Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94794 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2004
S33989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
S33980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S33698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dean Saptadi
"Gerakan tanah merupakan salah satu bencana alam yang cukup sering terjadi di Indonesia. Tercatat pada tahun 2020 telah terjadi bencana gerakan tanah sebanyak 1152 peristiwa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu wilayah yang rentan akan terjadinya gerakan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona kerentanan gerakan tanah pada Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat dan menentukan metode yang memiliki tingkat akurasi lebih baik pada lokasi penelitian. Penentuan zona kerentanan gerakan tanah dilakukan dengan menggunakan metode Weight of Evidence (WoE) dan Logistic Regression (LR). Parameter penyebab kerentanan gerakan tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu elevasi, kemiringan lereng, aspek lereng, curvature, Normalized Differential Vegetation Index (NDVI), jarak terhadap sungai, jarak terhadap jalan, jarak terhadap kelurusan, tata guna lahan, litologi, dan curah hujan pada setiap bulannya. Penelitian ini juga menggunakan data kejadian gerakan tanah yang terjadi selama tahun 2000 hingga tahun 2020. Data kejadian gerakan tanah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu data training set sebesar 70% dan data test setsebesar 30%. Kedua data tersebut digunakan untuk validasi model berupa success rate dan predictive rate. Penelitian ini menghasilkan 12 peta kerentanan gerakan tanah berdasarkan data setiap bulannya dari masing-masing metode. Peta kerentanan gerakan tanah terbagi menjadi empat zona kerentanan gerakan tanah. Hasil validasi success rate dan predictive rate pada penelitian ini menunjukkan bahwa metode WoE memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi pada success rate dan metode LR memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi pada predictive rate. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kedua metode tersebut dapat melengkapi satu sama lain.

Landslides are one of the most frequent natural disasters in Indonesia. It was recorded that in 2020 there have been 1152 landslides events disasters spread throughout Indonesia. West Java Province is one of the areas that vulnerable to landslides. This research aims to determine the landslide vulnerability zone in Garut Regency, West Java Province and to determine which method has better accuracy at this research. In this study, determination of landslide vulnerability zone was carried out using Weight of Evidence (WoE) and Logistic Regression methods. The parameter that causing landslide vulnerability that used in this study are elevation, slope, slope aspect, curvature, normalized differential vegetation index (NDVI), distance to river, distance to road, distance to lineament, land use, lithology, and rainfall on a monthly basis. This study also used data of landslide events that occurred from 2000 to 2020. Landslide events data divided into two groups, training set (70%) and test set (30%). Both data is used for validation model of success rate and predictive rate. This study produced 12 landslide vulnerability maps based on monthly data from each method. The landslide vulnerability map is divided into four landslide vulnerability zones. The results of the success rate and predictive rate validation show that the WoE method has a higher accuracy at success rate and the LR method has a higher accuracy at predictive rate. Based on these results, it can be concluded that the two methods can complement each other."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rycky Kusmana
"Tanaman Akar wangi (Vetiveria zizaniodes) termasuk famili Gramineae, merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup potensial di Indonesia. Tanaman Akarwangi ini pula hanya terdapat di Kabupaten Garut propinsi Jawa Barat. Hingga saat ini, produktifitas dari tanaman Akarwangi masih perlu ditingkatkan agar dapat bersaing dengan Negara lain dalam penentuan nilai jualnya. Dari hal ini, perlu adanya peningkatan produktifitas yaitu dengan adanya perluasan luasan tanaman Akarwangi. Di dalam penentuan perluasan luasan tanaman Akarwangi maka perlu dilakukan penentuan wilayah kesesuaian, wilayah potensial lalu prioritas pengembangan lahan untuk tanaman Akarwangi. Kecamatan yang merupakan wilayah prioritas pengembangan dengan kriteria tinggi terdapat pada kecamatan Tarogong kaler dengan luas 657 Ha dan Kecamatan Cilawu dengan luas 178 Ha.

