Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162487 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuyu Mulyati
"ABSTRAK
Frekuensi denyut jantung jantan dan betina rata-rata 88 denyut/menit (x̅ = 88 denyut/menit), pada suhu kamar (x̅ = 25,97°C) dan kelembaban udara (x̅ = 62,17%). Berat badan jantan (x̅ = 50,32 gram) dan betina (x̅ = 68,747 gram). Jumlah eritrosit jantan (x̅ = 604.333 sel/mm3 darah) dan betina (x̅ = 571.633 sel/mm darah). Kadar hematokrit jantan (x̅ = 35,77$) dan betina (x̅ = 30,97^). Kadar hemoglobin jantan (x̅ = 15,27 gram/100 ml darah) dan betina (x̅ = 12,95 gram/100 ml darah).
Jumlah leukosit jantan (x̅ = 16.900 sel/mm darah) dan betina (x̅ = 14.283 sel/mm darah). Jumlah trombosit jantan (x̅ = 13 sel/40 lapangan penglihatan) dan betina (x̅ = 14 sel/40 lapangan penglihatan). Jumlah eritroplastid jantan (x̅ = 0,005% dari eritrosit) dan betina (x̅ = 0,028^ dari eritrosit). Limfosit merupakan jenis leukosit yang terbanyak jumlahnya. urutan berikutnya adalah heterofil, monosit, eosinofil dan basofil. Berdasarkan hasil analisis dengan uji korelasi jenjang Spearman pada α= 0,05, tidak terdapat korelasi antara berat badan dengan frekuensi denyut jantung, jumlah eritrosit, nilai hematokrit serta kadar hemoglobin pada B. melanostictus Schneider. Analisis dengan uji Mann-whitney pada α = 0,05, diperoleh frekuensi denyut jantung dan jumlah eritrosit pada B. melanostictus jantan tidak berbeda denqan betina. Sedangkan nilai hematokrit dan kadar hemoglobin jantan berbeda dengan betina."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firly Mariani
"Obat herbal atau jamu banyak digunakan masyarakat sebagai pengobatan alternatif yang bersifat empiris, satu diantaranya adalah untuk pengobatan asam urat. Penggunaan obat herbal untuk pemeliharaan kesehatan perlu didukung dengan pengujian ilmiah untuk menjamin keamanan penggunaannya, yaitu dengan mengamati gejala toksik yang mungkin terjadi pada hewan uji dengan penggunaan dalam jangka waktu yang lama. Pada penelitian ini jamu teh celup asam urat diberikan setiap hari secara oral selama 90 hari untuk mengetahui pengaruh hematologis dan histologis tikus putih jantan galur Sprague Dawley. Tikus dibagi dalam tiga kelompok dosis uji yaitu berturut-turut 1800, 3600, 7200 mg/kg bb dan satu kelompok kontrol dan masing-masing terdiri atas 10 ekor tikus. Pemeriksaan jumlah sel darah merah, sel darah putih, trombosit dan kadar hemoglobin dilakukan pada hari ke-0,45, dan 91 sedangkan pembedahan organ paru untuk pemeriksaan histologi dilakukan pada hari ke-91. Penilaian hematologis dapat dilihat dari uji statistik (ANAVA) 1 arah, sedangkan penilaian kondisi paru didasarkan hasil pengamatan secara mikroskopik. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian sediaan jamu tidak berpengaruh terhadap hematologi (p > 0,05) dan histologi paru.
Many people in Indonesia using herbal or Traditional medicine as an empirical alternative medication, one of them is for hyperuricemia therapy. The use of herbal medicine for maintaining need support by scientific research to ensure the safety, among others by conducting a toxicity testing to observe whether toxic symptom occurred in a long period usage in experimental animal. In this research a herbal tea for curing hyperuricemia was given orally for 90 days to observe the influence on hematology and lung histology of the male albino rats Sprague Dawley. The experimental rats were divided into three group of dosages viz 1800, 3600, and 7200 mg/kg body weight and one group of control. Each group consisting of 10 mice. The measuring of hemoglobin concentration and enumeration the number of red blood cells, white blood cells, and platelet were carried out on day-0, day-45th, and day-91st, while histology examination of the lung was done on day-91st. The hematological assessment could be seen from One Way ANOVA statistic test, whereas the lung condition assessment based on the result from microscopic observation. The experimental result showed that there was no sign of influence in experimental rats hematology (p>0,05) and lung histology."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Riany
"Latar Belakang: Penyalahgunaan narkotika dapat mempengaruhi kesehatan secara umum, baik akibat penggunaan narkotika itu sendiri, maupun karena kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan pola makan yang kurang baik. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi hematologi dan kimia darah pengguna narkotika.
