Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27082 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2001
S28649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartadhi
"Sebagian energi dalam proses industri hilang sebagai panas buang ke atmosfer atau sistem pendinginan, tidak terkecuali pada sistem PLTP. PLTP Lahendong memiliki panas buang berupa fluida yang akan diinjeksi kembali brine ke dalam sumur dengan temperatur 170oC. Panas pada brine ini dapat dimanfaatkan kembali menjadi listrik dengan alternatif pemanfaatan menggunakan siklus Rankine organik, Kalina, CO2 superkritis dan generator thermo-elektrik. Dengan pertimbangan efisiensi, biaya, dan pengalaman industri, maka penelitian ini akan membandingkan dua alternatif, siklus Rankine organik SRO dan siklus Kalina dalam hal potensi daya listrik, reduksi emisi, dan keekonomian berdasarkan regulasi yang berlaku, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh pada keekonomian kedua sistem tersebut dengan analisis sensitivitas.
Simulasi penerapan siklus Rankine organik dan siklus Kalina dengan perangkat lunak Engineering Equation Solver EES menunjukkan bahwa dengan IRR 15,2 , NPV 1.253.600 dan periode pengembalian 7,3 tahun, siklus Rankine organik dengan konstruksi sederhana dapat menghasilkan daya bersih sebesar 655kW. Siklus Kalina dengan konstruksi lebih kompleks menghasilkan daya bersih yang lebih besar yaitu 785kW ternyata tidak mampu memberikan performa ekonomi yang lebih baik dengan IRR 10,2 ; NPV sebesar 42.285 dan periode pengembalian selama 13 tahun. Dengan keunggulan yang dimiliki siklus Rankine organik, dan dengan banyaknya pengalaman industri komersial negara lain dalam penerapan sistem ini, maka sistem ini dinilai optimal dan layak untuk diterapkan pada pemanfaatan brine PLTP Lahendong maupun industri lain dengan kondisi panas buang dan tarif yang serupa.

Some energy in industrial processes is lost as waste heat to the atmosphere or cooling system. Geothermal power generation is no exception. PLTP Lahendong produce waste heat in the form of brine with temperature of 170oC which will be reinjected into reinjection well. The heat of this brine can be recovered for direct use or by converting heat into electricity. Some waste heat to power WHP technologies include organic Rankine cycle, Kalina cycle, supercritical CO2 and thermoelectric generator. With several considerations such as efficiency, cost and industrial experience, this research will compare only two alternatives which are Organic Rankine Cycle ORC and Kalina cycle in terms of power, emission nreduction potential and economic feasibility based on applicable regulation, as well as identifying factors which affect economic feasibility of those system by means of sensitivity analysis.
Application simulation of organic Rankine cycle and Kalina cycle with Engineering Equation Solver EES software showed that with 15.2 IRR, 1,253,600 NPV and return period of 7.3 years, organic Rankine cycle can produce 655kW net power. Kalina cycle, despite with greater net power of 785kW, was not able to provide better economic performance with 10.2 IRR 42,285 NPV and return period of 13 years. With the advantages of the organic Rankine cycle, and with many commercial industry experience in other countries in the application of this system, this system is considered optimal and feasible for brine utilization in Lahendong geothermal power plant or other industries with similar heat and tariff.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Andhika
"Penggunaan sumber Panas bumi melibatkan pendinginan pada fluida Panas bumi dengan cara mengekstrak panasnya. Pada kasus fluida Panas bumi suhu tinggi, pengendapan amorphous silika dari larutan membentuk kerak silika adalah masalah utama dalam efisiensi ekstraksi panas. Pengurangan atau bahkan penghilangan pembentukan kerak silika dengan penanganan yang tepat pada air dapat membuka kesempatan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber Panas bumi suhu tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan pembentukan kerak silika dari contoh air Panas bumi lapangan panas bumi Lahendong, Sulawesi Utara dan cara-cara pencegahannya dengan menggunakan pengaturan pH dan scale inhibitor. Untuk mengetahui kemungkinan terbentuknya pengkerakan silika maka dilkakukan sejumlah perlakuan dengan volume larutan 300 ml dengan memvariasikan pH sampel kontrol 3,4,5,6,7,8,9,10,11, dan 12. Kemudian sampel ditambahkan NaCl hingga konsentrasi NaCl menjadi berturut-turut 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000, 8000, 9000, 10000 ppm. Dilakukan juga inhibisi pengkerakan dengan menggunakan asam borat dan memvariasikan penambahan asam borat berdasarkan variasi berat, yaitu: 1, 5, 10, 20, 50 miligram. Semua perlakuan, baik variasi pH maupun penambahan NaCl dan uji inhibisi dengan asam borat, diakhiri dengan menjenuhkan larutan dengan pemanasan hingga volumenya kira-kira 100 ml.
