Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84387 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratnawati
"Oldeman membuat penggolongan iklim dengan tujuan membantu
usaha pertanian. Klasifikasi Oldeman ditujukan terutama
untuk tanaman padi.
Tujuan penelitian in i adalah untuk mengetahui klasif ikasi
iklim menurut Oldeman di Jawa Barat.
Sedangkan masalah yang diajukan adalah :
1). Bagaimana klasif ikasi iklim menurut Oldeman di
Jawa Barat ? ,/
2). Bagaimana kaitan antara klasif ikasi tersebut dengan
vegetasi ?
3). Bagaimana perbandingan (persamaan dan perbedaan)
antara klasif ikasi tersebut dengan klas if ikas i yang
telah dibuat oleh Oldeman ?
Klas if ikas i 'iklim Oldeman pada wilayah penelitian (Jawa
Barat) didominasi oleh tipe iklim B1 (pada bagian barat,
tengah dan selatan Jawa Barat).
Kaitan antara klasif ikasi iklim Oldeman (agroklimat
Oldeman hasil penelitian) dengan vegetasi (tumbuhan)
adalah pada tipe iklim 0Ideman seperti "ini" dimungkinkan/
ditemukan adanya tumbuhan seperti "itu" .
Persamaan antara klas if ikas i iklim 0Ideman has i1 peneli
tian dengan klasifikasi iklim Oldeman (Penulis yang lalu)
adalah sebagian besar wilayah Jawa Barat didominasi oleh
tipe iklim B1, dari selatan ke utara, mempunyai pola tipe
iklim B,C,D dan E, dari barat ke timur, mempunyai pola
tipe iklim A, B, C dan D, sedangkan perbedaan yang terjadi
disebabkan karena data yang digunakan berbeda dan
sifat keberurutan dari buIan basah dan buIan kering yang
menghasiIkan tipe iklim, berbeda."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandari Oktavia
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S33262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdausy Musa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S33571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartaty Margaretha S.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S33650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Herawati
Depok: Universitas Indonesia, 1997
S33645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Afrianti
"Curah hujan adalah salah satu unsur iklim yang paling penting dan banyak dipakai serta diamati sebagai dasar penggolongan iklim. Bagi kebanyakan daerah di Indonesia, banyak sedikitnya hujan yang jatuh tergantung kepada Daerah Konpergensi Antar Tropik (DKAT), bentuk medan (tiopografi), arah datangnya angin, suhu, ketinggian dan arah hadapan lereng (eksposur). Jawa Barat dengan wilayah pegunungannya yang cukup luas, setiap tahunnya rata-rata mendapat curah hujan yang' besar berkisar 2.000 mm sampai lebih besar daripada 4.000 mm. Tujuan tulisan ini adalah ingin mengetahui mengenai pola umum curah hujan dan iklim menurut Koppen di Jawa Barat. Sehubungan dengan tujuan tulisan diatas, masalah-masalah yang akan dikemukakan adalah : Bagaimana pola Umum curah hujan di Jawa Barat ? Bagaimana pola umum iklim menurut Koppen di Jawa Barat ? Untuk menjawab permasalahan tersebut diatas, maka digunakan variabel-variabel seperti arah datangnya angin dan ketinggian serta Daerah Konpergensi Antar Tropik (DKAT). Sedangkan iklim dalam tulisan ini dibagi dan diklasifikaaikan menurut Koppen. Pembahasan dilakukan dengan menghubungkan variabel- variaebel tersebut dengan curah hujannya. Jika dihubungkan antara peta curah hujan dengan peta ketinggian didapatkan seamakin tinggi letak suatu tempat maka semakin besar juga curah hujannya (sampai pada ketinggian sekitar 1.000 meter diatas permukaan laut). Pada bulan-bulan Desember, Januari, Februari, curab hujan terlihat besar, arah datangnya angin dari barat. Pada bulan- bulan Maret, April, Mei, curah hujan sudah menurun, arah datangnya angin dari barat laut dan tenggara. Pads bulanbulan Juni, Juli, Agustus, curah hujan kecil, arah datangnya angin dari timnur. Pada bulan-bulan September, Oktober, November, curah hujan sudah mulai meningkat jumlahnya karena angin yang berasal dari Samudera Indonesia banyak membawa uap air. Daerah Konpergensi Antar Tropik (DKAT) yang merupakan zona dimana suhunya paling tinggi karene pemanasan matahani jatuh pada bulan Januari."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S33510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Heryadi
"Tujuan dan penelitian ini adalah untuk mengetahui wilayah iklim basah di Jawa Barat dan hubungannya dengan penggunaan tanah.
