Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183272 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2004
S33876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochani Handayani
Depok: Universitas Indonesia, 2000
S33699
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research aims to identity and analyze the market stucture of textile and apparel industries in Indonesia .
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sumanto
"ABSTRAK
Kota merupakan jaringan kehidupan yanq tumbuh dan berkembang, tumbuh dah berkembangnya karena banyak hal, ada yang tumnuh karena perdagangan, ataupun industri ditambah adanya kegiatan sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk perkotaan karena adanya beberapa factor yang memberikan peluang memperoleh sumber kehidupan.

"
1995
S33534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rasyid
"Jumlah kendaraan bermotor yang ada di DKI Jakarta terus meningkat dan akan terus meningkat pada masa yang akan datang. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor tentu akan diikuti peningkatan kebutuhan bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Karena pelayanan pengisian bahan bakar yang paling aman adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), maka makin meningkat pula kebutuhan akan keberadaan SPBU. Tingginya pertumbuhan kendáraan bermotor di DKI Jakarta telah menuntut ketersediaan dari SPBU. Pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak SPBU yang kewalahan dalam melayani semua kendaraan bermotor yang ada di DKI Jakarta. Apabila tidak adanya keseimbangan antara permintaan dan pelayanan seperti di atas maka akan menimbulkan pengecer balm bakar liar.
Menurut sensus Ekonomi tahun 1986 di DKI Jakarta, di Jakarta Timur konsentrasi pedagang eceran merupakan yang terbesar di Jakarta, termasuk salah satunya adalah SPBU dan pengecer bahan bakar liar.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: 1.Di mana letak dan distribusi Pengecer Baban Bakar Liar pada daerah penelitian tahun 1986-1996? 2. Faktor apa saja yang mendukung terbentuknya wilayah distribusi Pengecer Bahan Bakar Liar tersebut?
Pada sampel peneitian yang dilakukan pada dua tempat di Kotamadya Jakarta Timur, dapat ditarik kesimpulan untuk semua daerah penelitian, bahwa jumlah kendaran umum dan sepeda motor yang lewat serta tidak terdapatnya SPBU pada sebuah ruas jalan, ditambah lagi dengan antrian pada saat pengisian bahan bakar akan mendorong pengecer báhan bakar liarnya iebih berpotensi untuk tumbuh di sepanjang ruas jalan tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartati Diah
"Bising merupakan kumpulan nada dengan bermacam-macam intensitas, dan suana tersebut tidak dikehendaki sehingga terasa mengganggu ketentraman, terutama pendengaran. Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Transkop , No.SE.01/MEN/1978, bahwa Nilai Ambang Batas (NAB} untuk kebisingan di tempat kerja adalah 85 dBA, untuk 8 jam/hari atau 40 jam/minggu.
Disain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dan analitik dengan pendekatan cross sectional. Dengan Deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan responden yang diteliti, sedangkan dengan analitik dimaksudkan untuk mempelajazi secara analitik pengaruh berbagai faktor (variable independen ) terhadap vaziabel dependen.
Hasil penelitian mengenai persepsi kebisingan di unit pemintalan beberapa pabrik tekstil, menunjukkan bahwa responden yang menyatakan bising pada intensitas <85 dBA (63,6%) .an tidak bising (36,4%) Sedangkan responden yang menyatakan bising pada intensitas >85 dBA (94%)dan yang menyatakan tidak bising(6%). Tingginya intensitas kebisingan akan diikuti oleh lebih banyaknya responden yang menyatakan bising, dan rendahnya intensitas kebisingan maka responden yang menyatakan bising sedikit. Faktor yang mempunyai asosiasi dengan persepsi responden terhadap kebisingan adalah lama kerja (p=0,0000), umur: (p=0,0002), pendidikan (p-0,0227), sedangkan faktor jenis kelamin tidak mempunyai asosiasi dengan persepsi responden terhadap kebisingan di tempat kerja. Sehingga dapat disimpulkan makin tinggi pengetahuan responden, maka sikapnya akan lebih baik,dan tingginya pengetahuan responden belum tentu penafsiran terhadap lingkungan baik.
Daftar pustaka 21 (1976-1996)

Perception Of Spinning Unit Personnel In Some Textile Plants In East Jakarta And Bekasi Toward The Noise In The Work Place, 1996Noise is group of tune with various intensity, and the sound is unwanted because its disturbs the convenience, especially the hearing. According to the Circular Letter of the Minister of Labor, Transmigration and Cooperatives NO. SE./O1/MEN/1978, that the Threshold Value (NAB) for the noise in the work place is 85 dBA, for 8 hours/day or 40 hours/week.
