Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137609 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boen, Sun Lie
"Virgin coconut oil adalah minyak yang memiliki efek yang baik untuk kesehatan. Virgin coconut oil dapat mengalami ketengikan karena proses hidrolisis dan oksidasi sehingga tidak dapat disimpan untuk waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penyimpanan yang baik dari virgin coconut oil merek A dan B sehingga kualitas dan stabilitasnya dapat dipertahankan. Minyak disimpan pada dua tempat berbeda yaitu lemari pendingin dan ruangan dengan suhu kamar. Analisis bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iodum, bilangan peroksida, dan indeks bias dilakukan setiap dua minggu hingga minggu ke-10.
Hasil penelitian menunjukkan minyak merek A dan B yang disimpan dalam ruangan dengan suhu kamar memberikan kenaikan bilangan asam dan kenaikan bilangan peroksida yang tinggi. Bilangan iodum untuk minyak merek A dan B hingga minggu ke-10 masih berada dalam rentang standar. Indeks bias untuk minyak merek A adalah 1,4472-1,4487 dan merek B adalah 1,4477-1,4490. Secara umum, virgin coconut oil merek A dan B mempunyai stabilitas yang lebih baik untuk penyimpanan dalam lemari pendingin daripada dalam ruangan dengan suhu kamar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Julito P.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S32046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Anyelir Nursan
"Produk headliner mobil dapat diperoleh dari pengembangan pengolahan busa poliuretan dan limbah kulit udang yang mengandung kitosan. Busa poliuretan yang dilapisi kitosan dengan metode pencelupan memiliki tujuan untuk memodifikasi sifat elastis menjadi kaku. Pengujian tarik menunjukkan peningkatan kekakuan, sedangkan Thermogravimetric Analysis (TGA) menunjukkan peningkatan suhu degradasi menjadi 295°C untuk tahap pertama, 309°C untuk tahap kedua, dan 372°C untuk tahap ketiga. Proses curing dapat meningkatkan jumlah hubung silang fisika berupa ikatan hidrogen, kemudian peningkatan waktu curing dapat meningkatkan jumlah hubung silang kimia berupa ikatan kovalen sehingga menyebabkan struktur menjadi homogen dan halus yang ditunjukkan oleh Field Emission Scanning Electron Microscopy (FE-SEM). Namun, suhu curing yang terlalu tinggi atau waktu curing yang terlalu lama menyebabkan ikatan hidrogen bahkan ikatan pada rantai utama terputus sehingga sifat mekanik dan termalnya menurun.
Pembentukkan hubung silang fisika dibuktikan dengan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) yaitu peningkatan intensitas ikatan O-H, N-H, dan C=O berikatan hidrogen, sedangkan peningkatan intensitas ikatan C-N dan C-O-C mengindikasikan hubung silang kimia. Busa poliuretan yang dilapisi kitosan dengan proses curing pada 100°C selama 120 menit memiliki kekuatan tarik maksimum 5,56 kgf/cm2, elongasi 7%, dan densitas 28,9 kg/m3 yang mendekati spesifikasi sifat mekanik dan fisika produk headliner pada umumnya.

Car headliner can be obtained from the development of processing polyurethane foam and shrimp skin waste containing chitosan. Polyurethane foam coated by chitosan using immersion method has purpose of modifying elastic become stiff. Tensile testing showed the increasing of mechanical properties, while Thermogravimetric Analysis (TGA) showed the increasing of degradation temperature to 295°C for the first stage, 309°C for the second stage, and 372°C for the third stage. Curing process can add the number of physical crosslinking in form of hydrogen bonds, then the increasing of curing time can add the number of chemical crosslinking in form of covalent bonds, causing the structure become homogeneous and smooth as indicated by Field Emission Scanning Electron Microscopy (FE-SEM). However, if curing temperature is too high or curing time is too long, it will cause hydrogen bonds even main chain to be severed so that its mechanical and thermal properties decrease.
