Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138055 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Lapangan panasbumi Delta terletak di ujung Sesar Semangko. Ditinjau dari
struktur geologinya, lapangan panasbumi ini berada pada daerah depresi berupa
struktur graben. Manifestasi yang muncul ke permukaan diduga berasal dari fluida
hidrotermal yang mencirikan keberadaan zona upflow yaitu fumarol, solfatara, mata
air panas bertipe acid sulphate water dan penyebaran alterasi yang ada di permukaan.
Berdasarkan interpretasi data Magnetotelurik dan Gravitasi didukung oleh data
geologi, geokimia, geofisika dan data sumur, diperkirakan reservoar panasbumi
daerah ini berada pada kedalaman > 1000 m dari permukaan dengan temperatur >
200°C. Reservoar ini bertipe fracture geothermal system yang bermula dari bagian
selatan kaki Gunung Ruta. Lapisan penudung reservoar (clay cap) dimodelkan
terpisah oleh suatu zona resistif yang resistivitasnya bernilai 600 – 1200 ohm.m,
menjadi blok utara dan blok selatan. Clay cap ( resistivitas < 20 ohm.m ) blok utara
terbentuk di dalam graben dan clay cap blok selatan terbentuk dekat permukaan
sedangkan zona resistif dimodelkan berada di struktur horst yang memisahkan clay
cap tersebut. Zona resistif tersebut diduga merupakan sisa instrusi dasit yang sudah
tidak aktif yang berasal dari Gunung Duta. Disimpulkan terbaginya clay cap blok
utara dan blok selatan yang terpisah menyebabkan munculnya indikasi zona upflow
yang terpisah. Luasan zona upflow blok utara sekitar 10 km2 sedangkan blok selatan
mempunyai luas sekitar 22 km2. Untuk pengeboran lebih lanjut direkomendasikan
dilakukan di daerah upflow tersebut, yaitu di sekitar G. Ruta dan di daerah G. Tri."
[Universitas Indonesia, ], 2007
S29332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Efrianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S28646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Dwiandaru Darmawan
"Fase eksplorasi geotermal masih memiliki resiko yang tinggi dan rintangan yang besar bagi industri geotermal. Tujuan utama dari eksplorasi adalah penentuan lokasi pemboran. Kriteria kesuksesan target pemboran adalah area yang memiliki temperatur dan permeabilitas yang tinggi. Temperatur berasosiasi dengan keberadaan sumber panas (heat source) menjadi target dalam penelitian ini dan jumlah energi termal yang tersimpan, sedangkan permeabilitas berhubungan dengan keberadaan struktur geologi baik patahan maupun kekar yang terisi fluida yang dapat menjadi media perpindahan energi panas. Pada penelitian sebelumnya gambaran dari boundary bawah permukaan masih belum tergambar dengan jelas dikarenakan keterbatasan data MT, dan belum dilakukannya analisis data gravity. Untuk mendapatkan informasi tersebut, penelitian ini dilakukan dengan analisis First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD) serta hasil inversi 3-Dimensi Magnetotelluric (MT) diaplikasikan pada penelitian ini untuk memetakan struktur resistivitas bawah permukaan, juga diketahui daerah reservoir dari Base of Conductor (elevasi BOC di 2000m). Selanjutnya diintegrasikan hasil dari Fault Fracture Density (FFD) untuk melihat sejauh mana pengaruh manifestasi terhadap struktur di permukaan serta gravity untuk mengindentifikasi zona permeabel, agar dapat membantu dalam pembangunan model konseptual serta deliniasi prospek area. Dari hasil analisis terpadu kemudian dapat ditentukan rekomendasi target pemboran. Terdapat 2 titik sumur rekomendasi dibagian utara dan barat Gunung W. Hasil akhir penelitian akan memberikan informasi atas upaya mengurangi risiko pada fase eksplorasi dan meningkatan rasio kesuksesan dalam pemboran. 

