Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6307 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Megawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S32000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Hanani
"ABSTRAK
Saat ini pengembangan obat tradisional diusahakan agar dapat sejalan dengan pengobatan modern yang berarti dapat bersama-sama masuk dalam jalur pelayanan formal. Pengembangan obat tradisional juga didukung oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, tentang fitofarmaka, yang berarti diperlukan adanya pengendalian mutu simplisia yang akan digunakan untuk bahan baku obat atau sediaan galenik.
Salah satu cara untuk mengendalikan mutu simplisia adalah dengan melakukan standarisasi simplisia dan ekstrak (sediaan galenik), karena khasiat suatu tanaman tergantung pada kandungan kimianya, dimana kandungan kimia ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain tempat tumbuh, iklim, curah hujan, panen. Standarisasi diperlukan agar dapat diperoleh bahan baku yang seragam yang akhirnya dapat menjamin efek farmakologi tanaman tersebut. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana dapat menentukan keseragaman mutu simplisia dan ekstrak suatu tanaman yang tumbuh dari beberapa daerah yang mempunyai ketinggian, keadaan tanah dan cuaca yang berbeda.
Graptophyllum pictum (L) Griff yang dikenal masyarakat Indonesia dengan nama daerah handeuleum atau daun wungu banyak dimanfaatkan dalam obat tradisional untuk mengobati penyakit wasir atau hemorrhoid.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan parameter-parameter yang dapat digunakan untuk menentukan mutu simplisia dan ekstrak etanol (50%) daun handeuleum yang berasal dari 3 tempat yang berbeda (Tawangmangu, Depok dan Bogor) serta menentukan pola KLT dan KLT densitometernya.
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap simplisia daun handeuleum adalah penetapan kadar abu, kadar abu yang tidak larut dalam asam, kadar sari yang larut dalam air, kadar sari yang larut dalam etanol. Pola KLT dan KLT densitometer diamati dari fraksi heksan dan metanol dari simplisia dan ekstrak etanol (50%) daun handeuleum. Penampak bercak yang digunakan adalah vanilin-asam sulfat aluminium trildorida dalam metanol. Ekstrak etanol (50%) daun handeuleum dibuat secara maserasi lima kali; kemudian dilakukan pemeriksaan organoleptis, kelarutan (air, etanol 70% dan kloroform), keasaman (pH) dan residu kering.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa parameter lebih dapat digunakan terhadap simplisia daun handeuleum adalah kadar abu tidak dari 12%, kadar abu tidak larut dalam asam tidak lebih dari 2%, kadar sari larut dalam air tidak kurang dari 29%, dan kadar sari larut dalam atonal tidak kurang dari 6%. Pola KLT dan KLT densitometer (pada = 420 nm) sari heksan dan metanol simplisia daun handeuleum menunjukkan adanya 11 dan 9 bercak, masing-masing dengan fase gerak heksan-etil asetat (7:3) dan etil asetat-asam formiat-air (10:2:3).
Parameter yang dapat digunakan terhadap ekstral etanol (50%) daun handeuleum adalah residu kering tidak kurang dari 80%, keasaman (pH) antara 6,9--7,4; sedangkan kelarutan dalam air, etanol 70% dan kloroform, secara berurutan adalah mudah larut, larut dan sukar larut.
Pola KLT dan KLT densitometer dari heksan dan metanol ekstrak etanol (50%) dari daun handeleum menunjukkan adanya 11 dan 9 bercak, masing-masing dengan fase gerak heksan-etil asetat (7:3) dan etil asetat-asam formiat-air (10:2:3)."
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"the present study examined gender differences among Japanese students in the effect of closeness on conflict regardless of conflict avoidance. we predicted that male participants would take assertive strategies in conflicts regardless of whether they were in close relationship or not, whereas female participants would take avoidance in conflicts with non-close others, but assertive strategic with close ones. 79 Japanese university students (33 males and 46 females) were assigned into one of two friend conditions (non-close condition vs. close condition). and were measured of the extent to which they took avoidance in 3 conflict situation =s (scenario). the results supported the prediction only with females, and suggested that Japanese males attempt to send non-verbal messages to close friends while taking avoidance"
Sendai: Department of Psychology, Faculty of Arts and Letters-Tohoku University Sendai,
150 TPF
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Dyan Sulistyorini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S32021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrizal
"ABSTRAK
Telah dilakukan pembuatan formula ekstrak daun Jambu
Biji imtuk mendapatkan suspensi oral yang relatif stabil secara fisika dan kimia, dengan raenggunakan Avicel RG 591P sebagai zat pensuspensi.