Plant Vetiver (Vetiveria zizaniodes) included in the family Gramineae, that's one of the essential oil-producing plants enough potential in Indonesia. This is just a Akarwangi plant in Garut, West Java province. Until now, the productivity of the crop Akarwangi still needs to be improved in order to compete with other countries in the determination of the value of price. From this, it is necessary an increase in productivity, with the expansion of the Akarwangi plants expressing. In the determination of Akarwangi plants expressing the expansion needs to be done then the determination of the suitability of potential priority areas, and the development of land for the plant Akarwangi. Kecamatan development priority area with high criteria contained on sub Tarogong kaler's stars with an area of 657 Ha and Sub Cilawu with an area of 179 Ha."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S57397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tanah longsor (landslide) menurut Sharpe adalah tipe gerakan batuan yang dapat diamati dan melibatkan massa kering bahan rombakan bumi. Tanah longsor terjadi karena adanya gangguan keseimbangan gaya yang bekerja pada lereng yaitu gaya penahan dan gaya peluncur. Gaya penahan massa tanah pada lereng dipengaruhi oleh kandungan air, berat massa tanah itu sendiri dan berat beban bangunan. Ketidakseimbangan gaya yang bekerja pada lereng menyebabkan lereng menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan tersebut menyebabkan massa tanah atau batuan bergerak turun. Tanah longsor terjadi karena adanya karakteristik fisik suatu wilayah yang memungkinkan terjadinya tanah longsor atau disebut juga wilayah potensi tanah longsor. Karakteristik tersebut adalah geologi (litologi), kelas lereng, tekstur tanah, kedalaman efektif tanah, penggunaan tanah, dan ditambah dengan curah hujan. Karakteristik fisik tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling behubungan antara satu dengan yang lainnya. Dalam pengolahan karakteristik fisik tersebut dilakukan dengan cara skoring sehingga akan menghasilkan suatu kelas wilayah potensi tanah longsor. Dalam penelitian ini klasifikasi potensi tanah longsor terdiri dari wilayah potensi tanah longsor rendah, wilayah potensi tanah longsor sedang, dan wilayah potensi tanah longsor tinggi. Berdasarkan pengolahan data, wilayah potensi tanah longsor tinggi terjadi karena memiliki nilai skoring yang tinggi dan variabel yang pada umumnya tinggi juga, potensi tanah longsor sedang memiliki variabel dengan kelas antara rendah dan sedang, dan potensi tanah longsor rendah memiliki variabel dengan kelas rendah. Pada wilayah potensi tanah longsor tinggi terdapat 25 kejadian tanah longsor, pada wilayah potensi tanah longsor sedang terdapat 52 kejadian tanah longsor, dan pada wilayah potensi tanah longsor rendah terdapat 3 kejadian tanah longsor. Kata kunci: curah hujan, jenis batuan, kedalaman efektif tanah, kelas lereng, penggunaan tanah, potensi, skoring, tekstur tanah. X + 58 Halaman; 18 tabel; 7 grafik; 6 foto; 9 peta; 21 pustaka (1963 ? 2004)"
Universitas Indonesia, 2007
S33928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ludi Jalaludin
"Desa Cibanteng merupakan salah satu desa rawan bencana gerakan tanah sehingga masyarakat memerlukan kesiapsiagaan bencana sebagai bentuk kapasitas dalam merespon bencana gerakan tanah. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesiapsiagaan masyarakat wilayah rawan gerakan tanah di Desa Cibanteng dengan menggunakan lima variabel kesiapsiagaan antara lain pengetahuan bencana, kebijakan, rencana tanggap darurat, sistem peringatan bencana, dan mobilisasi sumber daya. Objek penelitian ini merupakan masyarakat yang berada di wilayah rawan gerakan tanah. Penilaian kesiapsiagaan dilakukan dengan menggunakan metode deskripsi kuantitatif dengan nilai rata-rata (mean). Kesiapsiagaan yang dinilai tinggi jika melampaui nilai rata-rata kesiapsiagaannya.
