Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180445 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yayat Heryati
"ABSTRAK
Cassia alata, sebenarnya sudah dikenal sejak dahulu sebagai tanaman obat. Dalam percobaan ini telah dilakukan penelitian laboratorium untuk mengetahui ada atau tidak adanya antibakteri dan antijamur dari daun Cassia alata Linn terhadap beberapa jasad renik patogen yang dapat menimbulkan infeksi terhadap kulit. Penelitian tersebut berdasarkan pada perhitungan jumlah koloni kuman yang dapat tumbuh pada plat tuangan setelah dicampur dengan infuss daun Cassia alata Linn dengan membandingkannya dengan jumlah kuman yang dapat tumbuh tanpa dicampur dengan infusa daun tersebut. Dari hasil percobaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa daun Cassia alata Linn mengandung zat yang bersifat antibakteri pada konsentrasi palin kecil 10 ° dan tidak memperlihatkan adanya efek antijamur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1980
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusmardi
"Ketepeng Cina (KC) (Cassia alata L.) telah dilaporkan memiliki potensi untuk merangsang respon imun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol KC terhadap aktivitas dan kapasitas makrofag. Duapuluh empat ekor mencit Swiss dibagi ke dalam 6 kelompok. Kelompok kontrol pertama (Group I) mendapatkan phytohemaglutinin, kontrol kedua (group II) mendapatkan CMC Na 0,5%, kontrol ketiga (group III) mendapatkan akuades. Sedangkan kelompok perlakuan: group IV mendapatkan 42 mg ekstrak etanol KC/20 g BB, group V 84 mg/20 BB dan dan group VI 168 mg/20 g BB. Ekstrak diberikan sejak hari pertama hingga ketujuh. Pada hari kedelapan, kepada masing-masing mencit diinjeksikan intraperitoneal bakteri Staphylococcus aureus (SA). Aktivitas dan kapasitas sel makrofag dihitung dari sediaan apus cairan peritoneum dengan menghitung persentase fagosit yang melakukan fagositosis dari 100 fagosit. Kapasitas fagositosis ditetapkan berdasarkan jumlah SA yang difagositosis oleh 50 fagosit aktif. Aktivitas fagositosis meningkat seiring dengan peningkatan dosis ekstrak etanol KC. Aktivitas dan kapasitas terendah terjadi pada kelompok kontrol (Kelompok II dan III), meningkat pada kelompok IV, V, kontrol positif (Kelompok I) dan Kelompok VI.

The Effect of Ethanol Extract of Ketepeng Cina (Cassia alata L.) on the Macropages Activities and Capacyties. Ketepeng cina (KC) (Cassia alata L.) has already been reported to stimulate the immune response. The current study investigates the role of KC on mice macrophages activities and capacyties. Twenty four Swiss mice were divided into 6 equal groups. The first control group (Group I), received phytohemaglutinin. The second control group (Group II), was given CMC Na 0,5%. The third control group (Group III), was given aquadest. The cases group: group IV received 42 mg ethanol extract of KC/20 g BW, group V received 84 mg/20 BW, and group VI received 168 mg/20 g BW. These were admonished orally on day 1 until 7. On day 8, Staphylococcus aureus (SA) were injected intraperitoneally. The macrophages activities and capacyties were counted on slide smears of mice peritoneal fluid. According to enhancement of dose, either the macrophages activities or capacyties were found. The lowest activity encounter on the negative control (group II and III) followed by Group IV, V, positive control (group I) and group VI."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fadel Lukman Hakim