Dari percobaan yang dilakukan ternyata diketahui bahwa pengkerakan paling besar terjadi pada pH 7 dang kandugngan NaCl 10000 ppm. Sedangkan untuk uji inhibisi yang paling efektif pada penambahan berat asam borat sebanyak 50 mg dengan volume sampel 300 ml. Kata Kunci: Pengkerakan silika, Scaling, scale inhibitor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Wibowo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S28511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Susanti
"Telah dilakukan reprocessing data mentah dari Badan Geologi yaitu : data geolistrik, data geomagnet dan data gravity, diperoleh model konseptual Sistem Panas Bumi daerah Pincara, kabupaten Luwu utara, Propinsi Sulawesi Selatan. Sistem panas bumi Pincara adalah sistem yang didominasi oleh air Daerah panas bumi Pincara terletak di Masamba, Kabupaten Luwu Utara Propinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis berada pada posisi diantara 02 0 27? 00?? - 02 0 35? 00?? Lintang Selatan dan 120 0 18" 00" - 120 0 26" 00" Bujur Timur.
Pada Model konseptual sistem panas bumi Pincara, diduga merupakan sistem panas bumi outflow berdasarkan pada penyeledikan geokimia oleh badan geologi, dimana mata air panas yang terdapat dipermukaan bersifat bikarbonat dengan pH netral. Sumber panas dan reservoar diduga berada di tenggara penyelidikan hal ini berdasarkan pada data geologi dan peta geologi bahwa di tenggara dipekirakan merupakan pusat erupsi magma yang menyebabkan terbentuknya penggunungan Baliase.
Disebelah tenggara daerah penyelidikan diperkirakan terdapat lapisan impermeabel yang menahan fluida hydrothermal sampai kepermukaan, namun dengan diperkirakan terdapatnya sesar/patahan pada beberapa titik pengukuran berdasarkan pada pemodelan gravity dan data geomagnet, maka fluida hydrothermal tersebut dapat muncul kepermukaan.

The reprocessing data from Geology Office was done to be processed, they are: data geolistrik, data geomagnet and data gravity. It is got the conceptual model system hydrothermal Pincara, district luwu north, province south. System hydrothermal pincara that is dominated by water.
The system hydrothermal Pincara is located in Masamba, district Luwu North, South Sulawesi. Based on geographically it is between 020 27 00 - 020 35 00 latitude south and 1200 18" 00 - 120 0 26" 00 longitude east. Conceptual model system hydrothermal pincara, guessed to be earth hot system outflow based on geokimia survey by geology office, where does hot spring found has bicarbonate with ph neutral. hot source and reservoar guessed to reside in south east this matter quest based on in geology data and geology map that is at south east be centre erupsi magma that causes bentuknya penggunungan baliase.
Beside south east quest region is estimated found layer impermeabel that hold back fluid hydrothermal until kepermukaan, but with estimated dapatnya fault/fracture in several measurements points based on in pemodelan gravity and data geomagnet, so fluid hydrothermal can appear kepermukaan such as those which be seen in picture 5.6 menyekitar points measurement - points sounding.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29085
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hafizh Alfath
"Skripsi ini membahas mengenai pengadaan listrik dari panas bumi serta manfaatnya bagi perlindungan lingkungan hidup. Ditinjau dari Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi, kegiatan operasional panas bumi terdiri atas Survei Pendahuluan, Eksplorasi, Studi Kelayakan, Eksploitasi dan Pemanfaatan. Lebih lanjut, kegiatan usaha panas bumi di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007. Dengan memanfaatkan energi panas bumi di Indonesia, permasalahan kelangkaan energi dapat teratasi karena sifat energi panas bumi yang dapat diperbarui. Selain itu pemanfaatan energi juga mendorong upaya perlindungan lingkungan hidup karena jumlah emisi yang dihasilkan dari energi panas bumi tergolong cukup kecil dibandingkan dengan emisi dari energi fosil, yang selama ini sumber energi utama bagi Indonesia. Hasil analisis membuktikan bahwa energi panas bumi dengan emisi yang berjumlah sedikit ini dapat mendorong terjadinya penurunan efek Gas Rumah Kaca, sehingga hal ini sesuai dengan tujuan Protokol Kyoto. Oleh karena itu untuk semakin mengembangkan pemanfaatan energi panas bumi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi dan menurunkan efek Gas Rumah Kaca, Protokol Kyoto, dalam Pasal 12, memberikan insentif bagi usaha panas bumi dengan Mekanisme Pembangunan Bersih.

