Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117749 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2001
S28714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arief Oesmanto
"Telah dilakukan pengukuran koefisien atenuasi dan koefisien penguatan berkas pada sinar-X LINAC 6MV dan 10 MV pada medium air, akrilik dan aluminium. Pengukuran selain pada lapangan terbuka (3 x 3 cm pada 100 cm) juga dilakukan pada berkas dengan aksesori tray dan filter wedge 60° yang sering digunakan pada penyinaran radioterapi. Berkas sempit 6 MV dan 10MV diperoleh dengan kolimator tambahan berdiameter 1.5 cm dengan ketebalan 20 cm Cerrobend sebelum detector. Untuk detektor digunakan mini phantom ( 2 x 2 x 6 cm) sesuai standar TRS 398 untuk pengukuran berkas foton energi tinggi di udara dan Bilik Ionisasi Farmer 0.6 cc. Jarak dari fokus ke detektor 173,3 cm.
Diperoleh dengan mmembandingkan referensi 8 bahwa nilai koefisien atenuasi μ dan koefisien penguatan η untuk medium air pada sinar-x 6 MV 0.0473 cm-1 dan 0.0014 cm-1 dari linac SL 75 dan 0.0488 cm-1 dan 0.0021 cm-1 dari linac SL 25 . Dari dua pasangan nilai tersebut dapat dilihat bahwa nilai μ dan η untuk sinar-x 6 MV dari satu linac berbeda dari linac yang lain. Perbedaan tersebut dimungkinkan karena adanya perbedaan material maupun geometri flattening filter masing-masing alat sebagai suatu yang unik. Juga diperoleh perbedaan nilai μ dan η untuk berkas sinar-x 6 MV dengan filter wedge 600 dengan nilai 0.0437.

Have been measured attenuation coefficient and beam-hardening coefficient on 6 MV and 10 MV X-ray LINAC in water, acrilyc and Alloy. Measurement at open beam (3x3 cm at 100 cm) also at tray beam and wedge 60 beam ° while used oncology radiation. Narrow beam 6 MV and 10 MV with additional collimator 1,5 cm with cerrobend 20cm thickness to detector. Minifantom (2 x 2 x 6 cm) has been used for detector with TRS 398 high photon energy standard of measurement in air and 0,6 cc Farmer ionization chamber . Distance focus to detector is 173,3 cm.
Combine with reference 8 attenuation coefficientμ and beam-hardening coefficient η in water for 6 MV X-Ray 0.0473 cm-1 and 0.0014 cm-1 for linac SL 75 and 0.0488 cm-1 and 0.0021 cm-1 from linac SL 25 . From double value can be read at 6 MV X-Ray from one Linac is difference with others. Difference is happen because there is material difference also geometri flattening filter and be unique. Also difference at μ dan η value to X-Ray 6MV with filter wedge 600. 0.0437 cm-1 and 0.009 cm-1 for SL75 and 0.0432 cm-1 and 0.0014 cm-1 for SL25."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S29239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Seno Kuncoro S
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqron
"Telah dilakukan pengukuran faktor keluaran (OF) berkas sinar-X 6 MV dan 10 MV untuk lapangan bujur sangkar dan persegi panjang produksi linac varian 2100C. Ukuran lapangan yang digunakan berkisar dari 4x4 cm2 sampai 30x30 cm2 . Pengukuran dilakukan pada kedalaman efektif pengukuran 5,2 cm dan 10,2 cm dengan SSD 100 cm. Pada lapangan persegi panjang nilai OF didapatkan dengan metode pengukuran langsung dan kalkulasi dengan metode Sterlling. Hasil pengukuran menunjukkan hasil OF keduanya memiliki perbedaan yang sangat kecil untuk kedua berkas energi sinar-X pada masing-masing bentuk lapangan. Nilai OF mengalami kenaikan seiring meningkatnya ukuran lapangan yang digunakan. Penentuan nilai OF dengan menggunakan metode Sterllling dan pengukuran langsung pada lapangan persegi panjang juga tidak berbeda secara signifikan. Kata kunci : faktor keluaran, lapangan bujur sangkar, lapangan persegi panjang, sinar-X 6 MV dan 10 MV.