The geothermal exploration phase still has a high risk and a large obstacle for the geothermal industry. The main objective of exploration is to determine the location of the drilling. Success criteria for drilling targets are areas that have a high temperature and permeability. The temperature associated with the presence of heat sources is the target in this study and the amount of thermal energy stored, while permeability is related to the presence of geological structures, both fractures and burly filled with fluid which can be a medium of heat energy transfer. In previous studies, the picture of the subsurface boundary was not clearly drawn due to the limitation of MT data, and gravity data analysis had not been carried out. To obtain this information, this study was conducted with First Horizontal Derivative (FHD) and Second Vertical Derivative (SVD) analysis and the results of 3-Dimensional Magnetotelluric (MT) inversion were applied in this study to map the subsurface resistivity structure, also known the reservoir area of the base. of Conductor (BOC elevation at 2000m). Furthermore, the results of the Fault Fracture Density (FFD) are integrated to see the extent of the influence of manifestations on the structure on the surface and gravity to identify the permeable zone, in order to assist in the construction of a conceptual model and delineation of prospect areas. From the results of the integrated analysis can then be determined by drilling target targets. There are 2 recommended well points in the north and west of Mount W. The results of the study will provide information on efforts to reduce risk in the exploration phase and increase the success ratio in drilling. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrima Wahyu
"Telah dilakukan penelitian guna delineasi zona prospek sistem panasbumi daerah ldquo;Z rdquo; menggunakan permodelan tiga Dimensi magnrtotellurik didukung data terpadu berupa geologi dan geokimia serta terintegrasi data gravitasi. Daerah panasbumi ldquo;Z rdquo; dalam tatanan tektoniknya termasuk pada jalur backarc Sumatera, tepat pada salah satu segmen sesar Sumatera bagian selatan, disusun oleh batuan vulkanik dan sedimen klastik yang berumur Tersier hingga Kuarter Andesit-Basalt . Gejala adanya sistem panasbumi pada daerah penelitian ditandai dengan kemunculan manifestasi permukaan berupa alterasi dan lima mata air panas bersuhu 44,4 - 92,5 oC, pH 8,19 - 9,43 dan bertipe bikarbonat, sulfat-bikarbonat, serta sulfat-klorida. Pembentukan sistem panasbumi dipengaruhi oleh aktivitas tektonik menyerong oblique antara lempeng Samudera India dan Lempeng Kontinen Eurasia searah dengan pola sesar Sumatera.
Berdasarkan analisis air panasbumi temperatur reservoir diambil melalui perhitungan geothermomether SiO2 Fournier 1977 , Na-K Giggenbach 1988 , Na-K-Ca, diagram Na-K-Mg serta diagram Enthalphy - Cloride Mixing Model berkisar 145 - 155oC, termasuk dalam sistem panas bumi bertemperatur sedang. Berdasarkan inversi tiga dimensi data MT didapatkan kedalaman Top of Reservoar TOR sistem panasbumi daerah ldquo;Z rdquo; sekitar 400 m elevasi 50 mdpl sedangkan berdasarkan forward modeling data gravitasi lintasan 2 dimensi diperkirakan sumber panas berupa cooling instrusion diperkirakan batuan gabro ; resistivitas ge; 450 ?m ; densitas 2,95 - 3,15 gr/cc dan reservoar berupa batupasir resistivitas 50 - 250 ?m ; densitas 2,60 gr/cc . Sistem panasbumi daerah penelitian termasuk jenis tektonik fracture zone dengan temperatur sedang dengan luas daerah prospek sekitar 7,5 km2.

