Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69119 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1989
S32056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gloria S. Wanananda
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Jamu peluntur seringkali diminum oleh wanita hamil untuk menggugurkan kandungan. Di Indonesia terdapat berbagai Jenis atau merk jamu peluntur dengan komponen yang tidak selalu sama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian jamu peluntur cap Air Mancur pada mencit hamil secara per oral selama periode organogenesis dapat mempengaruhi perkembangan fetus yang berada dalam kandungan. Hewan coba yang dipakai adalah mencit betina strain Biomedis, umur ± 22 bulan, berat 20 - 25 gram, sehat, belum pernah dikawinkan. Digunakan rancangan acak lengkap dengan tiga tingkatan dosis. Mencit betina yang telah hamil dibagi menjadi lima kelompok secara acak:
I. Kelompok kontrol yang tidak diberi apa-apa (RI, n = 10)
II. Kelompok kontrol yang diberi CMC 0,5% (K2, n = 9)
III. Kelompok yang diberi jamu peluntur 10 X dosis manusia (P1, n = 10)
IV. Kelompok yang diberi jamu peluntur 20 X dosis manusia (P2, n = 8)
V. Kelompok yang diberi jamu peluntur 40 X dosis manusia (P3, n = 12)
Jamu peluntur diberi secara oral pada hari ke sampai dengan hari ke 15 kehamilan. Pada hari ke 18 kehamilan mencit dianestesi dan dilakukan histerektomi. Parameter yang diamati: jumlah implantasi, jumlah fetus yang mati maupun diresorpsi, cacat bawaan eksternal, internal dan cacat bawaan tulang.
Hasil dan Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis statistik ternyata bahwa pemberian jamu peluntur cap Air Mancur 10, 20 dan 40 X dosis manusia tidak menunjukkan perbedaan bermakna terhadap jumlah implantasi, peningkatan jumlah fetus mati maupun diresorpsi, cacat bawaan internal maupun cacat bawaan tulang pada fetus bila dibandingkan dengan kontrol (p >0,05). Pemberian jamu peluntur dengan dosis 10 dan 20 X dosis manusia tidakemenyebabkan perbedaan bermakna terhadap terjadinya cacat bawaan eksternal bila dibandingkan dengan kontrol (p >0,05), sedangkan pemberian jamu peluntur dengan 40 X dosis manusia menyebabkan terjadinya fetus kerdil yang bermakna bila dibandingkan dengan kontrol (p <0,05).

Scope and Method of Study: Jamu peluntur (traditional herbs to regulate menstruation) is often used by pregnant women as an abortivum. In Indonesia there are many kinds of jamu peluntur and the ingredients of each jamu are not always the same. The purpose of this research is to find out whether jamu peluntur cap Air Mancur given to pregnant mice orally in organogenesis period could affect the fetus. This research was performed by using female Biomedical mice of 21 months old, weight 20 - 25 gram, healthy and virgin. Jamu peluntur was given in 3 dose level in a completely randomized design and the pregnant mice were divided
I. Control group which no herb was given (K1, N=10)
II. Control group which was given 0,5 % CMC (K2, N=9)
III. Group which was given jamu peluntur 10 X human dose (P1, n = 10)
IV. Group which was given jamu peluntur 20 X human dose (P2, n = 8)
V. Group which was given jamu peluntur 40 X human dose (P3, n = 12)
Jamu peluntur was given orally on the 6th to 15th day of pregnancy. On the 18th day of pregnancy the mice were anesthetized and followed by hysterectomy. The parameters observed were: the number of implantation, the incidence of fetal death and fetal resorption, the incidence of external and internal malformation including bone malformation on the fetus.
