Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171809 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Deksa Presiana
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan Dinatrium Edetat untuk meningkatkan daya antibakteri dari beberapa antibiotika (amoksisilin, amikasin, khloramfenikol dan polimiksin) terhadap kuman liar yang mempunyai resistensi tinggi yaitu Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini dilakukan dengan melihat perbedaan pengaruh kombinasi Dinatrium Edetat dengan antibiotika terhadap Dinatrium Edetat sendiri dan antibiotika sendiri dalam menghambat pertumbuhan kuman Pseudomonas aeruginosa yang resistensinya tinggi. Pada pemeriksaan ini, kuman Pseudomonas aeruginosa diperoleh dengan cara mengisolasi dari penderita yang terinfeksi, kemudian diuji daya resistensinya oleh Laboratorium Mikrobiologi FKUI Jakarta. Antibiotika yang digunakan merupakan antibiotika yang umum untuk pengobatan infeksi Pseudomonas aeruginosa dan sering menimbulkan keadaan resistensi kuman bila diberikan pada kadar hambat minimalnya (KHM). Pemakaian Dinatrium Edetat pada sub kadar hambat minimalnya (Sub KHM) yaitu satu tingkat pengenceran di bawah kadar hambat minimalnya. Metode yang digunakan yaitu metode pengenceran dan plate count agar. Pada metode pengenceran dapat dilihat adanya efek antibakteri berturut-turut dari antibiotika, Dinatrium Edetat, dan kombinasi Dinatnium Edetat dengan antibiotika. Sedangkan metode plate count agar berguna untuk menghitung dan menentukan prosentase koloni kuman yang hidup. Hasil pemeriksaan menunjukkan hahwa Dinatrium Edetat pada Sub KHM (5000 ug/ml - 9000 ug/ml) secara in vitro dapat meningkatkan daya antibakteri antibiotika dalam menghambat pertumbuhan kuman liar Pseudomonas aeruginosa yang resisten."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiyono W.S.
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian aktivitas antibakteri dan lendir bekicot (achatina fulica fer.) terhadap kuman StaphyLococcus aureus ATCC 2592.3 dan Pseudorrzon.as aertlei.n.osa ATCC 27853 dengan menggunakan metode difusi cara silinder. Dalam penelitian ini digunakan lendir bekicot yang segar, dengan ukuran cangkang antara 5-6 cm dan dengan berat badan antara 19-27 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lendir bekicot (achatina fulica fer.) menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap kuman Pseudorronas czerugnosa ATCC 27853 tetapi tidak terhadap kuman Staphylococcus aureus ATCC 25923."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini
"Pada beberapa daerah didunia, Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen yang dominan terutama dilingkungan rumah sakit. Meropenem merupakan antibiotik golongan karbapenem yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa. Seiring penggunaan meropenem sebagai terapi menyebabkan munculnya Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap meropenem. Liposom, sebagai karier pengantaran obat telah terbukti sukses meningkatkan aktivitas antibakteri banyak senyawa obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek enkapsulasi liposom terhadap aktivitas antibakteri meropenem pada Pseudomonas aeruginosa dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode hidrasi lapis tipis untuk enkapsulasi liposom meropenem dan metode dilusi cair untuk penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum (KHM) larutan meropenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 adalah 3,91 ppm dan terhadap Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 250 ppm. Konsentrasi bunuh minimum (KBM) larutan meropenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 adalah 3,91 ppm dan terhadap Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 250 ppm sedangkan konsentrasi bunuh minimum suspensi liposom meropenem terhadap Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 adalah 7,81 ppm dan terhadap Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa adalah 500 ppm. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa enkapsulasi liposom menurunkan aktivitas antibakteri meropenem terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 dan Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa.