Evaluasi stabilita secara fisika dan kimia dari sus
pensi dengan raengukur parameter; rupa sediaan, pH sediaan, viskosita, kestabilan kandungan kimia dan kadar tanin total. Pemeriksaan dilakukan mulai dari saat pembuatan ,sampai ± 14 minggu kemudian dalam keadaan temperatur kamar dantemperatur (2-a)°G.
Dari hasil percobaan diperoleJi suspensi ekstrak daun
Jambu Biji yang, relatif baik adalah suspensi dengan buffer citrat pH + 5 yang disimpan pada temperatur (2-8)°G. Semua suspensi yang disimpan pada temperatur kamar,setelah 2 minggu mengalami penurunan kadar tanin total."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Kasim
"Telah dilakiuokan penelitian pendahuluan formulasa
tablei: aari ekstrrak Baun Jamba Biji ( Psidii H'olamn ).
Hasal panalibxan menaajiikkan babv/a dapapoleii "caDlea yaag
baik dari eksbrak Baun Jambu Bigi dengan menggunakan baiian
pembantu yang sesuai.
Tablet: berbaik adalab dari formula yang beraara dara eks
trak yang telab dakerangkan -'menggunakan baban penga.sa mi
krokrisbalin selulosa, amylum maydis, baban pengikan polavinal
■parolidon serba baban pengbancur " sodium sbarcb glycolabe

Tablebs from bbe embracbs of Gurava leaves ( Psidi
i Polium ) bas been invesbigabed.
Tbe resulb of experimenb showed bbab good bablebs from
exbracbs of Gurava leaves used adapbable nonacbive ingre
dienbs. Tbe besb bablebs are from formula consisbing of
bbe dried exbracbs as acbive ingredienb, microcrysballine
cellulose, corn sbarcb and lacbose as filler; polyvinyl
pyrolidone as binder; and sodium sbarcb glyco.labe as
inbernal and exbernal»desinbegranbs.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Kinanto
"ABSTRAK
Injeksi Ekstrak Hati merupakan obat essential yang banyak digunakan, Farmakope Indonesia ed. III dan Formularium Nasional 1978 hanya mencantumkan persyaratan kadar kesetaraan vitamin B12 yaitu 1-2 mcg untuk tiap mililiter Injeksi Ekstrak Hati. Sedang preparat Injeksi Ekstrak Hati yang beredar di Indonesia mempunyai kadar vitamin B12 bervariasi dan lebih besar dari yang disyaratkan yaitu antara 6,65 mcg - 20 mcg per mililiter larutan obat suntik. Karena persyaratan hanya didasarkan pada kadar vitamin B12 semata-mata maka sulit untuk menetapkan apakah vitamin B12 yang terdapat pada sediaan Injeksi Ekstrak Hati yang beredar di Indonesia berasal dari Ekstrak Hati atau Vitamin B12 murni yang ditambahkan. Untuk itu dilakukan usaha standarisasi terhadap formula Injeksi Ekstrak Hati berdasar pada aspek pH dan kejenuhan larutan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa beberapa formula dengan berbagai konsentrasi Ekstrak Hati tidak memenuhi persyaratan sebagai obat suntik ditinjau dari aspek kejernihan. Phenomena ini ditemui pada formula dengan konsentrasi Ekstrak Hati 100% b/v 1 50% b/v 1 40% b/v, 20 b/v, 20% b/v dan 10% b/v. Karena pada formula-formula tersebut terdapat bagian dari Ekstrak Hati yang tidak larut. Formula dengan konsentrasi Ekstrak Hati 5% b/v, 2,5 9. b/v dan 1% b/v memberikan hasil obat suntik yang jernih, Sehingga memenuhi persyaratan sebagai sediaan obat suntik ditinjau dari aspek kejernihan. Sedang pada formula dengan konsentrasi Ekstrak Hati 10% v/v dan 20% v/v tidak dijumpai permasalahan rnengenai aspek kejernihan karena digunakan bahan baku Ekstrak Hati cair. Dari pemeriksaan pH formula-formula Injeksi Ekstrak Hati yang dibuat dapat diketahui bahwa untuk mencapai pH Isohidri harus dilakukan pengaturan pH dengan penambahan zat zat lain, dalam formula yang dibuat pengaturan pH dilakukan dengan penarnbahan NaOH 0,1N. pH yang dihasilkan antara 5,5 - 6,0 dan stabil terhadap waktu setelah dilakukan pemeriksaan sampai minggu ke XXIV. Sedang untuk formula yang hanya menggunakan bahan baku Ekstrak Hati semata-mata memberikan pH yang berkisar antara 4,5 - 5,0. Pada pemeriksaan sterilita ternyata larutan Injeksi Ekstrak Hati yang dibuat mernberikan hasil steril setelah pemeriksaan berminggu-minggu. Adanya asam amino pada baku Ekstrak Hati ternyata juga da pat terdeteksi dalam larutan. Injeksi baik yang hanya nng gunakan bahan baku Ekstrak Hati semata-mata maupun yang dikornbinasikan dengan vitamin B12.
