Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82574 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shelvy Dwi Citra
"Penelitian mengenai uji daya antihelmintik ekstrak herba Mimosa pudica Linn. (putri malu) pada cacing Ascaris suum Goeze secara in vitro di Laboratorium Biologi Reproduksi dan Perkembangan Departemen Biologi FMIPA-UI, Depok telah dilakukan pada bulan Agustus 2005--Maret 2006. Penelitian bersifat eksperimental dengan 6 perlakuan yaitu KK- yaitu kelompok kontrol negatif, tanpa perlakuan; KK+ yaitu kelompok kontrol positif dengan pirantel pamoat konsentrasi 0,07% b/v; dan kelompok eksperimen (KE) dengan ekstrak herba M. pudica konsentrasi 0,2% b/v (KE1); 0,4% b/v (KE2); 0,6% b/v (KE3); dan 0,8% b/v (KE4). Setiap perlakuan terdiri dari 8 ulangan. Setiap ulangan berisi 4 ekor cacing Ascaris suum, terdiri dari 3 ekor betina dan 1 ekor jantan yang dimasukkan ke dalam medium racikan cairan usus buatan. Data rerata persentase kematian A. suum selama 24 jam menggambarkan KK+ menghasilkan rerata persentase kematian cacing tertinggi (100%), sedangkan KK- menghasilkan nilai rerata terendah (0%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa KE4 (konsentrasi 0,8% b/v) adalah kelompok eksperimen dengan rerata persentase kematian cacing tertinggi (81,25 ± 17,68%) dan berbeda nyata di antara KE (a = 0,05; P < 0,05). Hal tersebut membuktikan bahwa ekstrak herba M. pudica memiliki daya antihelmintik. Lethal concentration 50% (LC50) adalah 0,64% b/v."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S31364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liyudzo Ningsih
"Telah dilakukan penelitian tentang uji antihelmintik ekstrak daun Melastoma affine D. Don (senggani) pada cacing Ascaris suum Goeze secara in vitro di Laboratorium Biologi Reproduksi dan Perkembangan Departemen Biologi FMIPA-UI, Depok pada bulan November--Febuari 2006. Penelitian bersifat eksperimental dengan 7 perlakuan: KK- yaitu kelompok kontrol negatif, tanpa perlakuan; KK+ yaitu kelompok kontrol positif dengan pirantel pamoat konsentrasi 0,07% b/v; dan kelompok eksperimen (KE) dengan ekstrak daun M. affine konsentrasi 0,1% b/v (KE1); 0,2% b/v (KE2); 0,4% b/v (KE3); 0,8% b/v (KE4); 1,6% b/v (KE5). Setiap perlakuan terdiri dari 8 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 3 ekor A. suum betina dan 1 ekor A. suum jantan yang dimasukkan ke dalam medium racikan cairan usus buatan. Uji Mann Whitney-U terhadap data rerata persentase kematian A. suum setelah 24 jam menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara KK+ dengan KK- dan KE; KK- dengan KE; dan KE5 dengan KE lainnya (α=0,05; P<0,05). Ekstrak etanol 70% daun M. affine terbukti memiliki daya antihelmintik dan kematian tertinggi terjadi pada KE5 (1,6% b/v) sebesar 59,38 ±12,94%. Lethal concentration 50% (LC50) setelah 24 jam adalah 0,99% b/v (1% b/v)."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S31398
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rika Saraswati
"ABSTRAK
Askariasis atau infeksi cacing gelang pada babi di sebabkan oleh cacing Nematoda Ascaris suum. Penularan askariasis terjadi apabila babi memakan telur infektif cacing tersebut. Perkembangan telur A. suum hingga mencapai stadium infektif teriadi di lingkungan tanah, dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti : suhu,kandungan oksigen dan kelembaban tanah.
