Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203320 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1998
S28433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Rio B. Purba
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T39775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Astuti
"Proses korosi adalah peristiwa kerusakan material karena terjadi realest antara material rersebut dengan lingkungannya. Kerugian karena korosi ini antara lain loss of production. Sehingga unruk menghindari terjadinya korosi tadi perlu adanya pencegahan terjadinya reaksi tadi. Pencegahan korosi terhadap pipa yang dipakai sebagai transporlasi hasil minyak bumi antara lain adalah dengan pelapisan cat (epoxy) pada permukaan dalam pipa. Untuk hal lersebut, pertu diteliti efektifitas penggunaan lapisan epoxy untuk merehabilitasi jaringan pipa . Dari penelitian ini diharapkan juga mengetahui pengaruh persiapan permukaan terhadap epoxy pada bagian dalam pipa dalam hal ini diwakili oleh baja karbon rendah (SA 36) serta sifat adhesifitas dan ketahanan korosinya.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persiapan permukaan dan ketebalan lapisan cat punya peranan penting dalam keberhasilan sistim cat sebagai pelindung korosi dan sifat adhesifitas yang baik. Dalam penelitian ini persiapan permukaan dilakukan dengan sand blasting SA 3.0 dan pickling dengan Hcl 30% dan 20% serta ketebalan lapisan cat sampai dengan 250 pm memberikan hasil yang baik,dimana ketahanan korosi dan adhesi lapisan cat masih memenuhi syarat sebagai lapisan pelindung yang baik. Dan untuk aplikasi jaringan pipa dengan teknik In-Situ ini, persiapan permukaan dan ketebalan lapisan cat harus lebih diperhatikan agar diperoleh umur lapisan cat yang panjang."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andika Andianto
"Lapis Iindung dengan pengecatan adalah salah satu cara yang paling banyak dipakai untuk mencegah terjadinya korosi. Ketebalan lapisan dan konsentrasi dari inhibitor pada Iapisan cat adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dari suatu sistem pengecatan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ketebalan lapisan cat dan pengaruh konsentrasi inhibitor Zn3(PO4)2 terhadap kebzotan adlzesif dan kemhanan korosi dad lapisan cat.
Variasi ketebalan cat yang digunakan adalah 50pm, 75pm, dan 100pm dengan konsentrasi inhibitor Zn3(PO4)2 0%, 15% dan 30%. Proses pelapisan benda uji dilakukan dengan cara disemprot dengan Spraying Gun setelah sebelumnya dilakukan persiapan permukaan dengan Sand Blasting. Ketebalan kering lapisan cat (Dry Film Thickness) diukur dengan mengunakan alat Magnetic Elcometer A5134 D U86-SZ Pengujian ketahanan korosi dilakukan dengan metode Salt Spray ASTM B 117-85 selama 504 jam, sedangkan untuk mengetahui kekuatan adhesif dari Iapisan cat dilakukan dengan metode Pull-Off Strength ASIM D 4541. Hasil pengujian diamati dengan menggunakan mikroskop optik (fota makro) dan dilakukan klasifikasi ketahanan korosi dengan menggunakan standar JIS Z2371.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan ketebalan lapisan cat akan meningkatkan kekuatan adgesif dan ketahanan korosi. Sedangkan peningkatan konsentrasi inhibitor Zn3(PO4)2 akan meningkatkan ketahanan korosi meskipun terjadi penurunan nilai kekuatan adhesif dari lapisan cat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyo Handoyo
"Proses korosi adalah peristiwa kerusakan material akibat reaksi kimia elektrokimia dengan lingkungan sekitarnya. Proses korosi ini terjadi secara alami sehingga tidak dapat dihindari akan tetapi dapat dihambar dengan mengendalikan proses-proses korosi tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan metode pelapisan. Pelapisan merupakan salah satu cara yang dapat digolongkan dalam sistim pengendalian arau proteksi terhadap korosi. Prinsip kerjanya adalah mencegah terjadinya kontak Iogam yang dilindungi dengan lingkungannya. Selain itu Iapisan juga akan menghasilkan permukaan baru logam yang licin dan halus.
