Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14052 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2002
S32297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faisal
"Xilitol (C5H12O5) merupakan pemanis alami yang mempunyai kelebihan dibandingkan gula lainnya. Xilitol mempunyai nilai kalori yang rendah, aman dikonsumsi, memiliki tingkat kemanisan yang sama dengan sukrosa dan juga bersifat non-kariogenik artinya tidak menyebabkan karies pada gigi. Umumnya xilitol diproduksi secara kimiawi melalui proses hidrogenasi xilosa, dengan bantuan katalis nikel pada suhu 80-140 0C dan tekanan 50 atm. Selain itu, terdapat alternatif lain untuk membuat xilitol, yaitu secara fermentasi menggunakan khamir. Sumber xilosa umumnya berasal dari limbah lignoselulosa yang banyak terdapat di Indonesia, misalnya ampas tebu. Bila ampas tebu dihidrolisis, akan didapatkan komponen penyusunnya yang salah satunya adalah xilosa.
Pada penelitian ini dilakukan hidrolisis ampas tebu menggunakan asam sulfat dan didapatkan xilosa sebesar 15,41% (w/w). Hidrolisat yang didapatkan kemudian difermentasikan menggunakan Candida fukuyamaensis dan Candida boidinii. Dari hasil fermentasi didapatkan bahwa C.fukuyamaensis lebih berpotensial dibandingkan Candida boidinii sebagai agen biologis untuk mengkonversi xilosa menjadi xilitol dengan persen konversi xilosa menjadi xilitol sebesar 7,3126 % (w/w)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30416
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niezha Eka Putri
"Xilitol merupakan pemanis yang secara alami terdapat dalam sayuran dan buah-buahan serta memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah bersifat nonkariogenik. Xilitol dapat diproduksi dari xilosa, baik melalui proses fermentasi maupun secara kimiawi. Xilosa dihasilkan melalui proses hidrolisis hemiselulosa yang banyak terdapat dalam limbah lignoselulosa seperti tongkol jagung. Dalam penelitian ini dilakukan hidrolisis terhadap tongkol jagung untuk menghasilkan xilosa yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan xilitol melalui proses fermentasi. Hidrolisis dilakukan pada konsentrasi asam 0,3 M, waktu hidrolisis 25 menit, serta suhu 121 °C.
Berdasarkan hasil pengukuran, didapatkan kadar xilosa sebesar 34,34% (w/w) dengan persen hidrolisis 95,39 % (w/w). Xilosa yang dihasilkan kemudian difermentasikan oleh khamir penghasil enzim xylose reductase (XR), yaitu Candida fukuyamaensis dan Candida boidinii. Dihasilkan kadar xilitol sebesar 0,23 g/L dengan persen konversi 3,59 % (w/w) dan persen yield 0,68% dari fermentasi menggunakan C. fukuyamaensis, sedangkan untuk fermentasi menggunakan C. boidinii didapatkan kadar xilitol sebesar 0,084 g/L dengan persen konversi 1,38% (w/w) dan persen yield 0,25%."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30479
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wuryaningrum
"Xilitol merupakan gula alkohol berkarbon lima, yang secara alami terdapat dalam buah-buahan dan sayuran, serta memiliki manfaat kesehatan diantaranya adalah antikariogenik dan memiliki indek glukemik rendah. Xilitol dapat diproduksi dari xilosa, baik melalui proses kimiawi ataupun dengan fermentasi. Proses fermentasi dilakukan oleh khamir penghasil enzim xilosa reduktase, Candida fukuyamaensis UICC Y-247. Xilosa dihasilkan melalui proses hidrolisis hemiselulosa yang terkandung dalam limbah lignoselulosa seperti tanaman sorgum.