Findings and Conclusions: The statistical analysis revealed that jamu peluntur cap Air Mancur given to pregnant mice 10, 20 and 40 X human dose orally during organogenesis period did not cause significant difference in number of implantation, in increasing fetal death or fetal resorption, in congenital internal malformation and bone malformation on the fetus compared to the control group (p >0.05). Jamu peluntur 10 and 20 X human dose did not cause significant difference in external malformation on the fetus compared to the control group (p >0.05); however, jamu peluntur 40 X human dose caused significant runt on the fetus compared to the control group (p <0.05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Netty Febriyanti Sugiarto
"Tomato (Solanum lycopersycum L.) that the fruit mainly contained lycopene, beta carotene, vitamin C and vitamin E indECated that the fruit had antioxidant activity. These compound were known able to prevent and retention of free radECal forming whECh can cause aging and chronEC disease. This research, tomato with different concentration 0,5%, 1%, 2%, and 3% were formulated in cream. PhysECal stability test including the storage at three different temperatures including cool temperature (4°C), room temperature, and high temperature (40+2°C), mechanECal test, and cycling test. Measurement of antioxidant activity tomato cream that using DPPH method pursuant to value of DPPH retention (EC50). This research resulted that shown tomato cream 0,5% 1%, 2%, and 3% have physECal stability with storage at cool temperature (4oC), room temperature, and high temperature (40+2°C). Tomato cream 1%, 2%, and 3% reach minimum value of retention DPPH (EC50) but tomato cream 0,5% not reach minimum value of retention DPPH (EC50). Cream tomato 1% have the best physECal stability and cream tomato extract 3% have the best antioxidant activity."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32739
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Kusmana
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap ketebalan endometrium, epitel vagina, kelenjar mammae, dan protein reseptor estrogen (RE) pada mencit-mencit yang telah diovariektomi. Dua puluh lima mencit yang telah diovariektomi yang dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok diberi perlakuan dengan etinilestradiol (8,4 x 10-3 g), akuades (10 ml), dan ekstrak rimpang kunyit dosis 230 mg/kg bb; 310 mg/kg bb; dan 390 mg/kg bb selama delapan hari. Mencit dibunuh pada akhir percobaan, kemudian uterus, vagina, dan mamae diambil, lalu berat basah uterus dicatat. Uterus, vagina, dan mammae diperiksa preparat histologisnya. Keberadaan protein reseptor estrogen (RE) pada uterus dianalisis menggunakan SDS-PAGE. Hasil uji anava 1-faktor menunjukkan bahwa ekstrak rimpang kunyit dosis 310 mg/kg bb dan 390 mg/kg bb memberikan efek estrogenik pada epitel vagina, ketebalan endometrium, dan diameter kelenjar mammae. Analisis SDS-PAGE menunjukkan adanya perbedaan konsentrasi protein antara kontrol dan kelompok perlakuan yang terlihat dari ketebalan pita-pita protein. Pita reseptor estrogen dapat dideteksi pada sampel kelompok perlakuan dengan berat molekul 45 kDa.

Estrogenic Effect of 70% Ethanol Turmeric (Curcuma domestica Val.) extract on ovariectomized Female Mice (Mus musculus L.). The influence of extract turmeric (Curcuma domestica Val.) on endometrium thickness, vaginal epithelium, mammary gland, and protein of estrogen receptor of ovariectomized mice was examined. Twenty five ovariectomized mice which were divided into five groups, were treated by ethynilestradiol (8,4 x 10-3 g), aquades (10 ml), and turmeric extract at doses 230 mg/kg b.w.; 310 mg/kg b.w.; and 390 mg/kg b.w. for eight days. At the end of experiments the mice were killed, then the uterus, vagina, and mammae were removed and the wet weight of uterus was recorded. Uterus, vagina, and mammae were examined histologically. Estrogen receptor protein from uterus were analized by using SDS-PAGE. One way anava test showed that turmeric extract at doses 310 mg/kg b.w. and 390 mg/kg b.w give estrogenic effect on vaginal ephitelium, endometrium thickness, and diametre of mammary glands. SDS-PAGE analysis showed there were differences in protein concentration between control and treatment groups which were seen in the thickness of the bands. Estrogen receptor band could be detected in sampel of treatment groups at molecular weight 45 kDa."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ekasari Hendra
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian tartrazin dosis tunggal secara oral terhadap sistem tulang keras fetus mencit galur Swiss Derived. Pemberian tartrazin secara oral dilakukan pada hari kehamilan ke-7 terhadap 24 ekor induk dalam empat kelompok perlakuan, yaitu: 0,0000, 3,1875, 4,2500, dan 6,3750 gram tartrazin/kg berat badan dengan pelarut akuabidestilata. Induk dikorbankan pada hari kehamilan ke-18, kondisi intrauterin dicatat, lalu fetus diwarnai dengan Alizarin Red S. Pengamatan sis tem tulang keras fetus mencit dilakukan dengan membandingkan fetus perlakuan dan kontrol. Hasil Uji Jonckheere-Terpstra (50= 0,05) menunjukkan jumlah fetus yang diresorpsi dan persentase kematian pascaimplantasi cenderung meningkat sejalan dengan kenaikan dosis. Hasil Uji ANAVA menunjukkan tidak ada hubungan antara kegagalan implantasi dan berat rata-rata fetus tiap induk dengan peningkatan dosis.