Benda uji yang drpakai adalah baja spcc yang bernkuran 75 X 150 mm dan mempunyai tebal 1,2 mm, yang dilapisi dengan cat yang mengandung pigmen kromat 0% , I,5% dan 3% , dengan variabei ketebalan lapisan cat 50, 75 dan 100 Jam, untuk masing-masing konsentrasi. Lalu diadakan pengujian ketahanan korosi yang dilakukan di dafam salt spray chamber selama 3 minggn (504 jam) dan pengujian kekuatan adhesiff lapisan cat.
Dari penelitian inf dapa! dfsfmpufkan bahwa dengan semakfn meningkatnya inhibitor (pigmen kromat dalam Cat dan semakin tebal lapisan cat maka ketahanan korosi sampel juga akan sernakin baik Hal ini rerlihat dari penampakan sampel setelah keluar dari salt spray chamber. Hal lain yang didapat adalah bahwa dengan peningkatan pigmen kromat dalam range 0% - 3%, nraka kekuafan adhesi dari lapisan cat akan menurun."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arham
"Pada penelitian ini, material pelapis komposit epoksi- ZnO disintesis dan permukaannya dimodifikasi menggunakan asam stearat. Partikel ZnO dipreparasi menggunakan metode yang murah, yaitu penghalusan dengan ball to powder ratio (BPR) 5:1, 10:1, and 15:1 kemudian dilakukan invesitgasi pada struktur kristal, sifat wettability, gugus fungsi, ukuran partikel dan sifat ketahanan korosi setelah dilakukan pencampuran pada epoksi dengan variasi komposisi 0%, 3%, 6% dan 9%. Ukuran partikel terkecil dan terbesar didapatkan pada BPR 5:1 dengan ukuran partikel sebesar 189,3 nm dan 910 nm, secara berurutan.
Hasil FTIR menunjukkan bahwa efek hidrofobik didapatkan setelah dilakukan modifikasi pada partikel ZnO akibat gugus fungsi alkil (C-H) dan karboksil asam stearat yang mengganti gugus fungsi hidroksil pada permukaan partikel ZnO. Pengaruh variasi komposisi dan perlakuan modifikasi permukaan mempengaruhi nilai sudut kontak air pada baja yang telah dilapis. Metode Tafel polarisasi dan EIS menunjukkan bahwa penambahan filler maupun modifikasi permukaan mampu menurukan laju korosi.
Hasil uji EIS menujukkan nilai Rct dan Rcoat yang bervariasi tetapi memiliki kecenderungan kenaikan ketika terjadi penambahan komposisi filler ZnO dan penambahan modifikasi permukaan. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa komposisi 6% filler maupun perlakuan modifikasi permukaan mampu meningkatkan resistansi korosi melalu mekanisme barrier dan efek hidrofobik.
Kata kunci: Elektrokimia korosi, Komposit coating, Modifikasi Permukaan, ZnO

In this study, the epoxy-ZnO composite coating material was synthesized and the surface using stearic acid. ZnO particles were prepared using an inexpensive method, namely refining with a ball to powder ratio (BPR) of 5:1, 10:1, and 15:1 then investigated on the crystal structure, wettability properties, functional groups, particle size and resistance properties after being carried out. mixing on epoxy with various compositions of 0%, 3%, 6% and 9%. The smallest and largest sizes were found in BPR:1 with particle sizes of 189.3 nm and 910 nm, respectively.
The FTIR results showed that the hydrophobic effect was obtained after modification of the ZnO particles due to the alkyl (C-H) and carboxyl functional groups of stearic acid replacing the hydroxyl functional groups on the surface of the ZnO particles. The effect of variations in composition and surface modification treatment affects the value of the air contact angle on the coated steel. The Tafel polarization method and EIS showed that the addition of filler and surface modification was able to reduce the corrosion rate.
The results of the EIS test showed that the Rct and Rcoat values varied but had a tendency to increase when ZnO filler composition was added and surface modification was added. From this research, it can be seen that the composition of 6% filler and surface modification treatment can increase corrosion resistance through barrier mechanisms and hydrophobic effects.
