Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83707 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1992
S28092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dibuat kawat superkonduktor pejal YBCO panjang 20 cm dan diameter 3 mm dengan memakai Y2O3 buatan lokal (PPNY-Batan). Sebelum dipanasi, kawat disiapkan dengan memakai teknik PIT (Powder In Tube), yaitu dengan menggilas tabung silinder berdiameter 8 mm dalam keadaan dingin menjadi silinder dengan diameter 3 mm. Rapat arus kritis diukur dengan teknik 4 titik. Dengan kriteria 5 V/mm, pada suhu 77 K, pada keadaan tanpa pengaruh medan luar, kawat menghasilkan rapat arus kritis yang besarnya ratusan A/cm2."
JURFIN 2:6 (1998)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
JURFIN 6:18 (2002)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Telah diadakan studi pengaruh waktu sintering terhadap kualitas superkonduktor YBCO melalui pengamatan suseptibilitas AC. Cuplikan dibuat dalam bentuk pelet dan disinter dengan variasi waktu 8 jam, 10 jam, 13 jam, 16 jam, dan 18 jam pada suhu 930 C. Hasil studi menunjukkan bahwa prosentase efek meissner meningkat denan pertambahan waktu sintering"
JURFIN 5:15 (2001)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Telah dilakukan pembuatan kawat pipih superkonduktor YBCO. Kawat dibuat dengan teknik standar PIT (Powder In Tube) dengan bahan selongsong perak. Kawat pipih yang dibuat memiliki tebal 0.2 mm dan 0.1 mm, lebar 5.0 mm dan 4.0 mm dengan panjang terbesar 148 cm. Dengan membuat kawat pipih, rapat arus kritis kawat pejal (210 A/cm2 sampai 260 A/cm2) dapat ditingkatkan menjadi 510 A/cm2 sampai 810 A/cm2. Rapat arus kritis meningkat sebanding dengan nisbah diameter awal D terhadap tebal akhir t membesar. Kata kunci : Kawat pipih, superkonduktor YBCO "
JURFIN 7:20 (2003)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kisman H.M.
"Sampel dari senyawa (Bi2_xPbx)2Sr2Ca2Cu30y dibuat berdasarkan reaksi padatan dari serbuk PbO, Bi203, SrCO3, CaCO3 dan CuO. Setelah mengalami dua tahap perlakuan panas yaitu kalsinasi pada suhu 8200 C selama 36 jam dan sintering pada suhu 860° C selama 72 jam, cuplikan ini memberikan efek Meissner pada suhu 77 K dan juga sinyal RSE anisotrop pada suhu kamar. Dengan Termogram DTA-TG Simultan didapatkan suhu kalsinasi dan suhu sintering yang tepat, yaitu kalsinasi 820° C dan suhu sintering 860° C. Sebelum mengalami sintering, cuplikan ini merupakan bahan non paramagnetik, tetapi sesudah mengalami sintering berubah menjadi paramagnetik pada suhu kamar. Apabila suhunya diturunkan sampai suhu nitrogen cair cuplikan ini berubah menjadi superkonduktor (memberikan efek Meissner). Analisis dengan Simulasi RSE menunjukkan bahwa di dalam sampel terjadi interaksi pertukaran yang cukup kuat dan bersifat anisotrop."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1994
S28223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
S28644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>