N ratio of 165.15: 1. Natural composting methods require a long time, large area and depend on the weather. In this research performed decomposition in rapid way with enzymatic hydrolysis process, followed by hydrolysis at a higher temperature of 100oC or 121oC. Cellulase enzyme added to the enzymatic hydrolysis process was followed by hydrolysis at higher temperatures. The optimum incubation temperature of the enzymatic process is at a temperature of 60oC and optimum enzyme concentration was 4% by weight of the substrate. Decomposition within 4 days, produce a pH range 6-8, the water content ranged between 70-80% decreased of C - Organic material value from 56.49 % to 53-49% , increase in the value of N - total from 0.34% for material value become 0.4-0.9%, and decreased C: N ratio of 165:1 for the material become (84-58): 1. Since these results does not meet the standard specifications SNI 19-7030-2004 about compost from domestic organic waste, it is necessary to further research for EFB decomposition can be applied on Oil Palm Plantation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S139
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>