Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11313 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heri Hidayat
"Bertambanya penduduk Kota Bandung baik yang dari dalam maupun luar akan berpengaruh terhadap perubahan penggunaan tanah. Beralihnya fungsi ruang hijau menjadi tutupan lahan lain yang permukaannya tertutup bangunan (artificial) akan ikut berkontribusi terhadap meningkatnya suhu di Kota Bandung. Beragamnya tutupan lahan dan sebaran vegetasi akan memberikan gambaran sebaran suhu permukaan di Kota Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi suhu permukaan Kota Bandung serta kaitannya dengan tutupan lahan dan kerapatan vegetasi pada tahun 1991dan 2001 dengan menggunakan tehnologi penginderaan jauh citra satelit landsat 5 TM perekaman tanggal 28 Juli 1991 pukul 14.27 WIB dan landsat 7 ETM+ perekaman tanggal 12 Mei 2001 Pukul 15.10 WIB.
Hasil penelitan menunjukan bahwa distribusi suhu cukup tinggi yaitu diatas 230C tersebar merata pada bagian tengah daerah penelitian baik itu tahun 1991 maupun 2001 dengan jenis tutupan lahan berupa lahan terbangun dan lahan yang termasuk kelas kerapatan non vegetasi. Sedangkan suhu yang lebih rendah sebarannya pada bagian utara, timur, dan selatan dengan jenis tutupan lahan selain lahan terbangun dan lahan yang termasuk kelas kerapatan jarang hingga sangat rapat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waras Puspita Sari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S29351
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safirah Timami
"Kota Metropolitan Bandung Raya mengalami perkembangan cukup pesat yang menyebabkan berkurangya lahan bervegetasi. Selain itu, perbedaan curah hujan pada setiap musim di tahun 2014 ndash; 2016 dapat mempengaruhi tingkat kehijauan vegetasi. Minimnya lahan bervegetasi menunjukan tingkat kehijauan yang rendah sehingga dapat memicu kenaikan suhu permukaan daratan. Pengolahan citra Landsat 8/OLI dengan menggunakan algoritma Land Surface Temperature LST untuk mengetahui suhu permukaan daratan dan Nomalized Difference Index Vegetation NDVI untuk kehijauan vegetasi. Data curah hujan harian selama 15 hari sebelum waktu perekaman citra dikaji untuk menunjukan variasi kehijauan vegetasi dan suhu permukaan daratan. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode overlay peta dan perhitungan statistik.
Hasil penelitian menunjukan variasi suhu permukaan daratan di bagian utara merupakan wilayah suhu rendah. Pada bagian tengah merupakan wilayah dengan suhu tinggi, sementara di bagian selatan merupakan wilayah suhu yang lebih rendah. Suhu permukaan daratan yang diperoleh paling rendah ialah 0,5 dan paling tinggi >35 C dengan nilai NDVI.

Metropolitan Bandung Raya experienced a rapid growth that caused the decreasing of vegetated land. In addition, rainfall differences in each season in 2014 2016 can affect the greenness of vegetation. The lack of vegetated land shows a low greenishness that can trigger an increase in surface temperatures. Landsat 8 OLI image processing using Land Surface Temperature LST algorithm to determine surface temperature of the land and Nomalized Difference Index Vegetation NDVI for green vegetation. Daily rainfall data for 15 days before the image recording time is examined to show variations of green vegetation and surface temperatures. The analysis is done by using map overlay and statistical calculation.
