Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6475 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Patricia Novida
"Dewasa ini terapi radiasi merupakan salah satu cara pengobatan yang dipilih dalam menangani penyakit kanker. Hal ini disebabkan karena sifat sel kanker yang sensitif terhadap radiasi. Akan tetapi, di antara sel-sel darah, ternyata limfosit juga bersifat radiosensitif, sehingga penggunaan terapi radiasi pada penderita kanker dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada jumlah dan fungsi limfosit yang selanjutnya berpengaruh pada reaksi imunitas selular. Pada penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan reaksi imunitas selular secara in vitro dengan uji tranformasi limfosit terhadap stimulator PHA, serta penghitungan jumlah limfosit dan jumlah leukosit pada 30 orang penderita kanker payudara yang menjalani terapi radiasi. Pengamatan dilakukan sebelum penderita tersebut mandapat radiasi, dan selama terapi radiasi, yaitu setelah terapi radiasi berlangsung 2 minggu dengan dosis total 2000 rad, setelah terapi radiasi berlangsung 4 minggu dengan dosis total 4000 rad, dan setelah terapi radiasi berlangsung 5 minggu dengan dosis total 5000 rad. Dari hasil analisis varians pada a = 0,01 diperoleh kesimpulan bahwa dosis radiasi mempengaruhi indeks stimulasi, jumlah limfosit, serta jumlah leukosit penderita kenker payudara. Dari uji Newman-Keulspada a = 0,01 diketahui bahwa indeks stimulasi , jumlah limfosit, dan jumlah leukosit selama terapi radiasi berbeda nyata dibandingkan sebelum terapi radiasi. Dengan analisis korelasi didapatkan adanya korelasi negatif antara dosis radiasi dengan indeks stimulasi, jumlah limfosit, serta jumlahleukosit. Bentuk hubungan antara dosis radiasi dengan indeks stimulasi, jumlah limfosit, maupun jumlah leukosit adalah parabola, yang diperoleh dari analisis regresi. Setelah penyinaran berlangsung selama 5 minggu dengan dosis total 5000 rad, baik indeks stimulasi, jumlah limfosit, maupun jumlah leukosit cenderung meningkat kembali; walaupun demikian ternyata peningkatan tersebut tidak berbeda nyata dibandingkan setelah terapi radiasi berlangsung 4 minggu dengan dosis total 4000 rad, maupun setelah terapi radiasi berlangsung 2 minggu dengan dosis total 2000 rad."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Suciarti
"Trastuzumab adalah produk bioteknologi terbaru dalam pengobatan kanker payudara. Antibodi monoklonal ini bekerja langsung pada targetnya yaitu reseptor HER2 (Human Epidermal growth factor Receptor-2). Harga obat ini sangat mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pola pengobatan 61 data rekam medis pasien kanker payudara yang memiliki HER2+ di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta selama periode September 2003 hingga Maret 2006. Hasil dari uji chi-square menggunakan likelihood ratio menunjukkan bahwa ada hubungan antara penjamin biaya pengobatan terhadap jenis pengobatan (p< 0,05). Sedangkan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan jenis pengobatan (p>0,05). Hasil survei deskriptif menunjukkan bahwa kelompok usia 40 - 49 tahun memiliki persentase kanker payudara yang memiliki HER2+ terbesar (36,1 %), stadium yang tertinggi persentasenya adalah stadium IV (19,7 %), serta pasien yang mempunyai riwayat kanker keluarga adalah sebanyak 10 dari 17 pasien (58,82 %), sedangkan 44 pasien tidak diketahui datanya."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pentagamavunon-0 or [2,5-bis-(4-hydroxy-3-methoxy- benzylidene), was determined on its on its cytotoxicity,antiproliferative and antiangiogenesis effects in comparation to the effect of its analogue,curcumin(1,7-bis-(hydroxy-3-methoxyphenyl)-1,6 heptadiena-3,5-dion) againts 17-b-estradiol(E) induced human breast cancer cells T47D"
610 SKJ 19:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Berdasarkan laporan tahun 1999 Badan registrasi kanker ikatan ahli patologi Indonesia (BRK-IAPI) di Indonesia kanker payudara merupakan keganasan yang menduduki urutan kedua (19,18%) setelah kanker leher rahim....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Satrial Male
"ABSTRAK
Elektron biasanya digunakan untuk pengobatan kanker payudara sebagai dosis
tambahan. Pengukuran dosis yang diterima pasien pada rentang energi 6 MeV, 10
MeV dan 12 MeV dari kepala linac, lapangan aplikator 14 x 14 cm2, SSD 95 cm
disimulasikan. Dosis pada paru disimulasikan dengan sistem EGS monte carlo.