In some areas in the world, Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa is the predominant pathogen in the environment, especially hospitals. Meropenem is an antibiotic belonging to the carbapenem class that has antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa. Concomitant use of meropenem in the treatment led to the emergence of Pseudomonas aeruginosa resistant to meropenem. Liposome, as a carrier for drug delivery system, have been successfully improve the activity of many antibacteria compound. The purpose of this research is to determine the effect of liposome encapsulation on antibacterial activity of meropenem against Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa and Pseudomonas aeruginosa. The method used in this research is thin layer hydration method for liposome encapsulation meropenem and liquid dilution method for determination of minimum inhibitory concentration (MIC). The result of this research shown that the minimum inhibitory concentration (MIC) for meropenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 is 3,91 and 250 ppm when against Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa. Minimum bactericidal concentration (MBC) for meropenem solution against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 is 3,91 ppm and when against Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa is 250 ppm while the minimum bactericidal concentration for meropenem liposomal suspension against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 is 7,81 ppm and when against Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa is 500 ppm. Thus, the conclusion that can be drawn is liposome encapsulation decrease antibacterial activity of meropenem against Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 and Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hidayah Yusuf
"Penelitian laboratorium merigenai aktivitas antibakteri
rieomisin, polimiksiri B dan kombinasinya C neomisin - polimiksin B ) terhadap kuman Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidez-7rLLdLs dan PsetzdomorLas aerugtnosa sebagai
penyebab utama lnfeksi mata luar secara berturut-turut telah
dilakukari di Laboratorium Mikrobiologi. Jurusan Farmasi,
FMIPA bekerja sama derigan Bagian Mikroblologi, FKUI, Jakarta.
Tujuan penelitlan laboratoriuzn mi ialah mendapatkan
kadar hambat minimal tunggal kedua antibiotika dan
komblnasinya yang dicoba terhadap tiga species kuman tersebut
di atas dengan menggunakan teknik pengenceran dalam tabung
dan teknik papan catur.
Dengan melakukan teknik pengenceran dalam tabung
nilai kadar hambat minimal tunggal antibiotika yang dicoba
dapat dlperoleh dengan mudah, sedangkan dengan melakukan
teknik papan catur nilal kadar hambat minimal kombinasi
antibiotika dapat diperoleh dengan mudah pula.
Ketiga spesies kurrtan yang dicoba adalah kuman yang
biasa diasingkan dari penderita yang mendapat infeksi
bakterial mata yang mengunjungi Bagiari Mlkrobiologi, FKUI.
Kedua antibiotika yang digunakan dalam percobaan mi adalah
neomisin. polimiksin B dan kbrnbmnasinya merupakan antibiotika
yang paling sening dlpakai dan diresepkan urituk merigobati
lnfeksi bakt.erial mata luar.
Hasil akhir dari percobaan menunjukkan bahwa nilal KHM
antibiotika yang digunakan dalam kombinasi secara bermakna
lebih rendah bila dibandinigkan dengari nilai KHM turiggal dan
antibiotika yang diuji. Hal mi juga menyatakan bahwa
neonusin dan polimiksin B yang diuji dalam kombinasi
mempunyai efek sinergistik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agusdini Banun Saptaningsih
"Telah dilakukan penellUan aktivitas antibakteri dari getah tumbuhan EtLphorba ant iquorvin. Linn terhadap kuman Pseticloraon.as aer-ugnosa ATCC 27853 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan
antijamur terhadap jamur Tr?Lcophyton rubrvJrL. dan Cand?Lda aLbtcans,
yaitu dengan menentukari aktivitas anti bakteri dan antijamur
dengan metoda cakram serta menentukan kadar hambat minimal dengan
metoda pengenceran tabung.
Dalam penelitian mi diunakan getah segar dan getah yang
di k er I ngk an. Penyar I an dli ak uk an dengan menggunak an sothl et
dengan pelarut petroleum benzefi, kloroform, etanol dan air.
Hasil penelitlan menunjukkan báhwa getah segar, sari etanol
95°% dan sari air menunjukkan aktivitas antibakteni terhadap kuman
Pseudoraonas aeruetnosa ATCC 27853 dan StaphyLococcvs avreus ATCC
26923 dan aritijamur terhadap jamur Tricophyton rubrwn, sedangkan
sari petroleum benzen dan sari kloroform tidak mempunyai
aktivitas antlbakteri dan antijamur terhadap kuman dan jamur uji.