Dalam penelitian ini dilakukan hidrolisis terhadap tangkai dan malai limbah sorgum untuk menghasilkan xilosa yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan xilitol melalui proses fermentasi dengan penambahan D(-) arabinosa sebagai kosubstrat. Sebelum hidrolisis pada sampel dilakukan proses dewax dan delignifikasi untuk menghilangkan senyawa-senyawa ekstraktif dan memecahkan lignin yang dapat menghambat proses hidrolisis ataupun fermentasi. Hidrolisis dilakukan dengan asam sulfat 0,3 molar, suhu 121°C.
Berdasar hasil pengukuran didapatkan waktu optimum hidrolisis tangkai adalah 35 menit dan malai 45 menit, dengan masing-masing menghasilkan 4083,8 ppm atau 20,45% xilosa dari hidrolisat tangkai dan 4690,6 ppm atau 23,5% dari hidrolisat malai. Uji HPLC hasil fermentasi dalam penelitian ini, menunjukkan waktu optimum fermentasi adalah 12 jam. Konversi xilosa menjadi xilitol adalah 12,48%; 8,98% dan 2,66% masing-masing untuk hidrolisat malai, tangkai dan xilosa murni. Penambahan D(-) arabinosa sebagai kosubstrat menurunkan pembentukan xilitol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29067
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riki
"Indonesia merupakan negara agraris sehingga bidang pertanian dan perkebunan merupakan industri yang berkembang di Indonesia. Hasil pertanian dan perkebunan jumlahnya berlimpah di seluruh pelosok negeri. Sehingga berdampak pada jumlah limbah yang berasal dari produk pertanian dan perkebunan. Oleh karenanya perlu dilakukan penanganan limbah yang benar agar dikemudian hari tidak menjadi masalah yang serius bagi lingkungan. Solusi yang diberikan adalah memanfaatkan limbah tersebut sebagai bahan baku pembuatan xilitol, suatu gula alkohol non kariogenik dan merupakan pemanis rendah kalori. Sepuluh khamir yang dapat menggunakan D ? xilosa sebagai sumber karbon dilakukan seleksi dalam hal kemampuan memproduksi xilitol. Fermentasi dilakukan selama dua hari menggunakan 20 g/L xilosa. Didapatkan empat isolat yang dianggap potensial dalam menghasilkan xilitol. Dari keempat isolat tersebut Candida fukuyamaensis UICC Y-247 menghasilkan xilitol sebesar 7,135 g/L dengan yield 38,13%. Keempat isolat potensial selanjutnya dianalisa kurva pertumbuhan dan kurva produknya."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30478
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Asrirani
"Sasaran dari penelitian ini adalah pemanfaatan limbah tanaman yang mengandung hemiselulosa sebagai substrat dalam biokonversi xilosa menjadi xilitol dengan menggunakan resting cell dari khamir isolat lokal. Tahapan pengerjaan dibagi dua yaitu pencarian galur terbaik dari khamir koleksi UICC dan pencarian kondisi optimal proses biokonversi xilosa dari hidrolisat TKKS menjadi xilitol dengan menggunakan resting cell khamir koleksi UICC terpilih.
Pada aakhir penelitian ini didapat dua hasil yaitu galur terpilih dari sel khamir koleksi UICC yang dapat mengkonversi xilosa menjadi xilitol adalah Debaryomyces hansenii UICC Y276 dan kondisi optimal untuk proses biokonversi adalah dengan jumlah biomassa awal 600,0 mg dan konsentrasi substrat awal 2%. Yield value terbesar yang didapat adalah 46,92%.

The purpose of this research is crop wastes recycling contain hemicellulose as a substrate in bioconversion of xylose into xylitol by using yeast resting cell that isolated locally. Work is divided into two stages. Firstly, selecting the best yeast strain from UICC. Secondly, searching the optimal condition for bioconversion of xylose from OPEFB hydrolysate into xylitol by using selected yeast resting cell from UICC collection.