Masalah yang dikemukakan adalah pertama dimana wilayah iklim basah di Jawa Barat ?, Bagaimana hubungannya dengan penggunaan tanahnya khususnya jenis penggunaan tanah kebun campuran ?.
Dibandingkan dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur, Jawa Barat mempunyai topografi yang lebih bervariasi, dimana rangkaian gununig-gununqnya membentuk lingkaran.
Sehubungan dengan itu, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Wilayah iklim basah mempunyai hubunqan dengan ketinggian.
2. Ada hubungan antara wilayah iklim basah dengan jenis penggunaan tanah kebun campuran, dimana semakin basah iklimnya jenis penggunaan tanah kebun campuran akan semakin luas.
Batasan, pengertian wilayah iklim basah didasarkan kepada perbandingan jumah bulan basah dan bulan bulan kering, yaitu dengan jumlah bulan basah minimum adalah tujuh bulan, dan jumlah bulan kering maksimum adalah dua bulan. Kebun campuran adalah sebidapg tanah di luar pekarangan, dan ditumbuhi bermacam-macam tanaman secara tercampur (Sandy 1975)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmiyati
"Kujang merupakan salah satu contoh senjata tradisional yang lebih dikenal sebagai senjata tradisional untuk orang Sunda (Jawa Barat}, walaupun pada kenyataannya senjata kujang ini juga dapat dijumpai di Jawa dengan istilah Kudi dan Madura (Kodhiq). Beberapa kujang ini dapat dijumpai sebagai koleksi Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang, Museum Negeri Sri Baduga Bandung, dan Museum Keraton Kasepuhan Cirebon, yang menunjukan keanekaragaman bentuk, ukuran, dan hiasan yang menarik untuk diteliti. Berdasarkan bahan pustaka yang berkaitan dengan kujang, dan yang berkaitan dengan metodologis penelitian artefak, maka disusun suatu metode untuk meneliti kujang koleksi MPGUS, MNSBB, dan MKKC. Mengingat hanya dimensi bentuk yang cukup lengkap, maka penelitian ini lebih diarahkan untuk mengungkap masalah-_masalah berdasarkan dimensi bentuk. Selain data artefaktual berupa 35 bush kujang, juga dipakai data bantu dari berbagai sumber sejarah, yaitu naskah kuna Sanghyang Siksakandang Karesian, Pantun Bogor, Serat Manik Maya dan sumber tertulis lainnya. Untuk mencapai tujuan penelitian, digunakan metode klasifikasi, yaitu klasifikasi taksonomi. Secara umum klasifikasi diartikan sebagai pemilahan ke dalam golongan-golongan, sedangkan secara khusus klasifikasi merupakan suatu tuindakan pemilahan artefak yang bertujuan membentuk kelas atau tipe, dimana penggolongan atas kelas atau tipe sepenuhnya merupakan rancangan si peneliti. Klasifikasi mula-mula dilakukan dengan pemilahan terhadap atribut-atribut kujang, yaitu bentuk dasar waruga, bentuk selut, bentuk paksi, hiasan dan ukuran. Bentuk dasar waruga masih dapat diperinci lagi menjadi bagian tadah, badan waruga dan papatuk atau congo. Setelah itu ditentukan atribut kuat dan atribut lemah. Atribut kuat yaitu bentuk dasar waruga dipakai untuk menghasilkan tipe-tipe. Tipe-tipe ini selanjutnya dianalogikan dengan berbagai sumber sejarah. Setelah dilakukan perbandingan bentuk, maka terdapat empat bentuk yang sesuai dengan sumber sejarah. Namun secara keseluruhan bentuk-bentuk kujang itu menyerupai bentuk kepala burung. Ada satu buah kujang yang bentuknya lain daripada yang lainnya, yaitu menyerupai bentuk wayang."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S11887
