Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113656 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Darmawan
"Telah dilakukan pengujian pengaruh penggunaan filter tambahan aluminium (Al) terhadap pesawat sinar-X radiodiagnotik konvensional. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan filter tambahan yang terbuat dari bahan aluminium (Al) dengan ketebalan masing-masing 2,5 mm Al, 3,5 mm Al, dan 4 mm Al. Uji dilakukan dengan membuat nilai kV tetap dengan melakukan pencarian nilai mAs pada setiap penambahan filter tersebut. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur Rad Check M+ dan densitometer. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan phantom manusia sebagai objek dengan proyeksi AP Abdomen, PA Thorak dan AP Pelvis. Selain itu, juga dilakukan pengujian focal spot dengan menggunakan star pattern yang bertujuan menguji perubahan resolusi citra dengan perubahan tube loading mAs. Hasil yang didapatkan adalah peningkatan mAs dengan uji paparan yang sama pada alat ukur Rad Check adalah sebesar 44 % sedangkan uji densitas dengan alat ukur densitometer adalah sebesar 39 %. Uji resolusi dengan variasi tube loading mAs berkisar 0,0-0,71% dengan jangkauan perubahan resolusi 3,2 % sampai 9,3 %.

Experiment have been done to study the influence of adding Al filter on mAs for several radiograhic projections. The measurement was perfomed on a rando phantom at several radiographic projection ( AP Abdomen, PA thorak and AP Pelvis), by fixing kVp and finding corect mAs at every additional Al filter ( 2,5. 3,5 and 4 mm ). Focal spot measurements were also perfomed all filtered beams with coresponding tube loadings. Resuls showed increased mAs by 44 % and increased optical densities by 39 % at similiar entrance exposure. Tube loading were fond is very insignificanly ( 0-0,71 %) with change of resolution from 3,2 % to 9,3 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S29139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soerjantoro
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hilarius Wibi Hardani
"Salah satu metode penguatan logam yang paling banyak diterapkan pada logam-Iogam ringan seperti Aluminium adalah penambahan unsur penghalus butir. Pada proses pengecoran logam, struktur halus benda tuang dapat diperoleh dengan cara memberikan unsur-unsur perangsang nukleasi ke dalam logam cair. Pada saat pembekuan, unsur-unsur tambahan ini diharapkan dapat mendorong nukleasi dan membentuk inti bagi pertumbuhan kristal logam dasar. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penambahan penghalus butir Titanium-Boron terhadap penghalusan butir paduan Al-Si ADC-12 yang mengandung kadar Si sekitar 12%. Dalam penelitian ini, komposisi tuangan dihasilkan dengan dapur krusibel, sedangkan cetakan yang digunakan adalah cetakan ingot. Kuantitas penghalus butir divariabelkan, dan selanjutnya dilihat pengaruh penghalusan butir tersebut terhadap kekerasan dan konduksivitasnya. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan penghalus butir Titanium-Boron sebesar 0.2% berat logam menghasilkan benda tuang yang nilai kekerasamqya paling tinggi (82 BHN) namun nilai konduktivitas Iistriknya paling rendah (21.9 %IACS) , sedangkan dari hasil penuangan yang tampa penghalus butir didapatkan nilai konduktivitas Iistrik yang paling tinggi (24.4 % IACS), namun nilai kekerasannya paling rendah (78 BHN). Hasil yang optimum didapat dari AELT-2, dengan penambahan Ti-B 0.1% berat Iogam, di mana nilai kekerasan yang diperoleh cukup tinggi (81 BHN) dan nilai konduktivitas listriknyajuga cukup baik (22.5 %IACS)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Prasetyo
"Saat ini Komponen Blok mesiu 500cc impor memiliki harga yang relatif mahal dan sulit dijangkau oleh kebanyakan konsumennya di Jndonesia, sehingga dirasa perlu untuk mernbuat blok rnesin lokal dengan kualitas yang memadai dengan harga yang terjangkau. Pemerintah melalui direktoral Teknologi Material BPPT berupaya merancang, mengembangkan dan membuat blok mesin kapasitas 500cc dengan bahan Alumunium Casting AC4A . dalam hal ini Jurusan Metalurgi FT UI menerima tawaran untuk membantu meningkatkan kualitas hasil coran salah satunya dengan melakukan penelitian tentang perlakuan penghalusan butir (grain refinemen)).
Penelitian ini dilakukan dengan menambahkan bahan grain refiner sejumlah 0 %, 0.15%, 0.25%, 0.40%wt pada proses pengecoronnya dan dilihat pengaruh menambahan bahan grin refiner ini terhadap sifat mekanisnya dengan melakukan beberapa pengujian, antara lain uji kekerasan, kekuatan tarik dan elongasinya. Keempat variasi sampel dibuat dengan melebur ingot paduan Alumunium AC4A melalui metoda pengecoran sand casting dan dilakukan perlakuan fluxing dan degassing.
