Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100785 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1999
S28410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosiana Anneke Sjahruddin
"Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral pembangunan nasional, dengan sendirinya diarahkan untuk mendukung terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan tersebut dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan, yang bertujuan untuk membawa umat manusia kearah tujuan yang ingin dicapai tersebut. Salah satu wujud nyata dari pembangunan dibidang kesehatan saat ini yaitu kemampuan para ahli menegakkan diagnosa dengan cepat dan tepat. Keadaan seperti ini tak akan mungkin dicapai tanpa ditunjang oleh sarana yang memadai yaitu dengan ditemukannya alat-alat canggih serta kemampuan dalam menggunakannya.
Dibidang radiologi penggunaan alat tomografi terkomputer sudah dikenal sejak awal tahun 1980-an yang mana pada saat itu pemakaiannya terbatas pada kasus-kasus cedera kepala, tetapi dengan makin berkembangnya pengetahuan para pakar, radiologi maka pemanfaatan alat canggih ini sudah makin luas yaitu untuk kasus-kasus tumor jinak maupun ganas. Untuk ilmu kedokteran mata alat penunjang diagnostik yang canggih seperti tomografi terkomputer ini sangat membantu karena dengan alat itu dapat terlihat dengan jelas seluruh jaringan lunak orbita dan tulang-tulangnya sekalipun.
Gambaran klinis tumor orbita umumnya terdiri dari perubahan letak bola mata, gangguan visual dan gangguan pergerakan bola mata. Diagnosis dari gambaran klinis seperti ini saja sulit karena dapat juga disebabkan oleh penyakit non neoplasma. Dalam membuat diagnosis tumor orbita sering diperlukan diagnostik penunjang, seperti foto orbita baku, arteriografi ataupun ultrasonografi.
Tetapi dengan tomografi terkomputer diperoleh kesehatan nilai akurasi sampai sekitar 80-85 %, hal ini dapat dicapai, oleh karena dengan pemeriksaan tomografi terkomputer tampak perbedaan densitas jaringan yang rnembentuk jenis tumor tersehut. Untuk lesi yang terletak di retrobulbair dengan pemeriksaan tomografi terkomputer didapatkan nilai akurasi 99.4 %. Hasil pemeriksaan tomografi terkomputer yang negatif palsu dapat terjadi bila lesi terbatas di daerah bulbus okuli."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T58509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesian Journal of Dentistry 2006; Edisi Khusus KPPIKG XIV: 284-287
Radiographic examination has a very important role in dental implant treatment, including preoperative planning and intra operative and postoperative assessment. ln preoperative planning, radiographic examination has an ability to visualize critical mandibular anatomic organ such as mandibular foramen, mandibular canals, and mental foramina, which will guide the choice of implant length, diameter, and position. Besides, it also can reveal variation of quality and quantity of the jaw bone. Radiographic examination for postoperative assessment of dental implant is usually addressed for evaluation of implant position. Development and application modem imaging modalities in dento-maxillofacial radiology have very important role for better accuracy and more comprehensive dental implant treatment. One of modern radiographic imaging technique for this purpose is conventional linier tomography. This modality yields visualization of bone quality and quantity in high detail and accuracy, including bone condition in buccallingual dimension. Thus the choice of implan type, shape and size can be obtained precisely and furthermore reducing iatrogenic damage of critical anatomic organ. Radiation dose of conventional linier tomography is relatively lower comparing with other modern imaging modalities such as CT scan, besides that it also has lower cost so it has beneficial economical point. However, for a certain case and condition, there will be some need for combining conventional linier tomography with other technique, such as the panoramic and periapical technique."
Journal of Dentistry Indonesia, 2006
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Tamal
"The one way with simple approach which is inveterate to be used to improve quality of a image is by using Deconvolution. Deconvolution represent a process of invers filter a image by using operator of deconvolution which is ordinary to be conceived by Point Spread Function( PSF). Almost all case, PSF is unknown. Nevertheless in the situation in fact assess PSF can be determined without having to know blurred process of observation data.
At this study, introduced a technique of iteration deconvolution with regularitation filter and expostulated technically detail of its algorithm which used for the restoration of image of seismic natural blurred. This technique work by using algorithm of regularitation filter to get operator of deconvolusi best. Result of our study seem that this technique can improve the quality from image of seismic which is on finally assist for interpretation.