Dari seiuruh sari dan getah segar E'uphorbiLa ant iquoruin Linn
yang diuji, kadar hambat minimal yang terendah adalah 488,28
g,/cc., yaltu dari sari etanol dan getah segar terhadap
Staphylococcus aureus dan getah segar terhadap TriLcophyton
rubrum.. Kadar hambat minimal yang ten ti nggi adal ah 31,25 mgVcc
yaltu kadar hambat minimal getah segar, sari ètanol 95°% dan sari
air dari getah EuphorbiLa ant Lquorvia Linn terhadap Psezidomonas
aerunosa ATCC 27853."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Effendi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S31904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nony Shilviani Masyitah
"ABSTRAK
Suatu penelitian laboratorium mengenai konsenträsi kior aktif yang didapat dari kaponit yang mexnpunyai keinampuan untuk meinatikan beberapa jenis kuinan patogen sebagai penyebab infeksi nosokoinial , telah dilaksanakan di Jurusan Farmasi, Fakultas Mateinatika dan Ilmu Pengetahuan Alain, Universitas Indonesia, Depok.
Percobaan sesungguhnya dilaksanakan untuk meneliti
aktivitas antibakterialdari konsentrasi yang tepat dari kior
aktif yang didapat dari kaporit terhadap kuman uji yang
tercarnpur dengan bahan protein seperti darah sebagai limbah
bahan darah yang diainbil dari penderita yang diperiksa untuk
tujuan diagnostik laboratorium.
Tes dilaksanakan dengan memaparkan kuinan uji yang
disuspensikan dalam air yang inengandung pelbagai konsentrasi
darah, terhadap kaporit dengan waktu kontak selama 30 inenit.
Setelah waktu kontak selama 30 menit, maka 1 sengkelit
campuran kuman uji dan kaporit diinokulasikan dalam
kaldu nutrien yang keinudian diinkubasikan pada 37°C selama 48 jam."
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Bahtiar
"Minyak Tradisional X yang mengandung daun sirih, daun pegagan, jahe, lengkuas clan cengkeh merupakan salah satu obat tradisional yang thproduksi di Kawasan Tangerang, biasa dipergunakan dalam kalangan keluarga besar produsen untuk mengobati luka pasca khitan, sehingga luka tersebut menjadi cepat sembuh clan tidak mengalami infeksi. Oleh sebab itu diteliti efek dari Minyak Tradisional X dalam hal penyembuhan luka tersebut. Telah ditakukan Uji Antibakteni pada Minyak Tradisional X, minyak buatan clan infus daun sinih terhadap bakteri yang biasa terdapat pada luka. Pengambilan sampet diambil secara acak sebanyak 3 sampel dari 3 bulan produksi yaitu bulan Juni, Juli, clan Agustus 1996. Juga dilakukan analisa senyawa eugenol dengan menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis. Metode pengujian yang digunakan adalah metode dilusi penipisan lempeng agar untuk penentuan Kadar Hambat Minimal Minyak Tradisional X terhadap bakteni uji Staphylococcus aureus clan Pseudomonas aeruginosa serta pemeriksaan senyawa eugenol dengan Metode kromatog rafi Lapis Tipis. HasH penelitian menunjukan bahwa Minyak Tradisional X dan minyak buatan tidak mempunyai efek hambatan maupun daya bunuh terhadap kedua jenis kuman uji yang dipakai. Infus daun sirih sebagai pembanding menunjukan efek menghambat dan membunuh pada konsentrasi 8% untuk Staphylococcus, aureus dan 16% untuk Pseudomonas aeru ginosa . Minyak Tradisional X dan minyak buatan juga tidak menunjukan adanya senyawa eugenol yang diduga terdapat di dalam Minyak Obat Tradisional dan berefek antibakteri.

