Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130035 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Koeswardhina
"Teiah dilakukan pemeriksaan •toksisitas 18 ekstrak
etanol dari 4 tumbuhan pengganggu dan 6 bakau
yang diduga dapat dimanfaatkan sebagai obat.. Pemeriksaan
toksisitas ekstrak dengan dosis 1 mg/mi dan
0,1 mg/ml ditentukan inenurut metode Meyer yang dimodifikasi
menggunakan Artemia saUna Leach benumur
satu minggu. Pengamataniumiah Artemia sauna Leach
yang mati dengan dosis ekstrak 1 mg/ml di].akukan
setiap 30menit selama 6 jampertama dan pada jam
ke 24 seteiah pemberian - ekstrak. Sedangkan untuk
dos is 0,1 mg/ml diamati setiap jam selama 6 jam
pertama dan pada jam ke 24 seteiahpembenian ekstrak.
Hasi]. pengamatan menuniukkan ada 4 ekstrak
yang menyebabkan 95 % kematian, i1 ekstrakmenyebabkan
prosentasi kematian antara 10 - 86%, sedangkan
3 ekstrak tidak rnenyebabkan kematian.

Toxicity studies were performed on 18 ethanol-
Ic extracts of 4 weeds arid '6 mangrove plants which
were believed to be active as medicines using a urndif
led Meyer's methode. One week oldArtemia sauna
were exposed to plant extracts of 'l mg/ml and 0,1
mg/ml for 24 hours.Observations were done by counting
the number Of death shrimps each 30 minutes In
the-first 6 hours and after 24 hours for extracts
of 1 mg/ml and every hour in the first 6 hours and
after 24 hours for extracts of 0,1 mg/ml.-The resuits
showed that . 4 extracts caused 95% killed, 11
extracts caused 10 - 86% killed and 3 extracts did
0 not show any effect.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S31680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Kamulan Murtiningsih
"Telah dilakukan penelitian pendahuluan uji toksisitas 15 ekstrak etanol dari 9 tanaman dan satu heuan laut yang diduga mampunyai khasiat, menggunakan metode meyer yang dimodifikasi.
Sebagai heuan percobaan digunakan larva Artemia salina Leach berumur satu minggu, Dosis pemeriksaan adalah 0,1 mg/ml dan 1 mg/ml. Pengamatan dilakukan tiap 30 menit
pada 5 jam pertama dan 24 jam terakhir untuk dosis 1 mg/ml,
dan tiap jam pada 6 jam pertama dan 24 jam terakhir setelah penambahan ekstrak pada dosis 0,1 mg/ml.
Umumnya toksisitas akan bertambah dengan bertambahnya
konsentrasi ekstrak dan lamanya uaktu kontak, Pletode
ini dapat digunakan untuk menentukan tanaman/heuan apa
yang harus diteliti lebih lanjut yang dapat digunakan sebagai obat.

A preliminary toxicity study was performed on 15
ethanolic extract of 9 plants and 1 sea animal, uhich are
believed to nave active ingredients, using a modified
neyer's method.
This study involved exposing one week old Artemia
salina Leach to plant and animal extracts at concentrati
ons of 0,1 mg/ml and 1 mg/ml. Observations uere done by
counting the number of death Shrimp each 30 minutes in the
first 6 hours and after 24 hours for extract of 1 mg/ml,
and each hour in the first 6 hours and after 24 hours for
extract of 0,1 mg/ml.
In general the toxicity increased by higher extract
concentration and longer lenght of exposure. This method
could be used to determine which plants or animals should
be further investigated for medicinal agents.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S31681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Purwarini
"Telah dilakukan penelitian pendahuluan uji toksi.sitas
21 ekstrak etanol dari 20 tanaman. yang diduga mempuny
i. khasiat, menggunakan metode Meyer yang dimodifikasi.
Sebagai hewan percobaan digunakan Artemia sauna Leach
umur 7 han. Dosis pemeriksaan adalah 100 dan 1000 ug/
ml dengan pengamatan setiap jam pada 6.. jam pertama dan 24
j'axn setelah penambahan ekstrak.
Hasil pengamatan menunjukkan peningkatan prosentase
kematian dengan bertambahnya dosis dan lamanya waktu kontak.

