Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Sumanto
"Penelitian mengenai sifat-sifat penempelan teritip (Balanus amphitrite) dan kerang hijau (Mytilus viridis) pada bambu percobaan di perairan Gelanggang Samudera Ancol, Teluk Jakarta, dilakukan dari tanggal 20 Februari 1984 sampai dengan 2 April 1984. Teritip dan kerang hijau dikenal sebagi biota pengotor (fouling organism) di laut. Biota ini dapat ditemukan hampir pada semua benda yang terendam di bawah permukaan air laut di Teluk Jakarta.
Hasil yang diperoleh selama penelitian menunjukkan bahwa penempelan teritip dan kerang hijau pada panel bambu tiap minggu terjadi dengan kepadatan yang berbeda-beda. Hasil uji Anava dan Kruskal Wallis menunjukkan bahwa faktor kedalaman mempunyai pengaruh yang nyata terhadap bertambahnya penempelan teritip dan kerang hiaju. Dari hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa faktor kedalaman tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan teririp dan kerang hijau. Sedangkan dari hasil uji Koefisien Korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan teritip dan kerang hijau menunjukkan bahwa antara teritip dan kerang hijau terjadi persaingan ruang tempat hidup."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adam Nur Rahman
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai hubungan kuantitatif antara jumlah larva dengan kelimpahan teritip Balanus amphitrite di Saluran Air Masuk PLTU Suralaya Tahun 2008--2009. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui Jumlah larva, kepadatan/kelimpahan dan hubungan kuantitatifnya selama 1 tahun yang dimulai dari bulan April 2008 -- Maret 2009. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak satu kali dalam 1 bulan dengan jumlah sampel sebanyak 121 sampel larva dan 11 sampel teritip yang berasal dari pelat besi. Sampel yang di dapat di dihitung dan di analisis secara manual pencacahan dan mencari hubungan keduanya menggunakan korelasi Spearman. Pengambilan sampel larva dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan menggunakan botol Nansen dan dua kali pengulangan dengan Plankton-net dengan kedalaman yang berbeda 1 m, 3 m dan 6 m , sedangkan pengambilan sampel teritip dilakukan sebanyak satu kali setiap bulan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif rs = 0,709 antara jumlah larva dengan kelimpahan teritip Balanus amphitrite . Jumlah larva dan kelimpahan teritip terbesar terjadi pada bulan September dan terkecil pada bulan Juli. Jumlah larva terbesar mencapai 336300 individu/m3 sedangkan kelimpahan terbesar mencapai 1088 individu/m2 pada pelat A dan 624 individu/m2 pada pelat B.

ABSTRAK
An investigation on the quantitative relationship between the amount of the abundance of barnacle larvae Balanus amphitrite in Suralaya Sign Waterways Year 2008 2009. The study aims to find out the number of larvae, the density abundance and its quantitative relationship for one year starting in April 2008 March 2009. Sampling was conducted once a month with a total sample of 121 samples and 11 samples of barnacle larvae originating from the metal plate. In the sample can be calculated and analyzed manually enumeration and find their relationship using Spearman correlation. Larval sampling were conducted three times repetition using Nansen bottles and two repetitions with the Plankton net with a different depth 1 m, 3 m and 6 m , whereas barnacle sampling conducted once every month. The results showed a positive relationship rs 0.709 between the abundance of barnacle larvae Balanus amphitrite . The number and abundance of barnacle larvae in September, biggest and smallest in July. The largest number of larvae reached 336300 individu m3 while achieving the greatest abundance 1088 individu m2 on the plate A and 624 individu m2 on the plate B."