Hasil penelitian menunjukan terdapat tiga dusun yang tergolong memiliki kesiapsiagaan tinggi yaitu Dusun Cibuntu sebesar 8,22 (20,50%) dengan kelas rawan tinggi gerakan tanah seluas 50,84 Ha, Dusun Cikaso sebesar 8,82 (22%) dengan wilayah kelas rawan tinggi seluas 118,71 Ha, dan Dusun Ciletuh sebesar 8,33(20,79%) dengan wilayah kelas rawan tinggi seluas 102,11 Ha. Sedangkan dua dusun yang tergolong memiliki nilai kesiapsiagaan rendah yaitu Dusun Sukamulya sebesar 7,46 (18,62%) dengan wilayah rawan tinggi seluas 92,20 Ha, dan Dusun Tipar sebesar 7,25 (18,09%) dengan wilayah rawan tinggi seluas 31,90 Ha. Perbedaan wilayah rawan gerakan tanah antar dusun di Desa Cibanteng mempengaruhi kesiapsiagaannya. Semakin rawan wilayah terhadap gerakan tanah maka semakin siapsiaga masyarakat yang menempati wilayah tersebut dalam menghadapi bencana gerakan tanah.

Cibanteng is a village prone to ground movements that require community disaster preparedness as a form of disaster response capacity in ground motion. Preparedness is a series of activities undertaken to anticipate disasters, through organizing and through appropriate measures. Therefore, this study aimed to analyze the level of community preparedness prone area of land in the village Cibanteng movement using five variables including knowledge of disaster preparedness, policy, emergency response planning, disaster warning system and mobilization of resources. This research subject is the people who are in areas vulnerable to soil movement. Preparedness assessment using quantitative description with the average value (Mean). Value of high preparedness for exceeding the average value of preparedness and vice versa.
The result of research showed there are three hamlets were classified as having a high preparedness namely Hamlet Cibuntu of 8.22 (20.50%) with high-class areas prone area of 50.84 hectares, Hamlet Cikaso of 8.82 (22%) with high-class areas prone covering an area of 118.71 hectares, and Hamlet Ciletuh of 8.33 (20.79%) with high-class areas prone area of 102.11 hectares. While the two hamlets were classified as having a low value that is Hamlet Sukamulya preparedness amounted to 7.46 (18.62%) with a high-prone area measuring 92.20 hectares, and Hamlet Tipar at 7.25 (18.09%) with a high-prone area measuring 31.90 Ha. Differences between the soil movement prone region hamlet in Cibanteng affect preparedness. Increasingly prone areas vulnerable to soil movement, the more community prepared.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poedji Churniawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39421
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Qalbi
"Gerakan tanah adalah suatu peristiwa bencana alam dimana terjadinya perpindahan blok massa batuan, tanah, atau campuran keduanya yang disebabkan oleh rendahnya kestabilan yang dimiliki oleh massa tersebut. Kabupaten Bandung Barat termasuk ke dalam salah satu Kabupaten dengan potensi gerakan tanah tertinggi di Provinsi Jawa Barat, hal ini menjadi penyebab utama terjadinya bencana longsor. Salah satu upaya dalam mengatasi bencana gerakan tanah ini adalah dengan memetakan zona- zona yang memiliki kerentanan terjadinya bencanan gerakan tanah. Peta zona kerentanan gerakan tanah merupakan peta yang memanfaatkan data inventarisasi longsor untuk memetakan zona-zona kerentanan gerakan tanah. Secara umum pembuatan peta ini di Indonesia masih banyak menggunakan data titik, sedangkan penggunaan data berbasis titik dianggap kurang representatif karena produk dari longsoran akan berbentuk area melainkan titik. Maka dari itu pada penelitian ini akan digunakan data berbasis poligon. Penelitian ini menggunakan metode Weight of Evidence (WOE) untuk memetakan zonasi kerentanan gerakan tanah di Kabupaten Bandung Barat. Untuk mengetahui resolusi optimal dilakukan pengujian dengan 4 resolusi piksel. Hasil dari kedua model menunjukkan kelayakan untuk digunakan dengan resolusi optimal pada data poligon di piksel 40 dan data titik pada 30 untuk success rate dan 40 untuk success rate.