Untuk mengetahui pengaruh salah satu faktor lingkungan berupa suhu terhadap berkembangan telur A. suum dari stadium satu sel hingga stadium embrio ( infektif ) telah di lakukan penelitian pengeraman telur A. suum pada suhu 30oc, 35oc, 4ooc, dan 27oc (kontrol ). Pengamatan dimulai 24 jam setelah perlakuan, kemudian berturut-turut dua hari sekali hingga hari ke 15.
Dari hasiI penelitian ini didapat bahwa pada suhu 30oc, 35oc dan 27oc, perkembangan telur A. suum dapat mencapai stadium embrio ( infektif ) , sedangkan pada suhu
4OoC hanya dapat mencapai stadium morula lanjut saja.
Telur A. suum pada suhu 27oc (kontrol ) mengalami perkembangan 1,2 kali lebih cepat daripada suhu 30oC, dan 1,4 kali lebih cepat daripada suhu 35oC.
ABSTRACT
"
1991
S-pdf ( sedang dalam digitalisasi)
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Cancera Angelita
"Angka kejadian penyakit mieloma multipel kecil, yaitu 0,8% di dunia dan 0,6% di Asia Tenggara dari seluruh kasus kanker yang ada. Namun, penyakit ini terjadi secara asimtomatik sehingga sulit didiagnosis, belum dapat disembuhkan, dan mudah mempengaruhi organ dalam tubuh. Kulit buah manggis yang jarang dimanfaatkan diketahui mengandung senyawa xanton (polifenolat) yang memiliki aktivitas antikanker. Penelitian in vitro menggunakan sel jalur p3x63ag8 untuk menemukan ada tidaknya efek sitotoksisitas ekstrak etanol kulit buah manggis serta IC50. Sel dibagi menjadi 9 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol dan 8 kelompok perlakuan dengan konsentrasi 6,25 μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, dan 800 μg/ml. Data diambil dengan metode MTT assay dan hasilnya berupa nilai optical density. Setelah inkubasi 48 jam menggunakan ekstrak etanol kulit buah manggis, hasil persamaan garis diketahui IC50 nya adalah 5,41 μg/ml. Analisis statistik dengan Kruskal Wallis menghasilkan adanya perbedaan efek sitotoksik pada konsentrasi yang berbeda . Uji Post Hoc didapatkan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan 6,25 μg/ml dengan kelompok perlakuan lain.

Multiple myeloma disease has small incidence, namely 0,8% in the world and 0,6% in Southeast Asia of all cancer cases. However, the diasease occurs in asymptomatic that so difficult to be diagnosed, can not be cured, and affects many organs. The mangosteen pericarp which rarely used evidently contain xanthone (polifenolat) compound which have anticancer activity. Research in in vitro manner using cell lines p3x63ag8 to discover the presence of cytotoxicity effect of mangosteen pericarp ethanol extract and the IC50. Cells was divided into 9 groups, 1 control group and 8 treatment groups (consentrations: 6,25 μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, and 800 μg/ml). Data taken by MTT assay method and the result is optical density value. After 48-hours incubation period and the result in line equation, found that IC50 was 5.41 ug / ml. Statistical analysis with Kruskal Wallis declared differences in the cytotoxic effects of different concentrations.Post Hoc test found significant difference beetwen the control group and the treatment group of 6.25 ug / ml just than other groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Khaliq
"Pada penelitian ini, nanopartikel ZnO, nanopartikel CuCr2O4, dan nanokomposit ZnO/CuCr2O4 telah berhasil disintesis dengan metode green synthesis menggunakan ekstrak daun putri malu (Mimosa pudica L) dalam sistem dua fasa. Ekstra n-heksana daun putri malu memilki kandungan metabolit sekunder berupa alkaloid, saponin, dan steroid yang berperan sebagai basa lemah dan capping agent. Nanopartikel ZnO, nanopartikel CuCr2O4, dan nanokomposit ZnO/CuCr2O4 dikarakterisasi menggunakan Spektroskopi FTIR, UV-Vis DRS, XRD, dan FE-SEM EDX. Energi band gap nanopartikel ZnO, nanopartikel CuCr2O4, dan nanokomposit ZnO/CuCr2O4 yang diperoleh menggunakan UV-Vis DRS sebesar 3,13 eV; 1,57 eV; dan 2,75 eV. Hasil uji aktivitas fotokatalitik nanokomposit ZnO/CuCr2O4 terhadap larutan malasit hijau di bawah iradiasi sinar tampak selama 120 menit memiliki persen degradasi yang lebih baik dibandingkan dengan nanopartikel ZnO dan nanopartikel CuCr2O4. Persen degradasi dari nanopartikel ZnO, nanopartikel CuCr2O4, dan nanokomposit ZnO/CuCr2O4 yang diperoleh berturut-turut sebesar 51,08%, 84,47%, dan 96,73%.