"Sintesis nanopartikel ZnO, Bi2Sn2O7, dan nanokomposit ZnO/Bi2Sn2O7 berhasil dilakukan menggunakan ekstrak daun ketepeng cina (Cassia Alata) dalam sistem dua fasa (heksana- air) dengan metode pengadukan kecepatan tinggi. Senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid pada fasa heksana digunakan sebagai agen penghidrolisa (sumber basa lemah –OH), sedangkan saponin dan steroid digunakan sebagai agen penstabil (capping agent). Hasil sintesis selanjutnya dikarakterisasi menggunakan instrumentasi spektrofotometer UV-Vis, UV-Vis DRS, spektroskopi FTIR, XRD, PSA, SEM-EDX, dan TEM. Hasil karakterisasi UV-Vis DRS menunjukkan bahwa nanopartikel ZnO, Bi2Sn2O7, dan nanokomposit ZnO/Bi2Sn2O7 memiliki nilai band gap berturut-turut 3,14; 2,79; dan 3,02 eV. Aktivitas fotodegradasi nanokomposit ZnO/Bi2Sn2O7 terhadap rhodamin B lebih baik daripada nanopartikel ZnO dan Bi2Sn2O7 dengan persentase berturut-turut sebesar 76,58; 64,43; dan 57,07% dibawah sinar tampak selama 120 menit penyinaran. Kinetika fotodegradasi rhodamin B menggunakan nanokomposit ZnO/ Bi2Sn2O7 mengikuti reaksi orde satu semu
Synthesis of ZnO nanoparticle, Bi2Sn2O7 nanoparticle, and ZnO/Bi2Sn2O7 nanocomposites have been done by Cassia Alata leaf extract in two phases system with high speed stirring method. Alkaloid, a secondary metabolite compound, is used as hydrolysis agent (base source -OH), and saponin is used as capping agent. The synthesized product is characterized by UV-Vis spectrophotometer, UV-Vis DRS spectrophotometer, FTIR spectroscopy, XRD, PSA, SEM-EDX, and TEM. UV-Vis DRS characterized product shows that ZnO nanoparticle, Bi2Sn2O7 nanoparticle, and ZnO/Bi2Sn2O7 nanocomposites have band gap value at 3,14; 2,79; and 3,02 eV, respectively. Photodegradation activity of rhodamine B using ZnO/Bi2Sn2O7 nanocomposites is better than ZnO and Bi2Sn2O7 nanoparticles under visible light for 120 minutes of radiation. Degradation percentage of rhodamine B using ZnO/Bi2Sn2O7 nanocomposites is better than ZnO and Bi2Sn2O7 nanoparticles for about 76.58; 64.43; and 57.07% respectively. Photodegradation kinetics of rhodamine B using ZnO/Bi2Sn2O7 nanocomposites follows a pseudo first order reaction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjiastuti
"Penelitian tentang aktivitas antibakteri dan antijamur dari infus kulit batang trengguli (Cassia fistula Linn.) terhadap bakteri Sta.phylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris dan jamur Candida al bicans, Trichophyton men tagrophytes, Trichophyton rubrum dan Microsporum canis telah dilakukan di Laboratorlum Mikrobiologi, Jurusan Farmasi, FMIPA-UI, Depok.
Tujuan dari penel i tian ini adalah untuk mengetahui efek antibakteri dan antijamur infuslkulit batang Cassia fistula Linn. terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Candida al bicans, Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum dan Microsporum canis dengan menentukan zona hambatan pertumbuban dengan metode cakram dan kadar hambat minimal dengan metode dilusi.
