Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158455 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Untuk memberikan hasil yang memuaskan, bahan aktif yang tepat harus dihantarkan ke tempat yang tepat dengan konsentrasi yang tepat dan dalam periode waktu yang tepat pula. Dengan metode RPI, digunakan emolien primer guna meningkatkan kelarutan bahan aktif dan emolien sekunder guna meningkatkan tenaga pendorong dengan menurunkan kelarutan emolien primer. Evaluasi terhadap krim yang diperoleh dilakukan dengan pengamatan organoleptis, meliputi warna, bau, terjadinya pemisahan fase, pengamatan homogenitas krim, pengukuran pH, pemeriksaan konsistensi, serta pengamatan dengan mikroskop optik. Hasilnya, krim memenuhi kriteria krim yang baik. Pengujian difusi dengan alat Flow Through diffusion cell menunjukkan bahwa penggunaan isopropil isostearat dan trietilheksanoin sebagai emolien ganda mampu meningkatkan penetrasi vitamin E asetat ke dalam kulit lebih baik dibandingkan dengan formula Krim B yang merupakan formula sediaan krim yang tidak diperhitungkan kombinasi emoliennya. Hasil uji difusi Krim A adalah sebesar 22,17 ± 1,230 μg/cm2, sedangkan hasil uji difusi krim B adalah sebesar 7,97 ± 0,028 μg/cm2."
Universitas Indonesia, 2005
S32497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifudin
"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan harga koefisien partisi bahan aktif vitamin E asetat dalam berbagai emolien yang berperan dalam pembawa bahan aktif untuk berpenetrasi kedalam kulit dan menentukan penetrasi vitamin E asetat melalui kulit dari formulasi krim yang mengandung emolien primer dan emolien sekunder.
Dari hasil percobaan koefisien partisi didapat nilai koefisien partisi vitamin E asetat dalam emolien olive oil, castor oil, PPG-15 Stearyl Ether dan Glycerol tri (2-ethylhexanoate) berturut-turut adalah 11.62 ± 0.52, 9.7 ± 0.11, 6.3 ± 0.042, 2.55 ± 0.07. Untuk dua emolien yaitu di-octyladipate dan polyglycerol-3 diisostearate tidak dapat ditentukan nilainya karena tidak terjadi dua fase pemisahan.
Selanjutnya dibuat formulasi krim 1 menggunakan castor oil (emolien primer, kp = 9.7) dan PPG-15 Stearyl Ether (emolien sekunder, kp = 6.3). Formula krim 2 yang terdiri dari olive oil (emolien primer, kp = 11.62) dan Glycerol tri (2-ethylhexanoate) (emolien sekunder, kp = 2.55). Dari hasil uji difusi yang dilakukan bahwa penetrasi kumulatif krim 2 lebih besar bandingkan dengan krim 1.

This study aims to determine the price of the partition coefficient of the active ingredient of vitamin E acetate in various emollien carriers involved in the active ingredients to penetrate into the skin and determine the penetration of vitamin E acetate through skin from cream formulation containing emollien primary and secondary emollien.
From the experimental results obtained partition coefficient of the partition coefficient value of vitamin E acetate in emollien olive oil, castrol oil, PPG-15 Stearyl Ether and trietilheksanoin respectively. For two of the emolien di-octyladipate and polygylcerol-3 diisostearate can not determined value because it did happen two phase separation.
