Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97613 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riyanti
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S33791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Juniar
"Penelitian tesis ini akan membahas mengenai penerapan dan pelaksanaan program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) oleh pemerintahan desa sebagaimana diatur dalam ketentuan PermendesPDTT Nomor 16 Tahun 2018, yang mewajibkan desa untuk memenuhi alokasi minimal 30% dari APBDesa untuk pembayaran upah pekerja, dilakukan secara swakelola, dengan sasaran utama pengangguran, setengah pengangguran, rumah tangga miskin, dan keluarga Stunting. Dalam pelaksanaannya, praktik tata kelola PKTD oleh pemerintahan desa mulai proses penganggaran, pelaksanaan, dan pelaporan belum berjalan baik dan efektif dengan dinamika masyarakat desa yang sangat beragam. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif, dengan jenis dan bahan data yang digunakan adalah peraturan perundang-undangan, literatur, laporan hasil penelitian lapangan dan hasil wawancara dengan informan/narasumber pada beberapa lokasi penelitian di beberapa desa. Setidaknya ada tiga unsur yang sangat memengaruhi proses implementasi PKTD di beberapa wilayah desa, antara lain peran aktor dalam implementasi PKTD, mekanisme implementasi program yang dilaksanakan, dan penetapan target sasaran utama program. Pada beberapa desa tidak semua desa memenuhi ketentuan minimal 30% pada APBDesanya, mekanisme penetapan sasaran utama pekerja masih didominasi kepala desa, namun semua desa merasa puas karena upah langsung dirasakan masyarakat. Sebagai perbaikan program PKTD kedepan, pemerintah sebaiknya tidak perlu mematok anggaran minimal 30% APBDesa, penentuan sasaran PKTD sebaiknya hanya untuk posisi pekerja, dan penetapan sasaran PKTD dilaksanakan melalui musyawarah desa.

This thesis research will discuss the implementation and implementation of the Village Cash for Work (PKTD) Program by the village as stipulated in the provisions of PermendesPDTT Number 16 og 2918, which obliges villages to fulfill a minimum allocation of 30% of the APBDesa for payment of worker wages, PKTD is being carried out independently, with the main targets of unemployment, underemployment, poor households, and stunting families. The implementation of PKTD by the village government which start from the budgetting, implementation, and reporting processes, have not yet gone well and effective with the dynamics of villages and village communities that are very diverse. This research is a normative juridical research, with the types and data materias used ara statutory regulations, literature, field research reports and interviews with informants/resource persons at several research locations in several villages. There are at least three elements that greatly influence the PKTD implementation process ini several village areas, including the role of actors in PKTD implementation, the program implementation mechanism being implemented, and the determination of the main target of the program. In some villages, not all villages met the minimum 30% requirement in their APBDesa and the main target setting mechanism for workers was still dominated by the village head. However, all villages were satisfied because the community felt the wages immediately. As an improvement in The PKTD program in the future, the government should not need to set a minimum budget of 30% of the Village Budget, PKTD targetting should only be for the position of workers, and PKTD targetting is carried out through village meetings."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sonny Agustiawan
"Perubahan adalah hal yang alamiah terjadi dan tidak dapat dihindari, hal ini terjadi pada setiap waktu dan dialami oleh semua makhluk hidup dan juga organisasi. Namun perubahan di suatu organisasi tidak akan berhasil atau sukses jika individu di dalam organisasi tersebut tidak melakukan perubahan. Sedangkan perubahan individu tidak dapat efektif apabila individu tersebut tidak memiliki persiapan dan kesiapan dalam melakukan perubahan. Sehingga organisasi perlu berperan serta aktif dalam upaya meningkatkan kesiapan anggota organisasi unmk melakukan perubahan. Melihat arti pentingnya kesiapan berubah anggota organisasi, untuk itu penulis melakukan penelitian mengenai determinan readiness for change (IUC).
Dalam melakukan penelitian penulis membagikan kuesioner secara langsung kepada responden yang mempakan karyawan di PT. Tanamas Industry Comunitas yang bekcrja di pabrik Tanamas Cirebon Factory (TCF) unit 1, 2, dan 3 yang berlokasi di Jalan Nyi Gede Cangkring no.l0 Plered, Cirebon, Jawa Barat. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bhwa kesiapan untuk berubah (R.fC) dipengaruhi secara positif oleh kualitas hubungan antara atasan dengan bawahannya dan juga dipengaruhi secara positif oleh tekanan atau dorongan dari eksternal melalui mekanisme coercive. Selain itu dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa RfC dipengaruhi secara negatif oleh tekanan eksternal dalam mekanisme normatif.
