Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30706 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Ridwan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S33788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Sudianto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S34025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurcahyono
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dennis Sabillah Ramadhan
"ABSTRAK
Kabupaten Lampung Selatan merupakan kabupaten yang memiliki potensi
yang tinggi terhadap pariwisata pantai. Salah satu cara mengetahui potensi tersebut
yaitu berupa pengembangan pariwisata pantai dengan cara penilaian mengenai
tipologi masing-masing objek wisata pantai dan tipologi wisatawan yang
berkunjung menuju objek wisata pantai di Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tipologi objek wisata pantai dan tipologi wisatawan
pantai di Kabupaten Lampung Selatan. Analisis yang digunakan adalah analisis
keruangan dan uji chi-square untuk menjawab tujuan dari penelitian ini. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara tipologi objek wisata
pantai dan tipologi wisatawan pantai. Objek wisata pantai pada tipe pantai
pengendapan laut umumnya merupakan objek wisata pantai dengan tipologi cukup
ideal dan ideal dengan wisatawan yang berkunjung umumnya merupakan
wisatawan dengan tipologi mid-sentris dan near-psikosentris. Sedangkan pada tipe
pantai vulkanik umumnya merupakan objek wisata pantai dengan tipologi cukup
ideal dan kurang ideal dengan wisatawan yang berkunjung umumnya merupakan
wisatawan dengan tipologi mid-sentris dan near-allosentris.

ABSTRACT
South Lampung District is a district that has a high potential to beach
tourism. One of ways to explore the potential is development of beach tourism by
assessement of the typology of each beach destinations and tourists that visiting to
beach destination in South Lampung District. This study aims to determine
typology of beach destination and typology of beach tourist in South Lampung
District. The analysis of this study is descriptive spatial analysis and chi-square test
to answer the purposes of this study. The results indicate that there is a relationship
between the typology of beach destination and typology of beach tourist. Beach
destinations on the type of precipitation coast are generally beach destinations with
typology quite ideal and ideal with beach tourists visiting are tourists with typology
generally mid-centric and near-psychocentric. While on the type of volcanic coast
are generally beach destinations with typology quite ideal and less than ideal with
beach tourists visiting are tourists with typology generally mid-centric and nearallocentric."
2016
S63774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chayrani Hudayanti
"Saat ini wisata kuliner bukan hanya fenomena sesaat tetapi sudah menjadi daya tarik dan tujuan utama untuk bepergian. Karenanya restoran diyakini bisa menjadi elemen utama yang berfungsi sebagai perekat pada objek wisata. Dalam penelitian ini, restoran adalah fokus penelitian, yaitu restoran Seafood yang berlokasi di Pantai Wisata Glagah Obyek, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya tarik restoran dan pola mengunjungi restoran makanan laut di Objek Wisata Pantai Glagah. Itu variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi keunikan restoran, karakteristik konsumen, dan karakteristik wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik restoran makanan laut lebih besar dari objek wisata Pantai Glagah, jadi restoran di Pantai Glagah adalah termasuk dalam fasilitas primer atau bisa disebut sebagai wisata kuliner. Pola kunjungan restoran yang dibentuk di restoran makanan laut adalah hasil dari kunjungan hari kerja dan akhir pekan pengunjung lokal, pengunjung sub-regional, dan pengunjung regional.

Currently culinary tourism is not only a momentary phenomenon but has become a major attraction and destination for traveling. Therefore the restaurant is believed to be the main element that serves as an adhesive on attractions. In this study, the restaurant is the focus of research, namely the Seafood restaurant located in Pantai Wisata Glagah Object, Kulon Progo Regency, Yogyakarta. This study aims to analyze the attractiveness of restaurants and patterns of visiting seafood restaurants in Glagah Beach Attraction. The variables used in this study include restaurant uniqueness, consumer characteristics, and travel characteristics. The results showed that the attractiveness of seafood restaurants is greater than the attractions of Glagah Beach, so restaurants on Glagah Beach are included in primary facilities or can be referred to as culinary tourism. The pattern of restaurant visits formed at seafood restaurants is the result of weekday and weekend visits of local visitors, sub-regional visitors, and regional visitors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sukabumi, which is located between Jakarta and Bandung, is one of tourism area in West Java. The beach and mountain range, especially in South Coast Sukabumi, has been becoming a tourist attraction. Tourist can spend their time in the beach for diving, surfing, fishing, and boating. The mountain range is becoming "Suaka Margasatwa" which protecting scarce animals and tourists can see those animals closely. The abundance of Sukabumi nature sources must use for the Indonesia tourism development. In the fact, that nature sources which can become a tourist attraction, spreads in many area. Those causes the tourist attractions are not use optimally by the tourist or by the society. The government must take a serious step. One-step, which can take, is compiling those areas and after that, the government can build a good settlement. "
790 JUKIN 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kusbiyantoro
"Pariwisata mempunyai peran sangat panting dalam berbagai aspek strategis pernbangunan ekonomi nasional maupun daerah. Diantaranya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, penghasil devisa, penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan serta memeratakan pendapatan masyarakat.
DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis di Indonesia cukup banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Devisa mengalir dari wisatawan mancanegara yang masuk melalui bandara Soekamo-Hatta maupun Tanjung Priok terus meningkat tiap tahunnya. Perolehan devisa DKI Jakarta pada tahun 1997 mencapai US$ 3.023 juta. Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi yang berlanjut dengan krisis keamanan perolehan devisa terns menurun menjadi USS 2.438 juta tahun 1998 dan hanya mencapai USS 760 juta pada tahun 2001.
Sumbangan sektor pariwisata terhadap PDRB DKI Jakarta menduduki urutan kedua setelah sektor industri di luar sektor keuangan, persewaan dan jasa. Dibandingkan sektor lainnya peranan sektor ini mampu diandalkan apabila kondisi dan citra Jakarta dapat dipulihkan. Kontribusi sektor pariwisata pada PDRB DKI Jakarta mencapai 14,39 persen pada tahun 1997, namun memasuki tahun 1998 kontribusinya mengalami sedikit penurunan menjadi 14,08 persen. Bahkan dari tahun 1999 kontribusinya terus menurun hingga hanya 3,50 persen pada tahun 2001.
Penurunan pengeluaran wisatawan mancanegara menyebabkan penurunan permintaan terhadap komoditi domestik, dan berpengaruh negatif terhadap sektor produksi, pada akhimya akan menyebabkan penurunan tingkat penghasilan masyarakat DKI Jakarta. Tingkat penghasilan yang menurun menyebabkan merosotnya daya beli masyarakat dan merosotnya jumlah konsumsi masyarakat. Selanjutnya berakibat melemahnya kegiatan sektor produksi dan menurunnya konsumsi masyarakat menyebabkan menurunnya Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta.
Turunnya PDRB mencerminkan menurunnya tingkat pendapatan masyarakat secara keseluruhan. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan menjawab dua pertanyaan: a) seberapa besar pengaruh pengeluaran wisatawan mancanegara terhadap distribusi pendapatan masyarakat di DKI Jakarta, b) seberapa besar dampak penurunan pengeluaran wisatawan mancanegara yang terjadi akibat krisis ekonomi dan konflik sosial politik berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di DKI Jakarta.
Hipotesis yang ingin dibuktikan dalam penulisan ini adalah, pertama pengeluaran wisatawan mancanegara berpengaruh positif terhadap pendapatan dan berpengaruh positif balk langsung maupun tak langsung terhadap perekonomian DKI Jakarta. Kedua, penurunan pengeluaran wisatawan mancanegara berpengaruh negatif terhadap distribusi pendapatan masyarakat di DKI Jakarta.
Metode yang digunakan adalah Sosial Accounting Matrix (SAM) atau sering disebut Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE). Penggunaan SNSE dimaksudkan agar sektor-sektor ekonomi dapat sebanyak mungkin dimasukkan dalam penelitian ini, baik berupa kegiatan produksi, faktor produksi maupun institusi atau rumah tangga.
Dalam melihat dampak pengeluaran wisatawan mancanegara dari SNSE DKI Jakarta 2000 ukuran 103 x 103 dikembangkan lagi menjadi 129 x 129. Pemecahan dilakukan terhadap sektor-sektor dalam blok kegiatan produksi. Hal ini dimaksudkan agar sektor yang terkait dengan pariwisata dapat dilihat secara lebih rinci, sehingga studi dampak pariwisata terhadap perekonomian DKI Jakarta memungkinkan untuk diketahui.