Hasil penelitian menunjuk~an bahwa infus kulit batang Cassia fistula Linn. memberikan zona hambatan pertumbuhan dan kadar hambat minimal terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa dan Proteus, vulgaris; memberikan kadar hambat minimal terhadap Trichophyton rubrum dan Microsporum canis; akan tetapi tidak memberikan efek terhadap Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dira Ummul Azizah
"Daun Cassia alata digunakan tradisional mengobati gatal pada kulit dan menghilangkan jamur, dengan ditumbuk atau ditempel pada kulit yang sakit. Beberapa penelitian in vitro telah berpotensi sebagai antijamur Candida albicans. Pembuatan Formulasi daun Cassia alata dikembangkan dalam bentuk gel yang praktis dimana profil baik pada uji stabilitas dan dilanjutkan pada uji in vivo dengan menggunakan mencit pada dosis 2,5%; 1,25%; dan 0,625%, yang dilakukan pada 28 ekor mencit terbagi dalam 7 kelompok, yaitu kelompok kontrol normal (Gel Carbopol), kelompok kontrol negatif (Candida albicans), kelompok kontrol positif (Ketokonazol gel 2%), Kelompok kontrol Immunosuppressasn, Kelompok uji diberi Gel ekstrak etanol Cassia alata dosis tersebut. Pengujian dilakukan perhitungan berat badan, pakan dan minum dilakukan pengujian friedman, sig berturut p<0,005 terdapat perbedaan signifikan tiap minggu. Perhitungan jumlah koloni, hari ke-0 flora normal (sig:1.000,p>0,05). Hari ke-15 (sig:0.004,p<0.05) jumlah koloni naik yang diberi inokulasi jamur. Hari ke-19 (sig:0.307,p>0.05) koloni naik. Pada hari ke-23 (sig 0.031,p<0.05), koloni turun disetiap kelompok namun kontrol negatif naik. Pada hari ke-27 (sig:0.016,p<0.05), koloni turun, kelompok gel ekstrak 2,5% turun signifikan hampir setara dengan kelompok kontrol positif. Kadar immunoglobulin G (sig:0.171,p>0,05), hasil rerata turun dari kontrol negatif dibanding kelompok gel 2,5%. Interleukin 6 (sig:0.702,p>0.05), hasil rerata turun pada kelompok gel 2,5% dari kontrol negatif dibanding dosis gel lainnya dan lebih efektif dari kontrol positif. Interleukin 10 (sig:0.970;p>0.05), rerata terlihat naik dari kontrol negatif dibanding nilai rerata kelompok yang diberi ekstrak gel. Pada kelompok gel 2,5% terjadi peningkatan lebih besar, dan terdapat perubahan makroskopis pada organ lidah mencit pada tiap kelompok uji menunjukkan gel ekstrak etanol daun cassia alata dosis 2,5% memberikan hasil yang setara dengan aktivitas antijamur kontrol positif. Disimpulkan bahwa pemberian gel ektrak etanol daun Cassia alata menunjukkan aktivitas antijamur secara in vivo pada mencit dan memiliki potensi digunakan sebagai obat herbal pada infeksi mulut yang disebabkan oleh Candida albicans.

Cassia alata leaves are used traditionally to treat itchy skin and eliminate fungus, by pounding or applying to the affected skin. Several in vitro studies have shown potential as an antifungal against Candida albicans. Cassia alata leaf formulation was developed in the form of a practical gel where the profile was good in the stability test and continued in the in vivo test using mice at doses of 2.5%; 1.25%; and 0.625%, which was carried out on 28 mice divided into 7 groups, namely the normal control group (Carbopol gel), negative control group (Candida albicans), positive control group (Ketoconazole gel 2%), Immunosuppressasn control group, The test group was given the dose of Cassia alata ethanol extract gel. Tests were carried out calculating body weight, feed and drink Friedman test, successive sig p <0.005 there are significant differences every week. Calculation of the number of colonies, day 0 normal flora (sig: 1,000, p>0.05). Day 15 (sig: 0.004, p<0.05) the number of colonies increased with fungal inoculation. Day 19 (sig: 0.307, p>0.05) colonies rose. On day 23 (sig 0.031, p<0.05), colonies decreased in each group but the negative control increased. On day 27 (sig: 0.016, p<0.05), the colonies decreased, the 2.5% extract gel group decreased significantly almost equivalent to the positive control group. Immunoglobulin G levels (sig: 0.171, p>0.05), the mean results decreased from the negative control compared to the 2.5% gel group. Interleukin 6 (sig: 0.702, p>0.05), the mean result decreased in the 2.5% gel group from the negative control compared to other gel doses and was more effective than the positive control. Interleukin 10 (sig: 0.970; p>0.05), the mean was seen to increase from the negative control compared to the mean value of the group given the gel extract. In the 2.5% gel group there was a greater increase, and there were macroscopic changes in the tongue organs of mice in each test group, indicating that the 2.5% dose of Cassia alata leaf ethanol extract gel gave results equivalent to the antifungal activity of the positive control. It is concluded that the administration of Cassia alata leaf ethanol extract gel shows antifungal activity in vivo in mice and has the potential to be used as an herbal medicine in oral infections caused by Candida albicans
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Risma Lili N.
