Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134613 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yuliani Canserika
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S32024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ida Lestari Juwita
"Tapak liman (Elephantopus scaber L.) dan sambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan tanaman yang secara empiris digunakan untuk penyakit hati. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif pemberian kombinasi infusa akar tapak liman dan daun sambiloto. Tiga puluh enam tikus dibagi kedalam 6 kelompok secara acak. Kelompok I (kontrol normal), kelompok II (kontrol induksi), kelompok III (tapak liman 400 mg/200 g bb), kelompok IV (sambiloto 100 mg/200g bb), kelompok V (kombinasi tapak liman 400 mg dan sambiloto 50 mg), dan kelompok VI (kombinasi tapak liman 200 mg dan sambiloto 100 mg). Bahan uji diberikan peroral selama 8 hari dan 2 jam setelah pemberian terakhir karbon tetraklorida diberikan melalui rute yang sama. Pada hari ke-9 dilakukan pengambilan darah dan hati. Pengukuran aktivitas ALT dan ALP plasma menggunakan ALT dan ALP kit dan ditunjukan dengan perbedaan serapan. Analisa histologi didasarkan pada diameter vena sentralis dan persen kerusakan lobulus hati. Hasil menunjukan kelompok V dan VI berbeda bermakna dengan kelompok induksi untuk aktivitas ALT, ALP plasma serta hasil pengamatan histologi hati. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa kombinasi infusa tapak liman dan sambiloto memiliki efek hepatoprotektif. Dosis kombinasi dengan hasil yang paling mendekati kontrol normal adalah kombinasi akar tapak liman 400 mg/200 g bb dan sambiloto 50 mg/200 g bb.

Tapak liman (Elephantopus scaber L.) and sambiloto (Andrographis paniculata Nees) were the plants empirically used in the treatment of liver disease. The aims of the study was to determine the hepatoprotective effect of infusa of tapak liman roots and sambiloto leaves combination. Thirty six male Sprague-Dawley rats were randomly divided into 6 groups. Group I (normal control), group II (induction control), group III (400mg/200g tapak liman), IV (100mg/200g sambiloto), V (400mg tapak liman and 50mg sambiloto), and VI (200mg tapak liman and 100mg sambiloto). The infusa were administered for 8 days and carbon tetrachloride was given 2 hours after the last administration. Collection of the blood and liver resection were carried out on 9th day. ALT and ALP plasma activities were analyzed using kit reagen and showed by absorbances differences. Diameter of liver central vein and liver lobules damage percentages were histological analysis parameter. There were significant differences between group V and VI with induction control for ALT, ALP activities supported by the results of liver histological examination. It can be concluded that the combination of tapak liman and sambiloto infusa had hepatoprotective effect and combination of 400mg tapak liman and 50mg sambiloto results were almost equivalent to normal control."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S44
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rose Ariefianti
"ABSTRAK
Tapak liman (Elephantopus scaber Linn.) merupakan terna menahun yang sangat mudah tumbuh dan telah lama dikenal oleh masyarakat sebagai obat tradisional yang memiliki banyak kegunaan. Bagian tumbuhan yang dapat digunakan adalah herba, daun dan akar dalam bentuk sediaan rebusan tumbuhan tersebut.
Pada penelitian ini, ingin diketahui pengaruh sari air akar tapak liman terhadap fungsi ginjal melalui pengukuran kadar urea dan kreatinin dalam plasma tikus sebagai bagian dari uji toksisitas sub kronis.
Penelitian dilakukan menggunakan 32 ekor tik:Us jantan galur Sprague-Dawley yang dibagi secara acak ke dalam empat kelompok. Kelompok I,II,III masing-masing diberi do sis sari air akar tapak liman 50 mg, 100 mg, dan 200 mg per 200 g berat badan tikus, sedangkan kelompok IV adalah kelompok kontrol. Sari air diberikan sekali sehari secara oral selama 90 hari erus menerus, kemudian plasma tikus diambil untuk diperiksa kadar urea dan kreatinrnnya secara spektrofotometri.
Dari percobaan didapatkan kadar urea rata-rata (mg/100ml)adalah: kelompok I: 7,43 ± 1,77; kelompok IT: 6,61 ± 2,42; kelompok ITI: 6,42 ± 1,49; kelompok IV: 8,86 ± 2,20; dan kadar kreatinin rata-rata (mg/100 ml) sebagai berikut: kelompok 1: 0,45 ± 0, 12; kelompok II: 0,41 ± 0,06; kelompok III: 0,45 ± 0,06; kelompok IV: 0,46 ± 0, 11. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna dari kadar urea dan kreatinin pada empat kelompok tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa sari air akar tapak liman tidak mempengaruhi kadar urea dan kreatinin dalam plasma tikus yang berarti aman untuk fungsi ginjal.

"
1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Charisma Dilantika
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S32112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizahwati
"ABSTRAK
Untuk memperluas dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan maka penanganan obat tradisional serta pengembangannya harus didasarkan pada kepentingan masyarakat. Hal ini berarti penggunaan obat tradisional untuk pengobatan harus mempunyai dasar-dasar yang kuat sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan khasiatnya secara medik.
Tanaman tapak liman (Elephantopus Scaber Linn) telah lama dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu obat tradisional yang mempunyai banyak khasiat, diantaranya adalah penyakit kuning dan memperbaiki fungsi hati. Penyakit kuning merupakan penyakit yang prevalensinya cukup tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu ekstrak yang memberikan efek anti hepatotoksik paling kuat. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama mencari ekstrak yang mempunyai efek anti hepatotoksik paling kuat selanjutnya dari ekstrak tersebut dilakukan pencarian efek dosis efektif. Tiga puluh ekor tikus putih jantan galur Spragul Dawley dibagi secara acak dalam lima kelompok. Kelompok I adalah kelompok kontrol normal, kelompok II adalah kelompok kontrol perlakuan yang diberi karbon tetraklorida 0,40 mg/g BB dosis tunggal. Kelompok III adalah kelompok yang diberi ekstrak petroleum benzen 100 mg/200 g BB, kelompok IV adalah kelompok yang diberi ekstrak kloroform 100 mg/200 g BB dan kelompok V adalah kelompok yang diberi ekstrak etanol 40% mg/200g BB.
Efek anti hepatotoksik ditentukan dengan mengukur aktivitas GPT dan GOT plasma dan pemeriksaan histopatologi hati. Hasil penelitian tahap ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 40% memperlihatkan efek anti hepatotoksik yang paling baik analisis secara statistik menunjukkan tidak adanya perbedaaan bermakna dengan kelompok kontrol normal (p<0,05).
Pada penelitian tahap selanjutnya tikus dibagi dalam 5 kelompok secara acak. Kelompok I adalah kelompok kontrol normal, kelompok II adalah kelompok kontrol perlakuan, kelompok III adalah kelompok yang mendapat ekstrak etanol 40% dosis 25 mg/200 g BB, kelompok IV mendapat dosis 50 mg/200 g BB dan kelompok V adalah kelompok yang mendapat dosis 100 mg/200 g BB.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kelompok IV mempunyai efek anti hepatotoksik yang paling baik. Analisis secara statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan yang sangat bermakna antara kelompok V, dengan kelompok I. Secara histopatologi memperlihatkan perbaikan yang mendekati keadaan sel hati normal.
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 40% akar tapak liman dengan dosis 50 mg/200 g BB mempunyai efek anti hepatotoksik yang paling kuat. "
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>