A study for delineating geothermal system of prospect area ldquo Z rdquo has been done by using tree dimension modeling of magnetotelluric supported unified data just like geological and goechemical and integrated gravity data. Geothermal area ldquo Z rdquo in tectonic setting included in Sumatra volcanic backarc, right on one of the southern part of Sumatra fault segment. Compodes by volcanic and clastic sendimentary rock are Tertiary to Quarternary Andesite Basalt. The existance of goethermal system in this area is indicated by the presence of thermal manifestation in form of alteration and five hot springs temperature in the ranges 44.4 ndash 92.5 oC, and pH 8.19 ndash 9.43 and type of fluida are bicarbonate, sulphate bicarbonate, and sulfate chloride. The development of geothermal system is affected by tectonic oblique between the Indian Ocean plate and the Eurasian Contenent Plate direction of the Sumatra fault patterns.
Based on the analysis of geothermal water reservoir temperature are taken through the calculation geothermometer SiO2 Fournier 1977, Na K Giggenbach 1988 , Na K Ca, Na K Mg diagram and Enthalpi Mixing Cloride Model range 145 ndash 155 oC, classified as intermediate temperature. Base on a three dimensional inversion of the magnetotelluric data obtained depth Top of Reservoir TOR geothermal system area ldquo Z rdquo about 400 m elevation 50 meters above sea leavel , while based on the two dimensional of the gravity data predicted heat sources such as cooling instrusion estimated gabbro density 2,95 ndash 3,15 gr cc and reservoar such as sandstone resistivity 50 ndash 250 m density 2,60 gr cc . The Geothermal systems of research area classified as the type of intermediate temperature tectonic fracture zone with prospect area about 7,5 km2.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Aji Pratama
"Eksplorasi panasbumi yang dilakukan pada daerah prospek panasbumi bertujuan untuk mencari zona reservoir. Zona reservoir yang baik bisa dilihat dari 2 faktor yaitu, batuan reservoir memiliki permeabilitas yang tinggi dan fluida reservoir memiliki suhu yang tinggi. Berdasarkan faktor pertama, permeabilitas batuan reservoir yang tinggi memungkinkan reservoir untuk memiliki kandungan fluida panasbumi yang banyak. Pada umumnya batuan memiliki permeabilitas lebih besar disebabkan oleh batuan tersebut memiliki permeabilitas sekunder yang berasal dari struktur geologi berupa patahan. Metode geofisika seperti metode Magnetotellurik (MT) dan Gravitasi diaplikasikan pada penelitian ini untuk memetakan zona reservoir sistem panasbumi. Metode MT digunakan untuk mendeteksi struktur resistivitas bawah permukaan. Analisis metode gravitasi yang melibatkan data anomali bouguer lengkap dan anomali residual dapat digunakan untuk memetakan struktur densitas bawah permukaan. Faktor kedua yaitu temperatur yang didapatkan dari data sumur yang ada. Selanjutnya, proses interpretasi terintegrasi dilakukan dengan melibatkan data penunjang lainnya berupa data geologi, geokimia, dan data sumur yang menghasilkan model konseptual panasbumi.

The objective of geothermal exploration which was concluded at geothermal prospects area is to find the reservoir zone. Good reservoir zones can be seen from two factors, reservoir rocks which have high permeability and reservoir fluid has high temperature. Under the first factor, high permeability of reservoir rocks allows the reservoir to contain much geothermal fluids. In general, great permeability of the rock is caused by secondary permeability derived from geological structures like faults. Geophysical methods such as magnetotelluric (MT) and gravity were applied in this study to delineate the reservoir zone. MT method was used to detect subsurface resistivity structure. Analysis of gravity data to complete bouguer anomaly map (CBA) and residual anomaly can figure subsurface density structures. Under the second factor, the temperature can be obtained from well data. Furthermore, the integrated interpretation is done by involving other supporting data such as geological, geochemical, and well data which produces geothermal conceptual model."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachman Saputra
"Telah dikembangkan program inversi dan program forward-modeling data MT 2D. Program inversi telah dites menggunakan data sintetik (dari program forward-modeling) dan data lapangan (daerah geotermal Sibayak) dengan hasil terbukti mampu memetakan bawah permukaan. Program inversi yang dibuat digunakan untuk menginversi data MT lapangan geotermal Sibayak, Sumatra Utara. Hasil inversi tersebut digunakan untuk membuat penampang 2-D distribusi resistivitas bawah permukaan. Model yang diperoleh kemudian diinterpretasi dengan bantuan data sumur dan data geologi. Hasil interpretasinya adalah zona up-flow terdapat di sebelah utara, dekat Gunung Sibayak, sedang zona out-flow berada di sebelah selatan. Rekomendasi pengeboran diberikan untuk daerah di sebelah utara. Rekomendasi reinjeksi fluida diberikan untuk daerah di sebelah selatan.

