Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203947 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2005
S31355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Rusman P.
"Clerodendron. serratum,Linn. merupakan tumbuhan: Asia-Tropik
yang di. Indonesia dikenal sebagai tumbuhan yang banyak diguna
kan dalam obat-obat tradi5ional untuk bermacam-macam penyakit.
Data mengenal kandungan kimia tumbuhan ml bei.uni banyak diketahul,
.
• • Penelitlan mi dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa
kimia pada bagian. daun dan ku.lit batang teratama terhadap
keungkinan. adanya senyawa alkaloid,glikosida,flavonoida dan-.
sterol. .
Cara peineriksaan yang dilakukan ter diri dari pemeniksaan
pendahuluan,pemeriksaan lanjutan dan pemeriksaan dengan Kroinatografi
Lapisan Tipis dengan. mengtinakan pelarut serta pereaksi
yang spesifik untuk iasing-rnaslng golongan.Penyarian bahan
dilakukan dengan menggunakan. alat pendingin balik dan alat-
Soxhlet.
Dari hasil pemeniksaan ternyata daun dan kulit batang turnbuhan
ml rnengandung senyawa golongan alkaloid, flávonoida dan-.
sterol.

Cierodendron serratum,Linn is a Tropical-Asian,knowni in-
Indonesia as traditional drug againts various diseases.
Information of the chemical content of the plant is still limited.
.
The research. had been carried out. to know about; the chemical
compound in the leaves and cortex of the plant,especiai
ly the compound of alkaloid,glicoside,flavonoid and sterol.
The methods of examination consist of preliminary exainination.,
con.tinued examination and Thin Layer Chromatographicexamination
with specific solvents and reagents for each..com.
/ pound. . . . ...
The extraction of leaves and cortex materials by using
the reflux and Soxhlet apparatus. . . . .
The result. of the examination was the leaves and cortex
of the plant contains alkaloid,flavonoid and sterol.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1981
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatrin Edelwine Shafira Putri
"Telah dilakukan penelitian terkait analisis kandungan logam berat Pb, Cd dan Zn pada spons Stylissa massa, air laut, dan sedimen di perairan Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu. Sampel S. massa dikering-bekukan, dan dimaserasi menggunakan larutan HNO3 pekat selama 48 jam untuk mendapatkan larutan ekstraksi. Sampel air laut diekstraksi menggunakan HNO3 pekat sedangkan sampel sedimen diekstraksi menggunakan larutan HF. Larutan ekstraksi S. massa, air laut dan sedimen selanjutnya dianalisis menggunakan alat ICP-MS (Inductively Coupled Plasma – Mass Spectrometry) untuk mengetahui kandungan Pb, Cd dan Zn. Hasil analisis logam berat pada S. massa, air laut dan sedimen menunjukkan bahwa kandungan Pb, Cd dan Zn pada perairan Pulau Pramuka lebih tinggi dibandingkan Pulau Semak Daun. Logam berat Zn memiliki konsentrasi tertinggi pada setiap sampel S. massa, air laut, dan sedimen. Konsentrasi Zn pada spons yaitu sebesar 11.603,2 ppb untuk sampel Pulau Pramuka dan 8.406,29 ppb untuk sampel Pulau Semak Daun, pada air laut sebesar 9,52 ppb untuk Pulau Pramuka dan 2,68 ppb untuk Pulau Semak Daun, sedangkan pada sedimen sebesar 2.968,38 ppb untuk Pulau Pramuka dan sebesar 1.312,95 ppb untuk Pulau Semak Daun. Sementara itu, konsentrasi Pb pada sampel spons Pulau Pramuka sebesar 498,08 ppb dibanding spons Pulau Semak Daun sebesar 313,46 ppb. Pb pada air laut Pulau Pramuka sebesar 0,51 ppb dan Pulau Semak Daun sebesar 0,43 ppb, sedangkan pada sedimen Pulau Pramuka sebesar 583,73 ppb dan 364,01 ppb pada sedimen Pulau Semak Daun. Konsentrasi Cd pada spons Pulau Pramuka yaitu sebesar 62,33 ppb dibanding Pulau Semak Daun sebesar 62,06 ppb. Pada air laut, Cd terkandung sebesar 0,02 ppb di Pulau Pramuka dan sebesar 0,03 ppb di Pulau Semak Daun, sedangkan sedimen Pulau Pramuka mengandung Cd sebesar 16,05 ppb dan 4,58 ppb pada sedimen Pulau Semak Daun