Untuk mengetahui pengaruh pengeluaran wisatawan mancanegara terhadap pendapatan masyarakat digunakan pendekatan pengganda neraca, Acccunting Multiplier (Ma). Sedangkan untuk mengetahui lebih lanjut aliran pengaruh tersebut digunakan pendekatan Structural Path Analysis (SPA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan yang ditimbulkan oleh pengeluaran wisatawan mancanegara terdistribusi diantara blok Faktor Produksi, blok Institusi dan blok Kegiatan Produksi. Distribusi pendapatan faktorial menujukkan bahwa secara umum dalam perekonomian DKI Jakarta bersifat intensif modal, ditandai dengan besarnya dominasi pendapatan yang diterima oleh faktor produksi kapital yaitu sebesar Rp. 3.643,71 milyar yang berarti 54 persen dari total pendapatan yang diterima pleb faktor produksi.
Pendapatan faktor produksi tenaga kerja di bidang Tata Usaha, Penjualan, Jasa¬jasa Penerima Upah dan Gaji jauh lebih besar dibandingkan dengan bidang lain, yaitu menyerap 50,9 persen dari total pendapatan yang diterima oleh faktor produksi tenaga kerja. Tenaga Kerja Pertanian Penerima Upah dan Gaji merupakan bidang yang paling sedikit penyerapannya yaitu sebesar Rp. 3,66 milyar, yang berarti 0,1 persen dari total pendapatan yang diserap faktor produksi tenaga kerja.
Di dalam Institusi Rumah Tangga terjadi ketimpangan pendapatan yang cukup besar antara Rumah Tangga Golongan X dengan Rumah Tangga Golongan I sampai IX. Rumah Tangga Golongan X memperoleh pendapatan terbesar yaitu Rp. 1.787,87 milyar, merupakan 47,3 persen dari total pendapatan yang diterima Institusi Rumah Tangga. Sedangkan 52,3 persennya terdistribusi diantara Rumah Tangga Golongan I hingga IX. Porsi terbesar diterima oleh Rumah Tangga Golongan IX, sebesar Rp. 492,95 milyar merupakan 13,68 persen dari total pendapatan yang diterima Institusi rumah tangga sebesar Rp. 3.602,56 milyar. Bahkan Rumah Tangga Golongan 1 hanya menyerap Rp.56,51milyar, yang berarti 1,57 persen dali total pendapatan. Institusi rurnah tangga.
Pendapatan yang diterima sektor Produksi sebesar Rp. 13.417,53 milyar terdistribusi ke dalam 48 sektor. Tiga sektor berpendapatan terbesar yaitu sektor Hotel sebesar Rp. 1.872,38 milyar, merupakan 13,95 persen. Terbesar kedua, sektor Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank sebesar Rp. 1.190,46 milyar, merupakan 8,87 persen Ketiga, sektor Restoran sebesar Rp. 1.137,46 milyar, merupakan 8,48 persen.
Implikasi kebijakan yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan peran sektor pariwisata beserta pemerataan pendapatan bagi masyarakat dan perekonomian DKI Jakarta adalah: meningkatkan investasi pemerintah di sektor pariwisata., perbaikan sarana dan prasarana yang mendukung sektor pariwisata,.mendorong tumbuhnya investasi swasta, baik dalam negeri maupun asing melalui promosi-promosi investasi., menjaga dan memelihara citra Jakarta sebagai Kota Wisata. Dalam kaitannya dengan penciptaan pemerataan perlu dilakukan kebijakan berupa: meningkatkan pendapatan rumah tangga golongan bawah, melalui program-program pemberdayaan masyarakat seperti pinjaman modal usaha, program pendampingan untuk pembinaan serta pemilihan usaha produktif., mendorong berkembangnya sektor jasa perorangan dan rumah tangg: yang menunjang sektor pariwisata (seperti kerajinan tangan, cindera mata) melalui pembinaan-pembinaan, pembentukan kelompok-kelompok usaha."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Azzahara
"Indonesia sebagai negara kepulauan dengan keindahan alam, keragaman budaya serta suku, dan berbagai keunggulan lainnya menyebabkan negara Indonesia memiliki potensi pariwisata yang harus terus dikembangkan. Lombok Tengah merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang masuk dalam destinasi super prioritas dengan adanya The Mandalika. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat daya tarik objek wisata pantai berdasarkan fasilitas serta aksesibilitas, dan menganalisis hubungan antara tingkat daya tarik objek wisata pantai di Kabupaten Lombok Tengah dengan motivasi dan kepuasan wisatawan. Data primer bahwa objek wisata di Kabupaten Lombok Tengah terbagi menjadi 2 klasifikasi yaitu sedang dan tinggi. Objek wisata pantai yang termasuk dalam tingkat daya tarik tinggi yaitu Pantai Kuta Mandalika. Sementara itu, untuk tingkat daya tarik sedang yaitu Pantai Tanjung didapatkan melalui kuesioner, observasi lapangan, dan dokumentasi, sedangkan data sekunder menggunakan studi pustaka dan badan instansi yang terkait. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis keruangan dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Aan dan Pantai Selong Belanak. Hubungan tingkat daya tarik objek wisata dengan motivasi dan kepuasan wisatawan di Kabupaten Lombok Tengah berbeda-beda. Tingkat daya tarik tinggi yaitu Pantai Kuta Mandalika mendominasi motivasi sosial, sedangkan tingkat daya tarik sedang tapi memiliki motivasi wisatawan yang berbeda seperti Pantai Tanjung Aan dengan motivasi status dan Pantai Selong Belanak dengan motivasi fisik. Klasifikasi tingkat daya tarik baik tinggi maupun sedang pada objek wisata pantai di Kabupaten Lombok Tengah memberikan rata-rata kepuasan yang sama yaitu “Puas”. Maka tingkat daya tarik dengan suatu objek wisata tidak selalu mempengaruhi motivasi dan kepuasan wisatawannya.