The formation of physical crosslinking is evidenced by the Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), which is increasing the intensity of O-H, N-H, and hydrogen-bonded C=O bonds, while increasing the intensity of C-N and C-O-C bonds indicates chemical crosslinking. Polyurethane foam coated by chitosan and then cured at 100°C for 120 minutes has an ultimate tensile strength of 5.56 kgf/cm2, elongation of 7%, and density of 28.9 kg/m3 which is close to the specification of mechanical and physical properties of headliner in general.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desya Pramadhanti
"Sabun antibakteri merupakan sabun yang paling diminati di Indonesia sebagai agen pembersih. Sayangnya, sabun antibakteri yang selama ini digunakan memiliki beberapa masalah, seperti bahan antibakteri yang digunakan. Bahan antibakteri yang biasa digunakan dalam sabun, seperti triclosan, triclocarban, dan lainnya, telah dilarang penggunaannya oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat karena berbahaya untuk penggunaan jangka panjang. Namun, sabun antibakteri tetap diperlukan di tempat-tempat yang memiliki tingkat penyebaran bakteri yang tinggi, seperti rumah sakit. Untuk itu, diperlukan bahan antibakteri yang aman, baik digunakan dalam jangka panjang maupun pendek. Mikroalga Spirulina platensis merupakan salah satu microflora dengan kandungan zat esensial yang beragam serta berpotensi sebagai zat antibakteri. Di samping itu, jenis mikroalga ini memiliki khasiat lain yang sangat banyak bagi kulit. Selain bahan, bentuk sabun juga perlu dipertimbangkan untuk menghindari kontaminasi. Bentuk sabun dengan lapisan tipis merupakan bentuk yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh suhu reaksi saponifikasi dan konsentrasi NaOH yang optimal. Variasi suhu reaksi yang digunakan adalah 50, 60 dan 70oC, sedangkan variasi massa NaOH yang digunakan adalah 3,75, 5, 6,25, dan 8,75 M. Konsentrasi NaOH yang optimal untuk pembuatan sabun antibakteri ini berkisar 5-6,25 M dengan suhu 60oC. Namun, berdasarkan kualitas sabun dengan konsentrasi 5 M dan suhu 60oC merupakan sampel terbaik dengan kadar air 13,86, kadar asam lemak bebas 0,18 dan nilai konsentrasi hambat minimum 0 atau tidak ada bakteri yang hidup hingga pengenceran 25.

Antibacterial soap is the most popular soap in Indonesia as a cleaning agent. Unfortunately, antibacterial soap has some issues, such as the antibacterial ingredients used. Antibacterial ingredients commonly used in soaps, such as triclosan, triclocarban and others, have been banned from use by the United States Food and Drug Administration (FDA) because they are dangerous for long-term use. However, antibacterial soap is still needed in places that have high levels of bacterial spread, such as hospitals. For this reason, we need safe antibacterial ingredients for long and short term use. Microalgae Spirulina platensis is one of microalgae that contains safe antibacterial compound. In addition, these types of microalgae have other compounds that are very beneficial for skin. Besides the ingredients, the form of soap also needs to be considered to avoid bacterial contamination. The form of soap with a thin layer is the right form to solve this problem. This research aims to obtain the optimal saponification reaction temperature and NaOH concentration. The variation of reaction temperature used is 50, 60 and 70oC, while the mass variations of NaOH used are 3.75, 6.25, and 8.75 M. Optimal NaOH concentration for making this anti-bacterial soap is about 5-6.25 M at 60oC. But, based on quality, soap that made of 5 M NaOH concentration solution at 60oC is the best sample with 13.86 of water, 0.18 of free fatty acid and minimum inhibitory value 0 or no bacteria growth until 25 of dilution.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Tirtasiwi Sekti
"Untuk dapat memenuhi kebutuhan minyak bumi di Indonesia perlu dilakukan peningkatan dalam kehandalan kilang dan perlu adanya penambahan air agar dapat mempermudah aliran crude oil dalam pipa. Namun, air yang teremulsi dalam crude oil akan mengganggu proses distilasi, sehingga dilakukan penambahan zat pengemulsi atau demulsifier dengan tujuan untuk mengurangi kadar air, garam dan impuritis yang terdapat dalam crude oil dalam proses dehidrasi.
Untuk mengetahui sejauh mana kinerja demulsifier A dan B dalam mengikat air dan salt pada crude oil walio, cemara dan High Pour Point Oil (HPPO), dilakukan pencampuran demufsifier ke dalam crude oil pada suhu 60 “C dan konsentrasi demulsifier 2, 5, 10 dan 15 ppm. Adapun pengujian karakteristik sifat fisik crude oil sebelum dan setelah penambahan demulsfier dilakukan menggunakan metode ASTM dengan analisa pour point, salt content, water content, basic and sediment waler, spesifik gravity dan viskositas.