This thesis discusses the electricity procurement from geothermal and its impacts to environmental protection. In reference to Law Number 27 Year 2003 on Geothermal, geothermal operational activity consists of Preliminary Survey, Exploration, Feasibility Study, Exploitation, and Utilization. Furthermore, geothermal operations in Indonesia are regulated in Governmental Regulations Number 59 Year 2007. In exploiting geothermal energy in Indonesia, the energy rarity problem can be handled because geothermal energy is renewable. Besides, energy utilization also encourages the environmental protection because the emission produced from geothermal energy is smaller than the one produced from fossil energy that has been becoming the main energy source in Indonesia. Result of analysis proves that geothermal energy with the small emission produced is able to support the reduction of greenhouse gas effect. This is balanced to the Kyoto Protocol?s objection. Therefore, to develop more the geothermal energy utilization that aims to fulfill energy needs and reduce the greenhouse gas effect, Kyoto Protocol, in Chapter 12, gives the incentive for geothermal operations with Clean Development Mechanism."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S24891
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Rebecca Putri
"Reservoir merupakan salah satu komponen utama pada sistem panas bumi. Fluida panas terakumulasi pada reservoir yang merupakan lapisan batuan permeabel. Metode Microearthquake dapat digunakan untuk mengetahui zona permeabel pada sistem panas bumi. Pengamatan hiposenter gempa-gempa mikro yang terjadi merupakan teknik yang cukup menjanjikan dalam mendeteksi zona permeabel pada sistem panas bumi. Penentuan hiposenter awal gempa mikro dilakukan dengan menggunakan metode Single Event Determination SED. Relokasi hiposenter gempa mikro dilakukan untuk mendapatkan lokasi hiposenter yang lebih akurat serta untuk mengurangi pengaruh kesalahan model kecepatan yang tidak sesuai dengan keadaan bawah permukaan yang kompleks.
Metode relokasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Double Difference yang merupakan metode paling efisien, cepat dan menghasilkan error yang kecil serta tidak memerlukan koreksi stasiun. Data pemantauan aktivitas gempa mikro di lapangan panas bumi R yang digunakan ialah data sejak April 2012 hingga Oktober 2012 dengan menggunakan 18 stastiun pengukuran. Proses pengolahan data dilakukan dari data mentah berupa data time series. Distribusi hiposenter gempa mikro yang telah direlokasi kemudian dicocokkan dengan data pendukung berupa data MT dan Geologi.
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pada daerah Selatan Gunung R terdapat aktivitas seismik dalam jumlah yang signifikan. Distribusi gempa mikro di daerah Selatan Gunung R membentuk klaster dan pattern patahan arah Barat Laut ndash; Tenggara. Sebaran titik hiposenter tersebut diinterpretasikan sebagai zona permeabel di bawah permukaan, dengan pattern patahan arah Barat Laut ndash; Tenggara sebagai pengontrol sistem panas bumi Gunung R.

Reservoir is one of the important components in geothermal system. Hot fluids are accumulated in Reservoir which is a thick layer of permeable rocks. Micro earthquake method can be used to identify the permeable zone in geothermal system. Observation of the micro earthquake hypocentres is a promising technique in detecting the permeable zone. The determination of the hypocentre is performed by using single event determination method SED Method. Micro earthquake hypocentre relocation is done to get more accurate locations and to reduce errors that happen because of the inaccuracy velocity model that is used.
Relocation method that is used in this research is double difference relocation which is the most efficient, fast and generating less error with no need of station correction. Data recording of micro earthquake activity in R geothermal Field that is used in this research are from June 2012 to October 2012 with 18 stations recording. The processing data starts from raw data which is time series data. The distribution of the hypocentre that has been relocated then matched to the supporting data which are MT and Geology data.