The result of this research is Debaryomyces hansenii UICC Y276 become the selected strain of yeast cell which can convert xylose into xylitol. Lastly, the optimal condition of bioconversion is using an amount of 600.0 mg initial biomass with initial substrate concentration is 2%. The greatest yield value that was obtained from this research is 46.92%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Washila Nurlaila
"ABSTRACT
Isolasi dan penapisan kapang dan khamir dari lima jenis ragi tapai asal beberapa kota di Jawa Barat telah dilakukan. Berdasarkan hasil isolasi, didapatkan tiga belas isolat kapang dan tujuh isolat khamir. Penapisan kapang amilolitik dilakukan secara kualitatif menggunakan uji iodin. Uji kualitatif dilakukan dengan mengukur zona bening pada medium starch agar yang telah ditumbuhi kapang dan kemudian ditetesi iodin. Hasil uji menunjukkan isolat (ZC1, ZC2, ZGJ2) memiliki diameter zona bening sebesar (69,95 mm, 58,73 mm, 56,85 mm). Aktivitas amilase ketiga isolat kapang terpilih diukur menggunakan metode DNS (Dinitrosalicylic Acid). Hasil uji menunjukkan bahwa isolat ZGJ2 merupakan isolat kapang dengan aktivitas tertinggi (6,30 U/mL) sedangkan isolat kapang dengan aktivitas terendah (3,03 U/mL) dihasilkan oleh isolat ZC2. Penapisan khamir penghasil alkohol dilakukan berdasarkan pertumbuhan sel dan gas  yang terperangkap dalam tabung Durham, dalam medium PDB yang ditambah glukosa 5%, 10%, dan 15%. Ketiga isolat mampu tumbuh dengan baik pada medium dengan konsentrasi glukosa 15%. Namun pembentukan gas  hanya terjadi pada penambahan 10% glukosa oleh isolat YC1 (4+) dan YC3 (3+)  serta penambahan 5% glukosa oleh isolat YC2 (2+). Hasil pengamatan karakter makroskopis dan mikroskopis isolat ZC1 dan ZGJ2  diduga merupakan genus Rhizopus, sedangkan isolat ZC2 masuk ke dalam genus Mucor. Isolat khamir terpilih diduga termasuk ke dalam filum Ascomycota berdasarkan karakter morfologi dan fisiologi.

ABSTRACT
Isolation and screening of molds and yeasts from five types of ragi tapai from several cities in West Java had been done. Based on the results of isolation, thirteen mold isolates and seven yeast isolates were obtained. Screening of amylolytic mold was done by qualitative assay using iodine. Iodine assay was done by measuring clear zones on starch agar medium which had been grown with mold and then flooded with iodine. The results of iodine assay showed that three isolates (ZC1, ZC2, ZGJ3) formed clear zones diameter (69.95, 58.73, 56.85). Amylase activity of the three selected mold isolates were measured using the DNS (Dinitrosalicylic Acid) method. The results showed that ZGJ2 had highest activity (6.30 U / mL) meanwhile the mold isolate with the lowest activity (3.03 U / mL) was ZC2. Alcohol-producing yeasts were screened based on cell growth and  trapped in Durham tubes, in the medium of PDB added with glucose 5%, 10%, and 15%. The best three isolates were able to grow in a medium with 15% glucose concentration. However the formation of  only occurs in the addition of 10% glucose by YC1 (4+) and YC3 (3+) and the addition of 5%  glucose by YC2 (2+). Based on observation of the macroscopic and microscopic characters, ZC1 and ZGJ2 assumed belong to the Rhizopus genus, meanwhile ZC2 belongs to the Mucor genus.The selected yeasts are assumed to belong to the Ascomycota phylum based on morphological and physiological characters."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohman Arif Anasa
"ABSTRAK
