Ditemukan 75834 dokumen yang sesuai dengan query
Universitas Indonesia, 2003
S32366
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 2002
S32306
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Effionora Anwar
"Niosom adalah salah satu vesikel surfaktan nonionik yang dapat membawa obat yang sekarang ini sedang dikembangkan. Salah satu eksipien yang digunakan dalam niosom adalah maltodektrin. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan penjerapan obat oleh niosom yang menggunakan maltodekstrin DE 5-10 dart pati singkong sebagai bahan pembawa. Maltodekstrin dengan ukuran 60 mesh (250 um) ditambah surfaktan non ionik menghasilkan proniosom. Proniosom tersebut bila dihidrasi akan menghasilkan niosom. Proniosom dan niosom yang dihasilkan dievaluasi secara mikroskopik dan analisis kuantiatatif terhadap obat yang dijerap, sebagai bahan obat digunakan klorfeniramin maleat (CTM) sebagai model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maltodekstrin DE 5-10 dari pati singkong dapat digunakan sebagai pembawa dalam pembuatan proniosom dan proniosom yang dihasilkan tersebut dapat digunakan untuk membuat niosom, dan dapat menjerap obat sebesar 45,54% pada konsentrasis urfaktan lOmMdanCTM ImM.
Niosomes are nonionic surfactant vesicles as carrier for drug, that developed by researcher. One of the exipient can be used in niosom is maltodextrin. The aim of this research was to study entrapment ability of drug by niosom that used maltodextrin DE 5-10 from tapioca starch as carrier substance. The maltodextrin DE 5-10 with particle size 60 mesh (250 um) was added non ionic surfactant for proniosomes preparation. The proniosomes when hydrated could be produced niosomes. Both proniosom and niosomes had been evaluated by microscopic and quantity entrapment drug method, and was used chlorpheniramin maleat as a drug model. Results of this research show that maltodextrin DE 5-10 from tapioca starch can be used as the carrier in the proniosome preparations and can be used for producing niosomes, and could entrapped drug 45,54% at 10 mM surfactant concentration and 1 mM CTM."
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, 2004
SAIN-9-3-2004-18
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Effionora Anwar
2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Mahdi Jufri
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2003
T39585
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
"Niosomes are non ionic surfactant vesicles that have potential application in the delivery of hydrophobic or amphilic drugs. We developed proniosomes, a dry formulation using a maltodextrin as a carrier coated with non ionic surfactant, which can be used to produce niosomes within a minutes by addition of hot water
followed by agitation. A novel method is reported here for rapid preparation of proniosomes with wide range of surfactant loading. Maltodextrin DE 5-10 was hidrolyzed from tapioca starch using Thermamyl L 120 da Novo at 85o C. The result from SEM analyses shown that proniosomes appear very similar to the maltodextrin, but the surface was more smooth. Niosome suspensions which was observed under the optical microscopy and particle size analyzer were evaluated as
drug carrier using ibuprofen as a model. The result provide an indication of maltodextrin DE 5-10 from tapioca starch are potentialy carrier in the proniosome preparation which can be used for producing niosomes. "
[Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2004
pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 2005
S32527
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Niosom adalah sistem pembawa obat vesikular yang terbentuk secara spontan dari surfaktan non-ionik sintetik. Sistem ini telah diteliti untuk menjerap berbagai tipe obat, hidrofilik, hidrofobik, maupun ampifilik. Dalam penelitian ini penulis menggunakan kolesterol, span 60, dan disetil fosfat (DCP) dengan perbandingan molar 47,5 : 47,5 : 5 untuk membentuk vesikel, maltodekstrin dari pati singkong (Manihot utilissima) yang digunakan sebagai carrier, dan ketoprofen sebagai obat model lipofilik. Maltodekstrin digunakan untuk mengganti sorbitol yang lebih umum digunakan sebagai carrier dalam formulasi konvensional. Dalam penelitian ini diteliti pengaruh nilai DE maltodekstrin terhadap laju disolusi obat lipofilik dari sediaan niosom, nilai DE yang digunakan adalah DE 1 – 5 dan DE 10 – 15. Hasil penelitian menunjukan walaupun laju disolusi ketoprofen dalam formula niosom maltodekstrin DE 10 – 15 lebih besar daripada sediaan niosom dari maltodekstrin DE 1 – 5, perbedaan diantara keduanya tidak signifikan, hal ini karena maltodekstrin dalam formulasi tidak mengalami kontak langsung dengan obat model. Obat lipofilik dalam sediaan niosom terjerap diantara lapisan lipid bilayer."
Universitas Indonesia, 2006
S32518
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mahdi Jufri
2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 2004
S32415
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library