Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19725 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Razak Hardiana
"Keberadaan rongga bawah permukaan (cavity) dapat saja menjadi ancaman kenyamanan di daerah pemukiman penduduk. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana bentuk, letak, serta kedalaman rongga tersebut untuk menentukan kelayakan suatu bangunan didirikan di lokasi yang terdapat rongga tersebut. Survey resistivitas geoelektrik dengan menggunakan susunan elektroda dipole-dipole dilakukan di lokasi bekas galian pasir di Kampung Gedong, Depok. Survey dilakukan di empat lintasan di daerah tersebut. Data yang diperoleh dari pengukuarn kemudian diolah dan diinterpretasi untuk menggambarkan rongga dan kemenerusannya. Hasilnya, rongga mulai terdeteksi pada kedalaman sekitar 8 m dengan lebar sekitar 60 m. Kemenerusan rongga pun dapat diperkirakan.

The existence of subsurface cavities would become a hazard for an urban areas. Therefore, it is important to know the size, position, and depth of such cavity to determine wether the building could be constructed on the top of it. The geoelectrical resitivity imaging using a dipole-dipole array has been applied to the abandoned mining site at Kampung Gedong, Depok. The survey was conducted along four profiles over the area. The sets of data were processed and interpreted to image the cave and its extensions. As a result, the cave at a depth of about 8 m and a width of about 60 m was detected. Moreover, an extension of the detected cavity has been inferred."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S28876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yodanto
"Sistem kecerdasan buatan dengan menggunakan logika fuzzy saat ini seoang berkembang pesat dan banyak diminati. Logika ini menggunakan aturan variabel secara linguistik sebagai basis pengetahuannya. Dengan logika fuzzy ini seorang pakar (expert) atau seorang operator yang terlatih (skilled operator) dapat dengan mudah memasukkan pengetahuan tentang tindakannya terhadap suatu permasalahan ke dalam mesin. Selain itu, karena menggunakan variabel linguistik sistem ini mudah dirancang dan cocok untuk digunakan pada sistem yang model matematisnya sangat rumit. Tulisan-tulisan yang telah sering dipublikasikan tentang fuzzy ini kebanyakan terlalu bersifat teoretis. Padahal pada aplikasinya, logika fuzzy ini banyak digunakan sebagai pengontrol (controller) yang menerapkannya hanya dari sisi yang lebih sederhana, sehingga sering tegadi kesulitan untuk memahami teori fuzzy ini untuk penerapannya pada aplikasi praktis. Penerapan logika fuzzy pada sistem kontrol biasanya menggunakan bagianbagian teorema fuzzy yang dibutuhkan saja. Dalam penerapan sistem secara spesifik terlihat bahwa perancangannya berbeda-beda, tetapi sebenarnya secara keseluruhan memiliki proses/prosedur dasar yang serupa. Prosedur-prosedur ini bisa digeneralisasikan dengan menggunakan suatu prosedur standar yang maksudnya untuk mencakup kebutuhan perancangan sistem dengan logika fuzzy. Pada Tugas Akhir ini akan dibuat perangkat lunak sistem fuzzy universal yang memiliki kemampuan untuk membantu perancangan suatu sistem fuzzy sesuai dengan kebutuhan pemakai. Pada uji cobanya akan disertakan suatu penerapan sistem fuzzy sederhana guna melihat hasil kega perangkat Iunak fuzzy universal ini. Penekanan Tugas Akhir ini adalah pada pemrograman dasar logika fuzzy dalam sistem kontrol pendulum tegak."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S38791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Try Rachmaputra
"ABSTRAK
Model kecepatan adalah parameter yang paling penting untuk Pre-Stack Depth Migration (PSDM). Pemodelan kecepatan menggunakan inversi tomografi refleksi adalah metode untuk mendapatkan kecepatan interval. Proses ini menggunakan atribut kinematik wavefield yang diperoleh dari CRS. Dengan metode ini, kualitas gambar penampang bawah permukaan yang diperoleh dari proses PSDM akan meningkat.