Dari hasil temuan tersebut maka manajemen organisasi perlu meyakinkan para atasan terlebih dahulu akan tujuan dan manfaat perubahan, Serta mernbckali mercka dengan keterampilan membangun hubungan baik dan mempengaruhi bawahan masing-masing agar mendukung perubahan, dan membekali mereka dengan sumberdaya untuk menyukseskan perubahan. Selain itu, manajemen organisasi juga harus memperhatikan dan mengamati tekanan-tekanan coercive (misalnya peraturan pemerintah) dan normative (misalnya; norma-norma agama dan adat istiadat), khususnya yang relevan dengan para karyawan, dan memahami dampaknya pada perilaku mereka. Yang terpenting adalah bahwa tekanan-tekanan tersebut harus selaras atau diselaraskan dengan perubahan yang akan atau sedang berlangsung di organisasi sehingga tidak kontra produktifi.

Change is something natural happens and it can not be avoided, this condition happens at any time and it also happened in all organism and including organization. However change in an organization will not succeed or success if individual in organization does not make a change. Whereas individual change can not be etfective if individual have no preparation and readiness in making a change, so that organization must play role and active in effort to increase readiness of organization member to make a change. See the importance readiness of change in organization member, for that writer make a research about determinant readiness for change (RfC).
In doing the research, writer distribute questioners directly to responden who is work in PT. Tanamas Industry Comunitas, that work in Tanamas Cirebon Factory (TCF) unit 1, 2, and 3 which located in Nyi Gede Cangkring no.l0 Plered, Cirebon, West Java. From research result can be known that readiness for change (RiC) have positive influenced from relation quality between management (leader/superiors) and employee, and also have positive influenced trom external pressure in coercive mechanism. In other hand Hom research result also can be known that Rf() have negative influenced fiom external pressure in normative mechanism.
From that research result referred then organization management must first assure superiors (manager/leader) about target and change benefit, and supply them with skill to develop good relation and influence each employee (members/subordinate) in order to support change, and supply them with resources for success the change. In other hand, organization management also must concemed and perceive about coercive pressures (for example: government ordinance) and normative (for example: religion nouns and mores), specially relevant with employees, and comprehend the impact at their behavior. The most important thing is that pressures must harmony or harmonized with change that will or happen in organization so it is not contra productive.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T33882
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Islahul Mu`Minah
"Industri daur ulang sampah merupakan salah satu usaha strategis untuk mengatasi masalah sampah. Penanganan sampah secara terpadu dan menguntungkan secara ekonomi diperlukan peran aktif masyarakat untuk ikut mengelola sampah secara profesional dan ditangani secara komersial sebagai suatu usaha yang akan menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat pola spasial industri pengolahan sampah dan distribusinya yang sudah dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Sepatan. Pola sebaran lokasi industri dilakukan dengan metode tetangga terdekat (NNA). Pola distribusi dilihat dengan saluran distribusi dan arah tujuan distribusi. Hasil penelitian menyimpulkan pola sebaran lokasi industri di Kecamatan Sepatan adalah Random. Pemilihan saluran dapat dipengaruhi oleh volume produksi dan lamanya industri tersebut berdiri. Semakin besar volume produksi saluran distribusi yang dipilih semakin pendek dan tujuan penjualannya cenderung semakin jauh. Pemilihan saluran distribusi ini pula dapat mempengaruhi pembentukan harga jual dan beli yang terjadi. Industri yang menjual langsung ke pemakai industri lebih menguntungkan tiap bulannya.

Industrial waste recycling is one of the strategic efforts to address the problem of waste. Integrated waste management and economic benefit required the active role of the community to participate in managing the garbage in a professional and handled commercially as a business that will generate profits. Therefore, this study was conducted to look at the spatial pattern of industrial waste processing and distribution has been done by the people of the subdistrict Sepatan. Distribution pattern of industrial sites was conducted using the nearest neighbor (NNA). The distribution pattern seen with distribution channels and towards the purpose of distribution. The study concluded the distribution pattern of industrial location in subdistrict Sepatan is Random. The channel selection may be influenced by production volume and duration of the industry stand. The greater the volume of production of the chosen distribution channel is getting shorter and the sales tend to be more distant destination. Selection of this distribution channel can also affect the formation of the price of buying and selling happens. Industries that sells directly to more profitable industrial users each month."