A 2-D MT Software for inverse and forward-modeling has been developed. The inversion program was tested using both synthetic data (from forward-modeling software) and real data (from Sibayak geothermal area) resulting conclusion that the inversion program was capable reconstructing subsurface model. The inversion program was used to invert Sibayak geothermal MT data. The inversion result was used to produce cross-section model of subsurface resistivity distribution. The model derived was then interpreted by incorporating borehole and geology data. Interpretation results are: up-flow zone is situated in the northern side near Mount Sibayak, while out-flow zone is situated in the southern side. Drillings are recommended to be located in northern area. Geothermal brine reinjection is recommended to be located in southern area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S28912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Ferdiansyah
"Daerah Prospek panasbumi "B" terletak di Pesawaran, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Dari data remote sensing diketahui bahwa arah utama dari kelurusan-kelurusan pada daerah panasbumi prospek "B" adalah Baratlaut-Tenggara yang sesuai dengan pola struktur geologi utama dan berhubungan dengan kehadiran manifestasi permukaan. Dari data geokimia diketahui bahwa zona outflow prospek panasbumi "B" berada pada daerah manifestasi mata air panas dan dari plotting ternary diagram Na-K-Mg menunjukkan temperatur reservoar sebesar 220 C. Analisis geofisika dari data gravitasi sebanyak 163 titik pengukuran dan dari data Magnetotellurik sebanyak 58 titik pengukuran menunjukan bahwa lapisan clay cap dengan densitas 2.2 gr/cc memiliki nilai resistivitas sebesar.

Area prospect of B geothermal area is located in Pesawaran, South Lampung District, Lampung. From remote sensing data is known that the main direction of the lineaments in the area of geothermal prospect B is Northwest Southeast in accordance with the pattern of major geological structures and associated with the presence of surface manifestations. From the geochemical data known that the prospects for geothermal outflow zone B in the region of hot springs and the manifestation of plotting Ternary Diagram Na K Mg shows a reservoir temperature of 220 C. Geophysical analysis from gravity 163 data and magnetotelluric 58 data measuring point indicate that the clay cap layer with a density of 2.2 g cc and resistivity of "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T46870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandi Baskoro Soebakir
"Keberadaan struktur geologi merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan zona permeabel pada suatu sistem geotermal. Penelitian ini dilakukan di salah satu area prospek geotermal di zona Sistem Sesar Sumatera (GSF) yang termasuk dalam segmen Angkola dan Barumun yang bertujuan untuk mengidentifikasi kemenerusan fitur permukaan hingga bawah permukaan terutama struktur geologi yang berkaitan erat dengan zona permeabel dengan mengintegrasikan data geologi, geokimia, dan geofisika. Teknologi remote sensing digunakan untuk mengidentifikasi struktur geologi yang terobservasi di permukaan yang dikorelasikan dengan persebaran manifestasi permukaan. Namun, tidak semua struktur geologi yang terobservasi di permukaan dapat diamati dan kemenerusannya dari permukaan hingga bawah permukaan dilakukan dengan pendekatan geofisika menggunakan data magnetotelurik (MT) dan gravitasi. Interpretasi struktur geologi permukaan berdasarkan analisis remote sensing dan persebaran manifestasi permukaan memiliki korelasi yang positif dengan hasil gravitasi adanya struktur graben dari zona GSF yang memiliki orientasi baratlaut-tenggara. Kelurusan dan karakteristik (arah dan kemiringan) struktur ditandai dengan adanya kontras nilai gravitasi, nilai Horizontal Gradient Magnitude (HGM) maksimum, dan nilai zero Second Vertical Derivative (SVD) serta analisis Multi Scale-Second Vertical Derivative (MS-SVD). Hasil interpretasi struktur bawah permukaan