Dalam studi ini, Data sesimik laut 2D diterapkan menggunakan metode ini. Input utama untuk inversi ini adalah atribut RNIP, atribut emergence angel, dan hasil picking yang diperoleh dari proses ZO CRS stack. Dari proses tersebut, kita dapat mengetahui waktu tempuh sinar normal, turunan spasial kedua waktu tempuh, turunan spasial pertama waktu tempuh, dan koordinat spasial kemunculan sinar.
Keempat paarameter tersebut menjadi data observasi untuk proses inversi tomografi. Di dalam proses inversi ini, kita dapat menghitung data forward model dan model kecepatan akhir yang didapatkan setelah nilai misfit mencapai minimum. Metode ini memiliki keluaran berupa informasi model kecepatan makro dalam satuan kedalaman. Menggunakan metode CRS stack memperlihatkan informasi lebih rinci
tentang struktur geologi bawah permukaan dibandingkan penampang hasil proses konvensional. Secara mudah menyederhanakan dan mempercepat proses picking dan memungkinkan untuk mendapatkan model kecepatan dalam situasi S/N rasio rendah atau struktur yang kompleks, untuk mengidentifikasi event refleksi yang menerus pada seismik.
_hr>
ABSTRACT
Velocity model is the most important parameter for Pre Stack Depth Migration (PSDM). Velocity modeling using reflection tomography inversion is one of the methods to get interval velocity . This process uses kinematic wavefield attributes obtained from CRS stack method. By applying this method, the quality of subsurface image obtained from PSDM will be increased.
In this study, marine data 2D is applied using this methods. The main input for this inversion is RNIP attribute, emerge angle attribute, and picking of ZO samples that obtained from ZO CRS-stack method. From that process, we can find normal ray traveltime, second spatial traveltime derivatives, first spatial traveltime derivatives, and spatial coordinate. Those all parameter become observed data for tomography
inversion process. During the process we have calculate the forward modeling data, final velocity model is resulted after misfit calculated reach minimum value. Output from this methods is the macro velocity model information defined in depth unit. Using this method CRS stack shows more detailed information on subsurface geological structure than old section stack. besides that, significantly simplifies and
speeds up the picking process and allows to obtain a velocity model even in situations in low S/N ratio or complex reflector structure, to identify reflection event continuously across the seismic section."
Universitas Indonesia, 2011
S1460
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Pratama Ryandito Kusuma Wardhana
"Bijih besi merupakan salah satu logam yang sudah digunakan di kehidupan sehari-hari sejak ribuan tahun lalu. Saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang marak melakukan eksplorasi bijih besi, salah satunya di daerah Subulussalam, Aceh. Penelitian ini dilakukan di daerah Subulussalam, Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan metode yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi persebaran dan keberadaan endapan bijih besi pada daerah penelitian, yakni di daerah Subulussalam, Aceh. Penelitian ini menggunakan metode geolistrik berupa resistivitas 2D dan geomagnet. Pada metode geolistrik digunakan 6 lintasan yang terbagi menjadi blok 2 (TM01 dan TM02) dan blok 3 (TM12, TM13, TM14, dan TM15) yang masing-masing lintasan tersebut memiliki panjang sekitar 235 meter dan kedalaman sekitar 40 meter. Konfigurasi yang digunakan pada metode geolistrik adalah konfigurasi Wenner. Pada metode geomagnet digunakan 201 titik pengukuran yang tersebar secara menyeluruh di seluruh daerah penelitian dengan masing-masing titik dilakukan minimal 5 kali pengukuran. Koreksi yang digunakan pada metode geomagnet adalah koreksi harian dan IGRF dengan filter upward continuation. Pengolahan data geolistrik menghasilkan penampang 2D dan 3D, sedangkan untuk pengolahan data geomagnet menghasilkan peta kontur anomali medan magnet dan penampang 2D. Keberadaan endapan bijih besi pada Blok 2 berada pada TM01, sedangkan pada Blok 3 keberadaan dan persebarannya paling banyak berada pada TM14 dan TM15. Persebaran zona mineralisasi bijih besi diduga berarah barat laut-tenggara.