Keywords: Electrochemical corrosion, Composite coating, Surface Modification, ZnO
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Proses austenisasi pada material baja karbon sedang yang mendapat lapisan dan yang tidak mendapat lapisan tembaga, dapat menyebabkan perbedaan nilai kekerasan. Adanya lapisan tembaga pada suatu bagian dari material tersebut dapat mempengaruhi bagian yang tidak mendapat pelapisan. Pemanasan dengan temperatur 900°, 950°, 1000° dan 1050°C dengan waktu tahan masing-masing selama 30 menit dan 60 menit, menunjukkan bahwa pada bagian yang terlapisi, nilai kekerasan bagian permukaannya meningkat sampai nilai 594 HVN ketika temperarur 950°C dan turun setelah temperatur ini dengan waktu tahan 30 menit Waktu tahan yang lama dan tingginya temperatur dapat menyebabkan kecenderungan pengaruh dari logam tembaga sebagai penstabil fasa austenit baik pada bagian yang mendapat lapisan tembaga maupun bagian yang tidak terlapisi tembaga dalam baja karbon sedang, "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Wijaya Santoso
"Penambahan filler ke dalam resin cat dapat meningkatkan ketahanan korosi suatu lapisan. Studi ini akan mengukur laju korosi pelapisan pada baja ST-37 menggunakan resin vinylester dan filler bentonite. Konsentrasi bentonite yang digunakan sebesar 2%, 3%, 4%, 5% wt dan metode dispersi dengan mechanical stirring pada kecepatan pengadukan 800rpm, 1100rpm, dan 1400rpm. Pelapisan dilakukan menggunakan paint applicator. Hasil pelapisan dikarakterisasi dengan uji sembur garam selama 72 jam, uji polarisasi, dan electrochemical impedance spectroscopy (EIS). Nilai rata-rata perubahan lebar goresan terkecil dari uji sembur garam adalah pelapisan pada konsentrasi bentonite 3% dan kecepatan pengadukan 1100rpm dengan rating number 9. Secara eksplisit pelapisan pada konsentrasi bentonite 2% dan kecepatan pengadukan 1100rpm memiliki corrosion rate terkecil dari uji polarisasi. Pemeringkatan lebih lanjut dari uji polarisasi antara masing-masing konsentrasi bentonite dan kecepatan pengadukan, didapatkan bahwa konsentrasi bentonite 3% dan kecepatan pengadukan 1100rpm adalah pasangan yang terbaik dengan corrosion rate 0.0033 mpy serta Rp 3580.9 kΩ. Pada kurva Nyquist terlihat adanya resistansi pelapisan Rct dari pelapisan vinylester - bentonite. Impedansi pelapisan dengan konsentrasi bentonite 3% dan kecepatan pengadukan 1100rpm lebih besar daripada impedansi pelapisan dengan konsentrasi bentonite 2% dan kecepatan pengadukan 1100rpm. Pelapisan pada konsentrasi bentonite 3% dan kecepatan pengadukan 1100rpm memiliki nilai resistansi pelapisan Rct 23.68 kΩ lebih besar daripada nilai resistansi pelapisan pada konsentrasi bentonite 2% dan kecepatan pengadukan 1100rpm Rct 4.99 kΩ.

Adding filler to paint resin can increase the corrosion resistance of a coating. This study will measure the corrosion rate of coating on ST-37 steel using vinylester resin and bentonite filler. The bentonite concentration used was 2%, 3%, 4%, 5% wt and the dispersion method used mechanical stirring at mixing speeds of 800rpm, 1100rpm, and 1400rpm. Coating is done using a paint applicator. The coating results were characterized by a salt spray test for 72 hours, polarization test, and electrochemical impedance spectroscopy (EIS). The smallest average value of creepage scratch width from the salt spray test was the coating at a bentonite concentration of 3% and a mixing speed of 1100rpm with a rating number of 9. Explicitly the coating at a bentonite concentration of 2% and a mixing speed of 1100rpm had the smallest corrosion rate from the polarization test. Further ranking of the polarization tests between each bentonite concentration and mixing speed, it was found that the bentonite concentration of 3% and the mixing speed of 1100rpm were the best match with a corrosion rate of 0.0033 mpy and Rp 3580.9 kΩ. The Nyquist curve shows the resistance of the Rct layer of the vinylester - bentonite layer. The impedance of the coating with a bentonite concentration of 3% and a mixing speed of 1100rpm is greater than the impedance of the coating with a bentonite concentration of 2% and a mixing speed of 1100rpm. Coating at a bentonite concentration of 3% and a mixing speed of 1100rpm has a coating resistance value Rct of 23,68 kΩ which is greater than the coating resistance value at a bentonite concentration of 2% and a mixing speed of 1100rpm Rct 4.99 kΩ."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ramadhani
