Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176313 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1993
S28167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arifin
"Komposit polimer epoksi berpenguat serat gelas (GFRP) merupakan salah satu material yang dewasa ini sangat populer, karena nilai ekonomis dan kehandalan nya. Aplikasi GFRP pada lingkungan bawah air, menyebabkan terjadinya proses wet curing yang dapat mempengaruhi sifat mekanik.
Penelitian ini membahas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari material GFRP dan daya rekat komposit tersebut dengan logam, faktor-faktor tersebut diantaranya seperti durasi curing, temperatur dan salinitas. Komposit GFRP dengan dua tipe hardener yaitu poliamin dan siklikamin dimanufaktur dengan menggunakan metode hand lay-up. Spesimen GFRP selanjutnya dengan variasi durasi curing 12, 24 dan 48 jam dimanufaktur pada lingkungan udara, air laut dan air distilat dengan temperatur dan salinitas yang berbeda. Kemudian dilakukan pengujian tarik, tekuk dan impak serta uji kekuatan bonding dan pengamatan SEM.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa GFRP dengan hardener poliamin gagal membuat ikatan crosslink pada proses wet curing, sedangkan dengan hardener siklikamin crosslink berhasil terbentuk, nilai karakteristik sifat mekanik pada proses wet curing sedikit menurun dibandingkan dengan proses dry curing, seperti hasil uji tarik menurun sebesar 10% dan uji daya rekat sambungan logam dengan komposit turun sebesar 16%. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan uji coba dilapangan.

Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) is very popular among other material due to its economic value and reliability. As an application to subsea pipeline, the main challenge of GFRP is the process of wet curing which is required by epoxy composite to form a strong bonding of cross link in subsea environment and consequently can effect mechanical properties.
This study evaluated the factors that might affect the performance of epoxy composite material and its bonding to metal, i.e. curing duration, temperature, and salinity. GFRP composite with two different types of hardener which are polyamine and cyclic amine were manufactured by hand lay-up method. Then, the specimens were manufactured in atmospheric, sea water, and distillation water with different variables such as 12, 24, and 48 hours curing time; temperature; and salinity. Then, the specimens were tested for their tensile, flexural, impact, and bonding strength. The last, observation of fracture appearance was done by SEM.
Result of the study, concluded that GFRP with polyamine hardener was failed to create cross link on wet curing process while the one with cyclic amine hardener successfully created cross link. However, the mechanical characteristic was a bit lower, such as the tensile strength decreased to 10% and the adhesion strength of the bonding decreased to 16%. For the future, this study can be investigated by field testing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhlis Nahwi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Laurentius Calvin
"Plastik merupakan material yang mengalami perkembangan pesat 30 tahun terakhir ini. Namun sifatnya yang kurang kuat untuk aplikasi tertentu mengharuskan plastik dibuat menjadi komposit. Berbagai penguat sintetis tersedia seperti serat kaca namun harga serat kaca yang mahal dan sifatnya yang tidak ramah lingkungan membuat penggunaan material yang lebih murah dan ramah lingkungan sangat digencarkan. Komposit matriks polimer dengan penguat serat alam atau natural fiber reinforced polymer composites (NFRPC), sering hanya disebut natural fiber composites (NFC) menjadi solusinya.
Dalam penelitian ini digunakan serat alam sorgum yang berasal dari dalam negeri dan bagian yang digunakan merupakan produk sampingan dari tanaman sorgum. Proses preparasi serat sorgum diperlukan untuk meningkatkan kompatibilitasnya dengan matriks polipropilen (PP). Alkalinisasi-termal menjadi metode yang dipakai dalam melakukan preparasi serat dan hasilnya setelah dilakukan proses ini serat memiliki mekanisme mechanical bonding (interlocking) dengan PP. Kemudian pengaruh temperatur pencampuran PP dan sorgum dengan variasi 160°C, 170°C, 180°C, serta komposisi serat dengan variasi 5%, 10%, dan 15% dipelajari perilaku mekanis dan morfologinya. Hasil yang didapatkan variasi yang optimum yaitu pada temperatur pencampuran 170°C dan komposisi serat 15% memiliki kekuatan tarik mencapai 20,2 MPa dan modulus elastis 547 MPa serta temperatur pencampuran 170°C dan komposisi serat 5% memiliki elongasi 36,4 MPa.