Distribusi dosis yang dikalkulasi dengan teknik monte carlo berbeda dengan hasil
TPS. Hal ini karena adanya koreksi dari densitas jaringan (inhomogenitas)
disekitar paru pada simulasi monte carlo sedangkan pada kalkulasi TPS ISIS tidak
memperhitungkan hal tersebut. Dosis 10% di paru hasil kalkulasi simulasi monte
carlo diperoleh pada kedalaman 4.22 cm sedangkan pada TPS 2.98 cm untuk
energi 6 MeV. Sedangkan untuk 10 MeV dan 12 MeV dosis 10% untuk simulasi
monte carlo dan TPS berutur-turut adalah 4.69 cm, 5.72 cm dan 5,79 cm dan 6.95
cm.

ABSTRACT
Treatment option by using electron beam is always done after surgery as booster
doses. Dose measurement in patient lung in energy range 6 MeV, 10 MeV and 12
MeV, filed size 14 x 14 cm2 and SSD 95 cm was simulated. The modelings in
Monte Carlo simulation are modeling treatment head and water phantom by using
BEAMnrc and DOSXYZnrc based on EGSnrc codes. The result from
measurement and simulation is diffrent because correction factors of
inhomogenity lung not included in the TPS ISIS. Depth Dose 10% in lung from
calculation with monte carlo simulation is 4.22 cm and TPS is 2.98 cm with
energy of 6 MeV. For energy of electron 10 MeV and 12 MeV, depth dose 10%
from simulation monte carlo and TPS 4.69 cm, 5.72 cm and 5,79 cm, 6.95 cm."
2012
T30854
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eliza Mansyur
"Penggunaan terapi radiasi pada penderita kanker serviks, selain dapat mematikan sel kanker ternyata juga dapat menyebabkan menurunnya respon imunitas selular, dan berkurangnya jumlah limfosit serta jumlah leukosit. Akibat menurunnya respon imunitas selular, kerentanan penderita terhadap cedera apa pun bertambah, kemampuan penyembuhan jaringan berkurang, dan mudah terkena infeksi bakteri. Penurunan respon imunitas selular dapat diketahui secara in vitro melalui uji transformasi limfosit terhadap ?phytohaemagglutinin? (PHA). Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian efek terapi radiasi terhadap respon imunitas selular yang dinyatakan dengan indeks stimulasi limfosit, jumlah limfosit, dan jumlah leukosit pada 30 orang penderita kanker serviks. Dengan anava, diperoleh kesimpulan bahwa terjadi penurunan respon imunitas selular, jumlah limfosit, dan jumlah leukosit selama terapi radiasi. Dari analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa ada korelasi negatif antara dosis radiasi dengan indeks stimulasi limfosit, jumlah limfosit, dan jumlah leukosit (p"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melania Meitty Parman
"Moos (1982; Moos & Schaefer, 1986 dalam Sarafino, 1998) mengajukan Teori Krisis, yang mendeskripsikan sebuah variasi dan faktor yang mempengaruhi anak menyesuaikan diri selama krisis, seperti pada saat memiliki sebuah penyakit. Ketiga faktor tersebut adalah fakior penyakit, faktor latar belakang pribadi, dan faktor lingkungan isik
dan sosiai. Ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi proses coping anak terhadap leukaemia yang dideritanya. Proses coping itu sendiri diawali dengan penilaian kognitif.