2016
S62157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Endah Nuryani
"Sebagai pusat akomodasi pariwisata, Kabupaten Badung merupakan lahan yang baik bagi tumbuh dan berkembangnya usaha di bidang jasa/pelayanan kepada masyarakat sekitar maupun bagi wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara, khususnya jasa perhotelan. Sektor pariwisata menjadi penyumbang terbesar bagi pajak daerah di Kabupaten Badung. Melihat semakin pentingnya peningkatan pendapatan daerah yang salah satu sumber penerimaannya berasal dari Pendapatan Asli Daerah, maka diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah. Salah satu jenis pajak daerah yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten Badung adalah Pajak Hotel.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung dan menganalisis potensi, efektivitas, dan efisiensi dari penerimaan pajak hotel di Kabupaten Badung tahun 2008, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak hotel di Kabupaten Badung. Metode-metode yang digunakan yaitu : pertama, perhitungan terhadap potensi pajak hotel, yang harus diketahui disini adalah omzet serta tarif pajak hotel yang dikenakan; kedua, perhitungan terhadap efektivitas pajak hotel, yang harus diketahui adalah realisasi penerimaan pajak hotel dan potensi pajak hotel; ketiga, perhitungan efisiensi pajak hotel, yang harus diketahui adalah realisasi pajak hotel dan biaya pemungutan pajak hotel; keempat, dalam menjawab pertanyaan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan pajak hotel di Kabupaten Badung menggunakan analisis multiple regression double log dimana koefisien regresinya sekaligus menunjukkan nilai elastisitas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa potensi pajak hotel pada tahun 2008 adalah sebesar Rp11.265.423.267.058,60, tingkat efektivitas pemungutan pajak hotel tahun 2008 adalah tidak efektif dengan tingkat efektivitas sebesar 5,15%, tingkat efisiensi pemungutan pajak hotel adalah tinggi dengan tingkat efisiensi mencapai 17,74. Variabel Jumlah Wisatawan Mancanegara tercatat berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak hotel di Kabupaten Badung, dan tingkat penerimaan pajak hotel di Kabupaten Badung "elastis" terhadap jumlah wisatawan mancanegara, dimana jika jumlah wisatawan mancanegara meningkat 1%, maka tingkat penerimaan pajak hotel meningkat 2,41%. Variabel Dummy Krisis Moneter tercatat berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak hotel di Kabupaten Badung.

As a center of tourism accommodation, Badung Regency is a good place for growth and expand in running business service for people who live around it and for the tourists, especially hotel management service. Tourism sector has become the largest contributor in regional tax Badung Regency. More important, the rise of regional income which is one of income source from Original Regional Income, needs efforts to rise Original Regional Income. One of regional tax which is collected by Badung Regency is Hotel Tax.
The aims of this research are to count and analyses potential, effectiveness, and efficiency from hotel tax collection in Badung Regency year of 2008, and to know what factors that gives some influence to hotel tax collection in Badung Regency. The methods that used in this research are : first, counting the hotel tax potential, the information that should to know here are business turnover and hotel tax rate; second, counting the hotel tax effectiveness, the information that should to know here are realization of hotel tax collection and hotel tax potential; third, counting the hotel tax efficiency, the information that should to know here are realization of hotel tax collection and the cost to collect hotel tax; fourth, to answer question what factors that gives some influence to hotel tax collection in Badung Regency, uses multiple regression double log analysis which is regression coefficient shows the elasticity value.
The analysis result showed that hotel tax potential in the year of 2008 is Rp11.265.423.267.058,60, effectiveness level of hotel tax collection in the year of 2008 isn`t effective with effectiveness level is 5,15%, the level of efficiency hotel tax collection is high with level of efficiency reach 17,74. Variable of Tourists from foreign countries recorded give positive and significant influence to hotel tax collection in Badung Regency, and the level of hotel tax collection in Badung Regency is "elastic" to the amount of tourists from foreign countries, if the amount of tourists from foreign countries has arise 1%, the level of hotel tax collection will arise 2,41%. Monetary Crisis Dummy variable recorded give positive and significant influence to hotel tax collection in Badung Regency."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27553
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ramzan Fauzi
Semarang : Balai Penelitian Aliran Kerohanian/Keagamaan , 1996
297.65 RAM o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aminzar Rifky Z
"ABSTRAK
Refleksi tinggìnya pertumbuhan ekonomi salah satunya terlihat dari meningkatnya
aktivitas investasi pada pembangunan sektor rill. Meningkatnya pembangunan pada sektor rill
memerlukan industri pendukung agar kelancaran pembangunan dapat berjalan sesuai dengan
perencanaan. Industri semen sebagai industri komoditi strategis merupakan industri pendukung
yang sangat vital dalam menunjang realisasi investasi pada sektor rit terutama pada sektor
konstruksi.