Iron ore is a metal that has been used in everyday life for thousands of years. Currently, Indonesia is one of the countries that has been exploring iron ore, one of which is in the Subulussalam area, Aceh. This research was conducted in Subulussalam, Aceh. This research is a continuation of various studies that have been conducted previously with different methods. This research aims to analyze and identify the distribution and presence of iron ore deposits in the research area, namely in the Subulussalam area, Aceh. This research uses geoelectric methods in the form of 2D resistivity and geomagnetism. In the geoelectric method, 6 lines are used which are divided into block 2 (TM01 and TM02) and block 3 (TM12, TM13, TM14, and TM15), each of which has a length of about 235 metres and a depth of about 40 metres. The configuration used in the geoelectric method is the Wenner configuration. In the geomagnetic method, 201 measurement points are used, which are scattered thoroughly throughout the study area with each point taken at least 5 times. The correction used in the geomagnetic method is daily correction and IGRF with upward continuation filter. Geoelectric data processing produces 2D and 3D cross-section models, while geomagnetic data processing produces magnetic field anomaly contour maps and 2D cross-section models. The presence and distribution of iron ore deposits in Block 2 are in TM01, while in Block 3 the presence and distribution are mostly in TM14 and TM15. The presence of iron ore deposits in Block 2 is in TM01, while in Block 3 the presence is mostly in TM14 and TM15. The distribution of the iron ore mineralisation zone is assumed to be in a northwest-southeast direction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachma Yuliana
"Seiring tingkat konsumsi yang terus naik, kebutuhan masyarakat terhadap tempat pembuangan sampah juga meningkat. Namun, pengadaan lahan secara vertikal terkadang belum memperhatikan keamanannya, sehingga sering ditemui kasus kelongsoran lereng sampah di Indonesia. Kurangnya data terkait parameter kuat geser yang sesuai dengan karakteristik sampah di Indonesia menjadi salah satu hambatan dalam perancangan TPA yang mendukung stabilitas lerengnya. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis balik pada timbunan TPST Bantar Gebang dengan bantuan program PLAXIS untuk memodelkan kondisi timbunan sampah, sehingga dapat diperkirakan besar nilai kohesi, sudut geser, dan unit weight sampah.
Berdasarkan hasil simulasi dan perbandingan dengan penelitian lain yang menggunakan program SLOPE/W, ditemukan bahwa parameter kuat geser sampah meningkat seiring umur dan kedalaman timbunan. Dilakukan pula simulasi variasi kondisi untuk melihat kondisi kritis timbunan. Dari seluruh simulasi tersebut, terlihat bahwa semakin tinggi sel sampah akan membuat lereng semakin curam sehingga memperkecil nilai faktor keamanan lereng, serta peningkatan kadar air dalam badan timbunan akan membuat timbunan menjadi lebih tidak stabil.

As the level of consumption continues to rise, community?s demand for landfills also increases. However, the optimization of vertical space in landfill sometimes has not fully considered the safety, so this led to many cases of waste failure in Indonesia. Lack of data on the shear strength parameters of waste that concordant to the Indonesian?s waste characteristic is one big obstacle in designing landfill stability. In this paper, back analysis of Bantar Gebang landfill using finite element method program PLAXIS was conducted in order to predict the value of cohesion, friction angle, and unit weight of the waste.