"The novel compounds of 3-hydroxypicolinyl serine penthyl penthanoyl ester (PSPPE) and 3-hydroxypicolinyl serine hexyl hexanoyl ester (PSHHE) were obtained from modification of the UK-3A that had been known to inhibit cancer cells growth. From this research it is expected to obtain analogous compounds that have higher activities. Synthesis of these compounds were carried out in three steps. The first step was esterification of L-serine with penthanol and hexanol using p-toluenesulfonic acid as catalyst in benzene yielded 72,4% and 84,6% of L-serine penthyl esther p-TsOH (LSPE) and L-serine hexyl esther p-TsOH (LSHE) respectively. The second step was amidation of LSPE and LSHE with 3-hydroxypicolinic acid using DCC/DMAP as activator/catalyst in pyridine yielded 3-hydroxypicolinyl serine penthyl ester (PSPE) 73,5% and 3-hydroxypicolinyl serine hexyl ester (PSHE) 74,6%. The third step was esterification of PSPE with pentanoic acid using DCC/DMAP as activator/catalyst in chloroform yielded 71,8% of 3-hydroxypicolinyl serine penthyl pentanoyl esther (PSPPE) and PSHE with hexanoic acid yielded 70,1% of 3-hydroxypicolinyl serine hexyl hexanoyl esther (PSHHE). The LC50 value of toxicity of PSPPE and PSHHE were 509.6 μg/mL and 443.2 μg/mL respectively. The IC50 of cytotoxicity of PSPPE and PSHHE on Murine leukemia P-388 cells were 23.5 μg/mL and 23.0μg/mL respectively and indicated that PSPPE and PSHHE have higher activity than UK-3A.

Senyawa 3-hidroksipikolinil serin pentil pentanoil ester (PSPPE) dan 3-hidroksipikolinil serin heksil heksanoil ester (PSHHE) adalah senyawa baru yang merupakan modifikasi dari struktur molekul senyawa UK-3A yang diketahui mempunyai aktivitas menghambat pertumbuhan sel kanker. Hasil penelitian ini diharapkan akan diperoleh senyawa analog UK-3A yang lebih aktif. Sintesis senyawa analog UK-3A tersebut dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah reaksi esterifikasi antara L-serin dengan pentanol dan heksanol dengan pelarut benzene dan katalis p-toluensulfonat. Masing-masing reaksi menghasilkan Lserin pentil ester p-TsOH (LSPE) sebesar 72,4% dan L-serin heksil ester p-TsOH(LSHE) 84,6%. Tahap kedua adalah reaksi amidasi antara LSPE dan LSHE dengan asam 3-hidroksipikolinat menggunakan pelarut piridin dan aktivator/katalisator DCC/DMAP menghasilkan 3-hidroksipikolinil serin pentil ester (PSPE) sebesar 73,5% dan 3-hidroksipikolinil serin heksil ester (PSHE) sebesar 74,6 %. Tahap ketiga adalah reaksi esterifikasi mrenggunakan pelarut kloroform dan aktivator/katalisator DCC/DMAP antara PSPE dengan asam pentanoat menghasilkan 3-hidroksipikolinil serin pentil pentanoil ester (PSPPE) sebesar 71,8%, antara PSHE dengan asam heksanoat menghasilkan 3-hidroksipikolinil serin heksil heksanoil ester (PSHHE) sebesar 70,1%. Hasil uji toksisitas terhadap larva udang Artemia salina L. menunjukkan nilai LC50 PSPPE 509,6 μg/mL dan PSHHE 443,2 μg/mL .Nilai IC50 hasil uji sitotoksisitas terhadap sel Murine Leukimia P-388 menunjukkan senyawa hasil sintesis mempunyai aktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa UK-3A (IC50 38 μg/mL) yaitu 23,5 μg/mL dan 23,0 μg/mL berturut-turut untuk senyawa PSPPE dan PSHHE."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1994
S31980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marissa Angelina
"Latar Belakang: Infeksi virus dengue (DENV) masih endemis di Indonesia dan di banyak negara tropis. Hingga saat ini belum ada antivirus terhadap DENV. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan antivirus dari tanaman Cassia alata Linn (CA) terhadap DENV-2 secara in vitro, in vivo, dan in silico.