Salah satu cara dengan pendekatan sederhana yang lazim digunakan untuk memperbaiki mutu suatu citra adalah dengan menggunakan teknik dekonvolusi. Teknik dekonvolusi merupakan suatu proses invers filter suatu citra dengan menggunakan operator dekonvolusi yang biasa disebut sebagai point spread function (PSF) atau fungsi sebaran titik. Hampir disemua kasus, PSF tidak diketahui. Meskipun demikian pada keadaan sebenarnya nilai PSF dapat ditentukan tanpa harus mengetahui proses pengaburan data observasi.
Pada studi ini diperkenalkan suatu teknik dekonvolusi regularisasi filter dan didiskusikan secara teknis detail dari fungsi dan cara kerjanya yang digunakan untuk merestorasi citra seismik yang mengalami pengaburan. Teknik ini bekerja menggunakan algoritma regularisasi filter untuk mendapatkan operator dekonvolusi terbaik. Hasil studi kami memperlihakan bahwa teknik ini mampu meningkatkan kualitas dari citra seismik yang pada akhirnya membantu untuk interpretasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S28963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Josef Parsaulian
"Di negara-negara maju kanker paru merupakan jenis kanker terbanyak yang didapatkan pada laki-laki dan memperlihatkan peningkatan sejak 40 tahun yang lalu, jauh melebihi kanker lain. Sementara Kekerapan kanker paru belakangan ini mulal menunjukkan kecenderungan menurun menyusul menurunnya konsumsi rokok yang dianggap salah satu penyebab terjadinya kanker paru untuk negara-negara maju.
Di Indonesia menunjukkan hal yang sebaliknya dengan makin banyaknya ditemukan penderita kanker paru dan 80% dari penderita ini adalah perokok. Dikatakan pula lingkungan udara yang tercemar oleh hasil gas buang baik dari pabrik ataupun kendaraan yang makin banyak, merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya kanker paru. Khusus untuk kita di Indonesia dimana masih tingginya kasus Tuberkulosa paru maka lesifibrotik pada jaringan paru, dapat sebagai prediksi timbulnya kanker paru.
Meskipun belum dapat dipastikan faktor mana yang paling berperan tetapi berbagai faktor ini mempertinggi resiko seseorang mendapatkan kanker paru. Di Jakarta sendiri kanker paru menduduki urutan ke 3 atau 4 diantara 10 jenis tumor ganas yang paling sering ditemukan. (16)
Didalam penatalaksanaan kasus kanker paru penting diketahui a) jenis kanker (histopatologis) b) derajat (stadium) penyakit dan c) tampilan (performance status) penyakit tersebut. (16)
Bidang radiologi mempunyai peranan yang sangat besar pada penatalaksanaan ini baik dalam diagnosa maupun untuk penentuan derajat atau stadium penyakit.
Dalam penentuan derajat penyakit ini harus ditentukan eksistensi tumor serta perluasannya, terlibat atau tidaknya kelenjar getah bening dan kemungkinan adanya metastase. Banyak jenis pemeriksaan radiologis yang dapat dimanfaatkan untuk hal ini baik pemeriksaan konvensional ataupun pemeriksaan yang bersifat invasif.
Tomografi komputer merupakan jenis pemeriksaan yang penting dalam bidang radiologi. Dikatakan jenis pemeriksaan ini selain bersifat tidak invasif juga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis pemeriksaan yang lain, baik didalam mengambarkan eksistensi massa tumor serta perluasannya maupun menilai kemungkinan adanya pembesaran kelenjar getah bening serta metastase."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Hidayat
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S28465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Sri Fadli
"Pendekatan yang paling sederhana untuk memperbaiki mutu suatu citra adalah menggunakan dekonvolusi yang merupakan suatu proses invers filter dengan operator dekonvolusi yang biasa disebut sebagai point spread function (PSF) atau fungsi sebaran titik. Hampir disemua kasus, PSF tidak diketahui. Meskipun demikian pada keadaan sebenarnya nilai PSF dapat ditentukan tanpa harus mengetahui proses pengaburan data observasi.
Pada studi ini diperkenalkan suatu teknik iterasi dekonvolusi buta (Iterative Blind Deconvolution, IBD) dan didiskusikan secara teknis detail dari algoritmanya yang digunakan untuk merestorasi citra seismik penampang maupun sayatan yang mengalami pengaburan. Teknik ini bekerja secara iterativ menggunkan algoritma Ricardson-Lucy (RL) untuk mendapatkan operator dekonvolusi terbaik. Hasil studi kami memperlihakan bahwa teknik ini mampu meningkatkan kualitas dari citra seismik yang pada akhirnya membantu untuk interpretasi.

