Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2004
S32450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
S32584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Urwah Syadid Robby Rodiyah
2012
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2002
S32306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Andalusi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
TA1508
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Effionora Anwar
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kemampuan penjerapan klorfeniramin maleat (CTM) yang bersifat ampifilik oleh niosom. Niosom adalah pembawa obat yang menyerupai liposom dalam bentuk enkapsul serta berperan dalam sistem pelepasan obat. Niosom dan liposom mempunyai masalah kestabilan, hal itu dapat diatasi oleh proniosom yang merupakan bentuk kering dari niosom. Proniosom dibuat menggunakan maltodekstrin DE 5-10 yang berasal dari pati garut (Maranta arundinaceae Linn.), yang dikombinasi dengan Span 60 dan kolesterol sebagai surfaktan non ionik dalam enam formula. Tingkat penjerapan CTM tergantung pada kombinasi surfaktan dalam proniosom, konsentrasi zat aktif dan jumlah proniosom yang digunakan, suhu dan lama hidrasi. Niosom yang dibuat dari sejumlah proniosom formula 3 dengan cara hidrasi menggunakan air demineral hingga konsentrasi 10 mM pada suhu 80oC selama 2 menit mampu menjerap CTM yang ditambahkan 1mM sebesar 94,04%. Konsentrasi proniosom formula 3 ditingkatkan sampai menghasilkan surfaktan 30 mM dan mengandung CTM 10 mM dalam niosom, ternyata meningkatkan penjerapan CTM.

Study of the Capability of Niosomes that Used Maltodextrin from Garut Starch (Maranta arundinaceae Linn.) as a Chlorpheniramine Maleate Carrier. The aim of this research was to study the entrapment ability of ampiphylic drug, chlorpheniramine maleate (CTM), by niosome. Like liposomes, niosomes is an encapsulated drug carrier that has important role in a drug release system. Niosomes and liposomes are unstable, but niosomes could be handled by proniosomes. Proniosomes in this research was prepared using the combination of maltodextrin DE 5-10 from arrowroot starch (Maranta arundinaceae Linn.), Span 60 and Cholesterol as non ionic surfactant in six formulas. The entrapment level of CTM depends on combination of surfactant in proniosomes, drug substance concentration and proniosomes quantity, temperature, and hydration times. Niosomes (10mM) that was prepared by proniosomes in formula 3 has been hydrated at 80 oC for 2 minutes using demineralized water could entrapped 94,04%, of 1 mM CTM. The proniosomes in formula 3 was increased up to 30 mM surfactant and 10 mM CTM in niosomes, could increase the entrapment of CTM. "
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Effionora Anwar
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kemampuan penjerapan klorfeniramin maleat (CTM) yang bersifat ampifilik oleh niosom. Niosom adalah pembawa obat yang menyerupai liposom dalam bentuk enkapsul serta berperan dalam sistem pelepasan obat. Niosom dan liposom mempunyai masalah kestabilan, hal itu dapat diatasi oleh proniosom yang merupakan bentuk kering dari niosom. Proniosom dibuat menggunakan maltodekstrin DE 5-10 yang berasal dari pati garut (Maranta arundinaceae Linn.), yang dikombinasi dengan Span 60 dan kolesterol sebagai surfaktan non ionik dalam enam formula. Tingkat penjerapan CTM tergantung pada kombinasi surfaktan dalam proniosom, konsentrasi zat aktif dan jumlah proniosom yang digunakan, suhu dan lama hidrasi. Niosom yang dibuat dari sejumlah proniosom formula 3 dengan cara hidrasi menggunakan air demineral hingga konsentrasi 10 mM pada suhu 80oC selama 2 menit mampu menjerap CTM yang ditambahkan 1mM sebesar 94,04%. Konsentrasi proniosom formula 3 ditingkatkan sampai menghasilkan surfaktan 30 mM dan mengandung CTM 10 mM dalam niosom, ternyata meningkatkan penjerapan CTM.

