Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Surjani Tjandra
"Telah dilakukan penelitian untuk menentukan golongan
flavonoid yang dikandung oleh daun Strobilanthes crispus Bi.
Penelitian meliputi pemeriksaan pendahuluan, kromatografi la
pisan tipis, kromatografi kertas, dan spektrofotoxnetri.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa daun Strobilanthes
crispus Bi mengandung dua senyawa flavonoid yang termasuk
golongan flavon atau flavonol.

Has been done the atudy..in classifying flavonoid cornpounds
from the leavesofStrbbilàntheS crispus Bi. The study
consists of preliminary investigations, thin layer chromatography,
paper chromatography and spectrophotometry.
From the experiment results, has been found out that
the leaves of Strobilanthes crispus Bl contain two kinds of
flavonoid compounds classified as flavofles or flavonols.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Imam Gilang Widianto
"Sistem prediksi kadar flavonoid pada daun Bisbul (Diospyros discolor Willd.)  berbasis citra VNIR sudah terbukti dapat dilakukan dan mendapatkan hasil yang cukup baik. Hasil tersebut bisa didapat karena data citra VNIR memiliki fitur yang sangat banyak (>200 fitur) sehingga dapat memberikan banyak informasi terkait kandungan flavonoid pada daun Bisbul. Namun, banyaknya jumlah fitur akan menyebabkan proses latihan pada model prediksi cukup lama dan akan memberikan beban yang cukup besar pada proses komputasi. Penelitian ini membahas tentang proses optimasi yang dilakukan kepada model regresi PLSR dengan menggunakan algoritma koloni lebah untuk meningkatkan performa dan mengurangi waktu latihan model prediksi kadar flavonoid pada daun Bisbul. Sistem prediksi menghasilkan performa dasar (PLSR) sebesar 23,6 RMSE, 0,86 pada R2, dan waktu training selama 0,6 detik untuk PLSR dengan jumlah 35 komponen dan 23,07 RMSE, 0,87 pada R2, dan waktu training selama 0,63 detik untuk PLSR dengan jumlah 50 komponen. Peningkatan performa sistem prediksi menggunakan algoritma koloni lebah berhasil dan menghasilkan performa sebesar 22,8 RMSE, 0,87 pada R2, dan waktu training selama 13,6 detik untuk PLSR dengan jumlah 35 komponen dan 22,69 RMSE, 0,88 pada R2, dan waktu training selama 13,7 detik untuk PLSR dengan jumlah 50 komponen.

Flavonoid content prediction system in the velvet apple leave based on VNIR image (Diospyros discolor Willd.) has been proven to be able to get good results. Those results could be earned because of VNIR image contains a lot of features (>200 features) that give a lot of information to predicts flavonoid content in velvet apple leave. Unfortunately, those features also causing a long training time and put a considerable burden on the computational process. Feature selection process using random forest algorithm proven to be able to reduce the training time, but it results is still need long time to train the prediction system. This study is aim to build and optimize PLSR prediction system using artificial bee colony algorithm to get a better performace and faster training time than random forest regression. Base performance by using 35 components of PLSR is 23.6 of RMSE, 0.86 of R2, and 0,6 seconds of training time. Base performance by using 50 components of PLSR is 23.07 of RMSE, 0.87 of R2, and 0,63 seconds of training time. After using artificial bee colony algorithm to optimize the PLSR prediction models, the results are  22.8 of RMSE, 0.87 of R2, and 13,6 seconds of training time by using 35 components of PLSR and 22.69 of RMSE, 0.88 of R2, and 13,7 seconds of training time by using 50 components of PLSR."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1985
S31887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Azizah Hana Rosa
"Pencitraan hiperspektral dapat diaplikasikan pada berbagai bidang. Salah satunya adalah pengukuran kadar suatu zat yang terkandung dalam suatu objek. Namun, pencitraan berbasis kamera hipespektral mempunyai kelemahan, yaitu mahal, besar, memerlukan perangkat keras tambahan yang kompleks, dan ukuran data citranya yang besar. Sebaliknya citra RGB memiliki perangkat yang jauh lebih sederhana, harga kamera yang lebih murah, dan ukuran data yang lebih kecil. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan sistem prediksi kadar flavonoid dalam daun Bisbul (Diospyros discolor Willd.) menggunakan citra RGB yang direkonstruksi menjadi citra hiperspektral. Arsitektur model rekonstruksi yang diusulkan pada penelitian ini adalah U-ResNet, penggabungan arsitektur U-Net dengan Res-Net. Penelitian ini mencari arsiktektur rekonstruksi dan ukuran target yang optimal untuk melakukan rekonstruksi citra hiperspektral dan prediksi kadar. Setelah didapatkan arsitektur yang optimal, prediksi kadar flavonoid dilakukan menggunakan algoritma XGBoost dengan memvariasikan ukuran input sesuai hasil rekonstruksi. Hasil penelitian menunjukkan jumlah band sebanyak 224 dan rentang panjang gelombang 400-1000nm merupakan target rekontruksi yang optimal untuk sistem prediksi kadar flavonoid berbasis citra RGB. Sistem yang disarankan memiliki performa rekonstruksi RMSE sebesar 0,0961 dan MRAE sebesar 0,1955, serta performa prediksi kadar RMSE sebesar 29,818 dan MRAE sebesar 0,1080. Kesimpulannya, pengukuran kadar flavonoid dapat dilakukan menggunakan citra hiperspektral hasil rekonstruksi untuk menggantikan kamera hiperspektral.