A preliminary toxicity study was performed on 21 e -
thanolic extracts of 20 plants, which were known to be active,
using a modified Meyer's method. This study involved
exposing one week old Artemia sauna Leach to plant ex -
tracts of consentrations of 100 and 1000 ug/ml for 24 hours.
Observations were done by counting, the number of death
shrimp each hour in the first 6 hours and after 24 hours.
The percentage of death shrimp increased . with higher
extract concentration and longer length of exposure.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dewi Murni
"Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder merupakan tanaman yang masih sedikit dieksplorasi aktivitas biologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) serta uji toksisitas menggunakan larva udang Artemia salina Leach dan mendapatkan isolat murni yang memiliki aktivitas antioksidan dan toksisitas. Daun Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder diekstraksi menggunakan pelarut metanol kemudian dipartisi berturut-turut dengan pelarut n-heksan, etil asetat, n-butanol dan metanol. Hasil uji menunjukkan bahwa daun Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 berturut-turut menunjukan nilai 57,47; 159,23; 48,25; 23,81 dan 27,08 μg/mL serta toksisitas dengan nilai LC50 669,42; 125,73; 79,55; 223,31 dan 523,58 μg/mL. Hasil identifikasi golongan senyawa diketahui ekstrak metanol, fraksi etil asetat dan fraksi butanol daun Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder mengandung golongan senyawa flavonoid, tanin, glikosida, saponin, dan terpenoid. Isolasi dilakukan pada fraksi etil asetat dengan teknik kromatografi kolom dipercepat dan konvensional (fase diam silika gel). Isolat yang diperoleh di karakterisasi menggunakan metode spektrofotometri uv-vis dan resonansi magnetik inti (1HRMI dan 13CRMI). Isolat tersebut selanjutnya disebut senyawa LC, memiliki nilai IC50 431,90 μg/mL dan LC50 24,80 μg/mL. Senyawa LC berhasil diisolasi dari fraksi n-heksan:etil asetat (95:5) kolom konvensional yang diduga metilsinamat dengan rumus molekul C10H10O2.

Biological activity of Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder is unexplored. Therefore, this study performed its antioxidant activity using DPPH (1,1- diphenyl-2-pikrylhidrazyl) method as well as toxicity using Artemia salina Leach and get pure compound that have antioxidant and toxicity activities. Leaves of Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder extracted with methanol and then partitioned successively with n-hexane, ethyl acetate, butanol and methanol. The results showed that leaves of Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder have antioxidant activity with IC50 values 57,47; 159,23; 48,25; 23,81 and 27,08 μg/ml, respectively. However, toxicity activity showed LC50 values 669,42; 125,73; 79,55; 223,31 and 523,58 μg/mL, respectively. Identification groups compound known methanol extract, ethyl acetate and n-butanol fraction of Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder leaves containing flavonoid, tannin, glycoside, terpenoid and saponin. Isolation was done to ethyl acetate fraction by column chromatography (silica gel). Pure compound obtained from fraction of n-hexane: ethyl acetate (95:5), called LC compound. The compound was characterization by specthrophotometry uv-vis and nuclear magnetic resonance (1HNMR and 13CNMR). The result of antioxidant, LC compound showed IC50 value 431,90 μg/mL and the result of toxicity, LC compound showed LC50 value 24,79 μg/ml. Based on NMR data, LC compound have been found which has molecular formula C10H10O2, known as methyl cinamate."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42085
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlisa Dwi Novianti
"ABSTRAK
Keunikan biodiversitas pegunungan Mekongga telah menarik perhatian banyak
peneliti. Tim konservasi dari Amerika dan Indonesia telah menemukan sejumlah
tanaman mengandung zat yang memiliki aktivitas antikanker. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa kimia yang menyebabkan tanamantanaman
lain memiliki potensial sebagai antikanker berdasarkan uji pendahuluan
terhadap aktivitas antioksidan dan efek toksik, salah satunya adalah Jambo-Jambo
[Kjelbergiodendron celebicus (Koord) Merr.]. Aktivitas antioksidan dilakukan
berdasarkan kemampuan meredam radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil
(DPPH), sedangkan efek toksik dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality
Test (BSLT). Daun Jambo-Jambo diekstraksi dengan pelarut metanol dan dipartisi
menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, butanol dan metanol. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa ekstrak metanol mempunyai potensi toksik terhadap larva
Artemia salina dengan nilai LC50 243,5 ppm dan aktivitas antioksidan senilai IC50
12,59 ppm. Isolasi dilakukan terhadap fraksi etil asetat menggunakan
kromatografi kolom silika dan kromatotron. Senyawa murni yang diperoleh
diidentifikasi struktur kimianya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, IR,
NMR dan LCMS. Didukung dengan data hasil penapisan kimia, diduga senyawa
tersebut golongan flavonoid yang mempunyai berat molekul 478.