gravitasi berkorelasi positif dengan analisis parameter MT (splitting curve MT) yang dapat mengindikasi zona struktur bawah permukaan. Gabungan interpretasi struktur permukaan dan bawah permukaan teridentifikasi adanya 5 struktur (F1, F2, F3, F4, dan F5) yang diklasifikasikan sebagai Struktur Pasti (F1, F2, F3, dan F4) dan Struktur Diperkirakan (F5) yang memiliki orientasi baratlaut-tenggara. Struktur F3 yang berorientasi baratlaut-tenggara merupakan struktur utama yang berperan sebagai fluid conduit (zona permeabel) yang dibuktikan dengan adanya manifestasi mata airpanas bertipe klorida. Berdasarkan hasil pemodelan inversi 3-D MT dan pemodelan kedepan 2-D gravitasi dapat mendelineasi zona reservoir pada kedalaman 1500 – 2000-meter yang dikontrol oleh struktur F3 dan zona reservoir berasosiasi dengan batuan metasediment yang nantinya dapat menentukan lokasi sumur pengeboran. Untuk memvisualisasikan sistem geotermal secara komprehensif, maka dikembangkan model konseptual dengan mengintegrasikan model geofisika yang memiliki kualitas data optimum dengan data geologi dan geokimia yang saling berkorelasi, sehingga dapat dijadikan dasar dan acuan dalam menentukan lokasi pengembangan sumur produksi dan reinjeksi dan menurunkan resiko kegagalan dalam well targeting.

The existence of geological structures is one of the important parameters in determining the permeability zone in a geothermal system. This study was conducted in one of the geothermal prospect areas in the Sumatera Fault System (GSF) zone included in the Angkola and Barumun segments which aims to identify the continuity of surface to subsurface features, especially geological structures that are closely related to permeability zones by integrating geological, geochemical, and geophysical data. Remote sensing technology is used to identify geological structures observed at the surface that are correlated with the distribution of surface manifestations. However, not all surface-observed geological structures can be observed and their continuity from the surface to the subsurface is done with a geophysical approach using magnetotelluric (MT) and gravity data. Interpretation of surface geological structures based on remote sensing analysis and the distribution of surface manifestations has a positive correlation with the gravity results of the graben structure of the GSF zone which has a northwest-southeast orientation. The alignment and characteristics (direction and slope) of the structure are characterized by the contrast of gravity values, maximum Horizontal Gradient Magnitude (HGM) values, and zero Second Vertical Derivative (SVD) values as well as Multi Scale-Second Vertical Derivative (MS-SVD) analysis. The results of gravity subsurface structure interpretation are positively correlated with MT parameter analysis (splitting curve) which can indicate subsurface structure zones. The combined interpretation of surface and subsurface structures identified 5 structures (F1, F2, F3, F4, and F5) classified as Certain Structures (F1, F2, F3, and F4) and Estimated Structure (F5) that have a northwest-southeast orientation. The northwest-southeast oriented F3 structure is the main structure that acts as a fluid conduit (permeability zone) as evidenced by the manifestation of chloride-type hot springs. Based on the results of 3-D MT inversion modeling and 2-D gravity forward modeling, it can delineate the reservoir zone at a depth of 1500 - 200 meters controlled by the F3 structure and the reservoir zone is associated with metasedimentary rocks which can later determine the location of drilling wells. To visualize the geothermal system comprehensively, a conceptual model was developed by integrating geophysical models that have optimum data quality with geological and geochemical data that are correlated, so that it can be used as a basis and guide in determining the location of production well development and reinjection and reduce the risk of failure in drilling targets."
Jakarta: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>