Plastic is a material that has experienced rapid development in the last 30 years. But its nature is less strong for certain applications, requiring plastic to be made into composites. Various synthetic reinforcements are available such as glass fiber but the expensive price of glass fiber and its environmentally unfriendly nature making the usage of cheaper and environmentally friendly materials highly intensified. Polymer matrix composites with natural fiber reinforced polymer composites (NFRPC), often just called natural fiber composites (NFC), are the solution.
In this study, natural sorghum fibers originating from within the country were used and the used parts were by-products of sorghum plants. The preparation process of sorghum fibers is needed to improve its compatibility with the polypropylene (PP) matrix. Thermal-alkalinization is the method used in conducting fiber preparation and the results after this process the fibers have mechanical bonding (interlocking) mechanism with PP. Then the effect of PP and sorghum mixing temperature with variations of 160°C, 170°C, 180°C, and fiber composition with variations of 5%, 10%, and 15% on mechanical and morphological behavior were studied. The optimum result is obtained at mixing temperature of 170°C and 15% fiber composition that have tensile strength reaching 20,2 MPa and elastic modulus of 547 MPa also at mixing temperature of 170°C and 5% fiber composition have elongation of 36,4%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S40610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Kurniadji
"Perkembangan teknologi beton yang demikian pesat dan penyempurnaan terus menerus hingga sekarang ini memberikan pemilihan banyak bagi konsumen untu memilih yang terbaik. Selain itu dari aspek struktur yang menjadi pertimbangan bagi konsumen, aspek ekonomi juga sangat berperan dalam pemilihan ini.
Nilai ekonomis tersebut bisa didapatkan dengan mengurangi berat sendiri dari beton tersebut. Untuk itu digunakan agregat yang memiliki berat yang relatif ringan. Salah satunya dengan menggantikan agregat kasarnya dengan batu apung pumice, dimana memiliki berat yang relatif ringan dibandingankan dengan batu kali yang biasa digunakan. Selain itu untuk meningkatkan mutu digunakan bahan tambahan, salah satunya adalah lateks alam pekat yang banyak terdapat dipasaran.
Dalam penggunaan beton ringan pumice dengan tambahan lateks alam pekat perlu diantisipasi terhadap bahaya kebakaran, maka perlu diteliti perilaku beton ringan tersebut terhadap temperatur tinggi.
Sasaran utama yang ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah diperolehnya pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh temperatur tinggi terhadap sifat-sifat mekanis beton ringan pumice dengan tambahan lateks alam pekat pada persentase berat lateks tertentu terhadap berat semen, yang mempunyai kekuatan optimum, sehingga nantinya didapatkan suatu gambaran mengenai kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur, dan hubungan tegangan-regangan dari beton tersebut setelah dipengaruhi temperatur 200ºC, 300ºC, dan 500ºC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Sugiarto
"Beton merupakan komponen penting dalam dunia konstruksi, yang teknologinya terus berkembang dan menghasilkan bermacam-macam jenis beton. Salah satunya adalah beton ringan yang berserat. Pemakaian beton ringan ini bertujuan untuk memperkecil berat sendiri beton, yang berupa beban man, sehingga diharapkan dapat memperkecil biaya bangunan secara keseluruhan. Untuk penelitian ini, dibentuk beton ringan dcngan agregat kasar batu apung pumice, dan untuk meningkatkan mutu digunakan serat kawat binddraad yang mudah diperoleh. Karena dalam penggunaan beton ringan lersebut perlu juga diantisipasi terhadap bahaya kebakaran, maka periu diteliti dan dipahami mengenai perilaku beton tersebut terhadap pengaruh temperatur tinggi.
Sasaran utama yang ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah diperolehnya pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh temperatur tinggi terhadap sifat-sifat mekanis beton ringan pumice dengan tambahan kawat binddraad pada persentase berat kawat tertentu yang mempunyai kekuatan optimum, sehingga nantinya didapatkan suatu gambaran mengenai kuat tekan, kuat tank belah, modulus elastisitas, dan Poisson's ratio, serta kuat lentur dari beton ringan tersebut setelah dipengaruhi temperatur 200°C, 300°C, dan 500°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Edy Rusmawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>