Hasil Uji Kruskal-Wallis («0 = 0,05) terhadap: (1) Perubahan waktu penulangan pada bagian cranium, c,v. cervicales dan thoracales,sternebrrae, dan costae tidak berbeda nyata. (2) Variasi sistem tulang keras pada bagian a.v. cervicales, sternebrae, dan costae tidak berbeda nyata; (3) Malformasi sistem tulang keras pada bagian c-v, cervicales dan thoracale, sternebrae, dan costae tidak berbeda nyata."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulina Maharningrum
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S31310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprihatin
"Dalam pelaksanaan KB dibutuhkan adnya obat kontraseptif yang mencukupi. Diduga biji pepaya (Carica papaya L.) mengadung senyawa kontraseptif, karena telah dilaporkan bahwa ekstrak biji pepaya bersifat antifertilitas terhadap tikus albino jantan strain Holtzman dan Charles. Dalam penelitian ini sifat tersebut diujikan pada mencit (Mus musculus L.) betina strain CBR. (Central Bio Medis Research). Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui efek penyuntikan ekstrak biji pepaya dalam aqua bidest. Pada mencit betina strain CBR. terhadap laju fertilitas. Penyuntikan dilakukan secara intramuskular pada pangkal paha selama 10 hari, dengan dosis 0 mg/0,2 ml (K), 1 mg/0,2 ml (D1), dan 10 mg/0,2 ml (D2)/mencit/hari. Efek terhadap laju fertilitas dapat diketahui dari jumlah implan yang dihasilkan. Dengan uji statistika diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan nyata efek perlakuan terhadap laju fertilitas antara K, D1, dan D2, dengan rata-rata laju fertilitas 8,50, 7,29, dan 6,79. Selain itu dilakukan pengamatan terhadap frekuensi terjadinya reabsorpsi implan, berat badan, dan berat ovarium, yang hasilnya juga tidak berbeda nyata. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyuntikan ekstrak biji pepaya terhadap mencit betina dengan dosis tersebut di atas tidak berefek terhadap laju fertilitas, frekuensi terjadinya reabsorpsi implan, berat badan, dan berat ovarium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Ariasih
"Obat herbal atau jamu banyak digunakan masyarakat sebagai pengobatan alternatif yang bersifat empiris, satu diantaranya adalah untuk melangsingkan tubuh. Penggunaan obat herbal untuk pemeliharaan kesehatan perlu didukung dengan pengujian ilmiah untuk menjamin keamanan penggunaannya, yaitu dengan mengamati gejala toksik yang mungkin terjadi pada hewan uji dengan penggunaan dalam jangka waktu lama. Pada penelitian ini jamu pelangsing diberikan setiap hari secara oral selama 90 hari untuk mengetahui pengaruh hematologis tikus putih galur Sprague Dawley. Tikus dibagi dalam 3 kelompok dosis uji yaitu berturut-turut 1,35; 2,70; dan 5,40 g/kg bb dan 1 kelompok kontrol yang masing-masing terdiri atas 20 ekor tikus (10 ekor tikus jantan dan 10 ekor tikus betina). Pemeriksaan jumlah sel darah merah, trombosit, dan kadar hemoglobin dilakukan pada hari ke-0, 46, dan 91. Penilaiannya dapat dilihat dari uji statistik (ANAVA) satu arah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian sediaan jamu tidak berpengaruh terhadap jumlah sel darah merah, trombosit, dan kadar hemoglobin ."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyani
Depok: Universitas Indonesia, 1999
S32045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>