Furthermore cream formulation one was made using castor oil (primary emollien, kp= 9.7) and PPG-15 Stearyl Ether (emollien secondary, kp= 6.3). Cream two formulation consisting of olive oil (primary emollien, kp= 11.62) and trietilheksanoin (emollien secondary, kp= 2.55). From the results of diffusion test conducted that the penetration of hte comulative cream 2 large compared to the cream 1.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S32926
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyono
"Teknologi sistem pengantaran bahan aktif hingga sampai organ target saat ini semakin banyak dikembangkan dalam industri kosmetika, padahal awalnya hanya diterapkan dan digunakan dalam industri farmasi saja. Hal ini karena masyarakat semakin kritis dan menyadari bagaimana kosmetika yang mengandung bahan aktif dapat mempengaruhi dan bermanfaat bagi kulit dan kecantikan mereka. Emolien primer sebagai komponen dalam sistem pengantaran bahan aktif berfungsi untuk meningkatkan kelarutan bahan aktif dalam sediaan. Hal ini penting sebab salah satu faktor penetrasi bahan aktif melalui kulit ditentukan oleh konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam sediaan. Vitamin E asetat merupakan vitamin yang praktis tidak larut dalam air dalam formula ini digunakan oleum ricini, oleum olivarum dan oleum arachidis yang berfungsi sebagai emolien primer dengan dasar pemilihan pendekatan parameter lipofilisitasnya. Pengujian difusi dengan alat Flow through diffusion cell selama 180 menit menunjukkan bahwa penggunaan oleum ricini memberikan hasil penetrasi vitamin E asetat sebesar 4807,12 ± 7,90 ug/cm2 , oleum olivarum sebesar 362,61 ± 1,50 ug/cm2 dan oleum arachidis sebesar 198,04 ± 0,89 ug/cm2.

The technology of active materials delivery to the target organ has been more and more developed recently in the cosmetic industry which was previously applied only in pharmaceutical industry. This is due to the people’s critical on think and awareness of now cosmetics containing active ingredients giving more advantages on the people skin appearance. Primary emollient as a component in the active materials delivery system has a function of increasing the solubility of active materials in the dosageform. This is important because one of the skin penetration factor of the active materials is determined by the concentration of the active materials dissolved in dosageform. Vitamin E acetate is practically insoluble in water and in this formula, oleum ricini, oleum olivarum, and oleum arachidis work as primary emollient based on lipofilicity parameter approach. The diffusion test with Flow through diffusion cell apparatus as long as 180 minutes showed that the use of oleum ricini gave the penetration levels Vitamin E acetate of 4807,12 ± 7,90 μg/cm2, oleum olivarum of 362,61 ± 1,50 μg/cm2 and oleum arachidis of 198,04 ± 0,89 μg/cm2.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S33027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fraida Aryani
"Telah dilakukan penelitian pengaruh penggunaan emolien sekunder terhadap penetrasi vitamin E asetat melalui kulit dari sediaan krim. Krim vitamin E asetat dibuat dalam tiga formula dengan menggunakan emolien sekunder yang berbeda yaitu trietilheksanoin, isopropil miristat, dan propilen glikol isostearat. Emolien sekunder yang digunakan berdasar pada pendekatan parameter lipofilisitas yang ditentukan dengan metode Relative Polarity Index (RPI). Penetrasi vitamin E asetat melalui kulit diuji dengan alat sel difusi Franz dengan menggunakan membran perut tikus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fluks vitamin E asetat dari yang paling besar adalah formula yang mengandung trietilheksanoin, isopropil miristat, dan propilen glikol isostearat yaitu masing-masing sebesar 571,56 ± 2,49 μgcm-2jam-1, 300,54 ± 2,40 μgcm-2jam-1, 266,03 ± 2,54 μgcm-2jam-1.