In this research, ZnO nanoparticles, CuCr2O4 nanoparticles, and ZnO/CuCr2O4 nanocomposites have been successfully synthesized by the green synthesis method using the extract of Putri malu leaves (Mimosa pudica L) in a two-phase system. The n- hexane extract from the Putri malu leaves contains secondary metabolites in the form of alkaloids, saponins, and steroids which act as weak bases and capping agents. ZnO nanoparticles, CuCr2O4 nanoparticles, and ZnO/CuCr2O4 nanocomposites were characterized using FTIR Spectroscopy, UV-Vis DRS, XRD, and FE-SEM EDX. The band gap energy of ZnO nanoparticles, CuCr2O4 nanoparticles, and ZnO/CuCr2O4 nanocomposites obtained using UV-Vis DRS was 3.13 eV; 1.57 eV; and 2.75 eV. The results of the photocatalytic activity test of ZnO/CuCr2O4 nanocomposite against malachite green solution under visible light irradiation for 120 minutes had a significant degradation percentage compared to ZnO nanoparticles and CuCr2O4 nanoparticles. Percent degradation of ZnO nanoparticles, CuCr2O4 nanoparticles, and ZnO/CuCr2O4 nanocomposites obtained were 51.08%, 84.47%, and 96.73%, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hastuti Assauri
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S32212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiefrani
"ABSTRAK
Perlakuan ekstrak daun bayam duri (Amaranthus spinosus L.) dan daun putri malu (Mimosa pudica L.) kadar (1:10); (1:15); (1:20); (1:25); (1:30) bk/v; serta kontrol bertujuan mengetahui pengaruh optimum ekstrak terhadap perkecambahan dan pertumbuhan kecambah benih tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) var. Ratna. Percobaan dilakukan di Laboratorium Fisiologi Jurusan Biologi FMIPA UI Depok selama delapan hari, perlakuan di awal percobaan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (6 perlakuan dan 5 ulangan bagi setiap jenis ekstrak). Perlakuan ekstrak daun bayam duri menunjukkan prosentase perkecambahan 99% terdapat pada kontrol dan perlakuan kadar (1:30) bk/v; yang terendah (9%) kadar (1:10) bk/v. Panjang akar kecambah tertinggi (15,8 mm) terdapat pada kontrol; yang terendah (0,3 mm) kadar (1:10) bk/v. Panjang batang kecambah tertinggi (29,74 mm) terdapat pada kontrol; yang terendah (1,3 mm) kadar (1:10) bk/v. Berat basah kecambah tertinggi (18,01 mg) terdapat pada kontrol; yang terendah (6,16 mg) kadar (1:10) bk/v. Berat kering kecambah tertinggi (2,12 mg) terdapat pada perlakuan kadar (1:20) bk/v; yang terendah (2,01 mg) kadar (1:30) bk/v. Perlakuan ekstrak daun putri malu menunjukkan prosentase perkecambahan tertinggi (99%) terdapat pada kontrol dan perlakuan kadar (1:30) bk/v; yang terendah (64%) kadar (1:10) bk/v. Panjang akar kecambah tertinggi (4449 mm) terdapat pada perlakuan kadar (1:30) bk/v; yang terendah (2,23 mm) kadar (1:10) bk/v. Panjang batang kecambah tertinggi (95,15 mm) terdapat pada perlakuan kadar (1:30) bk/v; yang terendah (10,90 mm) kadar (1:10) bk/v. Berat basah kecambah tertinggi (47,25 