Research related to the analysis of the heavy metal content Pb, Cd and Zn on Stylissa massa sponge, seawater and sediment in the waters of Pramuka Island and Semak Daun Island, Seribu Islands have been carried out. The S. massa samples were freeze-dried, and macerated using HNO3 solution for 48 hours to obtain the extraction solution. Seawater samples were extracted using HNO3 solution, while sediment samples were extracted using HF solution. The extraction solution of S. massa, seawater and sediment were then analyzed using the ICP-MS (Inducively Coupled Plasma - Mass Spectrometry) to see the content of Pb, Cd and Zn. The result of heavy metals analysis on S. massa, seawater and sediment showed that the content of Pb, Cd and Zn in Pramuka Island were higher than Semak Daun Island. Heavy metal Zn had the highest concentration in each sample of S. massa, seawater, and sediment. The Zn concentration in the sponge amounted to 11.603,2 ppb for the Pramuka Island’s sample and 8.406,29 ppb for the Semak Daun Island’s sample, in seawater Zn amounted to 9,52 ppb for Pramuka Island and 2,68 ppb for the Semak Daun Island, while in sediment was 2.968,38 ppb for Pramuka Island and 1.312,95 ppb for Semak Daun Island. Meanwhile, the Pb concentration in the Pramuka Island’s sponge amounted to 498,08 ppb compared to the Semak Daun Island’s sponge amounted to 313,46 ppb. Pb in Pramuka Island’s seawater was 0,51 ppb and Semak Daun Island’s was 0,43 ppb, while in Pramuka Island’s sediment amounted to 583,73 ppb and 364,01 ppb in Semak Daun Island’s sediment. The concentration of Cd in Pramuka Island’s sponge was 62,33 ppb compared to Semak Daun Island’s sponge, which was 62,06 ppb. In seawater, Cd amounted to 0,02 ppb in Pramuka Island and 0,03 ppb in Semak Daun Island, while Pramuka Island’s sediment contained 16,05 ppb of Cd and 4,58 ppb in the Semak Daun Island’s sediment"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diani Yusefa Ardi
"Penelitian mengenai kandungan logam berat timbal (Pb), kadmium (Cd) dan seng (Zn) pada spons Neopetrosia sp. di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu telah dilakukan. Logam berat merupakan unsur beracun jika konsentrasinya berada di dalam tubuh. Tujuan dilakukan penelitian, yaitu untuk mengetahui perbedaan konsentrasi logam berat (Pb, Cd, dan Zn) pada spons Neopetrosia sp. di 3 stasiun penelitian yang berbeda di perairan Pulau Pramuka serta mengetahui korelasi kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn pada spons Neopetrosia sp. dengan air dan sedimen. Konsentrasi logam berat (Pb, Cd dan Zn) pada spons Neopetrosia sp., sedimen dan air di Pulau Pramuka dideteksi menggunakan alat Inductively Coupled Plasma-mass Spectrometry (ICP-MS). Hasil rata-rata konsentrasi logam berat Pb, Cd, dan Zn pada Neopetrosia sp. secara berurut berkisar 957,54--2.560,43 ppb; 6,41--7,99 ppb; 2.431,87-- 4.577,91 ppb. Hasil rata-rata konsentrasi logam berat Pb, Cd, dan Zn pada sedimen secara berurut berkisar 132,35--783,96 ppb; 11,08--18,18 ppb; 681,48--5.179,02 ppb. Hasil rata-rata konsentrasi logam berat (Pb, Cd, dan Zn) pada air secara berurut berkisar 0,33--0,85 ppb; 0,00--0,01 ppb; 5,81--9,28 ppb. Data kemudian dianalisis menggunakan korelasi Spearman. Hasil menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi antara kandungan logam berat (Pb, Cd, Zn) pada spons Neopetrosia sp. dan sedimen, maupun logam berat (Pb, Cd, dan Zn) pada spons Neopetrosia sp. dan air

