Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174383 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2007
S28894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Budiarti
"Seiring dengan berkembangnya teknologi basis data dan volume data yang terkumpul di dalamnya, muncul kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam, yaitu dengan data mining. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan informasi baru yang belum diketahui sebelumnya dari domain data yang tersedia (data MTI) dan mempelajari berbagai algoritma clustering yang telah ada serta menemukan algoritma yang paling cocok digunakan untuk domain tersebut. Penelitian tugas akhir ini terbatas pada analisis data dan algoritma yang sudah tersedia serta analisis hasil yang didapatkan pada masing-masing percobaan. Metode penelitian mencakup studi literatur, analisis data dan algoritma, percobaan, serta analisis hasil percobaan. Dalam melakukan data mining, digunakan panduan (CRISP-DM) [OY+07] yang terdiri dari tahapan Business Understanding, Data Understanding, Data Preparation, Modeling, Evaluation dan Deployment. Namun, tahap deployment tidak dilakukan karena berada di luar lingkup penelitian. Penyiapan dan pemurnian data dilakukan dengan standarisasi penamaan, pengubahan bentuk dan diskretisasi. Untuk memproses data dengan nilai atribut yang tidak lengkap diserahkan kepada mekanisme masing-masing algoritma. Untuk keperluan penelitian ini, 3 implementasi clustering pada WEKA akan dimanfaatkan, yaitu K-Means, EM dan COBWEB. Implementasi Apriori juga dimanfaatkan untuk menemukan association rules. Untuk mengatasi permasalahan yang mungkin timbul akibat high dimensionality dari domain data, dilakukan dekomposisi secara iteratif (5 iterasi) dengan mengambil subset dari seluruh atribut. Pada setiap percobaan, hasil clustering akan divisualisasikan dalam gambar 2-dimensi dengan bantuan program Applet Java yang dibuat oleh penulis. Visualisasi ini terbatas untuk kebutuhan pengamatan saja karena tidak menggambarkan kemampatan yang sebenarnya dari masingmasing cluster yang berdimensi tinggi. Informasi hasil dari percobaan data mining yang paling menonjol adalah mengenai kaitan antara 'Jalur lulus' dan 'Lama studi' di mana 'Proyek akhir' memungkinkan mahasiswa untuk dapat lulus lebih cepat. Tidak ada hubungan yang cukup berarti antara data latar belakang dengan IPK, menandakan siapa saja dapat berprestasi di program studi ini. Sementara itu, 'Sektor kerja' juga menjadi faktor yang cukup mempengaruhi pengelompokkan data. Algoritma yang menentukan sendiri banyak clusters yang dihasilkan lebih cocok untuk dipakai. Perubahan volume data sangat berpengaruh pada hasil clustering. Oleh sebab itu pula, algoritma tanpa input banyak cluster seperti K-Means kurang cocok dipakai sampai volume data mencapai suatu titik yang stabil. Partitioning algorithm cocok digunakan jika sudah ada dugaan atau perkiraan yang didukung hasil data mining sebelumnya mengenai banyak cluster yang dihasilkan dan seperti apa struktur clusters tersebut. Untuk kasus yang sudah diketahui sebelumnya mengenai struktur kelompok dalam data, kemungkinan clustering dengan algoritma yang memerlukan input banyak cluster lebih 'baik' daripada algoritma yang menentukan sendiri banyak cluster yang dihasilkan sehingga perlu diinterpretasi lebih jauh lagi hasilnya. COBWEB yang mewakili hierarchical algorithm menunjukkan hasil clustering yang lebih alamiah dan mudah untuk diinterpretasikan jika dibandingkan hasil dari algoritma EM maupun K-Means. Akan tetapi, tidak seperti partitional algorithm yang dari cluster yang dihasilkan dapat ditarik kesimpulan yang baru, hierarchical algorithm dalam kasus ini hanya mengelompokkan data yang 'mirip' tanpa bisa digali informasi dari masing-masing cluster yang dihasilkan. Untuk jumlah data yang digunakan dalam percobaan kali ini, algoritma EM, K-Means yang diimplementasi WEKA dapat mengeluarkan hasil dalam waktu yang relatif cepat (di bawah 30 detik). Lain halnya dengan COBWEB yang lebih memakan waktu, misalnya pada iterasi kedua algoritma ini memerlukan 12 menit."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristo
"Tinjauan karakteristik zona seismogenik terkait dengan proses rupture gempabumi di zona Subduksi Sumatera telah dilakukan dengan berbagai metode. Zona ini tercatat pernah mengalami beberapa gempa besar yaitu gempabumi Aceh 2004 Mw=9,1, Nias-Simeulue 2005 Mw=8,6, Bengkulu 2007 Mw=8,5, dan Enggano 2000 Mw=7,9. Penelitian ini memfokuskan hubungan antara analisis kontras densitas berdasarkan data gravitasi satelit GOCE dengan distribusi slip di zona rupture empat gempabumi besar yang pernah terjadi. Pemrosesan data gravitasi satelit dilakukan untuk mendapatkan data Gravity disturbance (Gd) dan turunan vertikal gravitasi (Tzz) yang dikoreksi oleh efek topografi dan sedimen dengan dekomposisi spektrum yang berbeda-beda untuk mendapatkan peta gravitasi dengan kedalaman yang berbeda-beda. Berdasarkan analisis Tzz, slip maksimal rupture gempabumi berkorelasi dengan pola Tzz minimal dan kontras densitas rendah, sementara itu rupture berakhir pada pola Tzz maksimal dan kontras densitas tinggi. Pola Tzz dan Gravity disturbance dapat menggambarkan posisi barrier dan asperitas dari zona subduksi Sumatra. Peta skematik berhasil menggambarkan segmentasi seismik Subduksi Sumatra yang memiliki zona asperitas sepanjang strike subduksi yang berhubungan dengan Tzz minimal dan berhubungan dengan zona forearc, serta adanya barrier yang berhubungan dengan Tzz maksimal yang merupakan manifestasi dari struktur (fracture zone dan seamount) yang tersubduksi ke lempeng samudra.

The review of the characteristics of the seismogenic zone associated with the earthquake rupture process in the Sumatra Subduction Zone has been carried out by various methods. This zone has experienced several major earthquakes, namely the Aceh 2004 Mw=9,1, Nias-Simeulue 2005 Mw=8,6, Bengkulu 2007 Mw=8,5, and Enggano 2000 Mw=7,9. This study focuses on the relationship between density contrast analysis based on gravity data from the GOCE satellite and the slip distribution in the rupture zones of four major earthquakes that have occurred. Satellite gravity data processing was carried out to obtain data for Gravity disturbance (Gd) and vertical gravity derivatives (Tzz), which are corrected by topography and sediment effects with different spectrum decomposition to get gravity maps with different depths. Based on the Tzz analysis, the maximal slip of the earthquake rupture is correlated with the minimal Tzz pattern and low-density contrast. In contrast, the rupture ends at the maximum Tzz pattern and high-density contrast. Tzz pattern and Gravity disturbance can describe the barrier position and asperity of Sumatra subduction zone. The schematic map succeeds in portraying the seismic segmentation of Sumatra Subduction which have asperities zone along the subduction strike associated with the minimal Tzz and associated with the forearc zone, as well as the barrier related to the maximum Tzz which is a manifestation of structures (fracture zone and seamount) that are subducted to the oceanic plate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Farobi
"Telah dibuat sistem akusisi data periode getaran plat veltikal sej aj ar untuk studi massa inersia dan massa gravitasi.Antarmuka dengan komputer dan perangkat lainnya dengan menggunakan standar komunikasi serial RS232 melalui mikrokontroller atmega16 yang diprogram menggunakan piranti lunak BASCOM AVR.LabVIEW 8.5 digunakan untuk mengakusisi data dari osilasi yang terjadi.