The results showed that the temperature of the mainland surface in the north is the low temperature region. In the middle is a region with high temperatures, while in the southern part is the region of lower temperatures. The lowest surface temperature of the land obtained is 0,5 and at most 35 C with NDVI value.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaya Wijaya
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T39507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasoit, Nala
"Suhu permukaan sangat erat kaitannya dengan tutupan lahan, kerapatan vegetasi dan kerapatan bangunan. Kecenderungannya adalah suhu permukaan yang tinggi berada di tutupan lahan daerah terbangun dengan kerapatan vegetasi rendah serta kerapatan bangunan tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi distribusi suhu permukaan yang ada di Metropolitan Mebidang. Langkah analisis dilakukan dengan teknik superimposed peta untuk masing-masing variabel dan analisis statistik dengan Pearson Product Moment untuk melihat hubungan antara variabel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu permukaan tinggi terkonsentrasi di Kota Medan, dimana sebagai pusat wilayah terbangun dengan kerapatan bangunan tinggi, serta ditemukan konsentrasi suhu permukaan tinggi di pusat-pusat kota seperti Kota Binjai dan Kota Lubukpakam. Distribusi suhu permukaan tinggi lebih homogen di daerah terbangun, serta suhu permukaan rendah berada di tutupan lahan bervegetasi dengan kerapatan vegetasi tinggi. Analisis statistik menunjukkan adanya korelasi positif antara suhu permukaan dengan variabel penelitian, dimana semakin tinggi kerapatan vegetasi semakin rendah suhu permukaan serta semakin tinggi kerapatan bangunan semakin tinggi suhu permukaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S34184
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Cahaya Meikatama
"Kota Bandar Lampung sebagai ibu kota Provinsi Lampung menjadi kota nomor tiga di Pulau Sumatera dengan perkembangan penduduk paling besar pada tahun 2000 hingga 2015. Pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan bertambahnya lahan terbangun mempengaruhi beberapa aspek, salah satunya meningkatnya suhu permukaan di perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi perubahan ruang terbuka hijau dan suhu penutup permukaan tanah (LST) serta pola spasial perubahan di Kota Bandar Lampung. Pengolahan data dilakukan menggunakan citra Landsat 8 untuk RTH dan Google Earth Engine untuk LST. Hasil penelitian ini menunjukkan distibusi perubahan RTH yang berada di timur hingga barat mengalami perubahan RTH menuju non-RTH yang mengakibatkan adanya keterkaitan peningkatan suhu di timur, tenggara dan barat, yang semula suhu 25-30 oC meningkat menjadi >30 oC. Sedangkan untuk perubahan RTH di barat dan beberapa wilayah didapatkan hasil adanya perubahan non-RTH menjadi RTH publik atau privat mengakibatkan adanya penurunan suhu, yang semula suhu 25-30 oC menurun menjadi 20-25 oC. Untuk pola spasial perubahan ruang terbuka hijau di Kota Bandar Lampung memiliki pola mengelompok yang berada di barat dan timur wilayah mengikuti ketinggian topografi (100-500 mdpl). Sedangkan Pola suhu penutup permukaan tanah (LST) di Kota Bandar Lampung yaitu memiliki pola mengelompok di suhu <20 oC, 20-25 oC (ditemukan di ketinggian 100-500 mdpl) dan >30 oC (mengikuti ketinggian 25-100 mdpl) sedangkan untuk suhu 25-30 oC memiliki pola tersebar (mengikuti ketinggian 25-100 mdpl) di Kota Bandar Lampung.

Bandar Lampung City, the capital city of Lampung Province, became the number three city on the island of Sumatra, with the largest population growth. Population growth will increase built-up land affecting several aspects, one of which is the increase in surface temperature. This study aims to determine changes in green open space and land surface temperature (LST) and the spatial pattern of changes in Bandar Lampung City. Data processing uses Landsat 8 imagery for green space and Google Earth Engine for LST. The results of this study indicate that the distribution of changes in green open space in the east to west experienced a change in green open space to non-green open space which resulted in an increase in temperature in the east, southeast and west from 25-30oC the temperature increased to >30oC. The change in green open space in the west and some areas, it was founded that a change from non-RTH to a public or private green open space resulted in a decrease in temperature, from 25-30oC the temperature decreased to 20-25oC. The spatial pattern of changes in green open space in Bandar Lampung City has a clustered pattern in the west and east of the area following the topography (100-500 masl). In comparison, the land surface temperature pattern (LST) in Bandar Lampung City has a clustered pattern at temperatures <20 oC, 20-25oC (found at an altitude of 100-500 msl) and >30oC (found at an altitude of 25-100 msl) while for temperatures 25-30oC has a scattered pattern (following an altitude of 25-100 msl) in Bandar Lampung City."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faza Arista
"Polusi udara merupakan masalah penting yang terjadi di banyak daerah perkotaan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa 91% orang di dunia menghirup udara yang tidak sehat. Kota-kota besar di Indonesia memang tidak luput dari masalah polusi udara khususnya kota Bandung. Sebagai kota metropolitan terbesar di Jawa Barat, Kota Bandung terus mengalami peningkatan pertumbuhan penduduk yang mengakibatkan bertambahnya luas lahan terbangun dan penurunan luas kawasan hijau. Hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan berupa penurunan kualitas udara. Ditunjang dengan kondisi fisik Kota Bandung yang berupa cekungan sehingga sulit ditiup angin untuk menghilangkan konsentrasi pencemar yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara spasial sebaran pencemar di Kota Bandung dan menganalisis hubungan sebaran pencemar dengan pola sebaran suhu permukaan tanah, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kadar pencemar dan citra Landsat 8 bulan kemarau tahun 2018.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode spasial berupa Interpolasi Terbalik Jarak Terbalik, Suhu Permukaan Tanah, Indeks Bangun Beda Normalisasi, dan Indeks Vegetasi Beda Normalisasi. Uji statistik menggunakan korelasi dan regresi Pearson Product Moment. Survei lapangan dilakukan untuk memverifikasi data tutupan lahan sebagai pengganti kerapatan vegetasi dan kerapatan bangunan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model spasial sebaran konsentrasi pencemar menunjukkan pola yang hampir sama pada bulan kemarau tahun 2018 yaitu suhu permukaan tanah dan kerapatan bangunan yang relatif tinggi serta kerapatan vegetasi yang relatif rendah, kandungan pencemar yang tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa suhu permukaan tanah, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi memiliki korelasi yang cukup kuat dengan pencemar dan hasil regresi menunjukkan bahwa suhu permukaan tanah, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi berpengaruh signifikan terhadap pencemar.

