Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199091 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi
Depok: Universitas Indonesia, 1994
S28149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Naqib Sagena Adiguna
"Teknologi fabrikasi semikonduktor yang berkembang pesat memungkinkan pengecilan dimensi divais hingga mendekati skala nanometer. Pemodelan klasik menyatakan bahwa konduktivitas suatu penghantar akan berkurang seiring dengan penurunan luas area dan panjang dari penghantar tersebut hingga batasan tertentu di mana efek kuantum mulai berlaku dalam menganalisis pergerakan muatan. Skripsi ini mengobservasi pengaruh miniaturisasi dimensi panjang dan lebar terhadap parameter arus dalam karakteristik I-V nanodioda Si lateral berdasarkan hasil riset terkini. Dari hasil perbandingan data, skripsi ini berhasil menganalisis hubungan kesebandingan terbalik antara dimensi lebar dioda dengan jumlah arus yang mengalir sebagai akibat dari transisi mekanisme transpor muatan dari difusif menjadi balistik. Batasan antara ranah klasik dan kuantum diperkirakan terjadi ketika lebar dioda mendekati ukuran 500 nm.

As semiconductor processing technology has been rapidly developed,fabrication of tiny devices approaching a few nanometer is now being possible. Classic theory states that device conductivity will be decreased linearly as device dimensionality getting shrunk until a point where quantum effect is introduced into carrier motion analysis. This thesisobserved the effect of lateral Si nanodiode length and width miniaturization in respect to current level in I-V characteristic based on a newest research. From comparations provided, this paper has analyzed an inversely proportional correlation between diode width to current level significant change due to transition regime from diffusive transport to ballistic mechanism. Boundary between these two is supposed to occur when diode width approaching 500 nm in size.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Giri Cahyono
"ABSTRAK
Distribusi potensial pada daerah antar fase padat-cair telah banyak dipelajari dan telah melahirkan beberapa model distribusi potensial. Pengamatan yang dilakukan meliputi penataan muatan di dalam daerah antar fase dan pertukaran muatan dengan muatan yang berasal dari dalam badan cairan. Distribusi potensial dipengaruhi oleh elektrolit, suhu, permitivitas medium, gejala retardasi, dan relaksasi. Interaksi oksida logam denga fase air merupakan interaksi yang menarik, karena distribusi potensialnya dipengaruhi oleh harga pH.
Salah satu jenis oksida logam adalah aluminiun oksida atau alumina. Alumina biasanya diperoleh dari pemurnian bauksit yang banyak ditemui di Bintan, Bangka, dan Kalimantan Barat. Alumina juga dapat diperoleh dari kaolin yang bisa didapat di Belitung dan Bangka.
Tujuan penelitian ini adalah mencoba mendapatkan model distribusi potensial beberapa alumina. Model tersebut diperoleh setelah mendapatkan data potensial permukaan, potensial bidang Helmholtz dalam, potensial bidang Helmholtz luar dan potensial zeta. Nilai Potensial zeta tidak dapat diperoleh karena kondisi percobaan yang diasumsikan tidak terpenuhi.