Study of the Capability of Niosomes that Used Maltodextrin from Garut Starch (Maranta arundinaceae Linn.) as a Chlorpheniramine Maleate Carrier. The aim of this research was to study the entrapment ability of ampiphylic drug, chlorpheniramine maleate (CTM), by niosome. Like liposomes, niosomes is an encapsulated drug carrier that has important role in a drug release system. Niosomes and liposomes are unstable, but niosomes could be handled by proniosomes. Proniosomes in this research was prepared using the combination of maltodextrin DE 5-10 from arrowroot starch (Maranta arundinaceae Linn.), Span 60 and Cholesterol as non ionic surfactant in six formulas. The entrapment level of CTM depends on combination of surfactant in proniosomes, drug substance concentration and proniosomes quantity, temperature, and hydration times. Niosomes (10mM) that was prepared by proniosomes in formula 3 has been hydrated at 80 oC for 2 minutes using demineralized water could entrapped 94,04%, of 1 mM CTM. The proniosomes in formula 3 was increased up to 30 mM surfactant and 10 mM CTM in niosomes, could increase the entrapment of CTM. "
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Loly Azyenela
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan serbuk cangkang kerang darah sebagai bahan pengganti semen dalam beton terhadap kuat tekan, modulus elastisitas dan koefisien permeabilitas. Pemilihan serbuk cangkang kerang darah sebagai bahan pengganti semen ini dikarenakan cangkang kerang darah mengandung kalsium karbonat yang dapat mengikat agregat menjadi massa padat bila bereaksi dengan air. Variasi pemakaian serbuk cangkang kerang darah dalam sampel beton adalah sebanyak 0%, 5%, 10%, dan 15% dari berat semen. Diharapkan dengan penggantian serbuk cangkang kerang darah dapat meningkatkan kuat tekan dan modulus elastisitas beton, dan menurunkan koefisien permeabilitas. Untuk pengujian kuat tekan dan modulus elastisitas (ME) digunakan silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm dan pengujian permeabilitas digunakan silinder diameter 150 mm dan tinggi 150 mm.
Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan dan modulus elastisitas beton komposisi 5%, komposisi 10% dan komposisi 15% mengalami penurunan dari komposisi acuan yaitu 0%. Sedangkan koefisien permeabilitas komposisi 5%, komposisi 10% dan komposisi 15% mengalami kenaikan terhadap komposisi acuan 0%.

This thesis aims to understand the influence of the bloody cockle s powder as replacement of cement in the concrete compression strength, modulus of elasticity and permeability coefficients. Elections bloody cockle s powder as a replacement of cemen because this body shell oysters contain calcium that can bind carbonic aggregate into dense masses when reacts with water. Variations in the powder body shell oysters in the blood sample of concrete is 0%, 5%, 10%, and 15% of the weight of the cement. It is expected that the replacement body shell powder can increase the compression strength and concrete elasticity modulus, and lower permeability coefficients. To test a compression strength and modulus elasticity (ME) used cylinder diameter 150 mm and 300 mm high and the permeability test is used cylinder diameter 150 mm and 150 mm high.
Results of research shows a strong press and modulus elasticity concrete composition 5%, the composition of 10% and the composition of 15% decrease from the reference composition is 0%. While the permeability coefficients composition 5%, the composition of 10% and the composition of 15% to increase the composition of the 0% reference.
"
2009
S50533
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Alvis Abdilah
"Limbah Kaca dihasilkan dari kegiatan manusia baik kegiatan sosial ataupun kegiatan industri, pada kebanyakan kota besar seperti Jakarta kebanyakan limbah kaca ini dibuang lansung ke alam tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Seperti kita ketahui alam memerlukan waktu yang lama untuk mendaur ulang kaca, karena alasan itu harus ada inovasi untuk mengurangi limbah kaca ini. Karena alasan itu pula pada penelitian ini kaca akan dijadikan sebagai filler dan pengganti aggregat halus pada campuran beton. Pada penelitian ini akan dibuat dua variasi kaca sebagai filler (5 % dan 10 %) dan dibuat dua variasi kaca sebagai aggregat halus (20% dan 30%).
Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa penggunaan kaca sebagai filler dan aggregat halus akan menurunkan kekuatan tarik dari beton, hasil ini didapat dari hasil uji tarik belah dan uji pembebanan tiga titik, dimana uji keduanya berguna untuk mengetahui kekuatan tarik beton secara tidak langsung.

Glass waste is produce from human social live or industrial process, specialy in big city like jakarta many of this waste have no recovery psocess, but it is fill dirctly to the earth, as we know the earth can?t recover the glass immediately. Because that reason there must be innovation to reduce this glass waste. For that reason, this glass waste will be add to concrete as filler or substitute fine aggregate. In this research, the glass is make in two variant as filler (5% and 10 %), and two variant as fine aggregate (20 % and 30 %).
The result from this research we can see that tensile strength from concrete using glass as filler or fine aggregate is lower than normal concrete. This result is from spliting test and tird point load test, as we know both method is for explain tensile strength undirrectly.
"
2009
S50447
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>