2010
S686700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulki Irsyad
"ABSTRAK
Kerang hijau {Pema viridis L.) merupakan salah satu biota laut yang bersifat filter feeder, yaitu biota laut yang mengkonsumsi makanannya dengan cara menyaring partikel-partikel planktonis yang terdapat di dalam air. Partikel-partikel yang disarjng ini dapat berupa zooplankton kecil,
fitoplankton dan suspensi dari bahan-bahan organik yang melayang-layang di perairan, termasuk limbah logam berat seperti Pb, Cd, Cu dan Zn yang terlarut dalam suatu perairan, misalnya pada perairan Muara Angke dan Pantai Festival Ancol. Hal tersebut akan menyebabkan kerang hijau dapat mengakumulasi dan melakukan proses biomagnifikasi logam berat di dalam tubuhnya. Konsentrasi logam berat yang berada pada kerang hijau ini dapat diketahui dengan pengukuran menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom
(AAS). Hubungan antara panjang ukuran tubuh kerang hijau dengan konsentrasi logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn pada penelitian yang dilakukan ini menunjukkan bahwa pada logam Pb dan Cd memiliki korelasi negatif, sedangkan logam Cu dan Zn memiliki korelasi positif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Indro Buwono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39446
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikin Fathoniah
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelimpahan mikroplastik pada kerang hijau Perna viridis berbagai ukuran, mengetahui organ tubuh kerang hijau yang paling banyak menyimpan mikroplastik, serta mengetahui korelasi antara kelimpahan mikroplastik pada kerang hijau, air, dan sedimen. Sampel kerang hijau, air, dan sedimen diambil dari 3 stasiun berbeda dengan jarak masing-masing sekitar 500 m. Analisis kelimpahan mikroplastik dilakukan dengan cara mengisolasi mikroplastik pada setiap sampel. Isolasi pada sampel kerang dilakukan dengan melarutkan kerang di dalam larutan HNO3 65, sementara sampel air dan sedimen dilakukan dengan cara pemisahan berdasarkan ukuran dan massa jenis dengan perendaman dalam larutan NaCl jenuh.
Hasil yang didapatkan, yaitu rata-rata kelimpahan mikroplastik pada kerang hijau ukuran 3, 6, dan 9 cm, yaitu 5,35; 24,99; dan 39,00 partikel/gram. Mikroplastik kelompok fiber dominan pada sampel kerang. Rata-rata kelimpahan mikroplastik di air dan sedimen, yaitu 13,15 partikel/L air laut dan 0,92 partikel/g sedimen kering. Mikroplastik kelompok film dominan pada sampel air dan sedimen. Sementara, kelompok pelet tidak ditemukan pada ketiga sampel. Terdapat korelasi antara kelimpahan mikroplastik dengan ukuran cangkang kerang, maupun dengan kelimpahan mikroplastik kelompok film dan fiber pada air dan sedimen.

Research on abundance of microplastic in green mussel Perna viridis, water and sediments in Kamal Muara, North Jakarta has been done. The research determined the abundance of microplastic in green mussel of various sizes, the organ of the green mussels most storey microplastic, and the correlation between abundance of microplastic in green mussel, water, and sediment. Samples of green mussel, water and sediments were taken from 3 different stations with a distance of about 500 meters each. Analysis of abundance of microplastic was done by isolating microplastic in each sample. The isolation of the green mussel samples was done by dissolving the mussels in the HNO3 solution, while the water and sediment samples were performed by separation by size and density by immersion in a saturated NaCl solution.
The results obtained were, on average, abundance of microplastic in green mussel size 3, 6, and 9 cm ie, 5.35 24.99 and 39,00 particles gram. Microplastic fiber was dominant in mussel sample. The average abundance of microplastic in water and sediment are 13.15 particles L of sea water and 0.92 particles gram of dry sediment. Microplastic film was dominant in water and sediment samples. Meanwhile, pellet was not found in all three samples. There was a correlation between abundance of microplastic with green mussel size, as well as with abundance of microplastic of film and fiber in water and sediment.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasqia Putri Soniansi
"Pada penelitian ini dilakukan simulasi pencemaran logam berat Seng (Zn) pada kerang hijau (Perna viridis). Proses bioakumulasi kerang hijau melalui jalur pakan dengan perunut radioaktif 65Zn. Pakan yang digunakan dengan diberikan kontaminasi logam seng yakni Botryococcus braunii. Proses Bioakumulasi dilakukan pada variasi suhu air laut 30, 31, dan 32°C. Setiap hari seluruh hewan percobaan dianalisis menggunakan spektrometer gamma untuk memperoleh data pengambilan kontaminan dari aktivitas 65Zn. Untuk mengurangi kandungan logam yang terdapat pada biota uji dilakukan metode depurasi.