Model distribusi potensial yang diperoleh bervariasi untuk setiap alumina dan dapat digunakan untuk menentukan kemampuan setiap alumina untuk adsorpsi, koagulasi, dan flotasi."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Noor Rohamannudin
"Proteksi katodik dengan anoda korban aluminium yang digunakan umuk melindungi struktur logam terhadap korosi Ielah banyak digunakan. Jangka waktu perlindungan ini sangattergantung pada karakteristik anoda korban yang dipakw, Untuk mengetahui karakteristik tersebut dilakukan penelitian terhadap tiga tipe anoda korban aluminium yang berbeda yaitu: JCS II, JCS 111. dan P Alloy. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan standar pengujian DnV RP 8401. Standar pengujian ini digunakan unluk mengetahui beberapa karakteristik anoda korban yailu: efisums; anoda, consumption rate anoda, open circuit potensial (OCP) anoda, close circuit polensia/ (CCP) arwda, dan kapasitas arus. Hasil penelitian menunjukkan hahwa semakin negatif nilai OC.'P dan CCP maka efiensi yang didapatkan semakin tinggi. masing-masing anoda korban tersebut memiliki efimnsi rata-rata 82,115% untuk JCS [[, 85,6525% unluk ICS Ill, dan 83,8325% untuk 1' Alloy."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Siti Nuraeni
"ABSTRAK
Tungau debu rumah (TDR) merupakan alergen pencetus asma. Sebanyak 85% pasien asma, alergi terhadap Dermatophagoides pteronyssinus. Atopi adalah kecenderungan untuk menghasilkan antibodi IgE sebagai respons terhadap paparan alergen. Paparan berulang pada proses desensititasi menginduksi peningkatan sel T regulator yang memproduksi IL-10 sehingga dapat menginduksi produksi IgG4. Selama ini, IgE spesifik alergen dijadikan penanda adanya alergen namun hanya terdeteksi pada orang yang atopi. Untuk menghindari adanya pajanan alergen sebagai sumber alergi baik pada subjek atopi maupun normal, diperlukan pengembangan metode yang dapat memindai daerah/lokasi yang diduga menjadi habitat TDR. Hal ini penting agar dapat dilakukan upacaya pencegahan dan pengendalian asma. Berdasarkan hal tesebut, peneliti tertarik untuk mengetahui respon IgE dan IgG4 dan korelasinya dengan kepadatan TDR. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2018 sampai April 2019. Sebanyak 25 pasien asma atopi dan 21 subjek normal dilakukan pengukuran kadar serum IgE dan IgG4 Der p menggunakan metode indirek ELISA. Sampel debu rumah diambil dari rumah pasien, diidentifikasi dan dihitung jumlahnya menggunakan metode Hart & Fain. Hasil penelitian menunjukkan spesies TDR yang paling mendominasi yaitu D. pteronyssinus. Kadar serum IgE spesifik Der p pada pasien asma atopi lebih tinggi dibandingkan pasien normal (p=0,002) sedangkan kadar serum IgG4 spesifik Der p baik pada pasien asma atopi maupun normal tidak menunjukan beda signifikan (p=0,667). Kepadatan D. pteronyssinus baik di ruang tidur maupun ruang keluarga menunjukkan korelasi positif dengan kadar serum IgG4 Der p baik pada asma atopi maupun normal (Spearman,Rho=0,388,p=0,008). IgG4 spesifik Der p dapat dijadikan prediktor adanya TDR di rumah.

ABSTRACT
As many as 85% of asthma patients are allergic to Dermatophagoides pteronyssinus. Repeated exposure to allergens induces an increase in regulator T cells that produce IL-10 which can affect B cells to switch to IgG4. Allergen-specific IgE was used as a marker of allergen exposure but was only detected in people who were atopic while in normal subjects this IgE marker did not appear, So an immunological marker was needed which could be used to scan for exposure. This is important so that efforts can be made to prevent and control asthma. Based on this, the researchers were interested in knowing correlation Der p density with the response of IgE and IgG4 spesific Der p. Twenty Five atopic asthma and 21 normal subjects were measured for serum IgE and IgG4 spesific Der p levels using the indirect ELISA method. Dust samples were taken from the patient's home, identified and counted using the Hart & Fain method. The results showed that the most dominant TDR species was D. pteronyssinus. IgE specific Der p level in atopic asthma were higher than normal (p=0.002) while IgG4 specific Der p level in both atopic asthma and normal did not show significant differences (p=0.667). Density of D. pteronyssinus showed a positive correlation with IgG4 spesific Der p level (Spearman r=0.388, p=0.008) compared to IgE spesific Der p.IgG4 can be used as a predictor of the presence of house dust mites in atopic asthma and normal subjects."