Has been developed Data Acqusition of Oscillation Collateral Vertical Plate for Study Inertial and Gravitational Mass. The interface with personal computer and other device using standard communication RS232 trough a microcontroller device atmega]6 winch its programmed with BASCOM AVR. Using Lab VIE W 8.5 for acqusisition data of oscillation happend."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29472
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Irawan
"Transformasi Hartley (HT) telah diaplikasikan pada filter kontinuasi. HT mempunyai banyak sifat yang sama dengan transformasi Fourier (FT). Algoritma yang digunakan pada FT bisa dimodifikasi untuk digunakan pada HT. Akan tetapi, HT merupakan transformasi ke bilangan riil sehingga transformasi Hartley diskrit bisa lebih cepat dan menggunakan lebih sedikit memori komputer daripada transformasi Fourier diskrit (DFT), karena DFT menghasilkan bilangan kompleks. Penggunaan DHT pada filter kontinuasi untuk analisis data gravitasi dan magnetik memberikan beberapa keuntungan seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

The Hartley transform (HT) has been used to continuation filter. The HT is similar to the Fourier transform (FT). It has most of the characteristics of the FT. An Algorithms can be constructed for the HT using the same structure as for the FT. However, the HT is real transform and for this reason, since one complex multiplication requires four real multiplications, the discrete HT (DHT) is computionally faster and need less memory space than the discrete FT (DFT). Using DHT in continuation filter for gravity and magnetic analysis gives some advantages like describe before."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Cuaca antariksa sangat dipengaruhi oleh aktivitas matahari, terutama oleh naiknya aliran plasma yang berasal dari flare dan lontaran massa korona. Salah satu akibat dari aktivitas matahari ini adalah munculnya badai geomagnet yang dapat mempengaruhi kerapatan elektron di ionosfer. Beberapa peristiwa eruptif di matahari mempengaruhi geomagnet dan ionosfer di Indonesia. Beberapa flare dengan kelas sinar X yang kuat, yaitu flare tanggal 14 Juli 2000, 28, dan 29 Oktober 2003, dan lontaran masakorona yang menyertainya, mempunyai dampak yang cukup besar terhadap geomagnet dan ionosfer di Indonesia. Pengaruh pada geomagnet terlihat dengan adanya
Sudden Storm Commencement (SSC) dan turunnya kuat medan magnet, sedangkan pada ionosfer ditandai dengan munculnya deviasi yang besar dari frekuensi kritis lapisan F2 (foF2) terhadap mediannya.
"
620 DIR 4:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Matahari merupakan sumber utama perubahan lingkungan antariksa. Pancaran radiasi dan lontaran partikel energetik mempengaruhi orbit dan sistem instrumentasi satelit. Besarnya pengaruh ini tercermin dari aktivitas matahari (diindikasikan oleh fluks radiasi Fio,7) dan aktivitas geomagnet (diindikasikan oleh indeks Ap) yang menjadi parameter lingkungan antariksa. Namun pengaruh kedua parameter ini terhadap ketinggian satelit adalah tidak langsung dalam arti kedua parameter secara langsung mempengaruhi kerapatan atmosfer di sekitar satelit, menyebabkan terjadinya hambatan terhadap satelit dan ini berdampak pada penurunan ketinggian satelit. Dalam makalah ini dapat dilihat bahwa pada tingkat aktivitas matahari yang tinggi, pengaruh kedua parameter ini sangat dominan terhadap penurunan ketinggian satelit di orbit LEO. Sedangkan di orbit MEO, pengaruhnya relatif sangat kecil. ini dapat dilihat pada beberapa kasus satelit yang mengorbit di ketinggian LEO dan MEO seperti yang dilakukan dalam penelitian ini."