Based on the modeling results and comparisons with other studies using the program SLOPE/W, found that the shear strength parameters of waste increases with age and depth. Studies considering various conditions were also conducted to come across the slope's critical states. So with all the modeling analysis it is shown that, with a higher waste cell the slope would be steeper, also the increment in water content would decrease safety factors thus will make landfill slopes less stable.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini Diah Puspitasari
"ABSTRAK
Gas hidrat secara alami terbentuk ketika molekul gas bebas terjebak di dalam kisi molekul air maka akan terbentuk padatan yang stabil yang bergantung pada suhu dan tekanan. Metode Bottom Simulating Reflector (BSR) dapat digunakan untuk melihat kenampakan kontras impedansi yang terjadi antara gas hidrat dengan keberadaan gas bebas yang berada di bawahnya. Karakteristik dari BSR yaitu amplitudo tinggi yang cukup kontras memotong struktur geologi serta dapat dilihat dari polaritas yang berbalik. Apabila dibawah BSR terdapat gas bebas, maka akan terjadi anomali kecepatan gelombang seismik dari tinggi ke rendah. Metode inversi Impedansi Akustik (AI) dengan metode model based dapat digunakan untuk menentukan nilai Impedansi Akustik serta kecepatan gas hidrat dan gas bebas dan menentukan keberadaan BSR di daerah Cekungan Bengkulu. Nilai p-wave BSR yang berkorelasi dengan gas hidrat berkisar antara 9000-10000 ft/s sedangkan nilai p-wave BSR yang berkorelasi dengan gas bebas berkisar antara 6500-7500 ft/s. Nilai Impedansi Akustik BSR yang berkorelasi dengan gas hidrat adalah antara 19.000-21.000 ft/s*g/cc, sedangkan nilai Impedansi Akustik BSR yang berkorelasi dengan gas bebas yang berada dibawahnya adalah antara 12000-14000 ft/s*g/cc. Dari hasil inversi model based, didapat bahwa BSR pada penelitian ini berada di Formasi Parigi dengan kedalaman BSR berkisar 1100-1300 meter di bawah dasar laut.

ABSTRAK
Gas hydrate is naturally formed when free gas molecules trapped in a lattice of water molecules it will form a stable solid which depends on temperature and pressure. Bottom Simulating Reflector (BSR) methods can be used to see the appearance of the impedance contrast that occurs between the gas hydrate with the presence of free gas beneath it. Characteristics of BSR is high amplitude contrast across geological structure as well as can be seen from the polarity is reversed. If there is free gas below the BSR, there will be a seismic wave velocity anomaly from high to low. The inversion method Acoustic Impedance (AI) with a model-based method can be used to determine the value of acoustic impedance and velocity of gas hydrate and free gas and can determine the presence of BSR in Bengkulu Basin area. The p-wave that BSR correlated with gas hydrate ranging from 9000-10000 ft / s, while the p-wave that BSR correlated with free gas ranged between 6500-7500 ft / s. The Acoustic Impedance that BSR correlated with the gas hydrate is between 19000-21000 ft / s*g / cc, while the Acoustic Impedance that BSR correlated with free gas that are below BSR is between 12000-14000 ft / s*g / cc. From the results of the inversion models based, found that the BSR in this study were in Parigi Formation with BSR depths ranging from 1100-1300 meters below the seabed."
2016
S64167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Andrian
"Saat ini industri minyak dan gas fokus dalam produksi dan pengembangan di mana sumur pengeboran sering dilakukan. Salah satu di antara banyak aspek yang perlu dipertimbangkan untuk keselamatan pengeboran adalah prediksi tekanan pori. Ada begitu banyak metode yang digunakan dalam prediksi tekanan pori termasuk JN pembelajaran mesin tetapi tidak ada yang pernah melakukan ini dengan ANFIS yang merupakan kombinasi JN dan pembelajaran mesin FIS dan penelitian ini ingin menggunakan ANFIS untuk membuat distribusi tekanan pori dalam data seismik 2D dengan 70% akurasi. Penelitian ini menggunakan data seismik pre-stack dan post-stack dengan pengukuran sumurand RFT. Penelitian ini menggunakan Eaton yang digunakan-Azadpour dan Metode Eaton untuk memprediksi tekanan pori karena metode ini dianggap baik dalam prediksi tekanan pori karena korelasinya dalam apa yang terjadi selama pengeboran. Model-model ini kemudian didistribusikan dengan ANFIS untuk menemukan korelasinya dengan impedans P, impedans S dan log densitas sehingga kita dapat menemukan distribusinya dalam data seismik 2D. Hasilnya adalah distribusi tekanan pori tetapi masih perlu penelitian lain untuk memberikan informasi mengenai keselamatan pengeboran