Lengkap +
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
S33959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Nurul Firdausil Ala, author
"Penggunaan zat warna sintetis pada industri akan menghasilkan limbah yang membahayakan lingkungan, oleh sebab itu air limbah yang terdapat zat warna perlu penanganan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke badan air. Pada penelitian ini telah berhasil disintesis nanopartikel ZnO dan CaFe2O4 dengan metode presipitasi didapatkan energi celah pita masing-masing 3,21 dan 1.90 eV. Selanjutnya nanopartikel ZnO dan CaFe2O4 dikompositkan dengan bentonite sebagai support diperoleh nanokomposit bentonit/ZnO-CaFe2O4 didapatkan nilai energi celah pita 2,09 eV berada pada daerah sinar tampak. Keberhasilan sintesis dari katalis didukung dengan karakterisasi FTIR, XRD, BET, dan SEM. Ukuran partikel rata-rata dari komposit ZnO- CaFe2O4 pada nanokomposit bentonit/ZnO-CaFe2O4 menggunakan TEM adalah 5.799 nm dan keberadaan dari ZnO-CaFe2O4 tersebar merata dipermukaan bentonit. Nanokomposit bentonit/ZnO- CaFe2O4 diaplikasikan sebagai fotokatalisis untuk degradasi malasit hijau didapat persen degradasi terbaik 94,152% dengan berat katalis 0,04 gram, rasio komposit ZnO: CaFe2O4 (1:1), pH 10, selama 60 menit, dan menggunakan sinar tampak. Studi kinetika mengikuti laju orde pertama dengan konstanta laju reaksinya 0,4922 menit-1 dan sesuai dengan isoterm adsorpsi Langmuir yang menunjukkan bahwa proses degradasi adalah fotokatalisis dan terjadi kemisorpsi. Nanokomposit bentonit/ZnO-CaFe2O4 telah menunjukkan persen degradasi yang baik. Oleh karena itu, nanokomposit berbasis bentonit yang ramah lingkungan dan mudah diperoleh perlu dikembangkan untuk material fotokatalisis.

The usage of synthetic color substances in the industrial factories lead to the production of waste that could endanger the environment. Therefore, the wastewater that contained color substances need to be processed thoroughly before being streamed to the body water. In this research, it was known that the band gap energy of ZnO and CaFe2O4 nanoparticles synthesized using precipitation method are 3,21 eV and 1,90 eV respectively. A composite was made between ZnO, CaFe2O4 and bentonite as a support, resulting in a nanocomposite of bentonite/ZnO-CaFe2O4 with 2,09 eV as the band gap energy value in visible light. The successfully synthesized catalyst was supported by the characterization using FTIR, XRD, BET, and SEM. Based on the results of characterization using TEM, the average size of particle ZnO-CaFe2O4 composite in bentonite/ZnO-CaFe2O4 is 5,799 nm, with ZnO-CaFe2O4 spreading evenly on the bentonite surface. Bentonite/ZnO-CaFe2O4 nanocomposite is being applied as a photocatalytic agent for malasit hijau degradation. The best degradation percentage is known to be 94,152% with several conditions such as; 0,04 grams catalyst weight, the ratio of ZnO:CaFe2O4 composite (1:1), pH 10, under 60 minutes, and using a visible light. Kinetic study follows the first order rate with reaction rate constant of 0,4922 menit-1 and in accordance with Langmuir adsorption isoterm which shows that the degradation process is a photocatalytic activity and a chemisorption occurred. Bentonite/ZnO-CaFe2O4 nanocomposite shows a good degradation percentage. Therefore, a bentonite-based nanocomposite that is environmentally friendly and easy to be produced need to be developed as a photocatalytic material."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikhsan
"Hamburan K+p pada energi sangat tinggi dihitung menggunakan teknik tiga dimensi (3D) tanpa ekspansi gelombang parsial. Model potensial yang digunakan berupa model pertukaran orde kedua dan orde keempat. Dalam model interaksi K+p ini, hadron yang dipertukarkan berupa meson-σ, ω, dan ρ serta baryon berupa λ dan Σ. Pada orde keempat, partikel yang dipertukarkan adalah π. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui efek rescattering. Observables yang dihitung adalah differential cross section pada energi 1 GeV - 10 GeV. Perhitungan juga dilakukan untuk mengetahui seberapa besar efek suku potensial orde keempat pada energi 1 GeV - 20 GeV.

K+p scattering at high energy level is calculated using a three-dimentional (3D) technique without partial wave expansion. Potential model being used involves second order and fourth order contributions. The hadrons being exchanged are σ, ω, and ρ meson and λ and Σ baryon. In fourth order interaction, the exchanged particle is π. Calculations are performed to identify rescattering effect. The observables being observed is differential cross section for energies of 1 GeV - 10 GeV. Calculations are also performed to identify contributions of fourth-order interaction for energies of 1 GeV - 20 GeV."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>