Permintaan semen di masyarakat terus meningkat dan tahun ke tahun dengan peningkatan
yang sangat signifikan besar tiap tahunnya. Tingginya permintaan ini seringkali menimbulkan
permasalahan tidak tercukupinYa pasokan semen di masyarakat. Kondisi ini membuat
pemerintah harus melakukan intervensi dikarenakan semen merupakan komoditi yang erat
kaitannya dengan inflasi.
Mengingat begitu pentingnya komoditas strategis ini sebagai motor kelancaran
pembangunan nasional perlu adanya studi mengenai karakter industri ini terhadap kondisi
industri secara keseluruhan. Adapun tujuannya untuk mçngetahui berapa besar resiko pada
industri ini terhadap sikius bisnis di Indonesia, pengadaan bahan mentah, peraturan pemerintah
serta terhadap posisi dalam perekonomian di Indonesia yang dapat mempengaruhi kinerja
keuangan para pemainnya. Pada akhirnya dapat disimpulkan resiko kredit pada industri semen
di Indonesia sesuai dengan judut dan karya akhir ini yaitu Analisa Kredil Pada Industri Padat
Modal Khususnya pada Industri Semen.
Adapun sampel perusahaan yang diambil dalam penelitian ini íalah 3 perusahaan semen
yang sudah go public yaitu PT, Indocement Tunggal Prakarsa, PT. Semen Cíbinong, dan PT.
Semen Gresik dengan data-data pada periode tahun 1992-1996. Pemilihan ketiga perusahaan ini
sebagai studi kasus dalam mewakili pemain-pefliain lainnya di industri ini atas dasar kapasitas
terpasang produksi nasional dimana 87,1 % dikuasai oleh ketiga penisahaan tersebut, yaitu PT.
Semen Gresik 38,73%, PT. Indocement Tunggal Prakarsa 37,85% dan PT. Semen Cibinong
10,5%. Dan hash penelitian ketiga perusahaan dapat ditarik benang merah yang
menggambarkafl secara global kondisi industri semen di Indonesia.
Pada penelitian ini digunakan 2 pendekatan analisa dalam mencapal tujuan dan penulisan
ini yaitu:
1. Analisa industri berdasarkan lima kekuatan bersaing dan Michael E. Porter yaitu
peninjauan perusahaan terhadap ancaman pembeli, pemasok, persaingan antar pemain
produk substitusi dan pendatang baru.
2. Analisa keuangan dengan meninjau raslo keuangan dan anis kas perusahaan. Rasio
keuangan dilihat dan rasio likuiditas, profitabilitas, manajemen aset dan manajemen hutang
perusahaafl sedangkan anis kas di analisa terhadap anus kas hasil kegiatan usaba, anis kas
yang digunakan investasi dan arus kas hash pembiayaan perusahaan.
Dari hasil analisa 5 kekuatan bersaing (Michael E. Porter) pada ketiga perusahaan
tersebut maka industri semen mempunyal empat kekuatan yaitu kekuatan terhadap ancaman
pembeli, ancaman produk substitusi, ancaman persaingan antar pemain dan ancaman terhadap
pendatang baru serta satu kelemahan yaitu kelemahan terhadap ancaman pemasok. Dimana
kekuatan tersebut sangat melindungi para produsen dalam bermain di industri ini. Kondisi ini
terlihat dengan adanya hambatan-hambatan masuk yang besar bagi pemain baru, adanya asosiasi
(ASI) yang anggotanya para pemain itu sendiri yang mengatur alokasi pasar, kuota produksi
dan harga jual, belum adanya produk pengganti yang mempunyai manfaat dan kemampuan yang
sama.
Dengan lingkungan usaha yang ada sekarang ¡ni meinbuat para pemain mengenyam
keuntungan yang besar. Kondisi ¡ni dapat terlihat dan keuangan perusahaan para pemain
tersebut yaitu tingginya tingkat likuiditas dan profit yang dinikmati para pemain walaupun
pengelolaan aset-aset perusahaan masih belum efisien dimana investasinya menggunakan dana
hutang yang besar.