At present the oil and gas industry is focused on production and development where drilling wells are often carried out. One of the many aspects that needs to be considered for drilling safety is the prediction of pore pressure. There are so many methods used in pore pressure prediction including JN machine learning but no one has ever done this with ANFIS which is a combination of JN and FIS machine learning and this study wants to use ANFIS to make pore pressure distribution in 2D seismic data with 70% accuracy . This study uses pre-stack and post-stack seismic data with well measurements and RFT. This study uses the Eaton-used Azadpour and Eaton Method to predict pore pressures because this method is considered good in predicting pore pressures due to its correlation in what happens during drilling. These models are then distributed with ANFIS to find correlations with P impedance, S impedance and density log so that we can find their distribution in 2D seismic data. The result is pore pressure distribution but more research is needed to provide information on drilling safety.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hisyam
"Sebuah lereng di Lawe Sikap, Kutacane, Nangroe Aceh Darussalam mengalami kegagalan lereng pada dua titik, yaitu pada STA 0+000 dan STA 0+600. Kegagalan tersebut terjadi pada tahun 2019, dimana jenis keruntuhan yang terjadi ialah keruntuhan guling (toppling). Hasil pengujian lapangan menggunakan piezometer mengatakan bahwa terdapat muka air tanah pada lereng batuan, sehingga penelitian ini berfokus dalam pemodelan muka air yang dapat menggambarkan kondisi asli di lapangan menggunakan aplikasi Midas GTS NX 2019 2D. Pemodelan Muka Air Tanah (MAT) dilakukan dengan beberapa alternatif, yaitu air hanya pada celah antar batuan, air pada celah antar batuan dan batuan utuh yang diinput nilai permeabilitas, air pada celah antar batuan memiliki ketinggian berbeda dengan air pada batuan utuh, dan pemodelan air menggunakan konsep drained-undrained. Terdapat variasi ketinggian Muka Air Tanah (MAT) untuk alternatif terpilih, sehingga akan dilakukan analisis hasil faktor keamanan, analisis tegangan, dan juga analisis pola keruntuhan.

A slope in Lawe Sikap, Kutacane, Nangroe Aceh Darussalam experienced slope failure at two points, namely at STA 0+000 and STA 0+600. The failure occurred in 2019, where the type of collapse that occurred was toppling collapse. The results of field testing using a piezometer said that there was a groundwater table on the rock slope, so this research focuses on modeling the water table that can describe the original conditions in the field using the Midas GTS NX 2019 2D application. Groundwater Level (MAT) modeling was carried out with several alternatives, namely water only in the gap between rocks, water in the gap between rocks and intact rocks with permeability values inputted, water in the gap between rocks has a different height from water in intact rocks, and water modeling using the concept of drained-undrained. There are variations in the height of the Groundwater Table (MAT) for the selected alternative, so that the results of the factor of safety analysis, stress analysis, and collapse pattern analysis will be carried out"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maurivi Putri Islamey
"Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi geologi bawah permukaan pada lokasi penelitian serta memanfaatkan informasi geologi tersebut untuk mendukung rencana pembangunan Tol Trans Sumatera, seperti melihat adanya stuktur patahan, lapisan batuan lunak dan keras, dan air tanah pada lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode resistivitas. Data yang digunakan adalah data resistivitas. Data ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pengukuran dilakukan di 2 segmen yang masing-masing segmen terdapat 4 lintasan. Menggunakan Konfigurasi Wenner-Schlumberger. Hasil pengolahan data resistivitas dikorelasikan dengan peta geologi regional, klasifikasi nilai resistivitas batuan (Telford, 1990), dan data bor. Pengolahan dilakukan dengan metode inversi dua dimensi dan pemodelan tiga dimensi. Dari hasil pengolahan dan analisis terdapat beberapa jenis litologi dengan distibusi resistivitas yaitu litologi batu pasir dengan nilai resistivitas sebesar 80-200 Ωm dan nilai SPT 30. Litologi kedua yaitu lapisan lempung dengan nilai resistivitas sebesar 0-80 Ωm dan nilai SPT 20. Litologi ketiga yaitu lapisan Andesit dengan nilai resistivitas lebih dari 200 Ωm dan nilai SPT 50. Ditemukan juga adanya struktur patahan pada lintasan 5, serta potensi air tanah yang menyebar pada litologi batuan pasir yang ada pada setiap lintasan.