Metode depurasi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengaliran air berulang dan perendaman asam. Pada metode perendaman asam digunakan asam asetat dengan variasi waktu selama 30 menit, 60 menit, 120 menit dan 180 menit serta variasi konsentrasi 0.025 %, 0,050%, 0,075%, dan 0,100 %. Setelah selesai, kemudian dilihat pengaruh metode depurasi terhadap kandungan pada protein Perna viridis dengan metode kjehdahl.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai ku yang didapat dari nilai faktor konsentrasi paparan ion logam Zn selama 7 hari yakni 0,17 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 30oC, 0,18 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 31oC dan 0,27 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 32°C. Sementara nilai ke untuk perlakuan depurasi dengan metode pengaliran air berulang didapatkan 0,10 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 30°C, 0,09 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 31°C, dan 0,07 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 32°C. Selanjutnya pada penelitian ini didapatkan nilai BAF sebesar 21,13 Bq/gram.hari untuk variasi suhu 30°C, 26,67 Bq/gram.hari untuk suhu 31°C, dan 61,67 Bq/gram.hari untuk suhu 32°C.

In this study a simulation of heavy metal zinc (Zn) ion contamination in green mussel (Perna viridis) was carried out. Bioaccumulation process of green mussel through food pathway using 65Zn radioactive tracer. Botryococcus braunii was used to be food of heavy metal zinc contamination. The bioaccumulation process is carried out at variations in sea water temperature 30, 31 and 32°C. Every day all green mussels were analyzed using a gamma spectrometer to obtain contaminant retrieval data from 65Zn activities. To reduce the metal content found in the test biota, needs depuration method.
The depuration method used in this study is a method of repetitive water flow recirculating depuration and using acid. The acid method uses acetic acid with a variation of time is 30 minutes, 60 minutes, 120 minutes and 180 minutes and variations in concentration of acetic acid 0.025%, 0.050%, 0.075%, and 0.100%. After that, the effect of the depuration method on green mussels was analyzed by kjehdahl method.
Based on the results, uptake value (ku) obtained from metal ion Zn exposure during 7 days is 0.17 Bq /gram.day for 30oC sea water temperature variation, 0.18 Bq/gram.day for 31oC sea water temperature variation, 27 Bq/gram.days for 32°C sea water temperature variations. While the depuration value (ke) treatment with water flow method is obtained 0.10 Bq/gram.days for variations in sea water temperature of 30oC, 0.09 Bq/gram.days for variations in sea water temperature of 31°C, and 0.07 Bq/gram.days for 32°C sea water temperature variations. Furthermore, in this study the BAF value was 21.13 Bq/gram.days for temperature variations of 30°C, 26.67 Bq/gram.days for 31°C, and 61.67 Bq/gram.days for 32°C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudis Ananda Putra
"ABSTRAK
Katalis dibentuk dengan cara metode impregnasi KCl terhadap cangkang kerang hijau yang kemudian akan di karakterisasi dengan alat instrumen seperti FTIR, XRD,FESEM, dan EDAX. seperti pada data FTIR yang dimana terdapat adanya serapan pada bilangan gelombang sebesar sekitar 900 cm-1 masing-masing puncak dihasilkan dari vibrasi ulur C-O tunggal. Terdapat perlakuan dekomposisi termal menyebabkan vibrasi C=O menjadi hilang sesuai dengan reaksi transformasi CaCO3 menjadi CaO. Selain itu juga dengan alat XRD terdapat puncak pada sudut 2 sebesar 33.33o dengan ukuran partikel 41.57 nm menandakan sudut CaCO3 dan setelah di lakukan proses kalsinasi terdapat puncak pada 2 sebesar 37.45o dengan ukuran partikel 29.81 nm ini menandakan sudut dari CaO. Dan ditandai juga dengan data EDAX terdapatnya persen rata-rata berat unsur Ca 48.79 ; O 27.34 ;Cl 11.56 dan K 12.31. Selanjutnya katalis ini digunakan untuk proses sintesis kimia organik melalaui reaksi kondensasi Knoevenagel antara benzaldehid dengan etil asetoasetat didapatkan keadaan optimum dengan persen yield sebesar 74.1 dengan suhu reaksi sebesar 60oC dan waktu reaksi selama 90 menit. senyawa hasil sintesis diidentifikasi menggunakan spektroskopi FTIR dan GC-MS.