The research design used is a descriptive and analytic with a cross sectional approach. The descriptive approach is intended to describe the respondents studied, while with the analytic approach is intended to study analytically the influence of various factors (independent variable) toward the depended variable.
Proceeds of the research regarding the noise perception in the spinning unit of some textile plants indicate that the respondent the state there is noise at intensity < 85 dBA (63,6%) and those that stated there is no noise (36,4%0. While the respondent that stated there is noise at the intensity > 85 dBA (94%) and those that stated there is no noise (6%). Thus, the higher the noise intensity, the lesser the respondent that stated the there is noise, and the lower the noise the more respondent the stated there is no noise.
The factor which have association with the respondent perception toward the noise is duration of the work (p=0,000), age (p=0,002),education (p=0,00227), while the Sex factor does not association with the respondent perception toward the noise in the work place. Thus, it can be conclude that the higher the respondent knowledge, the better his attitudes, and higher the respondent education not necessarily his attitudes toward the environmental is good.
Bibliography :21(1976-1996)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T1424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Nur
"Kotamdaya Tanggerang merupakan daerah perkotaan yang memiliki angka kejadian curanmor yang relatif tinggi, karena kasus curanmor menempati peringkat teratas sebagai kasus yang paling banyak terjadi di Kotamdaya Tangerang pada periode 1995-1998. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran curanmor sehubungan dengan struktur kota di Kotamdaya Tangerang tahun 1994, 1996, dan 1998. Variabel yang digunakan adalah variabel terikat yaitu jumlah curanmor dan lokasi kejadian curanmor, dan variable bebas yaitu deliniasi struktur kota yang meliputi daerah urban, daerah peralihan dan daerah non urban."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S65334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Suparwati
"Ringkasan daripada tulisan ini adalah : 1.Perkembangan industri pada inti kota Jakarta dari tahun 1970 dan 1984 mengalami penurunan baik dari segi jumlah, jenis maupun segi pemakaian tanahnya. 2.Penggunaan tanah inti kota Jakarta selama periode tahun 1970 dan 1984, menga1ami beberapa perubahan. Penggunaan tanah bangunan umum/jasa bertambah, sedangkan penggunaan tanah lainnya mengalami penurunan kecuali region 1 dan 8 tanah perumahan tidak teratur mengalami pertambahan. 3.Perubahan jumlah penduduk tahun 1970 dan 1984,relatif cenderung mengalami penurunan,hanya region 1 saja yang mengalami pertambahan penduduk dengan pertumbuhan penduduk relatif besar.
4.Kualitas fisik lingkungan inti kota tahun 1970 dan 1984 mengalami perbaikan ke arah kualitas fisik lingkungan yang baik. Sebaglan besar region inti kota Jakarta mempunyai kualitas fisik lingkungan yang baik,kecuali region 1 dan 8 mempunyai kualitas fisik lingkungan yang buruk."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah
"Penyakit tuberkulosis di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Pemerintah memperkirakan saat ini setiap tahun terjadi 583.000 kasus bare dengan kematian 140.000 orang. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah telah melaksanakan program penanggulangan TB dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Shortcourse) sejak tahun 1995.
Untuk mengetahui keberhasilan program DOTS, menggunakan indikator atau tolok ukur angka konversi pada akhir pengobatan tahap intensif minimal 80%, angka kesembuhan minimal 85% dari kasus baru BTA positif, Di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, angka kesembuhan tahun 2001 baru mencapai 80% dan angka konversi sebesar 90,65%. Angka kesembuhan tersebut sangat berkaitan dengan kepatuhan berobat penderita TB paru bersangkutan. Oleh karena itu secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang hubungan persepsi , pengetahuan penderita, dan Pengawas Menelan Obat dengan kepatuhanberobat penderita TB paru di Puskesmas Kecamatan Jatinagara tahun 2001.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan memanfaatkan data primer dan sekunder. Penulis melakukan pengumpulan data dengan wawancara berpedoman pada kuesioner pada tanggal 29 Maret 2002 sampai 8 Mei 2002 dad seluruh penderita TB paru BTA positif sebanyak 92 orang yang mendapat pengobatan kategori-1 dan telah selesai berobat di Puskesmas tersebut tahun 2001. Variabel dependen adalah kepatuhan berobat, dan variabel independen adalah persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat minus rintangan , persepsi ancamanlbahaya, pengetahuan dan pengawas menelan obat. Sedangkan variabel confounding terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Untuk pengolahan data, penulis menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik Banda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang patuh berobat 73,9 % dan tidak patuh berobat 26,1%_ Dui basil analisis bivariat didapatkan variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kepatuhan berobat adalah variabel persepsi kerentanan P value=4.045 dan OR=0,314 , persepsi keseriusan P value 0,034 dan OR=3,26 , persepsi manfaat minus rintangan P value-0,023 dan OR=3,70 , persepsi ancamanl bahaya P value~,030 dan OR=0,310 dan pengawas menelan obat P value-0,008 dan OR=0,171. Sedangkan basil analisis multivariat mendapatkan tiga variabel yang berhubungan dengan kepatuhan berobat yaitu keseriusan P value=0,013 dan OR=6,221, manfaat minus rintangan P value 0,019 dan OR=5,814 , dan pengawas menelan obat P value= 0,024 dan OR ,174. Namun yang paling dominan diantara ketiga variabel tersebut adalah variabel keseriusan P value-0,013 dan OR-6,221.