This research was conducted to identify subsurface geological at the research location and utilize this geological information to support the Sumatra Highway development plan, such as looking at fault structures, soft and hard rock layers, and groundwater at the research location. This study uses the resistivity method. The data used is resistivity data. This data is secondary data obtained from the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT). Measurements were carried out in 2 segments where each segment has 4 tracks. Using the Wenner-Schlumberger Configuration. The results of resistivity data processing are correlated with regional geological maps, rock resistivity value classification (Telford, 1990), and drill data. Processing is done by two dimensional inversion method and three-dimensional modeling. From the processing and analysis results, there are several types of lithology with resistivity distribution, namely sandstone lithology with a resistivity value of 80-200 Ωm and an SPT value of 30. The second lithology is a layer of clay with a resistivity value of 0-80 Ωm and an SPT value of 20. The third lithology is andesite layer with a resistivity value of more than 200 Ωm and an SPT value of 50. There was also a fault structure on track 5, as well as the potential for groundwater spreading in the sandstone lithology on each track."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabian Trihantoro
"Papua barat merupakan daerah yang memiliki tingkat seismisitas tinggi, sehingga diperlukan perhatian khusus terkait dengan bahaya gempa bumi khususnya likuifaksi. Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk analisis potensi likuifaksi adalah metode geolistrik. Penelitian ini memanfaatkan metode geolistrik dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger berjumlah 4 lintasan yaitu L16-L19, dan dilakukan pendekatan parameter nilai resistivitas ke dalam konsep geoteknik untuk mendapat nilai N-SPT berdasarkan persamaan empiris, serta menggunakan riwayat kegempaaan daerah penelitian 50 tahun terakhir dari 1971-2021. Analisis zona potensi likufaksi dilakukan dengan menggunakan dua variabel diantaranya Cyclic Stress Ratio (CSR) dan Cylic Resistance Ratio (CRR), yang menganalisa hasil faktor keamanan (FS) terhadap potensi likuifaksi. Hasil penelitian pada penampang resistivitas memiliki empat jenis litologi diantaranya soil, pasir, batu gamping terbreksiasi dan batu gamping, dimana nilai resistivitas yang berpotensi likuifaksi bervariatif dari 23.3-662 Ω.m dengan jenis litologi pasir, batu gamping terbreksiasi, dan batu gamping. Selain itu, memperoleh nilai Peak Ground Acceleration (PGA) yaitu percepatan batuan dasar yang mewakili seluruh kejadian gempa yang digunakan sebesar 0,449 g. Hasil perbandingan kedua variabel yaitu CSR dan CRR dilihat pada tabel 4.9-4.13, secara keseluruhan daerah penelitian memiliki potensi likuifaksi disajikan dalam bentuk peta zonasi potensi likuifaksi.

West Papua is an area that has a high level of seismicity, so special attention is needed regarding the danger of earthquakes, especially liquefaction. One of the geophysical methods that can be used for liquefaction potential analysis is the geoelectric method. This study utilizes the geoelectric method with the Wenner-Schlumberger configuration of 4 paths, such as L16-L19, and an approach to the resistivity value is made into the geotechnical concept to obtain the N-SPT value based on empirical equations, and uses the seismic history of the study area 50 last year from 1971-2021. Analysis of the potential liquefaction zone was carried out using two variables including Cyclic Stress Ratio (CSR) and Cylic Resistance Ratio (CRR), which analyzed the results of the safety factor (FS). ) to liquefaction potential. The results of the research on the resistivity cross section have four types of lithology such as soil, sand, breccia limestone and limestone, where the resistivity value with the potential for liquefaction varies from 23.3-662 Ω.m with the types of lithology sand, brecciated limestone, and limestone. In addition, obtaining the Peak Ground Acceleration (PGA) value, namely the acceleration of the bedrock representing all earthquake events used, is 0.449 g. The results of the comparison of the two variables, namely CSR and CRR, are seen in table 4.9-4.13, overall the research area has a high liquefaction potential, which is presented in the form of a liquefaction potential zoning map."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>