The influence of secondary emollient to vitamin E acetate penetration through the skin from cream dosage form has been studied. Vitamin E acetate cream was formulated by three kind of secondary emollients, trietylhexanoin, isopropyl myristate, and propylene glycol isostearate. The application of secondary emollient based on lipofilicity parameter approach, which determined by Relative Polarity Index (RPI) method. Penetration of vitamin E acetate through the skin were examined by Franz-diffusion cell and used mouse abdomen skin as membrane diffusion. This study showed the flux of vitamin E acetate cream containing trietylhexanoin, isopropyl myristate, and propylene glycol isostearate through the rat skin were 571,56 ± 2,49 μgcm-2h-1, 300,54 ± 2,40 μgcm-2h-1, 266,03 ± 2,54 μgcm-2h-1, respectively.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S33021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhsin Alwan
"Sinar matahari mengandung spektrum ultraviolet yang dapat memicu timbulnya radikal bebas. Radikal bebas ini terhadap kulit dapat menyebabkan efek penuaan. Diperlukan suatu sediaan krim yang dapat memperbaiki kulit dari efek penuaan tersebut dan juga menetralkan efek radikal bebas. Krim vitamin E terbukti efektif mengurangi pembentukan radical bebas oleh paparan sinar UV pada kulit, akan tetapi keuntungan penggunaan sediaan topikal ini dikurangi oleh terbatasnya jumlah zat aktif yang dapat diabsorbsi oleh kulit. Dengan penambahan emolien primer dan sekunder berdasarkan prinsip RPI telah terbukti dapat meningkatkan penetrasi vitamin E. Adanya penambahan kedua emolien tersebut diperkirakan dapat mempengaruhi kestabilan fisik krim, oleh sebab itu dilakukan uji kestabilan fisik krim selama tiga bulan. Uji kestabilan meliputi penyimpanan pada suhu kamar, suhu 4°C, suhu 40°C, freeze thaw / cycling test dan uji mekanik. Parameter kestabilan yang diamati adalah organoleptis, pengukuran pH, viskositas dan diameter globul rata-rata. Hasil yang diperoleh adalah krim dengan penambahan Isopropil isostearat sebagai emolien primer dan trietil heksanoin sebagai emolien sekunder tidak stabil secara fisik pada penyimpanan 40°C, suhu kamar, dan uji mekanik dimana krim menunjukkan adanya pemisahan fase.

Sunlight has an ultraviolet spectrum which trigger the incidence of free radicals. They can cause photo aging effect on human. For that reason, one needs to repair the damage and neutralize the free radicals effect. Vitamin E cream is known can significantly decrease the UV radiation-induced radical flux in skin, however the advantages of the topical application of cream is reduced by limited amount of active ingredient absorbed by the skin. With RPI method, added a primary emollient and secondary emollient had been proven to improve the penetration of vitamin E. The primary emollient and secondary emollient added are estimated to influence physical stability of the cream. For that reason the physical stability test should be done for three months storage; including the storage at room temperature of 4°C, 40°C, freeze thaw and mechanical test. The stability parameters are organoleptics, pH, viscosity and globule s diameter measurement. This study resulted that cream with isopropyl isostearate and triethylhexanoin as the primary and secondary emollient were not stable when storage in 40°C, room temperature and mechanical test because the cream showed separation of phase.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Virrisya
"Asam glikolat merupakan senyawa aktif yang diketahui memiliki aktivitas pelembab kulit dengan mekanisme emolient dimana senyawa ini dapat menarik air menuju lingkungannya, dalam hal ini stratum korneum, sehingga lingkungan terhidrasi dan kadar airnya meningkat. Asam glikolat sebagai pelembab umumnya dibuat dalam sediaan krim. Pada penelitian ini dilakukan uji penetrasi dari asam glikolat pada 3 jenis sediaan yang berbeda untuk dapat diketahui sediaan apa yang dapat menghantarkan asam glikolat paling baik untuk berpenetrasi melewati stratum korneum. Sediaan gel terbukti memberikan jumlah penetrasi asam glikolat yang paling besar di jam ke-8 uji penetrasi in vitro pada gel dengan besar kumulatif asam glikolat yaitu 5939,65 ± 6,96 μg/cm2 kemudian diikuti dengan krim W/O dengan besar kumulatif 5129,83 ± 6,84 μg/cm2. Hasil penetrasi terkecil ditunjukkan oleh sediaan krim O/W dengan besar kumulatif asam glikolat terpenetrasi yaitu 2870,87 ± 0,86 μg/cm2.

