Ditemukan 175173 dokumen yang sesuai dengan query
Universitas Indonesia, 2004
S28753
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Apri Santi Nurhandayani
"Metode terintegrasi ( Polarisasi Terimbas dan Magnetik) dapat memberikan gambaran struktur batuan bawah permukaan yang mengandung mineral sulfida (emas). Berdasarkan kondisi geologi pembentukan mineral emas, daerah prospek ”S” Banten ini termasuk dalam sistem epitermal dengan urat kuarsa (vein) yang terlokalisir di daerah struktur patahan. Pengukuran Magnetik dan IP pada tiap titik pengukuran menghasilkan perbedaan harga hasil pengukuran akibat beda sifat fisik batuan. Pengukuran Induced Polarization (IP) frekuensi domain telah dilakukan dengan spasi elektroda 20 m sebanyak 6 lintasan, dan pengukuran magnetik telah dilakukan guna mendapatkan harga intensitas magnetik total dengan reduksi Upward Continuation. Pemodelan terintegrasi 2D data IP dan Magnetik telah memberikan informasi penyebaran vein kuarsa yang berhubungan dengan deposit emas sehingga daerah prospek dapat dilokalisir. Dari hasil studi ini disimpulkan bahwa vein kuarsa terdapat pada lintasan-1, lintasan-2, dan lintasan-6 dengan kedalaman ± 50 meter. Dan penyebab adanya sumber anomali dapat diindentifikasi di lintasan-6.
Integrated methods (Induced Polarization and Magnetic) may give a glimpse of structure beneath surface which contains sulphide minerals (gold). According to geological condition which forms gold, this “S” prospect area is considered as an epithermal system with kuarsa vein that is located in the faulth structure. The result of Magnetic and IP measurement on each measuring point shows differences due to the differences of compositions of rock. Has been done measuring Induced Polarization Frequency Domain with electrode spacinng of 20m for 6 lines and Magnetic measurement has also been done to archieve total magnetic intensity with Upward Continuation reduction. 2D integrated model from IP and Magnetic data has provide information on quartz vein spreading which connected with gold deposit, in return prospect areas can be located. From this study we can summarize that quartz vein are located on line-1, line-2, and line-6 with depth approximately 50 meters. And the reason for anomaly source can be indicated on line-6."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29289
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 1994
S28160
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Metode Tomografi Probabilitas merupakan suatu konsep bare dalam upaya mengetahui kebolehjadian suatu unit sel benda memiliki parameter fisis tertentu, yang didefinisikan sebagai sebuah besaran fisis yang berhubungan secara linear dengan respon yang ditimbulkannya. Pengukuran besaran fisis tersebut secara langsung memiliki beberapa hambatan baik hambatan teknis maupun hambatan ekonomis, sehingga dipakai teknik pengukuran tomografi. Konsep tomografi akan diterapkan pada interpretasi data tahanan jenis semu dua dimensi yang diukur semi-tomografi di permukaan medium sintetis dengan konfigurasi dipole-dipole. Data keluaran basil pemrosesan adalah kebolehj adi-an sel-sel pada suatu grid model yang memiliki nilai tahanan jenis tertentu. Secara visual, kontur probabilitas dapat menggambarkan keberadaan anomali yang memiliki tahanan jenis lebih besar ataupun lebih kecil dari tahanan jenis baku yang ditentukan. Metode dan perangkat lunak tomografi probabilitas yang dibuat, diujicobakan dengan model-model sintetis yang cukup bervariatif dan menghasilkan bentukan anomali yang relatif sama dengan model yang digunakan. "
JURFIN 7:20 (2003)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Dody Efrianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S28646
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siti Rahmah
"Aplikasi metode Resistivity dan Induced Polarization untuk mendeteksi bawah permukaan yang berhubungan dengan pembentukan deposit emas sistem epithermal. Data yang diproses adalah hasil pengukuran dengan konfigurasi Dipole-dipole, dengan spasi elektroda 5 meter. Panjang lintasan 200 meter, sehingga penetrasi kedalaman mencapai 50 meter. Pengolahan data dengan menggunakan software RES2DINV, didapatkan pencitraan model 2Dbawah permukaan yang terdiri dari lapisan batuan vulkanik (resistivity 200-1000 ohmm), lapisan batuan alterasi (resistivity <100 ohm-m) dan lapisan silifikasi (resistivity 200-300 ohm-m) . Deposit emas diduga berada di lapisan batuan alterasi dan lapisan silifikasi yang memiliki chargeability >200 msec. Dengan prediksi cadangan emas di lintasan 1 dan 2 sebesar 260.77 kg.