ABSTRACT
The unique biodiversity of Mekongga mountains have attracted many researches.
Conservation team from US and Indonesia have discovered a number of plants
growing on Mekongga mountains which have anticancer activity. This study is
aimed to identify chemical compounds which have anticancer activity based on
preliminary testing of the antioxidant activity and toxic effects, one of them is
Jambo-Jambo [Kjelbergiodendron celebicus (Koord) Merr.]. The antioxidant
activity of Jambo-jambo leaves was measured by its ability to scavenge free
radical 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH), whereas the toxic effect was
analyzed by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Jambo-Jambo leaves was
extracted using methanol solvent and its methanolic extract was partitioned using
the n-hexane, ethyl acetate, buthanol and methanol. Test results showed that the
LC50 and IC50 value of its methanolic extract was 243,5 and 12,59 ppm. The ethyl
acetate fraction which showed the best activity was isolated using silica column
chromatography and chromatotron. Pure compounds was obtained by the
chemical structures were identified using Spectrofotometer UV-Vis, IR, NMR and
LCMS. Supported by data on the results of chemical screening, the compounds
were suspected as flavonoid compound which has molecular weight 478.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43806
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Riztiasih
"Garcinia cymosa (K. Schum) I.M. Turner & P.F. Stevens merupakan salah satu spesies Garcinia yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi dan menguji toksisitas terhadap Artemia salina L senyawa kimia dari daun Garcinia cymosa. Isolasi ekstrak aseton dilakukan dengan cara kromatografi kolom dipercepat dan juga kromatografi kolom terbuka. Isolat A diperoleh dari fraksi 3 sedangkan isolat B dari fraksi 5. Berdasarkan analisis spektroskopi, diduga isolat A merupakan friedelin sedangkan isolat B mempunyai gugus cincin aromatis posisi para, C=C, OH, dan C-H. Hasil uji toksisitas dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) menunjukkan kedua isolat tidak bersifat toksik dengan hasil LC50 2687,208 μg/ml untuk isolat A dan 1890,377 μg/ml untuk isolat B."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2007
S32630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Kusumaningrum
"Telah dilakukan penelitian untuk mendapatkan senyawa aktif dari kapang laut Aspergillus flavus yang mempunyai aktivitas terhadap Artemia salina Leach. Tahap awal dari penelitian adalah pemilihan isolat kapang laut dan media tumbuhnya berdasarkan aktivitasnya. Terhadap 2 isolat kapang (PR 28.1 dan PR 34.1) dilakukan fermentasi dengan media Wickerham dan Malt ekstrak selama 15 hari. Sel kapang (pelet) dipisahkan dari media fermentasi (supernatant) dengan penyaringan. Pelet diekstraksi secara maserasi dengan etil asetat dan dilanjutkan dengan methanol. Supernatan diekstraksi cair-cair dengan etil asetat dan dilanjutkan dengan butanol jenuh air. Terhadap ektrak yang diperoleh dilakukan skrining aktivitas terhadap jamur Fusarium oxysporum, radikal bebas DPPH dan larva Artemia salina Leach. Hasil uji menunjukkan ekstrak etil asetat dari supernatan kapang PR 28.1 yang difermentasi dengan media malt ekstrak mempunyai aktivitas yang relatif lebih tinggi dibanding ekstrak lainnya.
Ekstrak etil asetat tersebut (kode J) difraksinasi menggunakan metoda Kromatografi Cair Vakum (VLC) dengan fase diam silika gel 60 dan fase gerak sistem gradien diklorometan-metanol. Dari tahapan ini diperoleh 5 kelompok fraksi. Kelima kelompok fraksi tersebut dilakukan uji aktivitas dengan metode BSLT dan DPPH. Hasil uji menunjukkan bahwa kelompok fraksi I (JFI) dan II (JFII) mempunyai aktivitas terhadap A.salina dan DPPH. Terhadap fraksi II dilakukan kromatografi kolom dengan fase diam sephadex LH20 dan fase gerak metanol dan diperoleh 10 fraksi. Fraksi ke-5 mempunyai aktivitas tinggi terhadap A.salina Leach sedangkan fraksi ke-7 dan ke-8 mempunyai aktivitas terhadap DPPH. Fraksi ke-5 dilakukan pemurnian lebih lanjut dengan kolom Sephadex dan eluen metanol sehingga diperoleh senyawa A yang mempunyai aktivitas terhadap Artemia salina Leach. Fraksi ke-7 dan ke-8 tidak dilakukan pemurnian lebih lanjut karena jumlahnya yang sangat sedikit.
Elusidasi struktur dilakukan terhadap senyawa A dengan metode spektroskopi GC-MS, 1H-NMR, 13C-NMR dan NMR 2 dimensi (COSY, HSQC dan HMBC). Dari elusidasi struktur tersebut dapat ditentukan bahwa senyawa A adalah senyawa dengan rumus molekul C6H6O4 dengan berat molekul 142 dengan nama asam kojiat. Asetilasi terhadap senyawa tersebut menghasilkan senyawa asetil kojiat. Asetilasi terjadi pada gugus alkohol primer.