The Traditional X Oil containing simplisia Piper betle leaf, pegagan leaf, ginger, Iengkuas, and clover, as one of traditional medicine which is commonly used by members of the big family of the producer for treatment of post circumsision wound, so that the wound shows no infection and cure is achieved in several days only. Therefore, the effect of the Traditional X Oil to the curing of the wounds is examined. Tested is the antimicrobial activity of The Traditional X Oil to microba that might exist in wounds. Collecting sample had been done three times randomly from three months production in June, July, and August 1996. Also, it had been examined oil which made and infusion Piper betle according to the comparison of the Traditional X Oil. In this experiment agar plate thinning dillution methods had been used to determine Minimum Inhibitory Concentration to the tested bacteria, Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa and examining whether such oil contain of eugenol substance by using TLC. As a result of the experiment indicates that the Traditional X Oil had neither bactericide nor bacteriostatic activity to both of species of bacteria which had been used. The made oil also indicated to the same effect within the Traditional X Oil. Infusion of Piper betle which was used as comparison in the experiment showed bacteriostatic effect in a concentration of 8% for Staphylococcus aureus and a 16% for Pseudomonas aeruginosa. The Traditional X Oil had not eugenol constituent that had been predicted before as antibacteria."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S32192
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Amalia Deborah
"Antibiotik ialah senyawa yang diproduksi oleh beberapa spesies mikroorganisme, yang memiliki kapasitas untuk menginhibisi pertumbuhan atau membunuh bakteri. Namun, dewasa ini penggunaan antibiotik sangat tidak terkendali dan menimbulkan resistensi. Resistensi antibiotik merupakan masalah yang menjadi serius. Antibiotik yang dahulunya efektif dalam mengobati berbagai penyakit, sekarang telah berkurang ataupun hilang efektifitasnya. Karena terlalu banyaknya kasus resistensi, maka diperlukan suatu senyawa baru yang bisa menghasilkan daya antibakteri. Penemuan antibakteri baru dari senyawa dalam tanaman merupakan salah satu solusi terhadap permasalahan ini. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah tanaman Garcinia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, tanaman Garcinia memiliki aktivitas antibakteri. Pada penelitian ini diteliti potensi aktivitas antibakteri pada tanaman Garcinia latissima.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah daya antibakteri dari ekstrak-ekstrak Garcinia latissima menggunakan metode Konsentrasi Hambat Minimal KHM kemudian dilanjutkan dengan uji bioautografi pada Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah dan ekstrak metanol kulit batang tanaman Garcinia latissima terbukti memiliki potensi daya antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus 2.000 g/mL dan 1.500 g/mL dan ekstrak metanol buah dan etil asetat buah tanaman Garcinia latissima memiliki potensi daya antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa 3.000 g/mL . Untuk hasil bioautografi menunjukkan hasil positif dari masing-masing ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Antibiotic is a compound that produced by some species of microorganisms, which have a capacity to inhibit or kill the bacteria. However, nowadays the using of antibiotic become very uncontrolled and caused resistances. Antibiotic resistance is a very serious problem. An antibiotic which is effective to cure the disease in the past, now has decreased and lost its effectivity. Therefore, the new compound is needed to help the resistance problem. The discovered of new antibiotic compound from herbal plants is one of the potential source of antibacterial compound to solve this problem. One of those plants is Garcinia plant. Based on previous research, Garcinia plant has an antibacterial activity.
This research aimed to determine and to investigate the potency of antibacterial activity from Garcinia latissima extracts with Minimal Inhibitory Concentration MIC and Bioautography assay in Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Result indicated that the methanol fruit and cortex of Garcinia latissima have a potency of antibacterial in Staphylococcus aureus 2.000 g mL and 1.500 g mL , also methanol and ethyl acetate fruit extracts have a potency of antibacterial in Pseudomonas aeruginosa 3.000 g mL. For the bioautography assay, showed a positive antibacterial effectivity result in each extract.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>