Tujuan: Memperoleh data kondisi hematologi dan kimia darah pada pengguna narkotika yang direhabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional, Lido, Jawa Barat.
Metode: Studi dengan data sekunder.
Hasil: 38,55% residen memiliki nilai eritrosit dibawah normal; nilai hemoglobin dibawah normal (24,58%); nilai hematokrit dibawah normal (20,11%); nilai LED 1 jam diatas normal (28,49%); nilai leukosit diatas normal (20,67%); nilai segmen diatas normal (12,29%); nilai segmen dibawah normal (7,26%); nilai limfosit diatas normal (16,20%); nilai eosinofil dibawah normal (18,45%); nilai SGOT/AST diatas normal (6,14%); nilai SGPT/ALT diatas normal (12,30%); nilai kreatinin diatas normal (11,17%).
Kesimpulan: Sejumlah residen menunjukkan hasil diluar batas normal pada pemeriksaan hematologi dan kimia darah.

Background: Systemic disorders have been found in most of drug users, as the result of drug abuse and some unhealthy lifestyle habits such as tobacco smoking, alcohol comsumption, and poor dietary habit. Such conditions may bring bad effects not only to the quality, but also the quantity of the hematology and blood chemistry of the users.
Objective: To obtain datas related to the hematology and chemistry blood condition among drug users treated in Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional, Lido, West Java.
Method: Study based on secondary data.
Results: Low red blood cell counts (38,55%), low hemoglobin counts (24,58%), low hematocrit levels (20,11%), high erythrocyte sedimentation rate levels (28,49%), high white blood cell counts (20,67%), high neutrophil counts (12,29%), low neutrophil counts (7,26%), high lymphocyte counts (16,20%), low eosinophil counts (18,45%), high AST levels (6,14%), high ALT levels (12,30%), high creatinine levels (11,17%).
Conclusion: A number of residents show abnormalities in hematology and blood chemistry tests.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrida Hanum
"Kunjungan anak-anak yang memiliki berbagai keluhan kesehatan serius ke rumah sakit, seringkali tidak tertolong pada 24 jam pertama, dan menyebabkan kematian. Faktor potensial yang dapat mengakibatkan tingginya angka kematian anak yaitu keterlambatan atau kegagalan, dalam mengidentifikasi gejala anak yang mengalami kegawatdaruratan. Kegawatdaruratan pada anak didefinisikan sebagai sebuah kondisi yang mengancam kesehatan anak karena suatu penyakit atau cedera parah, serta dapat menyebabkan kerusakan permanen. Masalah kegawatdaruratan pada anak salah satunya dapat berkaitan dengan kasus hematologi. Gejala yang ditimbulkan dari permasalahan kegawatdaruratan hematologi sangat beragam. Perawat memainkan peran penting dalam mengidentifikasi, memantau, dan memanajemen keluhan dan gejala anak secara spesifik. Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS), telah dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman tentang gejala yang dialami oleh pasien. Pengaplikasian TOUS pada pelaksanaan asuhan keperawatan anak dengan kondisi gawat darurat, khususnya kasus hematologi, layak untuk ditelaah.

Visits of children with serious health complaints to the hospital are often not helped in the first 24 hours and cause death. Potential factors that can lead to high child mortality rates are delays or failures in identifying the symptoms of children who are experiencing an emergency. An emergency in a child is defined as a condition that threatens a child's health due to a severe illness or injury and can cause permanent damage. One of the emergency problems in children can be related to hematological cases. The symptoms caused by emergency hematology problems are very diverse. Nurses are essential in identifying, monitoring, and managing the child's complaints and symptoms. The Theory of Unpleasant Symptoms (TOUS) has been developed to improve understanding of the symptoms experienced by patients. The application of TOUS in implementing pediatric nursing care with emergency conditions, especially hematological cases, deserves to be studied."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Asshifa
"Kanker darah leukemia dan limfoma merupakan salah satu komorbid dari Coronavirus Disease 2019 (COVID-19 ) yang dapat mengurangi efektivitas vaksin. Perkembangan leukemia dan limfoma dapat dideteksi dengan menggunakan protein citrullinated histone H3 (CIT-H3) yang merupakan hasil sitrulinasi enzim peptidilarginin deiminase 4 (PAD 4) pada neutrofil. Protein CIT-H3 umumnya dapat dijadikan biomarker perkembangan kanker karena kadarnya yang mengalami kenaikan pada subjek leukemia dan limfoma. Kenaikan tersebut juga ditemukan pada subjek COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi kadar CIT-H3 dengan parameter hematologi pada subjek leukemia dan limfoma berupa hemoglobin, leukosit, trombosit, limfosit, neutrofil, serta absolute neutrophil count (ANC). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) untuk memeriksa kadar CIT-H3 dari 40 sampel serum darah subjek leukemia dan limfoma yang telah divaksinasi COVID-19 minimal sebanyak dua kali atau telah mengalami infeksi COVID-19 sebelumnya. Hasilnya didapatkan bahwa kadar CIT-H3 berkorelasi positif dengan parameter ANC (r= 0,04, p= 0,34) pada karakteristik komorbid subkelompok subjek dengan komorbid. Dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif antara kadar CIT-H3 dan ANC.