The simplest approach to recovering the image through deconvolution is inverse filtering with the deconvolution operator that so-called point spread function (PSF). In most cases the PSF will not be available; however, there are certain situations in which one may be able to find a PSF without a priori knowledge.
In this paper, we present an iterative blind deconvolution (IBD) technique and discuss the technical details of this algorithm, which is proposed for the restoration of the blurred image occured on seismic section and seismic slicing of 3D data. This technique is performed iteravely by using the Ricardson-Lucy (RL) algorithm to achiev the best deconvolution operator. Our experience shows that this technique is able to enhance the quality of the seismic image, which is helpful in doing seismic interpretation."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S28885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnomo Sidi Priambodo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PGB-0639
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Yueniwati PW
"buku ini membahas tentang bahaya tumor otak dan peranan pencitraan dalam otak."
Malang: Universitas Brawijaya Press, 2017
616.99 YUY p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah
"ABSTRAK
Sistem pencitraan menggunakan gelombang mikro sudah banyak diteliti dan dikembangkan karena sifatnya yang non-invasive. Gelombang mikro yang digunakan yaitu yang memiliki frekuensi kerja ultrawideband dikarenakan mampu memberikan perbedaan yang kontras pada suatu jaringan yang normal atau yang ada tumornya. Algoritma proyeksi balik digunakan untuk merekonstruksi citra dari hasil pemindaian yang dilakukan antena ultrawideband dikarenakan mudah perancangannya.
Antena ultrawideband dirancang dan diujikan dengan tiga jenis konstruksi phantom untuk kemudian dilihat parameter |S21| (magnitudo atenuasi ternormalisasi) nya. Pengujian sistem ini dilakukan pada beberapa titik frekuensi, yaitu 3,1 GHz, 4,5 GHz, 5,8 GHz, dan 6 GHz. Nilai parameter |S21| (magnitudo atenuasi ternormalisasi) antena terhadap phantom ini yang kemudian akan direkonstruksi menjadi citra menggunakan algoritma proyeksi balik dan dianalisa pengaruhnya terhadap frekuensi.
Pada skripsi ini, hasil rekonstruksi citra dengan gelombang mikro diinvestigasi dan dianalisis perbandingan hasilnya pada frekuensi kerja 3,1 GHz, 4,5 GHz, 5,8 GHz, dan 6 GHz. Hasil rekonstruksi citra dianalisis menggunakan histogram dan pengaruh panjang gelombang terhadap karakteristik dielektrik phantom. Secara umum, citra yang dihasilkan memiliki perbedaan karakteristik pada keempat frekuensi tersebut. Berdasarkan analisis histogram, karakteristik citra pada frekuensi 3,1 GHz memiliki parameter kontras yang lebih baik jika dibandingkan dengan hasil rekonstruksi di frekuensi yang lebih tinggi.

ABSTRAK
Microwave imaging has been widely studied in medical applications, such as for breast cancer detection and brain tumors because it is able to non-invasively detect a suspicious object inside the body. The Ultra Wide Band microwave is chosen in this research because UWB signal provides good penetration and resolution characteristics. Back projection algorithm is used for image reconstruction due to its simplicity in implementation.
The ultra wide band antenna is designed and used as a transmit and receive antenna for evaluating three kinds of phantoms and biological tissues of animal to observe the |S21| parameter (magnitude of normalized attenuation) at selected frequencies i.e. 3.1 GHz, 4.5 GHz, 5.8 GHz, and 6 GHz. In this bachelor thesis, the |S21| parameter (magnitude of normalized attenuation) will be processed to reconstruct an image by using back projection algorithm and then the reconstructed image is analyzed for each different aforementioned frequencies.
The reconstructed images of phantoms are investigated at the selected UWB frequencies i.e. 3.1 GHz, 4.5 GHz, 5.8 GHz, and 6 GHz. The reconstructed images are analyzed on each histogram according to its wavelength. The reconstructed images at each frequency can be clearly distinguished by each histogram characteristics. Based on histogram characteristics, the image that is reconstructed at 3.1 GHz shows the best contrast parameter compared with the other higher frequencies.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>