Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173662 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Tiah
"Besi(ll) Glukonat sering ditemukan dalam sediaan-sediaan farmasi sebagai obat anti anemia. Senyawa mi merupakan garam besi(ll) yang dalam bentuk larutannya mudah teroksidasi menjadi besi(lll). Penelitian ml bertujuan untuk menguji pengaruh Asam Askorbat dan Natrium Metabisulfit terhadap stabilitas Besi(ll) Glukonat dalam sediaan sirup multivitamin. Diduga kedua zat tersebut yang mewpakan reduktor kuat dapat meningkatkan stabilitas Besi(l I) Glukonat melalui penghambatan oksidasi besi(ll) menjadi besi(lll). Co Uji stabilitas dilakukan pada penyimpanan suhu kamar (26°C sampai 27°C) terhadap tiga formula sirup, yaltu Formula I : sirup multivitamin yang mengandung Besi(II) Glukoriat tanpa antioksidan (sebagal pembanding); Formula II: sirup multivitamin yang mengandung Besi(H) Glukonat dengan antioksidan Asam Askorbat 1%; Formula Ill: sirup yang mengandung Besi(ll) Glukonat dengan antioksidan Natrium Metabisulfit 0,1% Besi(ll) yang tidak terurai dianalisis dengan metode spektrofotometn. Berdasarkan hasil yang diperoleh, besamya penguraian berupa oksidasi besi(ll) menjadi besi(lll) dari sirup Formula II dan sirup Formula Ill dibandingkan terhadap sirup Formula I. Ternyata besamya oksidasi besi(Il) menjadi besi(lll) paling kecil pada sirup Formula II dibandingkan dengan sirup Formula I dan Ill.

Ferrous Gluconate is often found in pharmaceutical products as anti anaemia drug. This compound is an iron(II) salt which is easily oxydized in its solutions to become iron(lll). The objective of this research is to analyse the effect of Ascorbic Acid and Sodium Metabisulphite addition to the stability of Ferrous Gluconate in multivitamins syrup dosage form. It is considered that these two agents, which are strong reductors, can enhance the stability of Ferrous Gluconate through the retardation and prevention of iron(II) oxidation to become iron(lll). Stability test was conducted in room temperature (26°C to 27°C) toward 3 syrup formulas, Formula I : Multivitamins syrup containing Ferrous Gluconate without addition of antioxidant (as control). Formula Il Multivitamins syrup containing Ferrous Gluconate with addition of 1% Ascorbic Acid. Formula Ill Multivitamins syrup containing Ferrous Gluconate with addition of 0,1% Sodium Metabisuiphite. The remaining of iron(II) was analyzed using spectrophotometric methode. From the results obtained, the extent of degradation, expressed by the oxidation of iron(II) to become iron(III) from Formula II and Formula Ill syrups were compared to Formula I (Control Formula). It was concluded that the oxidation of iron(II) occured the least in Formula II.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Vania Angela
"Anemia adalah kondisi dengan kadar hemoglobin rendah akibat defisiensi besi dan nutrisi. Suplemen darah komersial umumnya hanya mengandung zat besi dan kurang disukai karena rasa. Telah dikembangkan suplemen permen lunak dengan mikropartikel kitosan terdispersi yang mengandung besi(II) glukonat, vitamin (C, B2, B5, B6, B9, B12), dan seng (Zn). Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi efektivitas, waktu simpan, dan bioavailabilitas suplemen ini. Uji in vivo melibatkan 15 mencit yang dibagi dalam lima kelompok perlakuan berbeda. Hasil menunjukkan kenaikan kadar hemoglobin pada kontrol, mikropartikel dosis 300mg/kgBB, 600mg/kgBB, dan obat komersial berturut-turut sebesar 1,96 g/dl (SD: 4,8 g/dl), 3,5 g/dl (SD: 3,68 g/dl), 4,73 g/dl (SD: 2,02 g/dl), dan 4,7 g/dl (SD: 1,34 g/dl). Penurunan terjadi pada mikropartikel dosis 150mg/kgBB sebesar 0,43 g/dl (SD: 4,5 g/dl). Uji paired-t test menunjukkan peningkatan signifikan pada mikropartikel dosis 600mg/kgBB dan obat komersial (P < 0,05). Kenaikan hemoglobin tidak hanya dipengaruhi oleh besi(II) glukonat, tetapi juga oleh multivitamin dan zinc citrate. Formulasi disempurnakan dengan asam sitrat, kalium benzoat, dan kalium sitrat untuk meningkatkan rasa dan waktu simpan. Uji ICP-MS menunjukkan suplemen mengandung 3284,4 mg/kg elemen besi, dengan satu permen mengandung sekitar 11,5 mg besi, lebih tinggi dari rata-rata produk komersial.