Glycolic acid is an active compund that known to have moisturizing activity by its ability to emmoliate the skin in which it can gather water to its surrounding, in this case stratum corneum, to hydrate the environment and enhancing the water amount. Glycolic acid as moisturizer usually found in cream dosage form. There are three kind of different dosage forms that has been tested their ability to penetrate by in vitro method in this study. The purpose of this research is to show the best dosage form that can deliver glycolic acid penetrated into the stratum corneum. All formulations were examined their penetration ability by Franz diffusion cell as in vitro test using Sprague Dawley rat abdomen skin as diffusion membrane. The best dosage form to deliver glycolic acid penetrated through the stratum corneum is gel form with total cumulative penetration of glycolic acid is 5939,65 ± 6,96 μg/cm2 followed by w/o cream dosage form with 5129,83 ± 6,84 μg/cm2 and o/w cream dosage form with 2870,87 ± 0,86 μg/cm2.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprashartono Hubertus
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lutfhi Zarkasyi
"Hidrokortison asetat dan kloramfenikol merupakan zat aktif yang banyak digunakan dalam sediaan krim sebagai anti infeksi kulit yang disertai peradangan. Untuk menjamin mutu dari suatu sediaan diperlukan metode anal isis yang mempunyai akurasi dan 'presisi yang tinggi, namun jika memungkinkan mudah dan murah di dalam pelaksanaannya. Salah satu metode analisis yang dapat digunakan adalah spektrofotomeri derivatif, melalui pengukuran serapan masing-masing komponen pada panjang gelombang zero crossing komponen lainnya yang terdapat dalam campuran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode penetapan kadar hidrokortison asetat, kloramfenikol dan campuran keduanya dalam sediaan krim dengan adanya pengawet nipagin secara spektrofotometri derivatif dan menguji validitasnya. Pad a sediaan campuran hidrokortison asetat dan kloramfenikol, masing-masing zat diukur serapannya pad a panjang gelombang 276,8 nm dan 286,0 nm (derivat pertama); sediaan tunggal hidrokortison asetat yang mengandung pengawet nipagin, diukur pada panjang gelombang 257,0 nm (derivat pertama) dan sediaan tunggal kloramfenikol yang mengandung pengawet nipagin diukur pada panjang gelombang 294,6 nm ( derivat pertama ). Dari hasil uji perolehan kembali, metode spektrofotometri derivatif dapat digunakan untuk menetapkan kadar kloramfenikol dalam sediaan krim simulasi yang mengandung hidrokortison asetat, namun metode ini tidak dapat digunakan untuk menetapkan kadar hidrokortison asetat dalam krim simulasi. Metode ini juga dapat digunakan untuk menetapkan kadar hidrokortison asetat dalam sediaan krim simulasi dan merek dagang yang mengandung nipagin dan menetapkan kadar kloramfenikol dalam sediaan krim simulasi yang mengandung pengawet nipagin.

Hydrocortisone acetate and chloramphenicol are active ingredients mostly used in cream as local anti-infection and anti-inflamatory. The analytical method with high aqquracy and precision is needed to guarantee the quality, but if possible, it is low cost and easily implemented. One of the analytical method can be used is derivative spectrophotometry, by determining each compound at zero crossing wavelength of another compound in mixture. The purpose of this research is to find a new method to determine the concentration of hydrocortisone acetate, chloramphenicol and both of them in cream which contains nipagin as preservative by using derivative spectrophotometry and to examine the validity. In the mixture containing hydrocortisone acetate and chloramphenicol, each compound is determined at 276.8 nm and 286.0 nm (first derivative), In the mixture containing hydrocortisone acetate with nipagin as preservative, this compound is determined at 257.0 nm (first derivative), In the mixture containing chloramphenicol with nipagin as preservative, this compound is determined at 294.6 nm (first derivative). The result of recovery test shows that derivative spectrophotometry method can be used to determining chloramphenicol in cream simulation with hydrocortisone acetate, but can not be used in determining hydrocortisone acetate in this simulation cream with chloramphenicol. This method can also be used for determining the concentration hydrocortisone acetate in simulation cream with nipagin as preservative and market product and also determining chloramphenicol in simulation cream with nipagin as preservative."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32589
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>