Hasil pengujian membuktikan bahwa dengan penambahan demulsifier A dan B akan mempengaruhi sifat fisika dari setiap crude oil walio, cemara dan HPPO. Penambahan konsentrasi dan jenis demulsifier yang dipilih tergantung dari jenis crude oil yang digunakan. Dan berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk crude oil walio menggunakan demuIsifer B, sedangkan crude oil cemara menggunakan demulsifier A dan crude oil HPPO menggunakan demulsifier A."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparjo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardila Fachrisa
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32644
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Aryani Suryadi
"Virgin coconut oil, Olive oil, dan Minyak Jinten hitam merupakan beberapa minyak tumbuhan yang banyak dikembangkan sebagai sediaan nutrasetika. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa ketiga jenis minyak tumbuhan ini dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Melalui penelitian ini, dibuat mikroemulsi dari ketiga campuran dengan memvariasikan gliserin sebagai kosurfaktan untuk melihat sediaan yang paling stabil. Pembuatan diagram fasa dilakukan sebelum formulasi utama ditentukan untuk menentukan daerah jernih mikroemusi tersebut. Melalui langkah ini, diperoleh bahwa daerah stabil berada pada rentang minyak 3 hingga 6% dengan rentang tween 80 sebesar 25 hingga 35%. Formulasi utama kemudian dibuat dengan kadar minyak 4,5% dan kadar tween 80 sebesar 30%. Gliserin sebagai kosurfaktan divariasikan 8%, 10%, dan 12%. Setelah pembuatan mikroemulsi, dilakukan pengamatan organoleptis, pH, viskositas, ukuran globul dan tegangan permukaan dan uji stabilitas selama 8 minggu. Sediaan mikroemulsi dengan kadar gliserin 8% diketahui paling stabil. Hal ini disimpulkan dari perubahan ukuran globul yang paling kecil; dari 34,72 nm menjadi 36,25 nm diakhir pengukuran.

Virgin coconut oil, olive oil, and Black seed oil are many developed plant oil as nutraceutical products. Many research has been proved that all of this plant oil can be used to reduce cholesterol concentration in blood. In this experiment, microemulsion has been made from mix of three types oil with varying glycerin as co-surfactant to see the most stable preparations. Construction of phase diagram was done before main formula are determined for determine the microemulsion's transparent area. From this step, it can be obtained that stable area are in oil concentration of 3 until 6 percent and tween 80 concentration of 25 until 35 percent. Main formulation made with oil concentration of 4,5 percent and tween 80 of 30 percent. Glycerin as cosurfactant was varied of 8 percent, 10 percent, and 12 percent. After microemulsion formulation, organoleptic observation, pH test, viscosity test, globul size test, surface tension test and stabilization test are done for 8 weeks. Microemulsion with 8 percent of glicerine concentration are known as the most stable. It concluded from the least globul size's change; from 34,72 nm to 36,25 nm in the last measurements."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kusumaningtyas
"Virgin Coconut Oil (VCO) adalah salah satu produk turunan kelapa yang memiliki keunggulan kadar asam laurat tinggi serta diproses menggunakan panas minimal. Pada penelitian ini akan digunakan dua metode dalam pembuatan VCO yaitu metode pengadukan dengan alat pengaduk gantung elektrik dan metode enzimasi menggunakan crude enzim papain. Kedua metode ini akan dibandingkan untuk mendapatkan metode yang terbaik dan menentukan variabel-variabel optimum dari kedua metode tersebut. Penelitian ini diawali oleh perlakuan penyantanan dengan 4 variasi perbandingan kelapa dan air yaitu 1:0.5; 1:1; 1:2; dan 1:3. Variasi perlakuan yang digunakan pada metode pengadukan yaitu variasi lama putaran dan variasi kecepatan putaran, sedangkan untuk metode enzimasi divariasikan banyaknya crude enzim papain yang ditambahkan per 100 gram kelapa. Melalui tahapan-tahapan proses penelitian tersebut, akan didapatkan suatu bentuk korelasi yang menyatakan bahwa perolehan minyak kelapa merupakan fungsi dari berbagai perlakuan variabel proses. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengadukan lebih optimum dari pada metode enzimasi, dengan volume VCO yang dihasilkan mencapai 25,76 ml per 100 gram kelapa parut, kadar asam laurat hingga 47,76%, kadar air 0,17 %, dan kondisi optimumnya dicapai dengan perbandingan kelapa dan air 1: 0,5; kecepatan dan lama putaran 1300 rpm dan 50 menit. Namun dari segi ekonomis tidak efisien karena terlalu banyak menggunakan energi listrik. Sedangkan untuk metode enzimasi kondisi optimum diperoleh dengan perbandingan kelapa dan air 1:0,5, banyaknya crude enzim papain 3 ml, menghasilkan volume VCO sebesar 19,67 ml per 100 gram kelapa parut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shehla Mughal Endo
"[ABSTRAK
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan demam dengue (DD) dilaporkan meningkat di seluruh dunia setiap tahunnya, terutama di negara Asia Tenggara termasuk Indonesia Gambaran klinis dari DBD/DD adalah demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam kulit yang mirip dengan campak, dan hasil lab menunjukkan penurunan jumlah trombosit. Hingga saat ini belum ada antiviral khusus untuk DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh virgin coconut oil (VCO) terhadap replikasi virus dengue (DENV). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Data yang diperoleh ini berasal dari hasil eksperimen yang dilakukan dengan 6 pengulangan untuk setiap perlakuan yaitu pemberian VCO 5%, 1%, 0,5% dan 0,1%, kontrol negatif dan Dimethyl Sulfoxide (DMSO).