Metode: Penelitian ini dilakukan dilakukan di Laboratorium LIPI dan Departemen Mikrobiologi FKUI, 2017-2019. Penelitian in vitro menggunakan DENV serotipe 2 strain New Guinea C (NGC) dan sel Huh 7it-1. DENV diberi perlakuan ekstrak CA dan fraksi dan senyawa murni hasil isolasi dengan bebagai dan konsentrasi untuk menentukan nilai IC50 dan CC50. Penentuan nilai IC50 dan CC50 melalui uji fokus dan MTT secara berurutan. Selanjutnya dilakukan percobaan untuk menentukan mekanisme penghambatan pada tahapan reseptor, pre, post dan pre/post infeksi dari ektrak CA dan fraksinya. Uji efikasi ekstrak CA in vivo dilakukan pada model mencit Balb/c dengan melakukan pengukuran titer virus dengue, jumlah trombosit, leukosit, IL-6 dan IL-10 yang dilanjutkan dengan uji  toksisitas akut  ekstrak CA.  Dilakukan juga uji in silico untuk mengetahui interaksi antara senyawa dengan  protein DENVmenggunakan software Autodock 1.5.6.
Hasil: Uji in vitro menunjukkan nilai IC50 ekstrak CA, fraksi heksan, etil asetat, butanol, dan air berturut-turut adalah 0,026; 0,004; 0,0013; 4,6; dan 2,5 mg/ml dengan nilai CC50 berturut-turut adalah 208,9; 47,46; 57,2; 753,8; 311,33 mg/ml. Hasil uji mekanisme pada dosis 10 mg/ml, ekstrak CA, fraksi heksan dan etil asetat menunjukkan hambatan pada tahapan reseptor, pre, post dan pre/post infeksi yang lebih baik dibandingkan fraksi butanol dan etil asetat. Ekstrak CA dapat menghambat keempat mekanisme di atas dengan nilai >95%. Fraksi heksan dan etil asetat menghambat 100% pada post dan pre/post infeksi. Hasil uji in vivo dengan pemberian ekstrak 1 hari setelah infeksi menunjukkan bahwa ekstrak CA dosis 0,2; 0,4; 1 g/kg bb menurunkan titer virus DENV-2 dan menaikkan hitung trombosit  secara bermakna dibandingkan dengan kelompok DENV-2 tanpa ekstrak . Ekstrak CA tidak  memberikan efek terhadap jumlah leukosit dan kadar sitokin IL-6 dan IL-10. LD50 semu ekstrak CA > 15 g/kg bb. Aloe-emodin diisolasi dari ekstrak CA dengan metode kolom kromaografi. IC50 senyawa kaempferol, emodin dan aloe-emodin  terhadap DENV-2 berturut-turut adalah  22,24; 42,47; 7,51 mg/ml, dan CC50 terhadap Huh7-it 1 berturut-turut 68,28; 74,19; 68,28 mg/ml. Uji in silico  ketiga senyawa menunjukkan bahwa mekanisme penghambatan ekstrak CA yang paling stabil adalah terhadap protein NS5 (IL9K4) dimana diperoleh tingkat energi bebas (DG) terendah.
Kesimpulan: Ekstrak CA menghambat DENV-2 secara in vitro dan in vivo. Selain menurunkan titer virus dengue, ekstrak CA juga  meningkatkan hitung trombosit, dengan mekanisme penghambatan in vitro >95% pada tahap pre, post, pre/post dan reseptor. Mekanisme penghambatan fraksi heksan dan EA terbaik pada post dan pre/post infeksi sebesar 100%. Ikatan paling stabil senyawa yang terdapat didalam ekstrak CA adalah ikatan dengan protein NS5.

Background: Dengue virus infection (DENV) is still endemic in Indonesia and in many tropical countries. Until now there is no anti viral available against dengue virus. This study aimed to investigate the antiviral effects of Cassia alata Linn (CA) leaves on DENV in vitro, in vivo, and in silico.