Research on heavy metals (Pb, Cd, and Zn) in sponge Neopetrosia sp. on Pramuka Island, Thousand Islands has been carried out. Heavy metals are toxic element if the concentration is existed in the body. The purpose of this research was to determine the differences of heavy metals Pb, Cd, and Zn concentrations in sponge Neopetrosia sp. in 3 different research stations in Pramuka Island and to know the correlation of heavy metal content of Pb, Cd, and Zn in sponge Neopetrosia sp. with water and sediment. The concentrations of heavy metals Pb, Cd, and Zn in Neopetrosia sp., sediment and water in Pramuka Island were detected with Inductively Coupled Plasma-Mass Spectrometry (ICP-MS) tool. The results of the average concentrations of heavy metals (Pb, Cd, and Zn) in Neopetrosia sp. sequentially ranges from 957.54--2.560.43 ppb; 6.41--7.99 ppb; 2,431.87--4,577.91 ppb. The average concentration of Pb, Cd, and Zn in the sediment ranged from 132.35 to 783.96 ppb; 11.08--18.18 ppb; 681.48--5,179.02 ppb. The results of the average concentrations of Pb, Cd, and Zn in water, respectively, ranged from 0.33--0.85 ppb; 0.00--0.01 ppb; 5.81--9.28 ppb. The data were analyzed using the Spearman correlation. The results have shown that there was no correlation between heavy metals content (Pb, Cd, Zn) in the sponge Neopetrosia sp. and sediments, as well as heavy metals (Pb, Cd, and Zn) on the sponge Neopetrosia sp. and water"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrajati Kohar
"Kangkung termasuk sayuran yang banyak digemari, yang mudah tumbuh ditempat berair ataupun di dekat sungai, dan karena itu banyak ditanam di dekat sungai dan disirami dengan air sungai tersebut. Jika sungai tercemar dengan logam berat, maka kemungkinan besar tanaman yang tumbuh disitu juga tercemar. Suatu penelitian terhadap kangkung yang ditanam di media yang tercemar oleh Pb membuktikan bahwa kangkung tersebut juga mengandung Pb. Untuk mengetahui sejauh mana perebusan dapat mengurangi kandungan Pb dalam kangkung dilakukan penelitian dengan berbagai cara perebusan. Pada penelitian ini digunakan kangkung darat (Ipomoea reptans) sebagai sampel, dan ditanam secara hidrofonik, serta disiram dengan larutan Multigrow Complete Plant Food (2000 mg/L) dan larutan Pb (2 mg/L dua kali sehari. Kangkung dipanen pada usia 54 hari, kemudian daun dan batangnya direbus dengan berbagai cara. Perlakuan I: direbus dengan air saja, perlakuan II: direbus dengan penambahan NaCl, perlakuan III: direbus dengan penambahan asam asetat 25%. Perlakuan IV: sampel yang tidak direbus, sebagai kontrol. Untuk mengukur kandungan Pb digunakan alat Inductively Coupled Plasma Spectrometer (ICPS) Fison 3410+. Penambahan asam asetat ternyata tidak mengurangi kandungan Pb dalam daun dan batang kangkung sebanyak yang disebabkan oleh perebusan tanpa penambahan NaCl atau asam asetat, ataupun perebusan dengan penambahan NaCl. Perbedaan ini sangat signifikan pada batang kangkung, sedangkan pada daun tidak signifikan.