Dari hasil penelitian ini dida patkan bahwa dengan penambahan bahan penghalus butir tetjadi penurunan besar butl1r beberapa sampet Paduan Alumunium AC4A yang diteliti, sehingga secara umum terjadi kenaikan sifat mekanis dengan naiknya bahan penghalus butir yang diberikan. Data-data pengujian menunjukkan terjadi kecenderungan peningkatan kekuatan tarik, kekerasan dan elongasi seiring dengan penambahan 0 0,4% bahan ppenghalus butir. Namun kecilnya kadar Ti dan B yang ada dalam Salt Flux Grain Refiner menyebabkan rendahnya efektifitas dan efisien penghalusan butir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudirman
"Katalis berperan penling dalam industri guna meningkatkan kinerja proses kimia di dalamnya. Katalis membantu dalam mempercepat reaksi kimia mencapai kesetimbangannya, meningkatkan jumlah produk dan meningkatkan efisiensi biaya proses. Penggunaan katalis yang tepat akan mengoptimalkan suatu sintesa proses kimia. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas katalis adalah mengoptimalkan rasio dari komponen-komponen penyusun katalis.
Penelitian ini mempelajari pengaruh rasio B/(Al+B) terhadap sifat katalitik katalis Alumina-Aluminum Barat (Al2O3-AlBO3 atau AAB) pada reaksi dehidrasi etanol. Preparasi AAB dilakukan dengan variasi mol B/(Al+B) sebcsar 0.05, 0.2, 0.4, 0.5 dan 0.6 Uji karakterisasi katalis tersebut menggunakan metode XRD. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa bentuk struktur kelima jenis katalis AAB tersebut adalah amorf dimana penambahan atom Boron menyebabkan perubahan struktur katalis dari fasa kristalin oksida muminya menjadi struktur amorf AAB.
Hasil uji aktifitas katalis pada reaksi dehidrasi etanol menunjukkan bahwa besarnya rasio B(Al+B) mempengaruhi kemampuan katalis AAB dalam mengkonversi etanol. Semakin besar rasio tersebut menyebabkan konversi etanol, yield produk etilen dan dietil-eler semakin tinggi pula. Katalis AAB-0.6 dengan rasio B/(Al+B) = 0.6 merupakan katalis yang memberikan konversi etanol dan yield produk terbesar pada semua temperatur reaksi, dengan urutan AAB-0.6>AAB-0.5>AAB-0.4>AAB-0.2>AAB-0.05.
Dengan menggunakan W/F = 0.2456 gr. katalis det/ml, diperoleh konversi etanol terbesar 76.7% pada temperatur 425°C. Yield etilen maksimum sebesar 76.7% diperoleh pada temperatur yang sama dengan selektivitas 100%. Sedangkan yield dietil-eter maksimum adalah 12.0% pada temperatur 315°C dengan selektifitas maksimum 55%. Semakin besar rasio B/(Al+B) mempercepat terjadinya shift selectivity dari produk dehidrasi etanol.
Reaksi dehidrasi etanol terjadi secara seri dan paralel dengan etilen sebagai produk akhir dan dietil-eter sebagai produk antara. Reaksi ini berkatalis asam, sehingga keasaman yang tinggi menyebabkan reaksi pembentukan produk akhir (reaksi pembentukan etilen) menjadi lebih dominan. Keasaman yang tinggi dapat diperoleh dengan meningkatkan kandungan boron dalam katalis AAB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S40622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasoit, Martino R.
"Modifikasi permukaan aluminium secara elektrokimia merupakan suatu proses yang tengah berkembang pesat saat ini. Modifikasi permukaan secara elektrokimia pada awalnya lebih diarahkan pada peningkatan nilai ketahanan korosi, peningkatan kekerasan, dan juga peningkatan nilai estetika. Namun pada perkembangannya, salah satu proses elektrokimia, yaitu anodisasi, telah berkembang menjadi suatu proses modifikasi permukaan yang bertujuan untuk diaplikasikan pada teknologi berbasis nanoteknologi. Pemanfaatan lapisan oksida pada permukaan aluminium hasil proses anodisasi dilakukan dengan memanfaatkan pori (porous anodic alumina) yang terbentuk sebagai template pada pembuatan material yang berbasis pada nano teknologi seperti quantum-dot arrays, photonic crystals, magnetic memory arrays, nanowire dan berbagai alat mikroelektronik lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan konsentrasi larutan elektrolit terhadap ketebalan lapisan oksida yang terbentuk pada permukaan aluminium. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel logam berupa aluminium foil (pure aluminium, 96.49%Al) dengan permukaan anodisasi sebesar 2X2 cm. Larutan elektrolit yang digunakan adalah asam oksalat dengan variasi konsentrasi 0.4 M, 0.5 M, 0.6 M. Tegangan pada proses adalah 32.5 Volt, temperatur dijaga pada rentang 4°C - 16°C, dan diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer 500 rpm.
Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini adalah bahwa tidak terjadi perubahan warna yang signifikan pada proses anodisasi dengan larutan asam oksalat. Nilai ketebalan lapisan oksida yang terbentuk akan semakin meningkat pada peningkatan konsentrasi asam oksalat. Nilai kekerasan pada sampel aluminium foil tidak dapat dilakukan dengan menggunakan metode microhardness tester.

Modification of aluminum surface with electrochemistry methods are developing rapidly nowadays. This surface modification were initially intended to increase the corrosion resistance, hardness, properties and improving the aesthetic appearance of aluminum. Recently, one of these electrochemistry methods, anodizing, were developed into one of the surface modification that can be applied in nanotechnology. Oxide layer which formed by anodizing process in the aluminum surface could be used as template for microelectronic nanotechnology material such as quantum-dot arrays, photonic crystals, magnetic memory arrays, nanowire because of it porous anodic alumina texture.
This research is conducted to found the effect of electrolyte concentration changes on thickness of oxide layer formed in aluminum surface. This research is carried out with aluminum foil sample (pure aluminum, 96.49% Al) with anodizing surface measured 2X2 cm. Electrolyte which used in this research is oxalic acid with concentration variation 0.4 M, 0.5 M, 0.6 M. This process using 32.5 Volt potential, temperature were kept in range of 4°C - 16°C, and the electrolyte were stirred electromagnetically at 500 rpm.
The result from this research shows that the colour of oxide layer by anodizing of aluminum in oxalic acid solution was transparent. By anodizing in oxalic acid, the thickness of formed oxide layer was dependent with the increase of concentration. Hardness testing on aluminum foil or oxide layer could?nt use to obtain hardness number in this research.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S41633
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Cepika
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Bataro Dachi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh bahan florida terhadap fluks untuk pemrosesan aluminium dalam kaitannya untuk meningkatkan kualitas hasil pemrosesan aluminium dengan peleburan. Florida merupakan bahan tambahan yang umum digunakan dalam garam fluks selain bahan NaCl-KCl ekuimolar yang merupakan basis utama dari garam fluks untuk pemrosesan aluminium. Penelitian ini mengungkapkan pengaruh penambahan bahan florida pada fluks secara sifat, yaitu tegangan antarmuka, waktu koalesensi aluminium, serta viskositas garam fluks. Senyawa florida terbukti secara signifikan menurunkan tegangan antarmuka dari garam fluks dengan aluminium cair sehingga reaksi pembebasan aluminium dari inklusi semakin mudah terjadi. Selain itu, waktu koalesensi dan viskositas yang terpengaruh oleh penambahan bahan florida pada fluks ini juga merupakan faktor yang membantu pembebasan aluminium dari inklusi pada saat peleburan. Data yang disajikan berfokus pada penambahan senyawa NaF dan KF sebesar 5%, 10%, dan 15% pada garam fluks berbasis NaCl-KCl ekuimolar. Penambahan NaF dan KF pada garam fluks merupakan dua senyawa florida yang paling efektif dalam pembebasan aluminium dari inklusi. Penambahan senyawa florida tersebut dapat menurunkan tegangan antarmuka antara garam fluks dengan aluminium hingga sekitar 250 mN/m dimana sebelumnya tegangan antarmuka garam fluks dengan aluminium adalah sekitar 700 mN/m tanpa penambahan senyawa florida. Inklusi pada aluminium yang terjadi bisa ditekan hingga kurang dari 0.1% apabila menggunakan fluks dengan penambahan bahan florida. Hal ini menunjukan bahwa senyawa florida pada garam fluks dapat meningkatkan kualitas hasil pemrosesan aluminium.

This research was conducted to determine the effect given by the flourides on the flux for aluminum processing related to improve the quality of aluminum processing. Fluoride is a common additive used in salt flux in addition to the equimolar NaCl-KCl which is the main base of salt flux for aluminum processing. The study revealed the effect of fluoride addition to the flux to the salt flux properties such as interfacial tension, coalescence time of aluminum, and viscosity of the salt flux. Fluoride compounds have been shown to reduce the interfacial tension between salt flux and molten aluminum significantly so the reaction to purify the aluminum from inclusion is much easier. In addition, the coalescence time and viscosity affected by the addition of fluoride to the salt flux are also factors that help to purify the aluminum from inclusion on the melting process. The main data presented focuses on adding 5%, 10%, and 15% NaF and KF compounds to the equimolar NaCl-KCl based salt flux. Addition of NaF and KF to the salt flux are two of the most effective fluoride compounds to purify the aluminum from inclusion. The addition of the fluoride can reduce the interfacial tension between the salt flux and aluminum to about 250 mN/m where previously the interfacial tension of the salt flux and aluminum was around 700mN/m without fluoride addition. Inclusion in aluminum can be reduced to less than 0.1% when using salt flux with the addition of fluoride. This shows that fluoride compounds in salt flux can improve the quality of aluminum processing results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>