Methods: This research was carried out at Laboratories of LIPI, Department of Microbiology  FMUI, 2017-2019. In vitro tests of CA extract,fractions and isolated compound were carried out to determine the IC50, CC50  and the inhibition mechanism  at receptor, pre, post and pre/post infection stages. In vivo efficacy  of CA extract was tested in mice Balb/c model. Dengue virus titers, platelet, leukocytes and IL-6 and IL-10 in bloods were measured. Acute oral toxicity test was carried out to determine the LD50 of CA extract.  Isolation of compounds was carried out  from CA extract. In silico test was carried out to know interaction test compound with DENV protein using Autodock 1.5.6 software.
Results: The results of the in vitro test showed that  the IC50 of CA extract, hexane, ethyl acetate, butanol, and water fraction  against DENV-2 were 0.026; 0,004; 0.0013; 4.6; and 2.5 mg/ml and the CC50 to Huh 7 it-1 were 208.9; 47.46; 57.2; 753,8; 311.33 mg/ ml, respectively. The results of the  mechanism study showed that at a dose of 10 mg/ml, CA extract, the hexane and ethyl acetate fractions  inhibited DENV-2 at the receptor stage, pre, post and pre/post infection which were better than the butanol and ethyl acetate fractions. CA extract inhibited the four mechanisms above by more than 95%.  Hexane and ethyl acetate fractions inhibited DENV-2 100% at post and pre-post infection stages. In vivo test showed that  the administration of CA extract at doses of 0.2; 0.4; 1 g/kg bw 1 day after DENV-2 infection  significantly reduced virus titers and increased platelet counts compared to DENV-2 infected group only. CA extract did not affect the number of leukocytes and  cytokines of IL-6 and IL-10 back to normal which had been altered in  the DENV-2 group. LD50 of CA extract was more than 15 g/kg bw. Aloe-emodin was isolated from CA extract used column chromatography. The IC50 of  kaempferol, emodin and aloe emodin to Huh7-it 1, respectively were 22.24; 42,47; 7.51 mg ml, and the CC50 respectively were 68.28; 74,19; 68.28 mg/ml. In silico study of the three compounds showed that the most stable inhibition mechanism of CA extract was on protein NS5 (IL9K4) which had the lowest free energy (DG) level.
Conclusion: CA extracts have high inhibitory activity against DENV-2 in vitro and in vivo. In addition to reducing dengue virus titers, CA extract also increased platelet count, with in vitro inhibition mechanism >95% at the pre, post, pre/post and receptor stages. Hexane and ethyl acetate fractions inhibit DENV-2 100% at post and pre/post infections. The most stable bond of the compounds contained in CA extract is the bond with NS5 protein."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mikhael, Joseph
"Demam berdarah dengue adalah infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue. Virus Dengue endemik di daerah tropis dan memiliki prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. Berbagai penelitian dilakukan untuk mencari obat demam berdarah dengue, termasuk penelitian potensi obat herbal. Salah satu tanaman obat yang banyak digunakan di Indonesia dan memiliki potensi sebagai antiviral adalah daun ketepeng cina Cassia alata . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan daun ketepeng cina fraksi butanol sebagai antivirus dengue secara in vitro. Penelitian ini memakai desain eksperimental yang dilakukan pada sel Huh7it-1. Variabel bebas yang digunakan adalah konsentrasi daun ketepeng cina fraksi butanol, sementara variabel terikat adalah half-maximal inhibitory concentration, half-maximal sitotoxicity concentration, dan selectivity index. Dari hasil analisis bivariat ditemukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara konsentrasi daun ketepeng cina fraksi butanol dengan persentase infektivitas p=0,000 . half-maximal inhibitory concentration, half-maximal sitotoxicity concentration, dan selectivity index secara berturut turut yaitu 80?g/ml, dan >32. Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa daun ketepeng cina fraksi butanol memiliki potensi untuk menjadi antiviral dengue.