Study on The Content of Pb in Twigs And Leaves of Kangkung (Ipomoea reptans Poir) Boiled With The Addition of NaCl And Acetic Acid. Kangkung is a kind of favorable vegetables that used to grow near a river, and is cultivated and watered with water from the river. If the river is polluted by heavy metals, there is a risk that the plant is contaminated too. A study on the content of Pb in kangkung planted in Pb contaminated media has been conducted, and it was proven that Pb was found in the plant. Land kangkung (Ipomoea reptans) was used as sample, and was planted in hydrophonic media, and watered with Multigrow Complete Plant Food (2000 mg/L) and Pb solution (2 mg/L) twice a day. Samples were taken based on the age of 54 days, then the twigs and leaves were boiled in different ways: I. Boiled with no addition, II. Boiled with addition of NaCl , and III. Boiled with addition of acetic acid. IV. Unboiled sample as the control. Inductively Coupled Plasma Spectrometer (ICPS) Fison 3410+ was used to measure the Pb content. It was shown that boiling the kangkung reduced the Pb content in the leaves as well as in the twigs; however, the acetic acid addition showed the least effect. In the leaves the three different ways of boiling did not show significant different, while in twigs the different was significant."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Delafriadi Bustami
"ABSTRAK
Di Indonesia Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali dilaporkan terjadi di Jakarta dan Surabaya pada tahun 1968, yakni 15 tahun setelah terjadi wabah di Filipina. Pada tahun 1973 DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dan sejak tahun 1985 DBD telah menyebar di 28 propinsi kecuali propinsi Timor Timur (Sumarmo, 1989). Pada tahun 1993 seluruh propinsi di Indonesia telah melaporkan eksistensi DBD (Wuryadi, 1994).
DBa adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus Dengue dan terutama ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang tersebar luas di Indonesia, terutama di kota-kota besar (Surname, 1989).
Saat ini pencegahan atau pemberantasan penyakit DBD hanya efisien dilakukan dengan memutus rantai penularan manusia-nyamuk-manusia, yakni memberantas nyamuk penular Ae, aegypti karena vaksin dan obat anti virus belum ditemukan (Wuryadi, 1994). Berbagai cara pemberantasan Ae, aegypti yang telah dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia adalah pemberantasan kimiawi menggunakan malation untuk nyamuk dewasa dan temefos untuk stadium larva, di samping pemberantasan lingkungan melalui kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Namun demikian, hasil yang diperoleh masih belum memuaskan, bahkan jumlah kasus DBD cenderung meningkat dan penyebaran semakin luas. Di sisi lain, penggunaan insektisida sintetis walaupun memberikan hasil nyata dalam waktu relatif singkat, akan tetapi memerlukan dana yang besar. Selain itu pemakaian insektisida sintetis secara terus menerus dapat menimbulkan ketidak seimbangan lingkungan karena masuknya zat asing tersebut, dan juga meningkatkan kemungkinan timbulnya resistensi hewan sasaran serta musnahnya hewan bukan sasaran.
Selain penggunaan insektisida sintetis, terbuka juga kemungkinan penggunaan insektisida alami yang berasal dari tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang menunjukkan potensi untuk itu adalah tumbuhan mindi.
Mindi (Melia azedarach lien.) adalah tumbuhan perdu yang tumbuh liar atau sengaja ditanam sebagai pelindung pada perkebunan kopi dan teh. Hampir seluruh bagian tumbuhan ini telah dimanfaatkan dalam pengobatan berbagai penyakit secara tradisional. Daun, buah, kulit batang dan kulit akar tumbuhan ini dijadikan bubuk kemudian diseduh dengan air panas untuk digunakan sebagai obat diare, cacing, dan penyakit lainnya (Burkill, 1935).
Berdasarkan hasil skrining fitokimia, diketahui bahwa tanaman mindi memiliki senyawa golongan flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid. Selain itu juga mengandung karotenoid, lipida, meliatin dan klorofil. Senyawa yang diduga memiliki aktivitas sebagai bahan insektisida adalah triterpen azadiraktin, meliantriol dan 7-trikosanol?