Dapat disimpulkan bahwa keuntungan-keuntungan yang dinikmati para pemain dalam
industri ¡ni dikarenakan struktur pasar pada industri semen yang oligopoli dan mengarah pada
monopoli regional serta adanya praktek kartel sehingga para pemain dalam industni ini
mempunyai resiko default yang kecil apabila lingkungan usahanya tidak berubah. Tetapi apabila
kondisi lingkungan usahanya berubah yaltu dengan terbukanya pasar dan tidak adanya praktek
kartel maka persaingan akan meningkat dan akan sulit bagi para pemain untuk mengatur harga
jual semennya sehingga akan berdampak kesulitan dalam mengembalikan hutang-hutang yang
besar. Kondisi ¡ni akan mengakibatkan resiko default pada industni semen alcan meningkat."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kambuaya, Carlos Clief
"Kemiskinan yang dialami penduduk desa Katapang ditandai dengan rendahnya tingkat pendapatan, merosotnya daya beli masyarakat, bangkrutnya usaha kecil dan rumah tangga, rendahnya kualitas sumber daya manusia, buruknya sanitasi lingkungan, rawan gizi dan derajat kesehatan masyarakat yang rendah. Kompleksitas permasalahan tersebut diperparah lagi dengan krisis multidimensi yang menyebabkan angka pengangguran bertambah meningkat, banyak orang hilang pekerjaan karena di PHK, dan bertambahnya penduduk miskin baru.
Solusi untuk mengatasi kompleksitas permasalahan kemiskinan di atas, pemerintah meluncurkan kebijakan P2KP. Tidak seperti kebijakan penanggulangan kemiskinan sebelumnya dimana dominasi pemerintah masih nampak, maka dalam kebijakan P2KP, kegiatan penanggulangan sepenuhnya dilimpahkan kepada keluarga miskin yang tergabung dalam wadah KSM untuk melaksanakan sendiri dengan mendapat pemberdayaan dari LSM dan Perguruan Tinggi.
Strategi untuk mempelajari pemberdayaan yang dilakukan, dipakai pendekatan kualitatif yang bertujuan mendeskripsikan proses dan langkah-langkah pemberdayaan yang ditujukan kepada anggota KSM dan bagaimana keterlibatan penduduk miskin didalam rangkaian proses tersebut. Untuk membuat deskripsi tersebut, digunakan teknik wawancara mendalam dan pengamatan langsung untuk melihat proses pemberdayaan yang dilaksanakan. Hasil dari pemberdayaan penduduk miskin di desa Katapang dilakukan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) dari Universitas Winaya Mukti (Unwim), adalah :
- Proses pemberdayaan telah mengikuti langkah-langkah pengembangan masyarakat yaitu dimulai dengan pengorganisasian kelompok dan pemasaran sosial program, kemudian diikuti dengan fasilitasi penyusunan rencana dan usulan kegiatan, bantuan pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan, memberikan pengawasan melalui monitoring dan evaluasi serta diakhiri dengan pemutusan hubungan (terminasi).
- Hasil yang dicapai dalam proses pemberdayaan sesungguhnya belum maksimal karena proses pendampingan, luasnya wilayah, pemantauan dan evaluasi,. dan dukungan dari penanggung jawab program yang belum optimal.
- Proses pemberdayaan meskipun belum maksimal, namun beberapa hasil positif yang dicapai adalah : (1) Anggota KSM telah memanfaatkan dana bantuan kredit secara bertanggung jawab untuk membuka usaha-usaha produktif yang dapat memberikan penghasilan dan pemenuhan kebutuhan hidup, (2) Anggota KSM telah berperan sebagai pelaku pasar yang aktif karena sudah tumbuh budaya berusaha, (3) Proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dari bawah mulai berkembang, (4) Kebiasaan bekerja dan berusaha sendiri berubah menjadi bekerja dan berusaha dalam kelompok.
- Dampak sampingan yang muncul akibat proses pemberdayaan yaitu terjadi perpecahan antara kepala desa dan pengurus BKM, serta munculnya hubungan kerja dalam organisasi KSM yang mengarah pada Patron - Klien.
- Faktor-faktor dari dalam yang menyebabkan perbedaan perkembangan antara KSM Bahrurchoir dan KSM Karya Usaha adalah : faktor permodalan, status usaha, faktor kepemimpinan ketua kelompok. Sedangkan eksternal adalah keterbatasan Faskel dan kurangnya pengawasan dan pembinaan dari penanggung jawab program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>