The measurement has been performed to know the output factors (OF) of 6 MV and 10 MV X-ray beams for square and rectangular fields. The field size used for the measurement range between from 4x4 cm2 to 30x30 cm2. The measurement were done at effective depths of 5,2 cm and 10,2 cm with SSD 100 cm. On the rectangular field, OF was obtained by direct measurement method and calculated by Sterlling method. The results of measurement showed that both OF’s results have very small differences for both energies on each field shape. The OF’s values increase along with the field size increase. The OF values determined by using calculated Sterlling method and direct measurement on rectangular field do not show significant differences."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyantari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sunarsih
"Data mengenai dosis permukaan berkas sinar-X 6 dan 10 MV, dari pesawat linear accelarator, yang diukur menggunakan parallel-plate NACP chamber, untuk efek ukuran lapangan radiasi, jarak penyinaran (SSD), penggunaan tray acrylic, blok metal pembentuk berkas, filter wedge dan MLC (multileaf collimator) Dosis permukaant meningkat dengan lapangan dari 5x5 cm² sampai dengan 20x20 cm² (5-17% untuk sinar-X 6 MV dan 6-19% untuk10 MV). Dengan menggunakan tray, dosis permukaan meningkat untuk semua lapangan (<1% - 6% untuk sinar-X 6 MV, dan <1% - 7% untuk 10 MV). Pemakaian filter wedge secara umum menunjukkan, dosis permukaan lebih rendah jika dibandingkan dengan lapangan terbuka. Ketika wedge-tray digunakan, tray merupakan kontributor terbesar, karena kontaminasi elektron yang berasal dari wedge akan diserap oleh tray. Blok sebagai pembentuk berkas juga akan meningkatkan dosis permukaan, tetapi tray blok cenderung mengurangi dosis permukaan pada perlakuan dengan berkas energi tinggi pada lapangan kecil. Efek pemakaian MLC, dosis permukaan cenderung hampir sama dengan pemakaian blok, tetapi mempunyai nilai yang lebih kecil. Dengan penurunan SSD akan meningkatkan dosis permukaan yang dominan pada lapangan 20x20 cm, dan juga akan semakin bertambah dengan adanya penambahan blok tray acrylic.

A comprehensive set of data on surface dose for 6 MV and 10 MV photon beams from a medical linear accelerator was measured using a parallel-plate chamber to document the effect of field size, source-to-distance (SSD), acrylic block tray, wedge, metal block and multileaf collimator (MLC). The surface dose increased as field size increased from 5 x 5 cm to 20 x 20 cm (5% to 16% for 6 MV and 6% to 19% for 10 MV). With the use of an acrylic block tray, the surface dose increased for all field size (<1% to 6% for 6 MV and <1% to 7% for 10 MV ). The surface dose with a wedge showed, generally lower than the dose for an open field. When both wedge and block tray were used, the tray was a major contributor to the surface dose because some of the contaminant electrons from the wedge assembly were absorbed by the block tray. Field-shaping blocks increased the surface dose, but, interestingly, the block tray reduced the surface dose small blocked fields treated with a high-energy photon beam. The effect of an MLC on surface dose was very similar to that of metal block, but its magnitude was less. As SSD decreased, the surface dose increased, and this effect was dominant in 20 x 20 cm². The SSD effect was enhanced in the presence of an acrylic block tray."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T21009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ma`murotun
"Telah dilakukan pengukuran dengan TLD untuk mengetahui PDD medium inhomogen. Fantom inhomogen dibuat dari susunan lapisan akrilik yang disisipi oleh gabus sebagai simulasi paru, alumunium sebagai simulasi tulang dan kotak kosong sebagai simulasi rongga udara. Penyinaran dilakukan dengan berkas sinar-X 6 dan 10 MV yang diproduksi oleh CLINAC Varian 2100C. Penyisipan 4 cm gabus menjadikan PDD dalam gabus meningkat 3,7 %, untuk rongga dengan diameter 2 cm mengakibatkan dosis setelah distal naik meningkat sebesar 8,8 % untuk berkas sinar- X 6 MV dan tidak terjadi perubahan yang signifikan pada berkas sinar-X 10 MV. Penyisipan tulang 1 cm akan mengubah PDD setelah distal menurun sekitar 8 % untuk kedua berkas sinar-X.