Air pollution is an important problem that occurs in many urban areas. The World Health Organization (WHO) states that 91% of people in the world breathe unhealthy air. Big cities in Indonesia are not free from air pollution problems, especially the city of Bandung. As the largest metropolitan city in West Java, the City of Bandung continues to experience an increase in population growth which results in an increase in the area of ​​built land and a decrease in the area of ​​green areas. This can cause problems in the form of decreased air quality. Supported by the physical condition of the city of Bandung in the form of a basin so that it is difficult to blow the wind to remove the existing pollutant concentration.
This study aims to spatially analyze the distribution of pollutants in the city of Bandung and to analyze the relationship between the distribution of pollutants and the distribution patterns of soil surface temperature, building density and vegetation density. The data used in this study are pollutant levels and Landsat 8 images of the dry months of 2018.
The method used in this study is a spatial method in the form of Reverse Interpolation, Land Surface Temperature, Normalization Difference Build Index, and Normalized Difference Vegetation Index. Statistical test using Pearson Product Moment correlation and regression. Field surveys were conducted to verify land cover data as a substitute for vegetation density and building density. The results showed that the spatial model of the distribution of pollutant concentrations showed a similar pattern in the dry month of 2018, namely relatively high ground temperature and building density and relatively low vegetation density, high pollutant content.
The results of statistical tests show that soil surface temperature, building density and vegetation density have a strong enough correlation with pollutants and the regression results show that soil surface temperature, building density and vegetation density have a significant effect on pollutants.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sasky
"Selama 50 tahun terakhir Kota Bandung mengalami perkembangan yang cepat, terindikasi dari perubahan penggunaan tanah yang mengakibatkan degradasi lingkungan fisik perkotaan, diantaranya peningkatan suhu permukaan daratan SPD . Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perubahan penggunaan tanah terhadap suhu permukaan daratan di Metropolitan Bandung Raya. Perubahan penggunaan tanah diperoleh dari citra Landsat.
Berbasis pada pengolahan citra Landsat dengan parameter NDVI dan Urban Index pada tahun 2001, 2006, 2010 dan 2015 yang divalidasi melalui survey lapang pada 49 lokasi yang dipilih secara purposive sampling. Analisis pola SPD dan hubungan dengan perubahan penggunaan tanah dilakukan dengan metode overlay peta dan regresi linier berganda.
Hasil analisis menunjukan secara spasial pusat kota memiliki suhu yang tinggi. Perubahan terjadi pada sekitar kota terutama yang mengarah ke selatan dengan tingkat perubahan suhu permukaan daratan yang lebih tinggi dibandingkan bagian lain dan sebesar 47,1 suhu permukaan daratan dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi, kerapatan bangunan dan ketinggian.

During the last 50 years, Bandung has experienced a rapid development, indicated from changes in land use that resulted in degradation of the urban physical environment, including an increase in surface temperature of the mainland SPD . This study aims to analyse the effect of land use change on a terrestrial surface temperature in Metropolitan Bandung Raya. Land use change was obtained from Landsat image.
Based on the processing of Landsat images with NDVI and Urban Index parameters in 2001, 2006, 2010 and 2015 validated through field surveys in 49 locations selected by purposive sampling. Analysis of SPD pattern and relationship with land use change was done by overlay map method and multiple linear regression.