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kawasan pertanian periurban merupakan daerah pertanian yang dijumpai di sekitar pinggiran perkotaan. Berkaitan dengan tekanan lingkungan yang berat di kawasan periurban, akibat berbagai kegiatan non pertanian dan transportasi, perlu adanya perhatian terhadap kondisi agro klimat yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Kualitas lingkungan tempat tumbuh tanaman pada kawasan pertanian pperiurban berpengaruh terhadap komposisi kandungan biokimia jaringan tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan kadar klorofil, karotenoid, dan vitamin C pada sayuran bayam (Amaranthus tricolor, L.), kangkung (Ipomoea reptans) dan sawi (Brassica juncea L.) yang dibudidayakan di tiga kawasan periurban Kota Surabaya. Kadar klorofil dan dan karotenoid diukur dengan spectromether, sedangkan kandungan vitamin C ditetapkan dengan metode titrasi DCPIP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sayuran bayam yang dibudidayakan di kawasan Bangkingan-Lakarsantri memiliki kadar klorofil (3.046 mg/g) dan karotenoid (375.33 umol/L) tertinggi. Kandungan vitamin C tertinggi (4.55 ug/g) terdapat pada sayuran sawi yang dibudidayakan di kawasan Wonorejo. Tidak ada perbedaan nyata pada klorofil, karotenoid dan vitamin C antara sayuran organik dengan sayuran yang dibudidayakan di kawasan periurban Bangkingan-Lakarsantri."
JMSTUT 15:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Salam Juarna
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mendeteksi keberadaan senyawa metabolit sekunder dari tiga macam organ Bischofia javanica Blume. Pendeteksian dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan menggunakan standar pembanding β-sitosterol, diosgenin, digoxin, piperin, boldin, kuersetin, rutin, dan asam tanat. Berdasarkan uji kualitatif, diketahui bahwa kelompok senyawa terpenoid, alkaloid, dan flavonoid terkandung baik pada kulit akar, kulit batang, maupun daun Bischofia javanica Blume. Hasil pembandingan dengan senyawa standar memperlihatkan bahwa β-sitosterol dan Kuersetin terkandung di semua sampel yang diujikan. Kedua senyawa tersebut kemudian diuji secara kuantitatif menggunakan KLT Densitometer dan didapatkan hasil berupa konsentrasi senyawa per berat kering. Kandungan β- sitosterol dan Kuersetin tertinggi ditemukan di sampel kulit akar Karo dengan konsentrasi masing-masing sebesar 0,65 dan 0,041 (mg/g berat kering).

ABSTRACT
A research was conducted to identified the presences of secondary metabolites compound in various organs of Bischofia javanica Blume. Thin Layer Chromatography (TLC) was used as a method of detection. Meanwhile, β- sitosterol, diosgenin, digoxin, piperine, quercetin, rutin, and tannic acid was used as standard compound. Depending on the research, it is known that terpenoid, alkaloid, and flavonoid were contained in Bischofia javanica Blume's root bark, stem bark, and leaves. β-sitosterol dan quercetin was happen to be found in all of sample. Both of the compounds then being tested quantifically using TLC densitometric. The highest β-sitosterol and quercetin content was on the root bark from Karo with each consentration in the amount of 0.65 and 0.041 (mg/g dry weight).
"
Universitas Indonesia, 2016
S61531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferrita Melissa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S31579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharma Fajar Utama
"Penelitian mengenai struktur komunitas dan kandungan logam berat timbal pada Polychaeta di Teluk Jakarta telah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas dan kandungan logam berat timbal pada Polychaeta pada bulan Februari 2010. Sampel diambil menggunakan Petersen grab bersamaan dengan pengukuran faktor fisika dan kimia lingkungan. Sampel diidentifikasi, serta dihitung indeks keanekaragaman, kemerataan, dominasi dan dianalisis kandungan logam timbalnya menggunakan AAS dan ICP-AES.
Polychaeta yang ditemukan sebanyak 29 genus, 16 diantaranya merupakan Polychaeta subkelas Errantia dan 13 diantaranya merupakan Polychaeta subkelas Sedentaria. Keanekaragaman Polychaeta di lokasi pengambilan sampel termasuk kategori rendah hingga sedang. Kandungan rata-rata logam timbal pada Polychaeta di muara tempat pengambilan berkisar antara 0,058 ppm hingga 29,8995 ppm dan masih tergolong dalam kisaran yang cukup rendah, kecuali pada genus tertentu menunjukkan kandungan logam timbal yang berbeda signifikan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>