Anemia is a condition with hemoglobin levels below standard due to iron and nutrient deficiency. Commercial blood supplements generally contain only iron and are often disliked due to taste. This study developed a soft candy supplement with dispersed chitosan microparticles containing iron(II) gluconate, vitamins (C, B2, B5, B6, B9, B12), and zinc (Zn). The objective of this research was to evaluate the effectiveness, shelf life, and bioavailability of this supplement. In vivo tests involved 15 mice divided into five groups with different treatments. Results showed hemoglobin increases in the control, 300mg/kgBW microparticles, 600mg/kgBW microparticles, and commercial drug groups of 1.96 g/dl (SD: 4.8 g/dl), 3.5 g/dl (SD: 3.68 g/dl), 4.73 g/dl (SD: 2.02 g/dl), and 4.7 g/dl (SD: 1.34 g/dl), respectively. A decrease occurred in the 150mg/kgBW microparticle group by 0.43 g/dl (SD: 4.5 g/dl). Paired-t tests showed significant increases in the 600mg/kgBW microparticle and commercial drug groups (P < 0.05). Hemoglobin increases were influenced not only by iron(II) gluconate but also by the contained multivitamins and zinc citrate. The supplement formulation was improved by adding citric acid, potassium benzoate, and potassium citrate to enhance taste and shelf life. ICP-MS tests showed the fortified soft candy supplement contained 3284.4 mg/kg iron, with each candy containing approximately 11.5 mg iron, higher than the average commercial soft candy supplement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervina Kalinda
"Anemia pada remaja putri diduga memiliki peran besar sebagai penyebab terjadinya. Selain anemia, status gizi ibu yang buruk juga menjadi faktor penyebab. Suplemen tambah darah dan gizi (STDG) dapat menjadi solusi untuk pemenuhan zat besi dan gizi tubuh. Penelitian ini menggunakan besi (II) glukonat (FeG) sebagai fortifikan, asam askorbat (AA) dan asam folat (AF) sebagai ko-fortifikan, dan vitamin A, vitamin B kompleks, serta zat seng sebagai senyawa tambahan. Metode mikroenkapsulasi dengan spray drying dengan material penyalut dan material pembuat ikatan silang berupa kitosan dan tripolipospat (TPP) dalam produk makanan berupa permen lunak. Analisis dilakukan secara bertahap mulai dari uji rilis besi, karakteristik fisika-kimia, dan ketersediaan hayati besi. Uji rilis besi dan ketersediaan hayati dilakukan secara invitro dengan menggunakan simulated gastric fluid (SGF) dan simulated intestinal fluid (SIF) menunjukkan pengaruh penambahan ketersediaan hayati besi terbanyak pada media dengan penambahan komponen yang paling kompleks, namun tidak terlihat pengaruh pada rilis besi. Fortifikasi mikropartikel pada permen lunak dapat menahan rilis dan meningkatkan ketersediaan hayati pada mikropatikel besi karena adanya pembentukan Polyelectron Complex (PEC) pada interaksi antara kitosan dan gelatin.