Indonesia as an archipelagic country with natural beauty, cultural and ethnic diversity, and various other advantages causes Indonesia to have tourism potential that must continue to be developed. Central Lombok Regency is one of the districts in Indonesia which is included in the super priority destination with The Mandalika. This study aims to analyze the level of attractiveness of beach tourism objects based on facilities and accessibility, and analyze the relationship between the level of attractiveness of beach tourism objects in Central Lombok Regency with tourist motivation and satisfaction. Primary data was obtained through questionnaires, field observations, and documentation, while secondary data used literature and related agency bodies. The analytical method used in this research is spatial analysis and descriptive analysis. The results of the study show that tourism objects in Central Lombok Regency are divided into 2 classifications, namely medium and high. A beach tourism object that is included in the high level of attractiveness is Kuta Mandalika Beach. Meanwhile, for the moderate level of attractiveness, namely Tanjung Aan Beach and Selong Belanak Beach. The relationship between the level of attractiveness of tourist objects and the motivation and satisfaction of tourists in Central Lombok Regency is different. The level of attractiveness is high, namely Kuta Mandalika Beach dominates social motivation, while the level of attractiveness is medium but has different tourist motivations such as Tanjung Aan Beach with status motivation and Selong Belanak Beach with physical motivation. The classification of attractiveness levels, both high and medium, for beach tourism objects in Central Lombok Regency gives the same average satisfaction, namely "Satisfied". So the level of fascination with a tourist attraction does not always affect the motivation and satisfaction of tourists."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellisa
"Pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia dilakukan dalam keseluruhan proses kehidupan mulai dalam kandungan sampai usia lanjut. Indonesia sebagai negara berkembang, walaupun sedang dilanda krisis di segala bidang, sudah sepantasnya tetap mempertahankan generasi penerus agar tetap sehat dan handal. Kesehatan gigi, sebagai bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya juga berperan dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia. Kesehatan gigi memang bukan masalah utama, namun apabila gigi anak mengalami kerusakan, sudah pasti anak mengalami gangguan 'intake' makanan.
Kunjungan anak sedini mungkin ke klinik gigi puskesmas merupakan salah satu contoh perilaku orang tua yang memperhatikan masalah kesehatan gigi dan mulut, dalam hal ini posisi seorang ibu sangat menentukan perilaku pencarian pengobatan untuk anaknya.
Departemen kesehatan RI mentargetkan kunjungan anak balita dan prasekolah ke klinik gigi puskesmas adalah 50 % dari kunjungan anak balita dan prasekolah ke klinik KIA puskesmas. Berdasarkan data yang ada, dari 20 puskesmas di wilayah Kota Pontianak pada tahun 1999, baru 5 puskesmas yang mencapai target tersebut, selebihnya sebanyak 15 puskesmas masih jauh dari pencapaian target tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kunjungan anak balita dan pra-sekolah ke klinik gigi puskesmas di Kota Pontianak.