Dua puluh satu isolat kapang dan tujuh isolat khamir telah diisolasi berdasarkan perwakilan morfologi koloni dari setiap jenis ragi tapai menggunakan metode tebar dan streak plate method. Beberapa sampel ragi tapai didapatkan dari lima daerah (Surakarta, Grobogan, Purwokerto, Klaten, dan Kalasan) di Jawa Tengah, Indonesia. Penapisan aktivitas amilase dilakukan secara kualitatif dengan metode iodin dan hasil diekspresikan sebagai diameter zona bening. Isolat terpilih kemudian diukur aktivitas amilasenya menggunakan metode DNS pada panjang gelombang 540 nm. Penapisan khamir toleran terhadap konsentrasi gula tinggi dan penghasil alkohol dilakukan pada medium PDB yang ditambahkan 5%, 10%, dan 15% glukosa. Penapisan didasarkan atas pertumbuhan sel dan dan gas CO2 terbentuk dalam tabung Durham. Berdasarkan hasil penapisan kapang, tiga isolat dipilih berdasarkan diameter zona bening terbesar yaitu ZSL3 (57,52 mm), ZN1 (54,96 mm), dan ZGN1 (54,47 mm). Hasil uji menunjukkan bahwa isolat ZGN1 memiliki aktivitas enzim amilase tertinggi (13,18 U/mL) dan isolat ZN1 memiliki aktivitas terendah (5,95 U/mL). Hasil penapisan khamir menunjukkan isolat YN1, YN2, dan YK1 merupakan tiga isolat khamir terpilih. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa YN1 adalah isolat terbaik berdasarkan pertumbuhan sel dan gas CO2 yang terbentuk pada medium uji dalam 24 jam. Berdasarkan karaktermorfologi makroskopis dan mikroskopis, Isolat kapang ZSL3 diduga merupakan genus Rhizopus, sedangkan isolat kapang ZGN1 dan ZN1 merupakan genus Mucor. Isolat khamir YN1, YN2, dan YK1 diduga merupakan filum Ascomycota berdasarkan karakter morfologi dan kemampuan memfermentasi gula untuk menghasilkan etanol dan CO2.

ABSTRACT
Twenty one mould and seven yeast isolates have been isolated based on colony morphology that are representative from each ragi tapai sample using spread method and streak plate method. Ragi tapai samples were obtained from five regions (Surakarta, Grobogan, Purwokerto, Klaten, and Kalasan) in Central Java, Indonesia. Amylase enzyme activity was screened qualitatively using iodine method and the clear zone diameter was measured. Then, three isolates amylase activity was measured using DNS method on 540 nm wavelength. Sugar-tolerant and alcohol producing yeast screening was assayed in PDB + glucose (5%, 10%, and 15%). Screening was based on growth and gas produced in Durham tube. Based on the mould screening result, three isolates with the largest clear zone were selected. The selected isolates were ZSL3 (57,52 mm), ZN1 (54,96 mm), and ZGN1 (54,47 mm). The DNS assay resulted ZGN1 has the highest amylase enzyme activity (13,18 U/mL) and the ZN1 as the lowest (5,95 U/mL). The yeasts screening result showed that YN1, YN2, and YN3 were selected isolates. The result also showed that YN1 was the best isolate based on growth and gas produced in 24 hours. Isolate ZSL3 was assumed to belong to genus Rhizopus and isolate ZGN1 and ZN1 were assumed to belong to genus Mucor based on its morphological characters. Isolate YN1, YN2, and YK1 were assumed to belong to phylum Ascomycota based on its morphological characters and ability to ferment the sugar to produce ethanol and CO2."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyah Solihah
"Xilitol merupakan gula alkohol jenis pentitol, yang jalur metabolismenya tidak dipengaruhi oleh insulin, serta memiliki aktivitas anti kariogenik. Produksi xilitol dengan cara fermentasi dinilai lebih ekonomis dan praktis dibandingkan dengan cara lainnya. Salah satu khamir yang memiliki potensi besar untuk fermentasi xilitol adalah Debaryomyces hanseniii osmotoleran. Proses reduksi xilosa menjadi xilitol dikatalisis oleh xilosa reduktase (XR), sedangkan proses oksidasi xilitol menjadi xilulosa dikatalisis oleh xilitol dehidrogenase (XDH). Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan pre-treatment kondisi osmotik tinggi pada khamir D. hansenii, namun ternyata kemampuan biokonversi khamir tersebut masih rendah, sehingga dibutuhkan cara untuk meningkatkan aktivitas biokonversinya. Salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas biokonversi khamir D. hansenii adalah dengan mutagenesis menggunakan etil metan sulfonat sebagai mutagen kimia. Inkubasi mutasi dilakukan selama 20, 45, dan 60 menit pada suhu 30oC dan kecepatan pengadukan 70 rpm. Mutan auksotrop diisolasi dengan media minimum, kemudian mutan yang diperoleh diuji nilai aktivitas XR dan XDH-nya. Hasil terbaik ditunjukkan oleh mutan EMS 60 (waktu inkubasi mutasi 20 menit), dengan nilai uji aktivitas XR tertinggi yang disertai dengan nilai uji aktivitas XDH terendah.