Anemia in adolescent girls is thought to have a major role as the cause of stunting. In addition to anemia, poor maternal nutritional status is also a factor causing stunting. Blood and nutritional supplements (BNS) can be a solution to fulfill iron and body nutrition. This study used iron (II) gluconate (FeG) as a fortificant, ascorbic acid (AA) and folic acid (AF) as a co-fortificant, and vitamin A, vitamin B complex, and zinc as additional compounds. Microencapsulation method using spray drying with coating materials and cross-linking materials in the form of chitosan and tripolyphosphate (TPP) in food products such as soft candy. The analysis was carried out in stages starting from the iron release test, physic-chemical characteristics, and iron bioavailability. Iron release and bioavailability tests were carried out in vitro using simulated gastric fluid (SGF) and simulated intestinal fluid (SIF) showing the effect of adding the most bioavailability of iron to media with the addition of the most complex components, but no effect on iron release was seen. Fortification of microparticles in soft candy can resist release and increase bioavailability of iron microparticles due to the formation of Polyelectronic Complex (PEC) in the interaction between chitosan and gelatin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noer Abyor Handayani (Noera)
"Rendahnya ketersediaan hayati zat besi merupakan tantangan bagi program fortifikasi pangan. Asam askorbat (AA) dan asam folat (AF) merupakan senyawa yang mampu meningkatkan penyerapan zat besi. Metode enkapsulasi akan digunakan untuk melindungi senyawa tersebut dari berbagai reaksi yang merugikan. Pada penelitian ini, besi (II) glukonat (FeG)–AA–AF, kitosan, dan tripolifosfat masing-masing digunakan sebagai bahan inti, material penyalut, dan senyawa tautan silang. Tujuan utama dari penelitian ini adalah (i) mengkaji pengaruh formulasi Fe, AA, dan AF terhadap karakteristik fisiko-kimia, profil rilis zat besi, dan ketersediaan hayati besi dari mikropartikel hasil spray dryer, dan (ii) mengkaji pengaruh jumlah mikropartikel hasil spray dryer dan konsentrasi gelatin yang ditambahkan terhadap karakteristik fisiko-kimia, profil rilis besi, dan ketersediaan hayati dari permen lunak terfortikasi. Produksi mikropartikel kitosan-tripolifosfat bermuatan FeG, AA, dan AF dilakukan menggunakan spray dryer (Mini Buchi B-290). Fortifikasi permen lunak dilakukan dengan cara menyebarkan mikropartikel ke dalam larutan permen yang sudah didinginkan. Campuran tersebut kemudian dikeringkan dan siap untuk dianalisis. Mikropartikel FeG–AA dan FeG–AA–AF memiliki ketersediaan hayati yang lebih tinggi dibandingkan dengan mikropartikel FeG. Lebih lanjut, ketersediaan hayati zat besi dari permen lunak terfortifikasi meningkat lebih dari 5 kali lipat dibandingkan dengan mikropartikel FeG–AA–AF. Penemuan ini akan membantu ahli teknologi pangan, dan pengembang produk memilih formulasi yang tepat sehingga produk pangan terfortifikasi memiliki ketersediaan hayati zat besi yang lebih tinggi.

The low bioavailability of iron is a challenge for food fortification programs. Ascorbic acid (AA) and folic acid (FA) are compounds that can increase iron absorption. Encapsulation method will be used to protect the compound from various adverse reactions. In this study, iron (II) gluconate (FeG)–AA–FA, chitosan, and tripolyphosphate were used as core materials, coating materials, and crosslinked compounds, respectively. The main objectives of this study were (i) to examine the effect of the Fe, AA, and FA formulations on the physico-chemical characteristics, iron release profile, and iron bioavailability of microparticles produced by the spray dryer, and (ii) to examine the effect of the number of microparticles produced by the spray dryer and concentration of added gelatin on the physico-chemical characteristics, iron release profile, and bioavailability of the fortified soft candy. The production of chitosan-tripolyphosphate microparticles containing FeG, AA, and FA was carried out using a spray dryer (Mini Buchi B-290). Soft candy fortification is done by spreading microparticles into a cooled candy solution. The mixture is then dried and ready for analysis. FeG–AA and FeG–AA– FA microparticles have higher bioavailability than FeG microparticles. Furthermore, the bioavailability of iron from the fortified soft candy was increased more than 5-fold compared to the FeG–AA– FA microparticles. This discovery will help food technologists and product developers choose the right formulation so that fortified food products have a higher bioavailability of iron."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Angeline Agustin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32651
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mulyana
"Sediaan sirup multivitamin banyak beredar di pasaran dewasa mi; dan digunakan untuk inengobati penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin,, mencegah defisiensi vitamin dan untuk merangsang perturnbuhan.