Ground movement is a natural disaster event in which mass blocks of rock, soil, or a mixture of the two move due to the low stability of the mass. West Bandung Regency is one of the regencies with the highest potential for ground movement in West Java Province, this is the main cause of landslides. One of the efforts to overcome this land movement disaster is to map the zones that are vulnerable to land movement disasters. The land movement vulnerability zone map is a map that utilizes landslide inventory data to map land movement vulnerability zones. In general, making these maps in Indonesia still mostly uses point data, while the use of point-based data is considered less representative because the product of landslides will be in the form of areas but points. Therefore, in this research, polygon-based data will be used. This research uses the Weight of Evidence (WOE) method to map the zoning of land movement vulnerability in West Bandung Regency. To find out the optimal resolution, testing was carried out with 4 pixel resolutions. The results of both models show the feasibility of being used with optimal resolution for polygon data at 40 pixels and point data at 30 for success rate and 40 for success rate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widodo
"Gerakan tanah merupakan peristiwa perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Gerakan tanah dapat terjadi karena faktor alam maupun faktor perbuatan manusia. Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur merupakan salah satu wilayah yang mempunyai kejadian gerakan tanah yang cukup sering terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi serta menganalisis sebaran wilayah potensi gerakan tanah di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur.
Metode pendeteksian potensi gerakan tanah dilakukan dengan menggunakan metode Decision Tree pohon keputusan dengan algoritma C4.5 untuk mendapatkan nilai Gain tertinggi dalam penentuan akar pada pohon keputusan. Data aktual kejadian gerakan tanah digunakan untuk megetahui tingkat akurasi wilayah potensi gerakan tanah dengan uji confussion matrix. Selanjutnya, analisis keterhubungan antara titik aktual kejadian dengan kondisi fisik wilayah dan hasil model dilakukan menggunakan metode weighted of evidence.
Penelitian ini menggunakan data litologi, jenis tanah, penggunaan tanah, ekstrasi data citra Landsat 8 OLI pada bulan Agustus 2017 dengan analisis Normalized Difference Vegetation Index NDVI serta ekstrasi data citra Alos PALSAR untuk wilayah ketinggian, dan kemiringan lereng.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat gerakan tanah dengan potensi tinggi di wilayah penelitian seluas 18.23 Km2 atau 19.09 dari total wilayah penelitian. Asosiasi data kejadian aktual dengan hasil identifikasi potensi gerakan tanah menunjukkan akurasi model sebesar 80.91. Distribusi wilayah potensi gerakan tanah tersebar pada wilayah dengan ciri pada ketinggian 600-800 mdpl, kemiringan lereng 14-20, kerapatan vegetasi 50-75, penggunaan tanah permukiman, jenis batuan anggota batu pasir cantayan dengan jenis tanah asosiasi latosol coklat kemerahan dan latosol coklat.

Landslide is a phenomenon of movement of slope forming material in the form of rocks, soil, or mixed material moving down or out of the slope. Landslide can occur due to natural factors and factors of human action. Sukaresmi District, Cianjur Regency is one of the areas that has landslide occurrence which is quite common. Therefore, this study was conducted with the aim to detect and analyze the spread of landslide susceptibility areas in Sukaresmi District, Cianjur Regency.
The landslide susceptibility detection method was performed using the Decision Tree method with C4.5 algorithm to obtain the highest gain value in root determination in the decision tree. Actual data of landslide occurrence was used to determine the accuracy of susceptibility region with confussion matrix examination. Furthermore, the correlation analysis between the actual point of landslide occurrence with the physical condition of the region and the model results was done using the weighted of evidence method.
This research used lithology data, soil type, landuse, Landsat 8 multispectral imagery data extraction in August 2017 with Normalized Difference Vegetation Index analysis, and Alos PALSAR imagery data extraction for altitude area and slope.
The results of this study indicate a high potential landslide in the research area of 18.23 Km2 or 19.09 of the total research area by accuracy level 80.91 with actual event data. Distribution of landslide susceptibility area was spread on area with characteristics at an altitude of 600 ndash 800 m, slope 14 20, vegetation density 50 75, settlement landuse, cantayan sandstone rock type with soil associations latosol reddish brown and brown latosol.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>