ABSTRACT
Liver Extract Injection is an essential medecine. (remedy) very much used. The Indonesian Pharmacopeae ed. III and the National Formularium 1978 only mentioned the content equivalent requirements to Vitamin B12 which is 1 - 2 mcg per ml of Liver Extract Injection. The Liver Extract Injection preparation available in Indonesia has a varied and bigger Vitamin B12 between 6.65 mcg to 20 mcg per ml of Injectables solution, which is - more than required. Since the requirements are merely based on Vitamin B 12 found in Liver Extract Injection circulated in Indonesia oroginated from the raw material of Extract itself or from pure Vitamin B added to it. For this particular purpose an effort has been made to standarize the Liver Ectract Injection based on pH aspects and clearity of solution. From the result of experiments is known that some formulas do not comply to the requirements of an Injectables solution seen from the clearity aspects. This Phenomena is found in Formula with the concentration of Liver Extract 100% b/v 1 50% b/v 1 40% b/v 1 20% b/v and 10% b/v 1 since unsolvable particles of Liver Extract are found in those Formulas. Formula with the consentration of Liver Extract 5% b/v1 2,5 % b/v and 1% b/v 1 give a clear Injectable solution seen from the aspects of clearity.. While in Formula with concentration of Liver Extract 20% v/v and 10% v/v no problem of clearity are found since a Liquid Liver Extract has been used as based material. From the result of research on pH Liver Extract Injection formulas is found that to achieve pH Isohidry the pH sould be regulated by adding some subtances. In the formula which is used, the regulating of pH is done adding Na OH 0.1 N. The obtained pH is bet een 5.5 to 6.0 and is not affected by time after an examination has been made up to the 24 thweek. The Formula which only use Liver Extract as base material gives a pH varying from 4.5 to 5.0. The sterility test proved that the prepared Liver Extract Injection solution has given a sterile result after weeks of examinations. The Existence of Amino Acid found in Liver Extract base material turnedout to be also detectable in the Injectables solution either only using the Liver Extract as a base material or the one combined with Vitamin B12."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anggoro Adhi Putranto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S32880
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The Psidium guava Linn leaf extract as mouthrinse has been suggested to be used against toothache, and also has suggested effect against diarrhea and vomitting, as well as anti spasmodic and rheumatic symptoms, anti inflammation, anti piretic, analgetic, and anti bacterial activity. However, to consider potential side effects, this work aimed to test the acute toxicity of guava leaf extract. For this purpose guava leaf extract was given orally to groups of ten mice each at a doses of 1.25g, 2.5, 5, 10 and 21 g/kg body weight in a suspension with CMC Na 0,5%. Ten mice were used as control with a dose of 1 ml CMC Na 0,5%. The results suggest no acute toxicity to mice, since even the biggest dose given (show no measurable) value of LD 50. It could be concluded that guava leaf extract shows no acute toxicity to mice at tested concentrations."
Journal of Dentistry Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ernest S. Latanna
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S31998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>