Xylitol is a sugar alcohol, pentitol type, not affected by the metabolic pathway of insulin and also have anti-cariogenic activity. Xylitol production by fermentation process is prefered, because this process is more economical and simple. One of the potential yeast for xylitol fermentation is Debaryomyces hanseniii osmotolerant. The reduction process of xylose to xylitol is catalyzed by xylose reductase (XR), whereas the oxidation process from xylitol to xylulose catalyzed by xylitol dehydrogenase (XDH). In the previous experiment, a pre-treatment of high salt concentration has given to Debaryomyces hansenii, but the bioconversion activity is still low, so we need some modification to increase the bioconversion activity. One method to increase the bioconversion activity of D. hansenii is to perform mutagenesis using ethyl methane sulphonate as a chemical mutagen. Incubation mutation done for 20, 45, and 60 min at 30°C and at 70 rpm stirring speed. Auksotrop mutants were isolated with minimum media, then the XR and XDH activity of the mutants were tested. The best result was shown by the A mutant (mutations incubation time 20 minutes), with the value of the highest XR enzyme activity and the lowest XDH enzyme activity.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Fatmawati
"Indonesia merupakan negara agraris yang setiap tahunnya mengnasilkan padi dalam jumlah besar, namun di sisi Iain hal ini menyebabkan banyaknya jumlah Iimbah jerami padi. Untuk itu diperlukan penanganan limbah yang tepat guna. Pada penelitian ini dicoba memanfaatkan Iimbah jerami padi yang dibagi menjadi merang dan batang sebagai bahan baku xilitol dengan hidrolisis menggunakan H2304 0,3 M pada suhu 121° C dengan waktu optimum 45 menit. Sebelum hidrolisis, dilakukan delignifikasi menggunakan NaOH 1%, suhu 55° C selama 2 jam. Kadar xilosa pada substrat merang sebesar 4918,6 mg/L dan batang 32863 mg/L. Untuk substrat yang didelignifikasi pada merang 3148,5 mg/L dan 1869,5 mg/L pada batang.
Hasil hidrolisis ini kemudian difermentasi dengan khamir penghasil enzim xy/ose reductase, yaitu Candida fukuyamaensis Sampel diberi perlakuan detoksifikasi untuk mehgnilangkan senyawa yang menghambat pertumbuhan khamir, yaitu diberi arang aktif 1% dan dikocok dengan shaker selama setengan jam. Konsentrasi xilitol optimum dihasilkan dengan perlakuan detoksifikasi yaitu untuk substrat merang sebesar 545,6 mg/L dan pada batang 226,7 mg/L, sedangkan persen konversi terhadap substrat awal paling tinggi juga dihasilkan oleh substrat jerami dengan perlakuan detoksifikasi, yaitu sebesar 1,6 % pada merang dan O,7% pada batang. Persen konversi terhadap xilosa awal paling tinggi dihasilkan oleh substrat dengan perlakuan dellgnifikasi-detoksifikasi, yaitu merang besar 17,104% dan batang 7,49%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30355
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>