Penghambatan replikasi DENV dilihat dengan menghitung titer virus setelah perlakuan VCO. Titer virus dihitung dengan menggunakan metode focus assay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IC50 dari VCO adalah kuat, sementara CC50 VCO adalah moderat. Hal ini menunjukkan bahwa secara signifikan VCO menghambat replikasi DENV dengan kisaran cukup aman untuk digunakan pada sel dalam dosis terbatas. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengevaluasi efek VCO pada replikasi DENV in vivo, sehingga dapat ditemukan kandidat anti DENV di masa mendatang.

ABSTRACT
Cases of the Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)/Dengue Fever (DF) were reported increasing worldwide annually, especially in South Asia counties including Indonesia The clinical features of DF/DHF are fever, headache, muscle and joint pains, a characteristic skin rash that is similar to measles, which lead to thrombocytopenia as a lab result. Until now, specific antiviral for dengue virus (DENV) is not available yet.
The objective of this research was to evaluate the effect of virgin coconut oil (VCO) to the DENV replication. This research was experimental study and was conducted at Microbiology laboratory, Department of Microbiology, Faculty of Medicine University of Indonesia. The data that was obtained for this study came from the experimental studied with 6 repeated experiments for each treatment of various concentartion of 5%, 1%, 0.5% and 0.1% as well as negative control and Dimethyl Sulfoxide (DMSO). Inhibition of DENV replication was determined by calculating of DENV titer after treated with VCO. The focus assay was used to calculate the DENV titer. The result showed that IC50 and CC50 of VCO was strong and moderate respectively. VCO was significantly inhibited the replication of DENV with adequate safe range to use for cells within limited dosages. Therefore, we concluded that VCO can be a candidate antiviral for DENV. Next study is needed to evaluate the effect of VCO in vivo, therefore we will find an antiviral of DENV virus in future.;Cases of the Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)/Dengue Fever (DF) were reported increasing worldwide annually, especially in South Asia counties including Indonesia The clinical features of DF/DHF are fever, headache, muscle and joint pains, a characteristic skin rash that is similar to measles, which lead to thrombocytopenia as a lab result. Until now, specific antiviral for dengue virus (DENV) is not available yet.
The objective of this research was to evaluate the effect of virgin coconut oil (VCO) to the DENV replication. This research was experimental study and was conducted at Microbiology laboratory, Department of Microbiology, Faculty of Medicine University of Indonesia. The data that was obtained for this study came from the experimental studied with 6 repeated experiments for each treatment of various concentartion of 5%, 1%, 0.5% and 0.1% as well as negative control and Dimethyl Sulfoxide (DMSO).
Inhibition of DENV replication was determined by calculating of DENV titer after treated with VCO. The focus assay was used to calculate the DENV titer. The result showed that IC50 and CC50 of VCO was strong and moderate respectively. VCO was significantly inhibited the replication of DENV with adequate safe range to use for cells within limited dosages. Therefore, we concluded that VCO can be a candidate antiviral for DENV. Next study is needed to evaluate the effect of VCO in vivo, therefore we will find an antiviral of DENV virus in future., Cases of the Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)/Dengue Fever (DF) were reported increasing worldwide annually, especially in South Asia counties including Indonesia The clinical features of DF/DHF are fever, headache, muscle and joint pains, a characteristic skin rash that is similar to measles, which lead to thrombocytopenia as a lab result. Until now, specific antiviral for dengue virus (DENV) is not available yet.
The objective of this research was to evaluate the effect of virgin coconut oil (VCO) to the DENV replication. This research was experimental study and was conducted at Microbiology laboratory, Department of Microbiology, Faculty of Medicine University of Indonesia. The data that was obtained for this study came from the experimental studied with 6 repeated experiments for each treatment of various concentartion of 5%, 1%, 0.5% and 0.1% as well as negative control and Dimethyl Sulfoxide (DMSO).
Inhibition of DENV replication was determined by calculating of DENV titer after treated with VCO. The focus assay was used to calculate the DENV titer. The result showed that IC50 and CC50 of VCO was strong and moderate respectively. VCO was significantly inhibited the replication of DENV with adequate safe range to use for cells within limited dosages. Therefore, we concluded that VCO can be a candidate antiviral for DENV. Next study is needed to evaluate the effect of VCO in vivo, therefore we will find an antiviral of DENV virus in future.]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>