620 DIR 2:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Santoso
"ABSTRAK. Fokus skripsi ini adalah tentang penyelenggaraan Kongres Nasional Centraal Sarekat Islam (CSI). Sarekat Islam adalah organisasi modern, salah satu kriteria yang harus dipenuhi sebagai organisasi modern adalah penyelenggaraan kongres (algemeene vergadering), di samping adanya program partai (platform), struktur pengurus, anggaran dasar dan ketentuan lainnya. Yang menarik dari penyelenggaraan kongres, dalam hal ini Kongres Nasional Pertama tahun 1916 dan Kedua tahun berikutnya, adalah adanya perbedaan corak antara keduanya. Bila pada Kongres Pertama coraknya masih patuh (moderat) terhadap pemerintah Kolonial, tetapi pada Kongres Kedua telah terjadi radikalisasi, artinya telah muncul pernyataan-pernyataan keras terhadap institusi yang telah mapan pada saat itu, termasuk mempermasalahkan legalitas pemerintah Kolonial sendiri. Perubahan sikap antara kedua kongres tersebut, dimungkinkan karena adanya beberapa peristiwa yang terjadi di tanah Hindia Belanda, seperti: peningkatan partisipasi politik masyarakat, buruknya tingkat kesejahteraan pribumi, munculnya beberapa tokoh yang artikulatif, serta radikalisasi yang terjadi pada SI lokal Semarang, salah satu cabang terpenting dari CSI. Beberapa nama yang patut disebut dalam rangka fokus skripsi ini adalah Semaoen (Ketua SI Semarang) dan Abdoel Moeis (Wakil Ke_tua Pengurus CSI), selain Tjokroaminoto selaku tokoh sentral di kalangan Sarekat Islam. Antara Semaoen dan Abdoel Moeis, pada ting_kat gagasan terjadi pertentangan, suatu hal yang mewarnai' kong_res tersebut."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
JURFIN 7:21 (2003)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Kurniawan
"Lapangan geotermal “x” merupakan salah satu lapangan geotermal di Indonesia yang sedang dalam proses pengembangan. Tahap eksplorasi merupakan tahapan yang paling mempunyai resiko yang besar. Untuk mengurangi resiko tersebut, diperlukan data – data yang saling terintegrasi untuk menggambarkan sistem geotermal bawah permukaan secara representatif. Data magnetotellurik dan gravitasi merupakan data utama dalam pembuatan model konseptual sistem geotermal lapangan “x”. Selain itu juga didukung dengan data geokimia dan data sumur landaian suhu. Dari metode magnetotellurik yaitu berupa analisis fasa tensor dan induction arrow didapatkan arah struktur utama atau bisa disebut dengan geoelectrical strike yaitu berarah Timurlaut – Baratdaya atau lebih tepatnya mempunyai arah N80oE. Hal ini juga diperkuat dari metode gravitasi berupa analisis derivatif dan data geologi regional dimana struktur yang teridentifikasi juga dominan berarah Timurlaut – Baratdaya. Dari hasil pengolahan data gravitasi berupa data complete bouger anomaly mempunyai nilai 53 – 82 mgal dimana daerah yang mempunyai anomali tinggi berada pada daerah sekitar manifestasi hingga ke Timur daerah penelitian. Hasil pemodelan inversi 3D dari data magnetotellurik didapatkan batuan claycap mempunyai ketebalan berkisar antara 400 – 500 m. Batuan yang berperan sebagai heatsource merupakan batuan intrusi yang mempunyai nilai resistivitas hingga mencapai 400 ohm-m. Dari analisis data geokimia menunjukkan daerah outflow pada sistem geotermal yaitu daerah dimana terdapatnya manifestasi yang muncul ke permukaan. Dari semua data tersebut dapat diintegrasikan menjadi model konseptual sistem geotermal dimana dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan pemboran geotermal.

The geothermal field "x" is one of the geothermal fields in Indonesia which is in the process of being developed. The exploration stage is the stage that has the greatest risk. To reduce this risk, integrated data is needed to describe the subsurface geothermal system in a representative manner. Magnetotelluric and gravity data are the main data in making a conceptual model of the field "x" geothermal system. Also besides supported by geochemical data and temperature sloping well data. From the magnetotelluric method, namely in the form of phase tensor analysis and induction arrow, the direction of the main structure is obtained or it can be called a geoelectrical strike, which is in the Northeast - Southwest direction or more precisely has a direction of N80oE. This is also reinforced by the gravity method in the form of derivative analysis and regional geological data where the identified structures are also predominantly northeast-southwest trending. From the results of processing gravity data in the form of complete bouge anomaly data has a value of 53 - 82 mgal where areas that have high anomalies are in the area around the manifestation to the east of the study area. The results of 3D inversion modeling from the magnetotelluric data show that clay cap rocks have a thickness ranging from 400 - 500 m. Rocks that act as heat sources are intrusive rocks that have a resistivity value of up to 400 ohm-m. The geochemical data analysis shows the outflow area in the geothermal system, namely the area where there are manifestations that appear to the surface. From all these data, it can be integrated into a conceptual model of the geothermal system which can be used as a reference in carrying out geothermal drilling."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>