From the research that has been done, the result shows that there is a significant amount of seismic activity on the Southern part of Mount R. The distribution of micro earthquake form cluster and structure pattern NW ndash SE. The distribution of hypocentre can be interpreted as the permeable zone beneath the surface, with a NW SE fault pattern as the controller of the geothermal system on R geothermal field.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahastra Ridho
"Daerah panas bumi Limbong, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu lapangan panas bumi yang belum dilakukan eksplorasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merekomendasikan wilayah prospek panas bumi guna dilakukan kegiatan eksplorasi. Metode analisis penginderaan jauh dan geokimia air digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Terdapat 12 manifestasi air panas bumi yang dianalisis, terdiri dari 11 air panas dan 1 air dingin. Analisis penginderaan jauh menunjukkan pola kelurusan pada daerah penelitian berorientasi utara – selatan dan timurlaut – baratdaya, dengan tingkat densitas kelurusan dari sangat rendah hingga sangat tinggi. Pola dan densitas kelurusan tersebut diinterpretasikan sebagai zona permeabel yang mengontrol kemunculan manifestasi panas bumi. Selain pola kelurusan, analisis penginderaan jauh juga menunjukkan tingkat kerapatan vegetasi di daerah penelitian tersebar dari vegetasi tinggi hingga tidak bervegetasi, dengan suhu permukaan berkisar antara 12˚C hingga 26˚C. Berdasarkan analisis geokimia air, tipe air panas bumi pada daerah penelitian adalah klorida – bikarbonat. Sumber air panas bumi dari satu reservoir dengan kondisi full equilibrium dan immature waters yang telah mengalami pengenceran oleh air meteorik. Analisis geoindikator menunjukkan zona outflow dari daerah penelitian berada pada mata air APKD-5. Berdasarkan analisis data penginderaan jauh dan geokimia air, dapat direkomendasikan dua area prospek panas bumi di daerah penelitian. Area rekomendasi prospek panas bumi A terletak pada daerah Kanan Dede dengan luas sekitar 6.9 km2 di koordinat 120.012132, -2.557325 dan 120.045600, -2.573257. Area rekomendasi prospek panas bumi B terletak pada daerah Salu Rassasisi dengan luas sekitar 6.8 km2 di koordinat 119.964534, -2.552284 dan 120.000229, -2.567610.

The Limbong geothermal area, North Luwu Regency, South Sulawesi Province is one of the geothermal fields that has yet to be explored. The purpose of this study is to recommend geothermal prospect areas for further exploration activities. Remote sensing and geochemical methods were used to gain this purpose. There are 12 geothermal water manifestations analyzed, consisting of 11 hot springs and 1 spring. The results of remote sensing analysis show a lineament in the study area with an N-S and NE-SE orientation, with lineament density levels from very low to very high. The lineament orientation and density are interpreted as a permeable zone that controls the appearance of geothermal manifestations. Remote sensing analysis also shows the level of vegetation density in the study area is spread from high to non-vegetated vegetation index with surface temperatures ranging from 12˚C to 26˚C. Based on Ternary Diagram, shows that the water manifestations in this area were classified as chloride – bicarbonate water types. The water source for the geothermal systems from a reservoir with full equilibrium and immature water conditions. Geoindicator analysis shows outflow zone from the research area is in the APKD-5 hot spring. Based on the remote sensing data analysis and water geochemistry, two geothermal prospect areas can be recommended. The recommended area for geothermal prospect A is around Kanan Dede with an area covers 6.9 km2 at coordinates 120.012132, -2.557325 and 120.045600, -2.573257. The recommended area for geothermal prospect B is around Salu Rassasisi area with an area covers 6.8 km2 at coordinates 119.964534, -2.552284 and 120.000229, -2.567610."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Virgantoro Salahudin Kadir
"Area prospek panasbumi Lili, Sulawesi Barat, Indonesia merupakan salah satu daerah prospek yang berasosiasi dengan aktivitas vulkanik yang terjadi sejak zaman Tersier. Aktivitas vulkanik ini diperkirakan merupakan aktivitas gunungapi bawah laut yang berkembang menjadi gunungapi darat berumur Kuarter bawah. Area prospek panasbumi ini memiliki mata air panas tipe klorida, dan tipe bikarbonat yang tersebar di sekitar area prospek. Dari hasil perhitungan geotermometer area prospek panasbumi Lili memiliki temperatur 189-201 °C, yang dikategorikan sebagai moderate to high temperature geothermal system. Untuk mengetahui batas, kedalaman, dan geometri dari reservoir yang ada, dilakukan pengukuran dengan metode Magnetotelluric (MT) serta metode geofisika lainnya sebagai pendukung seperti metode gravitasi, geomagnet, dan geolistrik.