Hyperspectral imaging can be applied in various fields. One of them is the content measurement of a substance contained in an object. However, hyperspectral camera-based imaging has disadvantages, namely expensive, large, requires complex additional hardware, and large image data size. In contrast, RGB images have much simpler tools, cheaper cameras, and smaller data sizes. Therefore, this study proposes a prediction system for flavonoid content in Bisbul (Diospyros discolor Willd.) leaves using an RGB image reconstructed into a hyperspectral image. The architecture of the reconstruction model proposed in this research is U-ResNet, combining U-Net architecture with Res-Net. This research is looking for optimal reconstruction architecture and target size for hyperspectral image reconstruction and flavonoid content prediction. After obtaining the optimal architecture, the prediction of flavonoid content was carried out using the XGBoost algorithm by varying the input size according to the reconstruction results. The results showed that reconstruction target with 224 bands within of 400-1000nm wavelength range was the optimal reconstruction target for the RGB image-based flavonoid content prediction system. The recommended system has an RMSE reconstruction performance of 0.0961 and an MRAE of 0.1955, and an RMSE content prediction performance of 29.818 and an MRAE of 0.180. In conclusion, measurement of flavonoid content can be carried out using reconstructed hyperspectral images to replace hyperspectral cameras."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisanty Budi Santoso
"TFlavonoid yang tersebar luas dalarn tumbuh-tumbuhan ma- kin banyak inendapat perhatian karena berrnacain-macain khasiat- nya.Beberapa jenis flavonoid dalam berbagai tumbuhan belurn
dapat diidentifikasi.
Penelitian ml bertujuan untuk mendapatkan suatu cara iden-
tifikasi flavonoid dalain tanaman termasuk isolasi pendahulu-
annya ,dengan mengembangkan cara-cara identifikasi flavonoid
yang sudah dikenal diantaranya kroznatografi dan spektroskopi
u.v. Untuk tujuan tersebut digunakan 3 jenis tumbuhan obat
Eclipta alba Rassk,Artemisia vulgaris Linn dan Gynura cf pseudochina DC , dari familiaAsteraceae.
Penelitian jul menghasilkan suatu metode isolasi untuk- identifikasi flavonoid yaitu dengan cara inengelusi dengan pe- larut yang sesuai,raksi yang didapat dielusi lagi dengan pe-
larut lain ,demikian Iseterusnya sampal didapat hail yang su- dah cukup murni untuk pengukuran spektrum u,v.nya.
Flavonoid dapatdiidentifikasi secara sederhana yaitu dengan raenggabungkan reaksi warna,kromatografi dan .spektroskopi u.v. Data yang di.dapat kemudian dibandinkan dengan data senyawa Yang sudah dikenal.
Daun Eclipta alba paling sedikit mengandung 3 senyavia flavo- noid dengan salah satunya diduga Luteolin 7-0-glukosida. Dal-am daun Artemisia vulgaris dapat dltuniikkan adanya 2 se-. nyawa flavonoid,sedangkan Gynura cf pseudochina tidak -
Yaitu mengandung uiavonoid.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S31785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Rizqi Nursyifa
"Litsea glutinosa merupakan tanaman bermarga lauraceae yang tumbuh di Indonesia, dan diketahui telah digunakan dalam pengobatan tradisional sejak 600 tahun sebelum masehi. Tanaman ini dilaporkan memiliki kandungan metabolit sekunder yang tinggi yaitu alkaloid dan flavonoid, namun belum ada penelitian mengenai kadar flavonoid total, aktivitas antitirosinase, dan ekstraksi menggunkan perbandingan metode ekstraksi modern. Simplisia kulit batang L. glutinosa diekstraksi dengan menggunakan metode Ultrasound-assisted Extraction (UAE), dan Microwave-assisted Extraction (MAE). Penetapan Kadar Flavonoid Total dilakukan menggunakan metode kolorimetri AlCl3 dengan standar pembanding yaitu kuersetin. Uji aktivitas antitirosinase dilakukan dengan menggunakan L-DOPA (3,4-Dihidroksi-L-fenilalanin) sebagai substrat dan asam kojat sebagai kontrol positif. Total Kadar Flavonoid yang diperoleh dari ekstrak etanol kulit batang L.glutinosa dengan metode ekstraksi UAE dan MAE berturut-turut ialah sebesar sebesar 3,57 ± 0,0269 dan 3,06 ± 0,0269 mg EK/g ekstrak. Pada uji antitirosinase, ekstrak etanol kulit batang L. glutinosa dengan metode MAE memiliki nilai IC50 sebesar 1.707, 2 µg/mL dimana asam kojat sebagai kontrol positif memiliki nilai IC50 sebesar 5,75 µg/mL.