ABSTRACT
Catalysts in the form of impregnation method KCl against green shells that would then be in characterization with instruments such as FTIR, XRD, FESEM, and EDAX. As in the FTIR data in which there is an absorption at a wave number of about 900 cm 1 each peak is produced from a single C O vibration. There is a thermal decomposition treatment causing the vibration C O to disappear in accordance with the transformation reaction of CaCO3 to CaO. Also with XRD tool there is a peak at 2 angle of 33.33o with a particle size of 41.57 nm indicating the angle of CaCO3 and after doing the calcination process there is a peak at 2 of 37.45o with a particle size of 29.81 nm this indicates the angle of CaO. And also marked with EDAX data in the presence of percentage mean weight of Ca element 48.79 O 27.34 Cl 11.56 and K 12.31 . Furthermore, this catalyst is used for organic chemical synthesis process through Knoevenagel condensation reaction between benzaldehid with ethyl acetoacetate obtained optimum condition with yield percentage of 74.1 with reaction temperature of 60oC and reaction time for 90 minutes. the synthesis compounds were identified using FTIR and GC MS spectroscopy."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inang Fitri Maulina
"Isu pencemaran plastik di lautan semakin tahun semakin bertambah. Ditambah adanya kenaikan suhu dan peningkatan radiasi Ultra Violet (UV) dapat menyebabkan plastik terdegradasi di lautan. Fenomena ini dapat berdampak besar pada seluruh rantai makanan perairan, mulai dari produsen primer hingga predator tingkat tinggi, yang pada akhirnya mengancam kesehatan dan keanekaragaman hayati ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan mikroplastik di Laut Eretan Indramayu serta mempelajari bioakumulasi mikroplastik pada Perna viridis. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Laut Eretan telah tercemar oleh mikroplastik dibuktikan dengan ditemukannya mikroplastik berjenis Polyethylene Terephthalate (PET) berbentuk fiber, granule, dan fragment dengan rata-rata kelimpahan pada sampel air laut sebesar 733 partikel/L air laut, sampel sedimen sebesar 1200 partikel/kg sedimen, dan sampel biota sebesar 623,8 partikel/kg biota. Hasil penelitian bioakumulasi menunjukan nilai Bioconcentration Factor (BCF) P. viridis pada beda salinitas sebesar 14,96 - 30.91 mL.g-1, dengan waktu paruh (t1/2) 7,53 - 14,96 hari. Kemudian pada P. viridis variasi beda bobot didapatkan nilai BCF sebesar 12,82 – 16,85 mL.g-1, dengan t1/2 sebesar 7-15 hari. Mikroplastik terdistribusi pada bagian mantel, insang dan bagian pencernaan P. viridi.

The issue of plastic pollution in the ocean is increasing every year. In addition, rising temperatures and increased Ultra Violet (UV) radiation can cause plastics to degrade in the ocean. This phenomenon can have a major impact on the entire aquatic food chain, from primary producers to higher-level predators, ultimately threatening the health and biodiversity of the ecosystem. This research aims to analyze the abundance of microplastics in the Eretan Sea of Indramayu and study the bioaccumulation of microplastics in Perna viridis. The results showed that the Eretan Sea has been polluted by microplastics as evidenced by the discovery of Polyethylene Terephthalate (PET) type microplastics in the form of fiber, granule, and fragment with an average abundance in seawater samples of 733 particles/L seawater, sediment samples of 1200 particles/kg sediment, and biota samples of 623.8 particles/kg biota. The results of bioaccumulation research show the Bioconcentration Factor (BCF) value of P. viridis at different salinities of 14.96 - 30.91 mL.g-1, with a half-life (t1/2) of 7.53 - 14.96 days. Then in P. viridis the variation of different weights obtained BCF values of 12.82 - 16.85 mL.g-1, with t1/2 of 7-15 days. Microplastics are distributed in the mantle, gills and digestive parts of P. viridis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian kadar PAH dalam kerang hijau (Perna viridis L) dari Pasar Cilincing, Jakarta Utara telah dilakukan pada bulan Juni 2010. penelitian bertujuan