Inhomogen phantom made of acrylic formation which is inserted by cork as simulation of lung, alumunium as bone simulation and empty box as air cavity simulation. Irradiating with 6 and 10 MV X-ray beam which produced by CLINAC Variant 2100C. Insertion 4 cork cm make PDD in cork rise 3,7 %, for cavity with diameter 2 cm result dose after distal go up to 8,8 % for 6 MV X-ray beam and no significant change for 10 MV X-ray beam. Insertion of bone 1 cm will alter PDD after distal lower to 8 % for 6 and 10 MV X-ray beam."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S28653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Kurnianingsih
"ABSTRAK
Dengan menggunakan TLD dan dosimeter dioda EDD - 53G, telah diukur dosis
organ kritis mata, tiroid, medula spinalis , dan gonad pada berbagai perlakuan
radioterapi dengan sinar X 6 MV. Pengukuran dilakukan pada fantom rando yang
diberi simulasi perlakuan radioterapi dengan berbagai jenis kanker, utamanya kanker
nasofaring. Perencanaan simulasi terapi 3 D dilakukan dengan TPS ISIS berdasarkan
data hasil pengamatan pada beberapa pasien kanker nasofaring yang telah menjalani
radioterapi di RSPAD. Perlakuan diberikan dengan 2 lapangan plan parallel dan teknik
SAD (source axis distance), ukuran lapangan radiasi 18.5 x 17 cm2, dosis preskripsi 2
Gy/fraksi. Sesuai dengan perlakuan pada pasien, kemudian lapangan diperkecil untuk
melindungi medulla spinalis, menjadi 9 x 16 cm2. Dengan cara yang sama, dosis organ
kritis ditentukan dari simulasi radioterapi kanker paru, tulang bahu, abdomen, pelvis
dan tulang paha. Perencanaan setiap perlakuan diakukan berdasarkan data seorang
pasien yang telah menjalani radioterpi di RSPAD . Pada umumnya dosis organ kritis
yang berjarak 0 – 4 cm dari tepi lapangan berbeda dengan hasil kalkulasi TPS sampai
61% bila diukur dengan TLD, dan berbeda sampai 80% bila diukur dengan diode.
Untuk organ yang terletak relatif lebih jauh dari tepi lapangan radiasi, hasil pengukuran
dengan kedua dosimeter menunjukkan hasil sama, berbeda sampai lebih 100% dengan
kalkulasi TPS. Dosis pada pasien 5000 cGy, maka mata menerima dosis mencapai 209
cGy pada perlakukan kanker nasofaring dan mencapai 400 cGy pada perlakukan kanker
otak. Organ kritis tiroid dimungkinkan menerima dosis dari perlakuan kanker paru,
kanker nasofaring, dan kanker tulang bahu, berturut turut mencapai 284 cGy, 192 cGy,
dan 312 cGy. Organ kritis Gonad pada perlakuan radioterapi kanker abdomen menerima
dosis sebesar 524 cGy dan kanker sarkoma tulang paha mencapai 372 cGy.

ABSTRACT
By using TLD and diode dosimeter EDD - 53G, critical organ doses were
measured eye, thyroid, spinal cord, and gonads at various radiotherapy treatment with 6
MV X-rays. Measurements were taken at rando phantom given radiotherapy treatment
simulations with various types of cancer, especially nasopharyngeal cancer. 3 D
treatment planning simulations performed with ISIS TPS based observed data on some
of nasopharyngeal cancer patients who had undergone radiotherapy in the army
hospital. Treatment was given with 2 field parallel plan and technique of SAD (source
distance axis), the radiation field size 18.5 x 17 cm2, prescription dose 2 Gy / fraction.
In accordance with the patient's treatment, then the field is reduced to protect the spinal
cord, at 9 x 16 cm2. In the same way, the dose of the critical organ is determined from
the simulation radiotherapy of lung cancer, bone shoulder, abdomen, pelvis and femur.
Planning any transactions are carried out based on the data treatment of a patient who
had undergone radiotherapy at the RSPAD. In general, the critical organ dose within 0-4
cm from the edge of the field in contrast to the results of calculations TPS to 61% when
measured with the TLD, and vary up to 80% when measured with the diode. For an
organ that is located relatively far from the edge of the radiation field, with both
dosimeter measurements showed similar results, approximately over 100% different
from the TPS calculations. The dose given to patient at 5000 cGy, the eyes received
dose until 209 cGy at simulation nasofaring cancer and until 400 cGy at simulation
brain cancer. Critical organs received doses of thyroid possible treatment of lung cancer,
nasofaring cancer, and shoulder bone cancer, the dose received in a row to reach 284
cGy, 192 cGy, and 312 cGy. Gonad organ critical in the abdomen cancer radiotherapy
treatment received a dose of 524 cGy and bone sarcoma cancer at 372 cGy."
Universitas Indonesia, 2013
T35038
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>