Peneliti menyarankan kepada pengelola program penanggulangan TB pare di Puskesmas untuk memberikan informasi yang cukup dan lebih jelas lagi tentang TB pare kepada setiap penderita dengan menggunakan bahasa sederhana agar penderita mudah memahami dan melaksanakannya. Sebaiknya di ruang tunggu Puskesmas diadakan penyuluhan TB paru melalui TV dan poster. Meningkatkan pecan PMO melalui penyuluhan dan pertemuan yang efektif dengan kader kesehatan , TOMA dan terutama dengan PMO dari keluarga. Mensosialisasikan Pedoman Umum Promosi Penanggulangan TB yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2000 .

Tuberculosis remains to become a large public health problem in Indonesia. This time the government estimates that there are 583.000 new cases of tuberculosis and up to 140.000 persons die from tuberculosis annualy. Solving this problem the government has carried out the program to fight against tuberculosis by DOTS (Directly Observed Treatment Short course) strategy since 1995.
To know the success of DOTS program we use indicator or yard stick i.e. conversion rate at the end of intensive medication stage is minimal 80% and cure rate is minimal 85% of acid-fast bacilli positive new cases. In Puskesmas Kecamatan Jatinegara in 2001, the cure rate achieved 80% and the conversion rate was 90,65%. The cure rate is closely related to medication compliance of those lung tuberculosis patients. Therefore in general, the aim of this study is to obtain information about the relationship between perception, patient's knowledge , PMO (Drug Swallowing Observer), and medication compliance of lung tuberculosis patients in Puskesmas Kecamatan Jatinegara, year of 2001.
This study used cross sectional design employing both primary and secondary data. The writer collected data based on interview with questionnaires on 29 March 2002 to 8 May 2002 from all smear-positive lung tuberculosis patients as much as 92 persons who have received category-1 therapy and have completed the medication in the Puskesmas in the year 2001. The dependent variable is the medication compliance, and the independent variables are the perceived susceptability, perceived seriousness, perceived benefits minus barriers, perceived threat, knowledge of TB, and PMO. Whereas the confounding variables consist of age, gender, education and job. Processing the data the writer used univariate, bivariate analysis and multivariate analysis with multiple regression logistic.
The result of this study showed that respondents who complied with medication was 73,9% and those who uncomplied with medication was 26,1%. From the result of bivariate analysis found variables which had significant relationship to medication compliance. Those variables were perception of susceptability P value=4,045 and OR=0,314 , perception of seriousness P value= 0,034 and OR=3,26 , perception of benefits minus barriers P value 0,023 and ORO,370 , perception of threat P value x,030 and OR=0,310 ,and PMO P value-3,008 and OR=0,171. Whereas the result of multivariate analysis found three variables which had significant relationship to medication compliance i.e. persception of seriousness P value=0,013 and OR=6.221, benefits minus barriers P value-A019 and OR=5,814 , and PMO Pvalue=0,024 and OR=0,174. Nevertheless the most dominant amongst those three variables was perception of seriousness P value 0,013 and OR=6,221.
The writer suggests the management of the program to fight against lung tuberculosis in Puskesmas to give adequate and clearer information about lung tuberculosis to each patients using simple and plain language in order the patients to understand and practice it easily_ It is best that Puskesmas carries out lung tuberculosis counseling by TV and poster in the waiting room. To increase the role of PMO by the way of effective counseling and meeting with health cadres or volunteers , TOMA (public vigors) and especially with PMO who comes from family. Socialization of Pedoman Umum Promosi Penanggulangan TB published by Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Linglcungan year of 2000.
BibIiograhy : 41 (1965 - 2001)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T620
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Perpustakaan Umum Kotamadya DKI, 1997
021.7 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>