"Tatanan tektonik yang begitu kompleks di daerah Bali telah menyebabkan
daerah ini menjadi daerah dengan aktifitas gempabumi yang tinggi. Dalam kurun
waktu 1911-2005 telah tercatat sebanyak 1077 gempabumi dengan magnitudo dan
kedalaman yang bervariasi, diantaranya gempabumi dirasakan dan gempabumi
merusak.
Hasil pengeplotan sebaran epicenter gempa–gempa dangkal terdapat disebelah
selatan Pulau Bali dan disebelah utara Pulau Bali. Hasil analisis perhitungan
distribusi energi total paling tinggi terletak di Pulau Bali bagian utara sebesar 1022,2
erg dan rata–rata energi total seluruh Pulau Bali 1017,4 erg. Model attenuasi
percepatan tanah maksimum oleh Fukushima dan Tanaka cukup relevan untuk daerah
Bali dengan input parameter gempa lokal.
Penentuan pewilayahan tingkat resiko gempa berdasarkan nilai percepatan
tanah maksimum dan intensitas maksimum pada daerah Pulau Bali dibagi dalam tiga
daerah tingkat resiko. Daerah dengan tingkat resiko besar meliputi wilayah Pulau
Bali bagian utara, sekitar daerah Buleleng dan Karangasem bagian timur, pada daerah
ini nilai percepatan tanah maksimum 115,378 gal dengan nilai intensitas maksimum
VIII MMI. Daerah dengan tingkat resiko sedang meliputi wilayah hampir sebagian
daratan Bali yang meliputi Singaraja bagian barat dan timur, Jembrana, Tabanan,
Bangli, Gianyar, sebagian besar Badung, Klungkung, sebagian kodya Bali dan
sebagian Karangasem, pada daerah ini nilai percepatan tanah maksimum berkisar
antara 50 gal -115 gal dengan nilai intensitas maksimum VII MMI. Untuk katagori
tingkat resiko kecil terdapat di Badung bagian selatan dan Denpasar bagian selatan,
pada daerah ini nilai percepatan tanah maksimum berkisar kurang dari 50 gal
dengan nilai intensitas maksimum V MMI"