mg) terdapat pada perlakuan kadar (1:30) bk/v, yang terendah (7,63 mg) kadar (1:10) bk/v. Berat kering kecambah tertinggi (2,20 mg) terdapat pada perlakuan kadar (1:15) bk/v; yang terendah (2,01 mg) terdapat pada kontrol. Uji Kruskal-Wallis menunjukkan ekstrak kedua macam tanaman tersebut berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan, panjang akar, panjang batang, serta berat basah kecambah tomat tersebut, namun tidak berpengaruh terhadap berat kering. Uji Perbandingan Berganda menunjukkan pada data prosentase perkecambahan kedua macam ekstrak tersebut tidak terlalu berbeda nyata terhadap kontrol, berbeda nyata pada data panjang akar, panjang batang, dan berat basah kecambah tersebut, namun tidak berbeda nyata pada data berat kering kecambah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Rahadian
"Latar Belakang: Otak sangat sensitif terbadap kondisi kekurangan oksigen. Terhentinya suplai datah ke otak secara tiba-tiba, seperti yang tetjadi pada hipoksia serebri yang diasosiasikan sehagai stroke, dapat berakibat fatal dan menyehabkan kematian sel-sel neuron otak dalam waktu beberapa menit Hipoksia memicu serangkaian patologis yang disebabkan oleh eksitotoksisitas glutmnat dan produksi berlebih radikal belles yang selanjutnya memicu kaskade kematian sel. BDNF (Brain derived neurotrophic factor), salah satu faktor yang berperan dalam mempertahankan kelangsungan hidup neuron, dilaporkan kadarya menunm pada kendaan hipoksia. Seiling dangan meningkatnya kasus stroke serta prognosisnya yang buruk, merupakan suato kebutnben untuk mencari bahan obat yang dibarepkan dapat memblokir kaskade hipoksia sehingga kematian neuron dapat dicegah. Tanarnan akar kaning atau Acalypha indica Linn adalah tanaman perdu liar yang banyak dijum)lai di selurah daerah di Indonesia dan secara tidak sengaja rehusan akarnya dapat memulihkan kelumpuben akibat stroke. Senyawa flavmoid yang terkendung dalam tanarnan akar kucing memiliki kemampuan antioksidan yang terbukti dapat mencegah kaskade kematian neuron.
Tujuan: Mengetahui pengarah pemberian akstrak akar Acalypha indica Linn dalam mcmproteksi neuron tikas pada kendaan hipcksia.
Metode: Studi eksperimental in vitro pada kultur sel neuron jaringan hipckumpus tikus Sprague Dow/ey dewasa yang dipajan dengan ekstrak air akar Acalypha indica Linn pada dosis 10 mglml, 15 mglml, dan 20 mglml selama 72 jam. Kemudian seluruh sel diberi perlakuan hipoksia dengan gas 5% W5% C02/N1 balans selama 24 jam. Viabilitas sel diukur dcngan MTT assay, tingkat proliferasinya diukur dengan BrdU dan kadar BDNF medium kultur diperiksa dengan metoda ELISA.
Hasil: Viabilitas relatif, tingkat proliferasi neuron dan kadar BDNF endogen pada kultur jaringan llipokarnpus tikus dengan pemberian ekstrak akar kucing pada dosis 10 mg/ml, 15 mg/ml, dan 20 mg/ml meningkat dibandingkan dengan kontrol.
Kesimpulan: Ekstrak akar Acalypha indica Linn mampu meningkat viabilitas neuron serta kadar BDNF endogen pada keadaan hipoksia.