Leukemia and lymphoma blood cancer are comorbidities of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) which can reduce the effectiveness of vaccines. Metastases of leukemia and lymphoma can be detected using citrullinated histone H3 (CIT-H3) protein which is the result of citrullination of the peptidylarginine deiminase 4 (PAD 4) enzyme present in neutrophils. The CIT-H3 protein can generally be used as a biomarker for cancer metastases because of the increase in its levels in leukemia and lymphoma subjects. This increase was also found in the subject of COVID-19. This study aimed to determine the correlation of CIT-H3 levels with hematological parameters in leukemia and lymphoma subjects such as hemoglobin, leukocytes, platelets, lymphocytes, neutrophils, and absolute neutrophil count (ANC). The research was carried out using the enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) method to examine CIT-H3 levels from 40 blood serum samples from leukemia and lymphoma subjects who had been vaccinated against COVID-19 at least twice or had experienced previous COVID-19 infection. The results showed that CIT-H3 levels were positively correlated with ANC parameters in the comorbid characteristics of the subgroup of subjects with comorbidities (r= 0,04, p= 0,34). It can be concluded that there is a positive correlation between CIT-H3 levels and ANC."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Priatno
"Latarbelakang : Splenektomi pada kelainan hematologi cukup sering ditemukan dalam pelayanan kesehatan bedah. Splenektomi juga sering dihubungkan dengan peningkatan resiko sepsis pascasplenektomi yang merupakan suatu keadaan yang immune compromise. Pada penelitian kami melakukan analisis terhadap pasien yang dilakukan splenektomi pada berbagai kelainan hematologi pada periode Januari 2000 - April 2010, yang difokuskan pada indikasi, komplikasi dan outcome splenektomi. Metode : Penelitian dilakukan secara deskriptif retrospektif. Sembilan belas pasien dilakukan splenektomi atas indikasi : Idiopathic Thrombocytopenic Purpura / ITP ( 1 pasien ), Talasemia HbE ( 13 pasien ), Non Hodgkin Malignant Lymphoma! NHML ( 3 pasien) and Chronic Myeloid Leukemia / CML 2 pasien). Hasi/ : Indikasi splenektomi adalah anemia Refrakter (68%), limfoma spleen primer (16%), painful splenomegali (11%) dan trombositopenia resisten terhadap terapi steroid (5%). Splenektomi pada ITP dan talasemia bermamfaat mengurangi kebutuhan transfusi serta resikonya, menghilangkan efek mekanik splenomegali dan mencegah resiko krisis sekuestrasi akut. Didapatkan morbiditas pada 4 pasien ( dari 19 kasus ) dan mortalitas pada 4 pasien (dari 19 kasus ), mortalitas lebih tinggi pada kasus keganasan hematologi. Simpukln : Dengan persiapan perioperatif yang baik, splenektomi adalah aman dan bermamfaat pada kelainan hematologi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T58811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dreyfus, Camille
New York: Grune & Stratton , 1957
616.159 DRE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hoffbrand, A. Victor
"This work is a standard textbook of haemotology for medical students. It will provide students with an account of the essential features of clinical and laboratory haemotology, with selected reading lists and colour diagrams. Summary:
Introduces the formation and function of blood cells, and diseases that arise from dysfunction and disruption of these processes. This book explains basic science, diagnostic tests and clinical features and management."