The analysis results show spatially the city centre has a high temperature. Changes occur around the city especially towards the south with a higher rate of surface temperature change of the land compared to other parts and 47,1 of the surface temperature of the land affected by vegetation density, building density and altitude.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Yohana
"Kota Bogor merupakan salah satu daerah dengan perkembangan yang di tinggi di Jawa Barat. Kota Bogor mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun dan kemudian memberikan tekanan terhadap lingkungan yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal. Hal ini membuat Kota Bogor mengalami perubahan tutupan lahan bervegetasi menjadi lahan terbangun. Perubahan tutupan lahan akan mempengaruhi tingkat suhu permukaan daratan akibat konversi permukaan bervegetasi ke permukaan kedap air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola perubahan suhu permukaan daratan serta keterkaitannya dengan indeks spektral MNDWI, NDBI, NDVI, dan NMDI di Kota Bogor. Perubahan suhu permukaan daratan diamati melalui data citra satelit Landsat 8 OLI-TIRS tahun 2013 dan Landsat 9 OLI/TIRS tahun 2022. Data yang dikumpulkan kemudian di analisis secara spasial-temporal untuk pemantauan suhu permukaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama tahun 2013-2022 terjadi peningkatan suhu permukaan daratan dengan pola perubahan mengikuti perubahan tutupan lahan di Kota Bogor ke arah utara yang sejalan dengan arah pembangunan Kota Bogor. Sedangkan, hubungan yang dibangun suhu permukaan daratan dengan indeks spektral bervariasi mulai dari sedang negatif pada LST-MNDWI dan LST-NDVI, kuat positif LST-NDBI, dan korelasi kuat negatif pada LST-NMDI. Sehingga penelitian menyimpulkan bahwa perubahan tutupan lahan berdampak pada peningkatan suhu secara spasial-temporal di Kota Bogor.

Bogor City is one of the areas with high development in West Java. The city of Bogor has experienced an increase in population from year to year and then put pressure on the environment which has resulted in an increase in the need for housing. This has made Bogor City experience a change in vegetated land cover into built-up land. Changes in land cover will affect the temperature level of the land surface due to the conversion of the vegetated surface to a watertight surface. This study aims to analyze the pattern of land surface temperature changes and their association with the MNDWI, NDBI, NDVI, and NMDI spectral indices in Bogor City. Changes in land surface temperature were observed through satellite imagery data from Landsat 8 OLI-TIRS in 2013 and Landsat 9 OLI/TIRS in 2022. The data collected was then analyzed spatially-temporally to monitor surface temperature. The results of the study show that during 2013-2022 there was an increase in land surface temperature with a change pattern following changes in land cover in Bogor City to the north which is in line with the development direction of Bogor City. Meanwhile, the relationship established by land surface temperature with spectral indices varies from moderately negative at LST-MNDWI and LST-NDVI, strong positive LST-NDBI, and strong negative correlation at LST-NMDI. So the research concluded that changes in land cover had an impact on increasing spatial-temporal temperatures in the city of Bogor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triyanti
"Peralihan Tutupan lahan dan perubahan kerapatan vegetasi yang cukup luas terjadi di Kota Semarang akan berdampak pada pola Suhu permukaannya. Penelitian pola suhu permukaan Kota Semarang tahun 2001 dan 2006 bertujuan untuk mengetahui pola spatial suhu permukaan Kota Semarang pada tahun 2001 dan 2006 serta hubungannya dengan perubahan kerapatan vegetasi dan tutupan lahan berdasarkan hasil interpretasi citra. Langkah analisis dilakukan dengan teknik superimposed peta untuk masing-masing variabel dan analisis statistik dengan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata suhu permukaan di Kota Semarang pada tahun 2006 lebih tinggi (22,76°C) dibandingkan pada tahun 2001 (19,39°C). Pola spatial suhu permukaan terpanas (>25°C) pada tahun 2001 maupun 2006 menunjukan pola spatial yang sama sesuai dengan perkembangan daerah urban di bagian timur Kota Semarang (kearah selatan dan barat wilayah urban). Secara keseluruhan, variasi spatial dari suhu permukaan di Kota Semarang dipengaruhi signifikan oleh kerapatan vegetasi dan tutupan lahan dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 53,1 % (tahun 2001) dan 54,7% (tahun 2006). Sementara variasi spatial dari suhu permukaan pada kerapatan vegetasi dan tutupan lahan yang sama dipengaruhi jenis penggunaan tanahnya. Selain itu dengan menggunakan persamaan regresi berganda tahun 2001 dan 2006 dapat memperkirakan suhu permukaan yang akan datang.

The land surface transition and the change of vegetation density that have a wide range was happened in Semarang city, will be impact to the condition of land surface temperature it self. This research intent on knowing the related of land surface temperature and the change of vegetation density and also from land cover it self based on landsat image interpretation. The method of this research is by sumperimposed the map for each variable and doing multiple linear regression analysis.
The result of this research is indicate the average of land surface temperature in Semarang city in year 2006 (22,76°C) is higher than year 2001 (19,39°C). The warmest temperature of the land surface temperature pattern (>25°C) either in year 2001 or 2006 is showing that there are sameness between the spatial pattern and the development of urban area on the east side of Semarang (direction to south and west from urban area). As a whole, the variant pattern of land surface temperature in Semarang city significantly influenced by vegetation density and land cover it self with coefficient (R2) approximatelly 53,1% (2001) and 54,7% (2006). Meanwhile the variant pattern of the land surface temperature from same vegetation density and land cover will be influenced by the land used. Estimating land surface temperature in the forthcoming future can be approximate using the multiple regression that used in this research.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34088
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>