Komponen-komponen yang umumnya terdapat dalam sirup multivitamin adalab : vitamin Bi, vitamin B2, vitamin B6, nikotinarnid, vitamin A, vitamin B12, vitamin C, Vitamin D, Ca-panthotenat dan asarn amino. Sulit untuk nienetapkan ka dar beberapa koinponen tersebut serempaR tanpa melakukan pemisahan terlebih dahulu. Metoda krointografi cair kinerja tinggi digunakan untuk rnemisahkan komponen-kornponen yang terdapat dalam sirup multivitarnin.
Tujuan penelitian mi adalah untuk memperoleh kondisi analisa yang optimum untuk penetapan kadar vitamin Bi, vitamin 32, vitamin 36 dan nikbtinamid secara serepac, yang terdapat dalam sirup multivitamin.
6 sampel sirup multivitamin (A,B,C) Droduk PMDN dan (D',.E,.F) produk PMA, telah ditetapkan kadar vitamin Bi, vi tamin B2, vitamin B6 dan nikotinamid-nya; dengan kondisi analisa : fasa gerak campuran metanol-air yang mengandung 5 mN Na-oktansulfonat, 1,36% YB2PO4: pH 3,5 ( 3:7 ); kecepatan aliran. 0,5 ml per menit; dan deteksi UV (270 nm.).
Dari 6 sampel tersebut, kadar vitamin B2 cderung rendah ( 20,41-47,44% ) cian pada tiga sampel (L, .E F) ka dar nikotinamid juga cenderung rendab ( 86,29-88,30% ).

There are a lot of multivitamin syrup preparations On the market to day, they are used in therapy of avitaminosis diseases, preventing vitamin deficiency and stimulatinggrowth.
The common componentst of multivitamin syrup are vitamin Bi, vitamin B2, vitamin B6, niacinamide, vitamin A, vitamin B12, vitamin C, vitamin D, Ca-panthotenate and amino acid. The simultaneous determination of--the components without preceeding separation are complicated. The method of high performance liquid chromatography is used to separa te the components of multivitamin syrup.
The purpose of this study is to find an optimal condition, for simultaneous determination of vitamin Bi, vitamin B2, vitamin B6 and niacinamide in multivitamin syrup.
6 sample of multivitamin syrups .( A,B,C from PJ4DN 1 s ma nufacture and D,L,F from PMA's manufacture); vitamin Bl, vi tamin B2, vitamin B6 and nia,cinamide concentration have been- determinated. The conditions mobile phase are 30% inetha nol-70% 5:mN sodium octanesulfonate in 1,36% KH 2PO4 pE 3,5; flow rate 0,5 ml per minute and detection by UV at 270 rim.
Concentration of vitamin Bi in all sample are low (20,41-47,44%) and concentration of niacinamide in three sample (L',E & F) are low as well (86,29-88,90%).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fransisca Tharia
"Pengaruh penyimpanan terhadap kadar sirup parasetamol telah diteliti. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kondisi penyimpanan terhadap penurunan kadar parasetamol serta menentukan kondisi penyimpanan yang optimal untuk sediaan sirup parasetamol. Pada penelitian ini, sirup parasetamol disimpan selama enam minggu dalam dua kondisi penyimpanan, yaitu dalam suhu kamar (28 ? 31oC) maupun dalam suhu dingin (0 ? 4 oC). Analisis dilakukan pada 0,2, 4, dan 6 minggu.
Penetapan kadar parasetamol dilakukan secara kromatografi lapis tipis (KLT). Sirup parasetamol diencerkan dalam etanol kemudian dielusi dengan menggunakan fase gerak toluen ? isopropanol (20:30) dan panjang elusi 10 cm. Deteksi dilakukan dengan menggunakan lampu D2 (deuterium) dan W (tungsten), detektor UV, dan panjang gelombang analisis 248 nm. Hasil analisis menunjukkan bahwa parasetamol mengalami degradasi selama penyimpanan baik pada suhu kamar maupun suhu dingin. Penyimpanan pada suhu kulkas lebih baik daripada pada suhu ruang. Hal ini dibuktikan melalui uji statistik menggunakan uji t."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S32621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2010
TA1381
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>