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Suprayitno
"ABSTRAK
Kentang (Solanwn tuberoum L) merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu 1 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas tanaman kentang adalah varietas.tanaman cara bertanam, ikljrn dan jenis tanah. Menurut Suwandi, keadaan iklim dan tanah merupakan dua hal yang penting untuk diperhatikan dalam bercocok tanam kentang. Sedangkan Asandhi menyatakan bahwa masalah utama yang dihadapi didalam budidaya tanaman kentang di Indonesia adalah faktor iklim. Diantara beberapa unsur iklim 1 yang paling berpengaruh selama pertumbuhan kentang adalah temperatur udara cL(rah huian dan penyinaran matahari. Pengaruh unsur-unsur iklirn tersebut erat kaitannya dengan keaciaan lingkungan fisik akar tanaman yang dapat mengendalikan pertumbuhan perkembangan dan produksi umbi, kentang.
Syarat iklim tumbuhnya tanaman kentang adalah Curah huian antara 200 - 300 mm tiap bulan atau rata-rata 1000 mm selama masa pertumbuhan suhu optimum yang relati-f rendah yaitu antara 16,5 - 17,8 00 dengan lama penyinaran matahari sedang . Tanaman kentang dapat tumbuh dengan baik pada tanah-tanah yang subur, bersolum dalam, mempunyai drainase yang baik, dengan pH berkisar antara 5 - 6,5 dan cukup mengandung bahan organik.
Propinsi Jawa Barat memiliki luas areal tanaman kentang terbesar (BPS 1983) yaitu 8.921 ha. diikuti Jawa Timur 5.930 ha. dan Jambi 3.425 ha. Dengan variasi bentuk wilayah yang cukup beragam, mengakibatkan perbedaan ikuim dari satu tempat ke tempat lain. Penelitian mi hendak mengungkapkan pengaruh unsurunsur iklim terhadap produktifitas tanaman kentang yang ada di Ja,a Barat dengan faktor fisik .ienis tanah dan lereng sebagai pengontrol. Tanaman .kentang yang diteliti adalah tanaman kentang yang ditanam dari bibit yang berupa Ltmbi dengan varietas Cipanas. Cara bertanam kentang diasumsikan sama yaitu sistem guludan setinggi lebih kurang 30 cm dan jarak tanam 70 cm antar bans dan 25 - 30 cm dalam bans dengan kebutuhan bibit rata-rata 1,2 ton/hek tar.
Masalah yang dibahas dalam tulisan mi adalah : Bagaimana pengaruh unsur-unsur iklim terhadap produktifitas tanacnan kentang di Jawa Barat ?
Prsalisa yang dilakukan meliputi
1. Metoda Korelasi Peta
2. Analisa Statistik (Program Paket Statistik Microstat), terdiri dan : Scatter Plot, Korelasi Matrik dan Analisa Regresi.
Dari hasil analisa peta dan statistik didapatkan bahwa; Produktjfjtas tanaman kentang akan tinggi pada wilayah dengan suhu rata-rata dan lama penyinaran matahari yang rendah dan curah hujan yang tinggi, tetapipada batas lama penyinaran matahari kurang 25 7. dan curah hujan lebih 1200 mm selama musim tanam produktifjtas tanaman kentang menurun."
1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>