Litsea glutinosa is a plant surnamed Lauraceae that grows in Indonesia, and is known to have been used in traditional medicine since 600 BC. This plant is reported to have a high content of secondary metabolites, namely alkaloids and flavonoids, but there has been no research on total flavonoid content, antityrosinase activity, and extraction using comparisons of modern extraction methods. The stem bark simplicia of L. glutinosa was extracted using Ultrasound-assisted Extraction (UAE) and Microwave-assisted Extraction (MAE) methods. Determination of total flavonoid content was carried out using the AlCl3 colorimetric method with a standard of comparison, namely quercetin. Antityrosinase activity test was carried out using L-DOPA (3,4-Dihydroxy-L-phenylalanine) as a substrate and kojic acid as a positive control. The total flavonoid content obtained from the ethanolic extract of the stem bark of L.glutinosa by the UAE and MAE extraction methods was 3.57 ± 0.0269 and 3.06 ± 0.0269 mg EK/g extract, respectively. In the antityrosinase test, the ethanolic extract of the stem bark of L. glutinosa using the MAE method had an IC50 value of 1,707, 2 µg/mL where as kojic acid as a positive control had an IC50 value of 5.75 µg/mL.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lendy Caesari Leorenza
"Daun senggani (Melastoma malabathricum L.) mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang diketahui dapat menghambat aktivitas elastase. Daun senggani merupakan bahan alam yang banyak mengandung polifenol dan memiliki banyak manfaat secara etnofarmakologi seperti penyembuhan luka potong dan luka tusuk, diare, disentri, sakit gigi dan secara ilmiah memiliki manfaat sebagai antimikroba, antiinflamasi, antioksidan dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak daun senggani dalam menghambat aktivitas elastase yang diekstraksi secara bertingkat dengan bantuan alat Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) menggunakan tiga macam pelarut yakni n-heksana, etil asetat dan etanol 70%. Ekstrak yg didapatkan diuji penghambatannya terhadap aktivitas elastase dengan menggunakan microplate reader, kemudian dilakukan penetapan kadar flavonoid dan fenol total pada ekstrak teraktif. Hasil uji penghambatan aktivitas elastase menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun senggani merupakan ekstrak teraktif dengan nilai IC50 95,88 µg/mL. Kadar flavonoid dan fenol total pada ekstrak etanol 70% daun senggani berturut-turut adalah 7,33 mg QE/g ekstrak dan dan 80,67 mg GAE / g ekstrak.

Sengganis leaves (Melastoma malabathricum L.) contains flavonoid and phenolic compounds that are known could inhibit elastase activity. Senggani leaves are natural ingredients that contain polyphenols and has many ethnopharmacologically benefits to treat such as cuts and wounds, diarrhoea, dysentery, tootache and scientific findings such as antimicrobials, anti-inflammatory, antioxidants and so forth. This study aims to test the inhibition of elastase activity using Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) with three different types of solvents; n-hexane, ethyl acetate and ethanol 70% extract of senggani leaves. Each extract was tested for its inhibition of elastase activity using microplate reader, then total flavonoid and phenolic content was determined at the most active extract. The result of inhibition test of elastase activity showed that ethanol 70% extract of senggani`s leaves was the most active extract with IC50 value 95.88 ¼g/mL. Total flavonoid and phenolic content in ethanol 70% extract were 7.33 mg QE/g extract and 80,67 mg GAE/g extract respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galang Reynaldi
"

Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) merupakan tanaman yang termasuk dalam suku Rutaceae. Tanaman ini diketahui memiliki beberapa kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid dan telah dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar flavonoid total dan efektivitas antimikroba dari ekstrak etanol 96% buah dan daun Andaliman. Penetapan kadar flavonoid total dilakukan dengan pereaksi aluminium klorida, dengan kuersetin sebagai standar. Uji efektivitas antimikroba dilakukan dengan metode uji koefisien fenol terhadap bakteri Gram-positif aerob Enterococcus faecalis, Gram-positif anaerob fakultatif Streptococcus mutans, dan jamur Candida albicans dengan klorheksidin sebagai kontrol positif. Hasil penetapan kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% buah dan daun Andaliman masing-masing adalah 20,84 dan 131,73 mg ekuivalen kuersetin (EK)/gram sampel. Hasil uji koefisien fenol yang dilakukan pada ekstrak etanol 96% buah Andaliman adalah 0 terhadap ketiga mikroba uji. Sedangkan, hasil uji koefisien fenol ekstrak etanol 96% daun Andaliman adalah kurang dari 1 terhadap Enterococcus faecalis, tidak dapat ditentukan terhadap Streptococcus mutans, dan 0 terhadap Candida albicans. Dari hasil keseluruhan uji dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 96% daun Andaliman memiliki efektivitas antimikroba terhadap Enterococcus faecalis yang lebih baik dibandingkan dengan ekstrak etanol 96% buah Andaliman. Selain itu, kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% buah dan daun Andaliman diduga mempengaruhi efektivitas antimikroba, dimana kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% daun Andaliman yang lebih tinggi dari kadar flavonoid total ekstrak etanol 96% buah Andaliman memiliki efektivitas antimikroba yang lebih baik dibandingkan efektivitas antimikroba ekstrak etanol 96% buah Andaliman.


Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) is a plant from Rutaceae family. This plant is known to have several secondary metabolite compounds such as flavonoids and has been reported to have antimicrobial activity. This study was conducted to determine total flavonoid content and antimicrobial effectiveness of 96% ethanol extract of Andaliman fruit and leaves. Determination of total flavonoid content was carried out by AlCl3 reagents with quercetin as standard. Antimicrobial effectiveness test was carried out using phenol coefficient test on Gram-positive aerobic bacteria Enterococcus faecalis, facultative anaerobic Streptococcus mutans, and the fungus Candida albicans with chlorhexidine as positive control. The results from determination of total flavonoid content of 96% ethanol extract of Andaliman fruit and leaves were 20.84 and 131.73 mg quercetin equivalent (QE)/gram sample respectively. The results of the phenol coefficient test obtained from 96% ethanol extract of Andaliman fruit were 0 on all microbes.The phenol coefficient value from 96% ethanol extract of Andaliman leaves is less than 1 for Enterococcus faecalis, cannot determined for Streptococcus mutans, and 0 for Candida albicans. From the overall results of the test it was concluded that the 96% ethanol extract of Andaliman leaves has better antimicrobial effectiveness against Enterococcus faecalis compared to the 96% ethanol extract of fruit. In addition, total flavonoid content of 96% ethanol extract of Andaliman fruit and leaves are thought to affect the effectiveness of antimicrobials where higher flavonoid levels of 96% ethanol extract of Andaliman leaves has better antimicrobial effectiveness compared to ethanol extracts of 96% of fruit.

 

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzul Fadli
"VHR (Vaccinia H1-related phosphatase) adalah protein yang terlibat dalam kanker serviks. Dengan obat-obatan saat ini yang mahal dan menimbulkan efek samping, sehingga diperlukan pengobatan alternatif. Daun keji beling mengandung senyawa flavonoid yang merupakan senyawa fenolik alami yang berpotensi sebagai antikanker. Untuk mendapatkan senyawa aktif, metode ekstraksi yang digunakan adalah Aqueous two-phase system (ATPS) dan Ultrasound-assisted enzymatic extraction (UAEE), dimana keduanya merupakan kombinasi metode ekstraksi hijau dan pemurnian. Kondisi operasi optimal metode ATPS yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio etanol 33wt% dan ammonium sulfat 14wt% yang menghasilkan nilai recovery 98,043%, nilai K 31,179, yield kuersetin 3,504mg/g, dan konsentrasi kuersetin 44,717 mg/L. Ekstrak daun keji beling diuji dengan metode shinoda, spektrofotometri UV-Vis juga Gas Chromatography and Mass Spectrometry (GC-MS), kemudian senyawa yang teridentifikasi memiliki aktivitas antikanker yaitu kuersetin, n-hexadenoic acid dan 9-dodecenoic acid, methyl ester, (E)-. Hasil uji docking molekuler memberikan docking score terbaik untuk kuersetin yaitu -6,7, diikuti oleh asam n-heksadekanoat bernilai -5,1 dan terakhir adalah asam 9-dodekenoat, metil ester, (E) - bernilai -4,2 terhadap protein 1J4X. Kuersetin merupakan senyawa dengan potensi inhibisi terbaik terhadap VHR yang ditunjukkan dengan nilai docking score terendah.