Dengue Hemorragic Fever DHF is an infectious disease caused by Dengue Virus DENV infection. DENV is endemic to tropical areas and still has a high prevalence in Indonesia. Efforts are being made to discover a treatment effective to cure DENV infection, including the use of herbal medicine. One herbal medicine from Indonesia that has a potential as an antiviral is Cassia alata leaves. This research aims to know the effectivity of butanol fraction of Cassia alata as a DENV antiviral in vitro. This is an experimental research that uses Huh7 it cells as a medium. The independent variable used in this research is the concentration of butanol fraction given to the infected cells, while the dependent variables are IC50, CC50, and SI. From bivariat analysis, we found that there is a significant corelation between the concentration of butanol fraction of Cassia alata leaves and infectivity percentage p 0,000 . IC50, CC50, and SI respectively is 80 g ml, and 32. From these analysis we can conclude that butanol fraction of Cassia alata leaves has a potential to becoma a dengue antiviral.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilla Nityasari Nugroho
"

Indonesia masih menjadi negara  dengan penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tinggi yaitu tercatat 100.347 kasus demam berdahar dengan angka kematian sebesar 907 orang pada tahun 2014. Hingga saat ini belum ditemukan antivirus spesifik untuk penyakit DBD sehingga penanganan yang dilakukan berupa tata laksana suportif. Cassia alata yang biasa disebut dengan daun ketepeng Cina memiliki potensi pengobatan yang besar dan telah digunakan sebagai bahan obat tradisional. Tumbuhan ini menghasilkan berbagai macam molekul bioaktif sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar obat untuk berbagai macam penyakit. Pada tumbuhan ini terdapat berbagai zat kimia seperti fenol,tanin, alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, karbohidrat, dan glikosida anthraquinon. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ekstrak daun Cassia alata dengan fraksi heksana terhadap replikasi DENV-2 in vitro dengan mencari nilai IC50, CC­50, dan Indeks Selektivitas (SI) pada sel Huh7it-1 yang terinfeksi dengan DENV. Ekstrak diberikan pada konsentrasi 2,5μg/ml, 5μg/ml, 10μg/ml, 20μg/ml, 40μg/ml dan 80μg/ml. Nilai IC50 didapatkan dengan menggunakan metode Foccus Assay, sedangkan nilai CC50 didapatkan dengan uji MTT. Hasil yang didaptakn menunjukan nilai IC50, CC­50, dan Indeks Selektivitas (SI) secara berurutan yakni 0.005 mg/mL, 47,469 mg/ml, dan 9246,311. Kesimpulan yang didapatkan dari nilai tersebut adalah ekstrak daun Cassia alata dengan fraksi heksana memili potensi untuk menginhibisi replikasi DENV dan tidak bersifat toksik terhadap sel pada konsentrasi inhibisi, dan dapat dikembangan sebagai antiviral.


Indonesia is still one of the country with the highest disease of dengue hemmorrhagic fever with records of 100.347 cases of dengue hemorrhagic fever and mortality of 907 cases at 2014. Until now, the spesific antiviral of dengue hemmorhagic fever has not been established and only supportive care is used for dengue hemorrhagic fever management. Cassia alata is known to have a potential as a cure and has been used as a material for traditional medicine. This plant has lots of bioactive molecule that can be used as a cure to infection disease. Cassia alata extract some chemical molecule such as fenole, tanine, alcaloid, steroid, flavonoid, saponine, etc. This study shows the effect of Cassia alata Linn extract using hexane fraction to DENV-2 replication in vitro in Huh7it-1 that has been infected by DENV by searching for IC50, CC50, and Selectivity Index (SI) value. Extract is given in concentration 2,5μg/ml, 5μg/ml, 10μg/ml, 20μg/ml, 40μg/ml, and 80μg/ml. The value of IC50is determined using Focus Assay, while the CC50 value is determined trough MTT assay. The result showed the value of IC50, CC50, and Selectivity Index (SI) consecutively is 0.005133866 μg/mL, 47,4693 μg/ml, and 9246,311. Those value showed that extract of Cassia alata Linn using hexane fracton has inhibition potential against DENV replication and was not toxic to cells, thus conclude that it could be developed as antivirals."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>