Pengukuran dilakukan dengan desain gridding agar dapat diketahui penyebaran resistivitas dari arah Utara-Selatan maupun Barat-Timur. Data MT tersebut dikoreksi terlebih dahulu terhadap efek statik dan noise dengan menggunakan Mat-Lab dan Site to Site Reference sebelum nantinya siap diinterpretasi. Pemodelan sistem panasbumi dari data magnetotellurik dengan menggunakan analisa 2-dimensi dan 3-dimensi. Hasil area prospek berada dari arah barat daya hingga ke tengah lokasi pengukuran menerus ke utara. Rekomendasi pengeboran di sekitar daerah outflow dengan kedalaman sekitar 1.8 km dekat dengan zona patahan yang mempunyai permeabilitas yang lebih besar untuk mendapatkan fluida panasnya.

Geothermal prospect area in Lili, West Celebes, Indonesia is one of the prospect area in Indonesia associated by volcanic activity which happened since tertiary. This volcanic activity is predicted as undersea volcano which grown become to volcano quartenary. This geothermal prospect area has chloride and bicarbonate hot springs. Based on geothermometry calculation the geothermal prospect area of Lili has temperature 189-201 °C which is categorized as a moderate to high temperature geothermal system. To estimate the boundary, depth, and geometry of the reservoir, Magnetotelluric (MT) and other geophysics methods were used such as gravity, geomagnetic, and geoelectric method as supporting data.
Data acquisition was designed gridding method to delineated resistivity distribution in North-South or West-East orientation. MT data was then corrected for static effect and possible noise using Mat-lab and Site to site reference before comprehensive interpretation. Modeling of the geothermal system was carried out by using 2-dimensional MT resistivity and 3-dimensional visualization. As a result, the prospect area is exist in south west until center of measurement area. Pattern of this zone still continue to the north of measurement area. In addition, drilling recommendation is proposed around the outflow in Lili with depth at 1.8 km near the fault zone to get the hot fluid.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1397
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Rulia
"Daerah Marana terletak di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Ditinjaudari data geologi, daerah ini didominasi oleh batuan granit berumur Eocene-Tersier dan berada pada zona tektonik. Daerah Marana diduga memiliki prospek panasbumi yang ditandai dengan kemunculan manifestasi permukaan berupa mata air panas. Untuk memperjelas pendugaan tersebut telah dilakukan survey metode Magnetotellurik (MT). Data MT yang diperoleh dari akuisisi lalu dilakukan pengolahan dengan tahapan sebagai berikut: seleksi data time-series, transformasi Fourier, robust processing, seleksi cross power, koreksi static shift, dan kemudian dilakukan inversi 2-dimensi menggunakan program WinGlink.
Hasil pengolahan data MT 2-dimensi diintegrasikan dengan data geologi, geokimia, metode gravitasi, dan sumur landaian suhu untuk memperoleh suatu model konseptual dari sistem panasbumi di daerah Marana yang ditampilkan dengan program GeoSlicer-X. Model konseptual tersebut menunjukkan bahwa terdapat reservoir panasbumi di bawah komplek mata air panas Masaingi pada kedalaman 750-1500 m. Pendugaan temperatur reservoir dari data geokimia menunjukkan kisaran temperatur 154-237ºC sehingga sistem panasbumi Marana termasuk kedalam moderate temperature geothermal system yang diduga memiliki potensi sekitar 33 MWe.

Marana area is located at Donggala District, Central Sulawesi Province. Observed from geological data, this area is dominated by granite (Eocene-Tertiary age) and located in a tectonic zone. Marana area is estimated as a geothermal prospect area based on the appearance of hot springs in the area. To verify this, a geophysical survey has been conducted using Magnetotelluric (MT) method. The MT data obtained from acquisition was processed in stages as follow: time-series data selection, Fourier transformation, robust processing, cross power selection, static shift correction, and 2-dimensional inversion using WinGlink software.
The result of 2-dimension MT processing was then integrated with geological, geochemical, gravity method, and shallow depth well data of temperature to obtain a conceptual model of geothermal system in Marana area which is performed by using GeoSlicer-X software. The conceptual model shows that there is a geothermal reservoir below a series of Masaingi hot springs at the depth of 750-1500 m. The reservoir temperature is estimated between 154-237ºC from available geochemical data. Hence, geothermal system in Marana field is classified as moderate temperature geothermal system which has an estimated potential reserve of 33 MWe.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1978
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>