Research finding secondary metabolite from marine fungi Aspergillus flavus having activity against Artemia salina Leach was carried out. Prelimanary study for this research was selected marine fungi and culture medium based on activity. Two fungi were fermented for 15 days on Wickerham and Malt Extract medium. Cell of fungi (pellets) and fermentation medium (supernatant) were separated by filtration. Then pellets were extracted by ethyl acetate using maceration method and followed by methanol. Supernatant were extracted by ethyl acetate and buthanol. Their activity were screened for antifungal (Fusarium oxysporum), antioxydant using DPPH and Lethality test using Artemia salina Leach (BSLT). The result indicated that ethyl acetate extract of PR 28.1 supernatant has activity higher than the others.
Ethyl acetate extract (code J) was fractionated using Vacuum Liquid Chromatography (VLC) with silca gel 60 as stationer phase and gradient system of dichloromethane-methanol as mobile phase. Five group fractions (JFI, JFII, JFIII, JF IV and JFV) were found. JFI and JFII showed activity against A.salina Leach. Using Coloumn Chromatography with Sephadex LH20 as stationer phase and methanol as a mobile phase, JFII was separated and found fraction 5 (JF2.5) that was active against A.salina Leach larvae, while fraction 7 and 8 were active to radical scavenger (DPPH). The isolation of active compound from Fraction no. 5 was done using coloumn chromatography with Sephadex as stationer phase and methanol as mobile phase.
Structure elucidation on compound A was carried out using spectroscopy methods, there are GC-MS, 1H-NMR, 13C-NMR and two dimension NMR (COSY,HSQC and HMBC). Compound A has been identified as kojic acid (C6H6O4) with molecular weight of 142. Acetylation on this compound has resulted the compound kojic acetyl. Acetylation was taken place on the primer alcohol group.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T40063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Heru Wibowo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khadijah Adilah
"Asam oleat atau asam Z-Δ9-oktadekanoat diketahui sebagai salah satu asam lemak yang memiliki toksisitas yang rendah dan memiliki aktivitas antimikroba, sehingga dikembangkan penelitian untuk mendapatkan senyawa turunan dari asam oleat dan mengetahui bioaktivitasnya. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis turunan asam amino dari senyawa asam oleat dengan reaksi esterifikasi dan amidasi, lalu dikarakterisasi dengan KLT dan FTIR. Asam oleat diesterifikasi dengan katalis basa, kemudian diamidasi dengan asam amino glisin dan asam amino fenilalanin. Setelahnya, dilakukan uji pendahuluan BSLT dan uji antimikroba dengan metode difusi cakram. Dari hasil penelitian didapatkan % kematian dari konjugat asam oleat, glisin oleat, dan fenilalanin oleat. Asam Oleat dengan konsentrasi 16,6 ppm memiliki % kematian paling tinggi yaitu 35%. Adapun hasil uji antimikroba konjugat asam oleat, glisin oleat, dan fenilalanin oleat tidak memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri kulit gram positif yaitu Staphylococcus aureus dan bakteri kulit gram negatif yaitu Escherichia coli.

Oleic acid or Z-Δ9-octadecanoic acid is known as a fatty acid that has low toxicity and antimicrobial activity, so research was developed to obtain compounds derived from oleic acid and determine its bioactivity. In this research, the synthesis of amino acid derivatives from oleic acid compounds by esterification and amidation reactions was carried out, then characterized by TLC and FTIR. Oleic acid is esterified with a base catalyst, then amides with the amino acid glycine and the amino acid phenylalanine. After that, a preliminary BSLT test and an antimicrobial test using the disc diffusion method were carried out. From the results of the study obtained % of deaths from conjugates of oleic acid, glycine oleic, and phenylalanine oleate. Oleic acid with a concentration of 16.6 ppm had the highest % mortality, namely 35%. The results of the antimicrobial conjugate test of oleic acid, glycine oleic, and phenylalanine oleate did not have antimicrobial activity against gram-positive skin bacteria, namely Staphylococcus aureus and gram-negative skin bacteria, Escherichia coli."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>