The application of method Resistivity and Induced Polarization to detect subsurface formation associated with deposits of gold epithermal system. The processed data is measured with Dipole-dipole configuration, with electrodes spaced 5 meters. Path length 200 meters, so the expected penetration depth reaches 50 meters. Data processing use software RES2DINV, is obtain imaging the model 2D subsurface that consist of the layer of the volcanic rock (resistivity 200-1000 ohm-m), the layer of the rock altered (resistivity 100 ohm-m) and the layer of silification (resistivity 200-300 ohm-m). Deposit gold is expect is in the layer of the rock altered and the layer silification that had chargeability >200 msec, with the prediction of the gold reserve in the line 1 and 2 as big as 260.77 kg."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S29314
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Samsul Efendi
"Tugas akhir ini bertujuan membahas model asosiasi yang merupakan pengembangan Model Loglinier, untuk dua variabel kategorik yang salah satu atau keduanya berskala ordinal; yaitu nominal-ordinal, ordinal-nominal dan ordinal-ordinal. Model-model yang sesuai untuk kombinasi variabel tersebut adalah Model Uniform (Model U), Model Efek Baris (Model R), dan Model Efek Kolom (Model C). Model-model asosiasi tersebut bertujuan untuk menganalisis asosiasi antara dua variabel kategorik, dengan memasukkan sifat keterurutan dari variabel berskala ordinal dalam analisis. Masing-masing model akan memuat taksiran nilai harapan dan statistik goodness of fit. Contoh penggunaan masing-masing model dilakukan pada data kategorik dengan skala pengukuran ordinal-ordinal, nominal-ordinal, dan ordinal-nominal, disertai interpretasi hasil-hasil pemodelan. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S27654
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Arief Oktavianus Setiawan
"Metode gravitasi merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan. Metode gravitasi sensitif terhadap sifat fisis parameter perubahan rapat massa (kontras densitas) batuan. Oleh karena itu, metode gravitasi sering digunakan dalam eksplorasi minyak bumi dan gas alam (migas) terutama untuk mengidentifikasi basement. Sebelum mengidentifikasi basement, perlu dilakukan analisis data gravitasi yang selanjutnya diinterpretasikan dalam bentuk model bawah permukaan. Detail dari konfigurasi basement baik struktur dan kedalamannya, tidak dapat langsung dimodelkan begitu saja. Hal ini dapat menimbulkan ambiguity dalam proses pemodelan basement. Analisis data gravitasi harus dilakukan terlebih dahulu sebagai langkah untuk mereduksi ambiguity atas penentuan konfigurasi basement. Sehingga dari analisis data akan didapatkan interpretasi data secara kualitatif. Hasil analisis tersebut dapat digunakan dalam pembuatan model secara kuantitatif.
Berdasarkan hasil analisis data (Spectrum Analysis, Trend Surface Analysis, First Horizontal Derivative, Second Vertical Derivative) didapatkan kedalaman basement rata-rata pada daerah penelitian 2.5km, dengan struktur pembentuknya adalah patahan normal (graben) dan arah strukturnya (rata-rata N10oE dan N44oW) cenderung Utara-Selatan mengikuti pola Sunda. Kemenerusan cekungan basement dari arah Utara ke Selatan semakin mengerucut dan dangkal. Setelah hasil analisis tersebut dimodelkan, ternyata cukup sesuai dengan kondisi bawah permukaan yang sebenarnya. Artinya metode gravitasi memang efektif untuk mengidentifikasi konfigurasi basement.
Gravity method is one of the geophysical methods that can be used to determine subsurface conditions. The gravity methods are sensitive to properties of physical rocks mass density parameter changes (density contrast). Therefore, the gravity methods often were used for the exploration of petroleum and natural gas (oil and gas) especially for basement identification. Before basement identification, gravity analysis data was important to be done and afterward it interpreted in the subsurface model’s form. In addition, the details of the basement identification, including the structures and the depth, cannot be modeled directly. This could lead to ambiguity in the basement modeling process. Gravity analysis data must be done firstly in order to reduce ambiguity of the basement configuration’s determination. So according to the analysis data, the qualitative interpretation data will be acquired. The analysis results can be used to create models quantitatively. Based on the analysis data (Spectrum Analysis, Trend Surface Analysis, First Horizontal Derivative, Second Vertical Derivative), an average basement depth on research area is 2.5 km, the constituent structures have normal faults (Graben) and the direction (around N10oE and N44oW) of the North-South structure tends to follow the Sunda’s pattern. The continuer of basement basin from North to South become more conical and shallow. After the results of the analysis data was modeled, it is quite in accordance with the actual conditions in the subsurface. It means that the gravity method is effective to identify the basement’s configuration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47212
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 1998
S28404
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 1994
S28162
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library