"Penelitian ini melakukan pelapisan pada permukaan baja ST-37 dengan lapisan superhidrofobik nikel melalui proses elektrodeposisi dan treatment modifikasi asam palmitat dengan keuntungan lebih murah, hemat waktu dan ramah lingkungan. Pada proses elektrodeposisi diaplikasikan rapat arus yang berbeda yaitu 1,2,4,6 dan 8 A/dm2 dengan efesiensi arus 80%,81%,70%,91% dan 89%. Secara visual permukaan baja mengalami perubahan warna sebelum dan sesudah proses elektrodeposisi dan ketebalan lapisan meningkat seiring kenaikan rapat arus yaitu 0,021,0,051,0,106,0,161 dan 0,214 cm secara berurutan. Keterbasahan permukaan dianalisis dengan pengukuran sudut kontak air (WCA) dimana permukaan menunjukkan perubahan dari hidrofilik dengan sudut kontak air 50°-90° menjadi superhidrofobik dengan sudut kontak air tertin ggi 155° setelah di modifikasi menggunakan asam palmitat. Komposisi kimia dianalisis dengan Spektroskopi inframerah transformasi fourier (FTIR) dimana adanya gugus karbosil COO- muncul pada panjang gelombang 1634 cm−1 dan 1534 cm−1 di permukaan sampel yang telah dimodifikasi ini menjelaskan bahwa asam palmitat telah berada pada permukaan nikel. Morfologi permukaan setelah dimodifikasi menunjukan orientasi kristal yang berubah seiring dengan kenaikan rapat arus elektrodeposisi yaitu berbentuk bintang tanpa struktur mikro-nano menjadi kembang kol. Topografi permukaan dianaisis menggunakan AFM (Atomic force microscope) dimana tampak perbandingan kekasaran antara sampel modifikasi dan tanpa modifikasi dengan nilai Sa (Average roughness) dan Sq (Root mean square) yaitu nilai Sa 0,2959 nm dan Sq 0,3529 nm. Ketahanan korosi dari permukaan diselidiki oleh kurva polarisasi potensiodinamik dalam media korosif larutan NaCl 3,5 wt% hasilnya menunjukkan bahwa permukaan setelah modifikasi memiliki kinerja anti korosi yang baik dan memiliki laju korosi yang paling sedikit dibandingkan dengan permukaan yang tidak dimodifikasi yaitu 0,000098 dm/yr.

In this research, the surface of ST-37 steel was coated with a superhydrophobic nickel layer through an electrodeposition process and modified palmitic acid treatment with the advantages of being cheaper, time-saving and environmentally friendly. In the electrodeposition process, different current densities were applied, namely 1,2,4,6 and 8 A/dm2 with a current efficiency of 80%,81%,70%,91% and 89%. Visually, the steel surface changes color before and after the electrodeposition process and the thickness of the layer increases with the increase in the current density, namely 0,021,0,051,0,106,0,161 and 0,214 cm respectively. The wettability of the surface was analyzed by measuring the water contact angle (WCA) where the surface showed a change from hydrophilic with a water contact angle of 50°-90° to superhydrophobic with the highest water contact angle of 155° after modification using palmitic acid. The chemical composition was analyzed by Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) where the presence of COO- carboxyl groups appeared at wavelengths of 1634 cm−1 and 1534 cm−1 on the surface of this modified sample, explaining that palmitic acid had been present on the nickel surface. The surface morphology after being modified showed that the crystal orientation changed with the increase in the electrodeposition current density, which was in the form of a star without a micro-nano structure to a cauliflower. The surface topography was analyzed using AFM (Atomic force microscope) where the ratio of the roughness between the modified and unmodified samples was seen with the values of Sa (Average roughness) and Sq (Root mean square), namely the values of Sa 0.2959 nm and Sq 0.3529 nm. The corrosion resistance of the surface was investigated by a potentiodynamic polarization curve in a corrosive medium of 3.5 wt% NaCl solution. The results showed that the surface after modification had good anti-corrosion performance and had the least corrosion rate compared to the unmodified surface, which was 0.000098 dm/ yr.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>