Sarafino (1998) mendifinisikan penilaian kognitif sebagai proses mental dimana anak menilai dua faktor, yaitu: apakah tuntutan mengancam kesejahleraan mereka dan sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi tuntutan situasi tersebut. Anak menilai apa
yang dipertaruhkan, apakah anak berada dalam bahaya atau tidak Hasil penilaian terhadap apa yang diperintahkan memampukan anak untuk melihat apakah transaksi tersebut berhubungan dengan kesejahteraan anak, tidak berbahaya atau memiliki implikasi yang positif dan slresful Sumber daya yang ada untuk memenuhi tuntutan lersebut. Evaluasi pilihan coping dan hambatannya dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya dalam situasi yang serupa, keyakinan umum tentang diri sendiri dan lingkungan, ketersediaan sumber daya yang
dimiliki oleh diri sendlri (kekuatan fisik atau kemampuan pemecahan masalah) dan sumber daya lingkungan (dukungan sosiai atau uang). (Wmbel, Benner & Lazams, 1981 dalam Goldberger & Breznitz, 1982) ยป
Leukemia adalah suatu keganasan sistem hematopoietic di dalam sumsum tulang yang berupa proliferasi tidak terkendali atau patologi sehingga sistem hematopoietic yang normal terdesak. (Moeslichan, 2002). Leukemia sering ditemukan pada anak berusia
kurang dan 15 tahun. (ACS, 1996; Lazio, 1987; Williams, 1990 dalam Saraiino, 1998)
Sama halnya dengan orang dewasa, leukemia menimbulkan stress pada anak-anak, tetapi anak-anak memiliki kemampuan dan tugas perkembangan yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan tingkat stressor yang sama, dan kemampuan kognitif dan bahasa untuk memahami leukemia yang berbeda dengan orang dewasa_ leukemia menjadi stressor yang sulit dipahami oleh anak, walaupun bukan berarti tidak mungkin.
Dengan keterbatasan kemampuannya, penilaian anak terhadap leukemia menjadi menarik untuk diteliti berbungan dengan proses penyesuaian diri mereka dengan leukemia itu sendiri.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang berusaha mendalami pandangan dan pengalaman subyektif anak dalam
menghadapi leukemia dan cara orang tua membantu anak menghadapi leukemia yang dideritanya. Wawancara dan observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, Subyek penelitian ini adalah empat orang anak penderita leukemia
yang menjalani perawatan jalan di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan orang tuanya,khususnya ibu (Dua orang anak perempuan dan dua orang anak laki-laki). Anak sedang menjalani pengobatan kemoterapi fase maintenance.Usia anak subyek penelitian berkisar
antara 9 - 12 tahun. Subyek dalam penelitian ini didiagnosa menderita leukemia pada usia antara 8 sampai 10 tahun. Pemilihan usia 9 - 12 tahun didasarkan pada kemampuan kognilif dan berbahasa anak yang memungkinkan dilakukannya wawancara.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non-probability sampling atau tidak semua anak yang termasuk dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Sampel diambil dengan teknik pengambilan sampel incidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian kognitif subyek tidak ditujukan kepada leukemia itu sendiri tetapi pada sesuatu yang terkait dengan leukemia. Subyek melakukan penelitian kognitif terhadap leukemia dalam kaitannya dengan prosedur medis
yang mereka pikir harus mereka lalui, disability yang disebabkan oleh leukemia, sensasi rasa sakit yang leukemia akibatkan dan keterbatasan kegiatan serta makanan-minuman yang dapat mereka nikmati. Subyek lebih memusatkan penilaian kognitif mereka pada
rasa sakit dan disability yang langsung mereka alami akibat leukemia dan tidak pada leukemia itu sendiri. Bila dibandingkan dengan leukemia, tampaknya prosedur medis yang terlibat dalam pengobatan leukemia menjadi suatu hal yang lebih stresful, lemtama BMA.