Jakarta: BP FKUI, 2013
616.15 HOF k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Beatrix Senduk
"Malaria masih menjadi masalah di Indonesia termasuk di Sulawesi Utara dengan Annual parasite incidence(API) 0,35. Parasitemia dapat menyebabkan perubahan profil hematologi.Adanya asosiasi antara parasitemia dengan profil hematologi,sehingga kegunaannya sebagai indikator pemeriksaan laboratorium malaria perlu diteliti.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil hematologi (Hb, hitung leukosit dan trombosit) pada penderita malaria rawat inap di daerah hipoendemis ) dan hubungannya dengan hitung parasit. Penelitian ini potong lintang menggunakan data rekam medis pasien malaria rawat inap dari tiga RS di kota Manado, kota Bitung and kab Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara yang positif P. vivax atau P. falciparum dan memiliki data hematologi serta hitung parasit. Analisis data dan asosiasi menggunakan uji statistik bivariat pada perangkat lunak SPSS. Sebanyak 65 rekam medis pasien malaria berusia 1 bulan – 67 tahun dianalisis dan didapatkan 28 pasien (43,1%) terinfeksi Plasmodinum falciparum, 37 pasien (56,9%) terinfeksi P. vivax; pasien anak terdiri dari 10.8% balita dan 9,2% anak SD yang tinggal di kota Manado, Bitung dan kab Minahasa tenggara. Kelainan hematologi yang dominan adalah trombositopeni (90,3%), diikuti oleh anemia (61,6%). Sedangkan hitung lekosit umumnya normal, 15,4% lekopeni dan 12,3% lekositosis. Penderita malaria falciparum mengalami trombositopenia sedang-berat sedangkan malaria vivax ringan-berat, perbedaan ini bermakna pada uji statistik (p=0.034, p<0.05). Anemia yang terjadi pada subyek bersifat ringan sampai berat dan tidak ada perbedaan bermakna antara malaria falciparum dan vivax (p=0,278, p>0,05). Pada penghitungan parasitemia, 64,6% pasien dengan hitung parasit sedang, proporsi parasitemia sedang lebih banyak pada penderita malaria vivax dibanding malaria falciparum (78,4% versus 46,4).Pada P. vivax kadar trombosit berbanding terbalik dengan hitung parasit walaupun secara statistik tidak signifikan. Pada P. vivax kadar Hb dan leukosit tidak ada perbandingan terbalik dengan hitung parasit.Pada Plasmodinum falciparum kadar Hb,trombosit dan leukosit tidak ada perbandingan terbalik dengan hitung parasit.Tombositopenia merupakan parameter hematologi yang dapat menjadi indicator untuk penegakkan diagnosis malaria lebih lanjut.

Malaria is still a problem in Indonesia, including in North Sulawesi with an annual parasite incidence (API) of 0.35. Parasitemia can cause changes in the hematological profile. There is an association between parasitemia and the hematological profile, so its use as an indicator for malaria laboratory tests needs to be studied. This research aims to determine the hematological profile (Hb, leukocyte and platelet count) in hospitalized malaria sufferers in hypoendemic areas) and relationship with parasite count.This cross- sectional study used medical record data from inpatient malaria patients from three hospitals in Manado city, Bitung city and Southeast Minahasa district, North Sulawesi who were positive for P. vivax or P. falciparum and had hematology data and parasite counts. Data and association analysis used bivariate statistical tests in SPSS software. A total of 65 medical records of malaria patients aged 1 month – 67 years were analyzed and it was found that 28 patients (43.1%) were infected with Plasmodinum falciparum, 37 patients (56.9%) were infected with P. vivax; Pediatric patients consist of 10.8% toddlers and 9.2% elementary school children living in the cities of Manado, Bitung and southeast Minahasa district. The predominant hematological disorder was thrombocytopenia (90.3%), followed by anemia (61.6%). Meanwhile, the leukocyte count was generally normal, 15.4% leukopenia and 12.3% leukocytosis. Patients with falciparum malaria experienced moderate-severe thrombocytopenia while vivax malaria had mild-severe, this difference was significant in statistical tests (p=0.034, p<0.05). The anemia that occurred in the subjects was mild to severe and there was no significant difference between falciparum and vivax malaria (p=0.278, p>0.05). In calculating parasitemia, 64.6% of patients had a moderate parasitemia count, the proportion of moderate parasitemia was greater in vivax malaria sufferers than falciparum malaria (78.4% versus 46.4). statistically insignificant. In P. vivax there is no inverse comparison of Hb and leukocyte levels with the parasite count. In Plasmodinum falciparum there is no inverse comparison of the Hb, platelet and leukocyte levels with the parasite count. Thrombocytopenia is a hematological parameter that can be an indicator for further diagnosis of malaria."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>