Menurut teori Green, faktor-faktor yang merupakan penyebab perilaku dibedakan dalam tiga jenis yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin (enabling) dan faktor penguat (reinforcing). Dalam penelitian ini, faktor predisposisi yang ingin dilihat adalah keadaan sosiodemografi ibu, yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, pengalaman ibu berobat gigi, sikap dan pengetahuan ibu terhadap kesehatan gigi dan mulut anaknya. Faktor pemungkin adalah persepsi ibu terhadap jarak menuju puskesmas, sedangkan penyuluhan kesehatan gigi yang pernah diterima ibu adalah faktor penguat. Metode penelitian ini adalah cross-sectional, dengan jumlah responden 165 yang berasal dari 4 wilayah puskesmas di Kota Pontianak.
Hasil penelitian menunjukkan pekerjaan ibu merupakan satu-satunya faktor yang mempunyai hubungan dengan kunjungan anak balita dan pra-sekolah ke klinik gigi puskesmas di Kota Pontianak. Hampir semua (90,1%) responden belum pernah menerima penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut.
Oleh karena hanya pekerjaan ibu yang mempunyai hubungan bermakna dengan kunjungan anak balita dan pra-sekolah ke klinik gigi puskesmas, maka disarankan agar pendidikan kesehatan gigi dan mulut diberikan melalui kegiatan posyandu, arisan dan kegiatan pengajian pada ibu-ibu yang tidak bekerja, di samping kepada anak balita/pra-sekolahnya sendiri melalui kegiatan upaya kesehatan gigi sekolah di Taman Kanak-kanak.
Untuk meningkatkan kunjungan ke klinik gigi puskesmas, koordinasi antara klinik gigi dan klinik KIA di puskesmas dalam penanganan pasien anak balita dan pra-sekolah perlu ditingkatkan. Selain itu saran yang menunjang pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas perlu ditingkatkan, di samping perlu adanya supervisi dan bimbingan teknis secara rutin. Untuk meningkatkan cakupan kunjungan anak balita dan pra-sekolah ke klinik gigi puskesmas di Kota Pontianak, perlu diberikan pendidikan kesehatan gigi bagi kader posyandu, sehingga mereka dapat mempromosikannya pada ibu-ibu balita pengunjung posyandu yang rata-rata tidak bekerja.

The Factors that Regarding With Under Five and Pre-School Children Visited to Dental Clinic of Public Health Centers at Pontianak City at the year 2000The development of Indonesian community healthy is doing to the whole process of live starting from the pregnancy until the continued ages. Indonesia as development country, even having in every circumstances, is ought to defend the future generation to stay health and reliable. Dental health, as an integral part from the totality human health too that have part to increase the quality and productivity of human sources. The dental health is not an important problem after all, but if the children teeth have damaging, the children surely have the food intake disturbance.
The children visited as soon as possible to the dental clinic of the public health center is represent one sample of parent behavior that concerning the teeth and mouth health problem, in this problem a mother position is very decided to the kind of way for their children medication.
The Ministry of Health of Indonesia targeting the visiting of under five and pre-school children to the dental clinic of the public health center is 50% from the visiting of under five and pre-school children to the mother and child health clinic of public health center. Based on the data that exist, from 20 public health centers at Pontianak city area at the year 1999, only 5 public health centers reached that target. This research purpose to know any factors that related with the under five and pre-school children visited to the dental clinic of public health center of Pontianak city.
According to the Green theory, the factor of the behavior cause is classified to three kinds of factors that is predisposing factor, enabling factor and reinforcing factor. In this research, predisposing factor that wanted to see is the condition of mother sosiodemograph, that is age, education, profession, mother experience having teeth medication, attitude and mother knowledge about teeth and mouth health of their children. The enabling factor is mother perception about the distance to the public health center, and information about dental health that mother ever accepts is the reinforcing factor. The method of this research is cross sectional, with totally 165 respondents that came from 4 different area of public health center at Pontianak city. Almost all (90, 1%) respondent never accept information about teeth and mouth healthy.
There for the mother profession that had an important relation with the visited of children under five and pre-school children to the dental clinic of the public health center, so it suggested the information about the teeth and mouth health is giving by the activity of Posyandu, a saving club and the religious recitation activity on not working mother, beside that to the children under five and pre-school children having the dental health activity at the kindergarten.
To increase the visiting to the dental clinic of public health center, the coordination between the dental clinic and mother and child clinic at the public health center in handling children under five children patient and pre-school children needed to increase. Besides that the material that supporting the dental health service at the public health service needed to be increase, beside needed the realization of the supervision and the technical guide intensifies. To increase snatch of the under five and pre-school children visiting to the dental health clinic of the public health center at Pontianak city, needed to give the teeth healthy training to the Posyandu cadre, so they can promoted to the baby under five mothers that equally not working.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>