untuk mengukur kadar total PAH, kadar individu senyawa PAH dan mengidentifikasi sumber asal kontaminasi PAH yang terdapat dalam kerang. Kadar PAH diukur menggunakan alat Gas Kromatografi dan identifikasi sumber kontaminasi PAH dengan metode diagnosa rasio. Hasil pengukuran kadar total PAH dalam daging kerang hijau (Perna viridis L.) berkisar antara 121,64 – 426,52 ug/g bobot kering (bk) dengan rataan total sebesar 273,90 ug/g bk. Kelimpahan terbesar kadar individu senyawa PAH pada kerang hijau yaitu benzo(a)pirena (BaP), di benzo(ah)antrasena (DBA), dan amtrasena (Ant). Sumber senyawa PAH dalam kerang hijau berdasarkan hasil analisis diagnosa rasio berasal dari proses pembakaran tidak sempurna (combustion mixture) bahan organik seperti kayu, bahan bakar kendaraan bermotor, kapal, dan industri. "
OLDI 37:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Fritania
"Studi bioakumulasi logam berat Zn dilakukan selama 7 hari pada kerang hijau yang berasal dari Muara Kamal. Selanjutnya dilakukan proses bioakumulasi melalui jalur air laut dan proses depurasi. Pada proses bioakumulasi dilakukan variasi salinitas dan konsentrasi Zn. Sedangkan, pada proses depurasi terdapat 2 metode yaitu metode laju alir air berulang dan perendaman asam sitrat. Proses bioakumulasi didapatkan salinitas optimum pada pada salinitas 29 dan konsentrasi Zn optimum pada konsentrasi 0,15 ppm dengan nilai Concentration Factor berturut-turut sebesar 38,07 mL/g dan 10,99 mL/g. Nilai konstanta laju pengambilan (ku) optimum pada variasi salinitas sebesar 4,3139 mL/g.hari dan pada variasi konsentrasi Zn sebesar 2,0489 mL/g.hari. Sedangkan, nilai konstanta laju pelepasan (ke) dari proses depurasi dengan metode pengaliran alir air berulang pada variasi salinitas adalah 6,3854 mL/g.hari dan variasi konsentrasi Zn adalah 7,4992 mL/g.hari.
Proses depurasi dengan metode perendaman asam sitrat pada kerang hijau yang berasal dari Muara Kamal dilakukan dengan variasi konsentrasi asam sitrat 0,025 %, 0,05 %, 0,075 % dan 0,1 % selama 30 menit, 60 menit, 120 menit dan 180 menit. Aktivitas 65Zn yang terdapat pada tubuh kerang hijau di analisis menggunakan alat instrumentasi Spektrometer Gamma. Ditentukan juga kadar protein pada kerang hijau sesudah proses depurasi dengan metode Kjeldahl. Metode ini diharapkan dapat mengurangi kadar logam berat Zn pada kerang hijau sehingga aman untuk dikonsumsi (keamanan pangan) dan dapat dipergunakan dalam skala rumah tangga dan restoran.

Bioaccumulation study of Zn heavy metal is carried out for 7 days on green mussels originated from Muara Kamal, then the bioaccumulation process is done through seawater pathway and depuration process. The bioaccumulation process is done throughout variations in salinity and Zn concentration. Meanwhile, the depuration process is done with 2 method which are circulating water flow and submersion of citric acid. The bioaccumulation process obtained optimal salinity at salinity 29 and optimal Zn concentration at a concentration of 0,15 ppm with Concentration Factor values 38,07 mL/g and 10,99 mL/g. The optimal value of the retrieval constant (ku) for the salinity variation is 4,3139 mL/g.days and for the Zn concentration variation is 2,0489 mL/g.days, where the release constant (ke) depuration process with the circulating water flow method for salinity variation is 6,3854 mL/g.days and variation in Zn concentration is 7,4992 mL/g.day.
Depuration process with submersion method using citric acid on green mussels originated from Muara Kamal is done with citric acid concentration variations of 0,025 %, 0,05 %, 0,075 % and 0,1 % for 30 minutes, 60 minutes, 120 minutes and 180 minutes. The 65Zn activity in the body of green mussels ares analyzed using Gamma Spectrometer instrumentation. Protein levels are also determined in the green mussels after the depuration process using the Kjeldahl method. This method is expected to reduce zinc levels in green mussels in order for green mussels to be safe for consumption (food safety) and can be used on a household and restaurant scale.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>