VHR (Vaccinia H1-related phosphatase) is a protein involved in cervical cancer. With current drugs which are expensive and cause side effects, an alternative treatment is needed. Keji beling leaves contain flavonoid compounds which are natural phenolic compounds that have the potential as anticancer. To obtain active compounds, the extraction methods used are Aqueous two-phase system (ATPS) and Ultrasound-assisted enzymatic extraction (UAEE), both of which are a combination of green extraction and purification methods. Optimal operating conditions for the ATPS method used in this study were 33wt% ethanol ratio and 14wt% ammonium sulfate which resulted in 98,043% recovery value, K value 31,179, quercetin yield 3.504 mg/g, and quercetin concentration 44.717 mg/L. Keji beling leaf extract was tested by the shinoda method, UV-Vis spectrophotometry as well as Gas Chromatography and Mass Spectrometry (GC-MS), then the compounds identified as having anticancer activity were quercetin, n-hexadenoic acid and 9-dodecenoic acid, methyl ester, (E-). Molecular docking test results give the best docking score for quercetin which is -6.7, followed by n-hexadecanoic acid -5.1 and finally is 9-dodecenoic acid, methyl ester, (E) - value -4.2 to 1J4X protein. Quercetin is a compound with the best inhibition potential against VHR which is shown by the lowest docking score."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Azrizal Prasetyo
"Ultrasound-Assisted Enzymatic Extraction (UAEE) merupakan metode ekstraksi dengan menggunakan gelombang ultrasonik dan proses enzimatis, yang telah banyak diterapkan pada tanaman untuk ekstraksi produk alam. Keuntungan utama dari metode ini adalah dapat meningkatkan hasil ekstraksi dan aktivitas fisiologis dari berbagai ekstrak tanaman Metode ekstraksi Continuous Ultrasound-Assisted Enzymatic Extraction (CUAEE) merupakan metode ekstraksi kontinyu dari Ultrasound-Assisted Enzymatic Extraction (UAEE). Penggunaan metode ekstraksi kontinyu memberikan beberapa kelebihan seperti aliran pelarut selalu baru dan penggunaan solvent yang tidak terlalu banyak. Sehingga metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode (CUAEE) Kondisi operasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran simplisia daun kejibeling 80 mesh, pelarut etanol dengan konsentrasi 50%, waktu ekstraksi 180 menit dengan pengambilan sampel setiap 10 menit dengan variasi suhu 30, 40, 50 dan 60oC dan variasi konsentrasi enzim berupa rasio enzim-padatan 3% dan 5%. Hasil uji dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan Total Phenolic Content (TPC) maksimum sebesar 11,087 mg GAE/g daun kering dan Total Flavonoid Content (TFC) maksimum sebesar 2,198 QE/g daun kering pada suhu 60oC dengan rasio enzim-padatan 5%.

Ultrasound-Assisted Enzymatic Extraction (UAEE) is an extraction method using ultrasonic waves and an enzymatic process, which has been widely applied to plants for the extraction of natural products. The main advantage of this method is that it can increase the extraction results and physiological activity of various plant extracts. The Continuous Ultrasound-Assisted Enzymatic Extraction (CUAEE) extraction method is a continuous extraction method of Ultrasound-Assisted Enzymatic Extraction (UAEE). Using a continuous extraction method provides several advantages such as always fresh solvent flow and not using too much solvent. So the method used in this research is the (CUAEE) method. The operating conditions used in this research are 80 mesh size of kejibeling leaf simplicia, ethanol solvent with a concentration of 50%, extraction time of 180 minutes with sampling every 10 minutes with a temperature variation of 30, 40, 50 and 60oC and variations in enzyme concentration in the form of an enzyme-solids ratio of 3% and 5%. Test results using a UV-Vis spectrophotometer showed a maximum Total Phenolic Content (TPC) of 11,087 mg GAE/g dry leaves and a maximum Total Flavonoid Content (TFC) of 2,198 QE/g dry leaves at a temperature of 60oC with an enzyme-solids ratio of 5%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>