Background: The brain is very sensitive to oxygen deprivation condition. Interruption of the blood supply to the brain suddenly, as happens on cerebral hypoxia is associated as a stroke, can be metal and cause death of brain cells neurons within a few minutes. Hypoxia triggers a ;Series of pathological cascade caused by the glutamate excitotoxicity and free radicals which in turn triggered a cascade of cell death. BDNF{Brain derived neurotrophic factor). is one of the factors maintaining the survival of neurons. is decreased during hypoxic conditions. The increase and a poor prognosis of stroke, represents a need to look for ingredients that are expected to block tile cascade of hypoxia that neuron death can be prevented. Acalypha indica Linn (akar kucing) is a common wild plants that can be found in all regions in Indonesia and accidentally the decoction of the root can cure paralysis caused by stroke. Flavonoid compounds contained in the roots have the proven ability of antioxidants can prevent neuron death caScade.
Objective: To detennine the effect of root extracts of Acalypha indica Linn as a protection of rat neuronal on the state of hypoxia.
Metbods: Experimental in vitro study of cell culture of rat hippocampal neuronal of adult Sprague Dow/ey rat treated with Acalypha indica Linn root water extract at a dose of I 0 mg!ml, 15 mg/ml, and 20 mg/ml for 72 hrs, Then the cells were exposed to hypoxia wil 5% 0,/5% CO,IN 2 balance gas for 24 hours, Cell viability was measured by MTI assay and BrdU for cell proliferation. Levels BDNF medium culture was measured by ELISA methods.
Results: Relative viability, proliferation rate of neuron and endogenous BDNF level of rat hippocampal tissue culture with Acalypha indica Linn roots extract with dosage of 10 mglml, 15 mg/ml, and 20 mg/ m! is increased compared with control.
Conclusion: Acalypha indica Linn root extract can increase neuron viability and the level of endogenous BDNF in hypoxic conditions.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T32810
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Hukmi
" ABSTRAK
Infeksi virus Dengue DENV masih menjadi masalah kesehatan global terutama didaerah tropis dan subtropis termasuk di Indonesia. Sampai saat ini belum ditemukanvaksin dan antiviral yang efektif untuk mencegah dan mengobati infeksi DENV.Ekstrak daun mengkudu Morinda citrifolia Linn diketahui memiliki efekmenghambat infeksi beberapa jenis virus dan bakteri. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui kemampuan ekstrak daun Morinda citrifolia Linn pada konsentrasi 20 g/ml, 10 g/ml, 5 g/ml, 2,5 g/ml, dan 1,25 g/ml dalam menghambatpertumbuhan DENV2 pada sel Huh-7,5 yang diinfeksi DENV2 dengan multiplicityof infection 0,5. Fokus virus yang terbentuk divisualisasi melalui immunoassay danjumlah fokus antara kelompok perlakukan dibandingkan dengan kelompok kontrolpositif berupa sel Huh-7.5 yang terinfeksi DENV2 tanpa penambahan ekstrak daunMorinda citrifolia Linn. Secara statistik, pemberian ekstrak daun mengkudu dengankonsentrasi 1,25 ?g/ml memberikan hasil penghambatan yang signifikan p 0,05 .Kata kunci: DENV2, mengkudu Morinda citrifolia Linn , replikasi virus

ABSTRAK
Dengue viral infection remains become one of the global health burden particularlyin tropical and subtropical area include in Indonesia. Till nowadays there is nospecific vaccine and antiviral to prevent and cure Dengue viral infection. Morindacitrifolia Linn leave extract has been known has the antiviral and antibacterialactivity. This research is aimed to know the effects of Morinda citrifolia Linn leavesextract in five different concentrations 20 g ml, 10 g ml, 5 g ml, 2,5 g ml, and1,25 g ml in inhibiting the replication of DENV2 on Huh 7.5 cells infected byDENV2 with multiplicity of infection 0,5. Foci that formed is visualized byimmunoassay and the amount of foci in each group is compared to positif controlthat Huh 7.5 cells is infected by DENV2 without addition of Morinda citrifolia Linnleaves extract. Statistically, addition 1,25 g ml of Morinda citrifolia Linn leaveextract shows significant inhibiting result p 0,05 .Key Words DENV2, Morinda citrifolia Linn, viral replication"
2016
T55729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>