Dalam membantu anak menghadapi leukemia yang dideritanya, dan hasil
penelitian diketahui bahwa orang tua cenderung untuk lidak memberitahukan kepada anak tentang leukemia yang dideritanya, walaupun akhirnya sikap ini menimbulkan kesulitan
bagi orang tua sendiri dalam membantu anak menghadapi leukemianya.
Dengan hasil penelitian tersebut muncul suatu bahan diskusi tentang bagaimana anak dengan ketidakadaan penilaian kognitif terhadap leukemianya dapat menyesuaikan diri dengan leukemia itu sendiri, Hal ini kembali merujuk pada Teori Krisis yang menyataken bahwa proses coping diawali dengan penilaian kognitif, dimana salah satu
penilaian tersebut adalah penilaian terhadap leukemia yang diderita oleh anak Salah satu kemungkinan penyebab yang memampukan anak menyesuaikan diri terhadap
leukemianya adalah kemampuan kognitif anak juga yang masih lerbatas pada saat ini dan di sini, didukung oleh dukungan sosial yang mereka terima.
Dari hasil penelitian dan diskusi muncul beberapa saran praktis yang ditujukan untuk orang tua, tim medis dan rumah saklt Saran-saran tersebut secara umum diharapkan dapat memberi ide dalam membantu anak menghadapi leukemia yang dideritanya.
Saran metodlogis untuk penelitian lanjulan adalah dengan menambah metode penelitian dengan menggunakan inventori keprbadian dan metode pengambilan data dengan menggunakan hasil karya anak sehubungan dengan leukemia yang dideriianya.
"
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda
"ABSTRAK
Cachexia merupakan masalah yang umum dialami oleh pasien kanker stadium
lanjut. Studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dilakukan untuk
memperoleh gambaran tentang pengalaman cachexia pasien kanker stadium lanjut
dan keluarga yang merawat di RS Kanker Dharmais. Data studi diperoleh dari
lima partisipan pasien dan lima partisipan keluarga. Temuan memberikan
informasi rinci tentang pengalaman cachexia pada pasien kanker stadium lanjut
dan keluarga yang merawat dengan enam tema utama yang sama yaitu 1)
pengetahuan yang kurang tentang cachexia, 2) gangguan biopsikososial, 3)
perubahan pola makan, 4) perhatian perawat yang dirasakan kurang oleh pasien
dan keluarga, 5) kebutuhan akan pendidikan kesehatan dan 6) kebutuhan akan
peningkatan fasilitas kesehatan. Pada keluarga terdapat satu tema tambahan yaitu
terjadinya konflik dalam keluarga. Kemampuan dalam melakukan asuhan
keperawatan yang menyeluruh pada akhirnya akan meningkatan status nutrisi
pasien dan mengurangi konflik dalam keluarga.

Abstract
Cachexia is a common problem for cancer patient in end stage.
Phenomenologycal approach of qualitative study was conducted to get illustration
regarding experience of end stage cancer patient with cachexia and their families
who were involved during treatment in the Dharmais Cancer Hospital. Study
result gathered from five participants constituted of five patients and five families.
The current study showed detail information about experience of end stage cancer
patient with cachexia and their families within six main themes, namely : 1) lack
of knowledge about cachexia, 2) Biopsychosocial disturbances, 3) diet pattern
disturbances, 4) lack of attention from nurse, 5) in need of health education and 6)
in need of improvement of health facilities. Particularly within families member
there were additional main theme, namely : conflict in family. Abilities in
establishing holistic nursing care will lead to increase patient nutrition level and
decrease conflict within families."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30951
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>