Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93521 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2005
S33980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ludi Jalaludin
"Desa Cibanteng merupakan salah satu desa rawan bencana gerakan tanah sehingga masyarakat memerlukan kesiapsiagaan bencana sebagai bentuk kapasitas dalam merespon bencana gerakan tanah. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesiapsiagaan masyarakat wilayah rawan gerakan tanah di Desa Cibanteng dengan menggunakan lima variabel kesiapsiagaan antara lain pengetahuan bencana, kebijakan, rencana tanggap darurat, sistem peringatan bencana, dan mobilisasi sumber daya. Objek penelitian ini merupakan masyarakat yang berada di wilayah rawan gerakan tanah. Penilaian kesiapsiagaan dilakukan dengan menggunakan metode deskripsi kuantitatif dengan nilai rata-rata (mean). Kesiapsiagaan yang dinilai tinggi jika melampaui nilai rata-rata kesiapsiagaannya.
Hasil penelitian menunjukan terdapat tiga dusun yang tergolong memiliki kesiapsiagaan tinggi yaitu Dusun Cibuntu sebesar 8,22 (20,50%) dengan kelas rawan tinggi gerakan tanah seluas 50,84 Ha, Dusun Cikaso sebesar 8,82 (22%) dengan wilayah kelas rawan tinggi seluas 118,71 Ha, dan Dusun Ciletuh sebesar 8,33(20,79%) dengan wilayah kelas rawan tinggi seluas 102,11 Ha. Sedangkan dua dusun yang tergolong memiliki nilai kesiapsiagaan rendah yaitu Dusun Sukamulya sebesar 7,46 (18,62%) dengan wilayah rawan tinggi seluas 92,20 Ha, dan Dusun Tipar sebesar 7,25 (18,09%) dengan wilayah rawan tinggi seluas 31,90 Ha. Perbedaan wilayah rawan gerakan tanah antar dusun di Desa Cibanteng mempengaruhi kesiapsiagaannya. Semakin rawan wilayah terhadap gerakan tanah maka semakin siapsiaga masyarakat yang menempati wilayah tersebut dalam menghadapi bencana gerakan tanah.

Cibanteng is a village prone to ground movements that require community disaster preparedness as a form of disaster response capacity in ground motion. Preparedness is a series of activities undertaken to anticipate disasters, through organizing and through appropriate measures. Therefore, this study aimed to analyze the level of community preparedness prone area of land in the village Cibanteng movement using five variables including knowledge of disaster preparedness, policy, emergency response planning, disaster warning system and mobilization of resources. This research subject is the people who are in areas vulnerable to soil movement. Preparedness assessment using quantitative description with the average value (Mean). Value of high preparedness for exceeding the average value of preparedness and vice versa.
The result of research showed there are three hamlets were classified as having a high preparedness namely Hamlet Cibuntu of 8.22 (20.50%) with high-class areas prone area of 50.84 hectares, Hamlet Cikaso of 8.82 (22%) with high-class areas prone covering an area of 118.71 hectares, and Hamlet Ciletuh of 8.33 (20.79%) with high-class areas prone area of 102.11 hectares. While the two hamlets were classified as having a low value that is Hamlet Sukamulya preparedness amounted to 7.46 (18.62%) with a high-prone area measuring 92.20 hectares, and Hamlet Tipar at 7.25 (18.09%) with a high-prone area measuring 31.90 Ha. Differences between the soil movement prone region hamlet in Cibanteng affect preparedness. Increasingly prone areas vulnerable to soil movement, the more community prepared.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
S34009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alberth Reza Breitner
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34096
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
S33989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahadi Yoga Affandani
"Gerakan tanah merupakan bencana yang sering terjadi di Kabupaten Cianjur, terutama di Desa Cibanteng yang terjadi delapan kejadian pada periode 2009-2016. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan wilayah rawan gerakan tanah dengan metode SINMAP Stability Index Mapping . Metode SINMAP dibagi menjadi dua yaitu SINMAP berbasis data laboratorium dan SINMAP berbasis peta jenis tanah. Metode SINMAP berbasis data laboratorium menggunakan 10 sampel tanah untuk memperoleh nilai karakteristik fisik tanah yaitu nilai kohesi, angle friction, dan indeks kelembaban. SINMAP berbasis peta jenis tanah menggunakan nilai karakteristik fisik tanah dari literatur. Pengolahan SINMAP menggunakan software Arcview dengan mengolah data Digital Elevation Number DEM dengan nilai kohesi, angle friction, dan indeks kelembaban.
Berdasarkan analisis SINMAP berbasis jenis tanah hasilnya di dominasi oleh wilayah yang tidak berpotensi sebesar 59,57 terhadap luas desa, sementara luas tingkat tinggi 9,7, tingkat sedang 16,51, dan tingkat rendah 14,22. SINMAP berbasis data laboratorium di dominasi oleh wilayah rawan longsor tingkat sedang sebesar 39,35 terhadap luas desa, sementara tingkat tinggi 17,59, tingkat rendah 29,18, dan tidak berpotensi 13,88. Berdasarkan analisis dengan wilayah rawan tingkat tinggi dan validasi dari lokasi kejadian longsor, metode SINMAP berbasis data laboratorium memberikan nilai akurasi validasi 62,5, sedangkan metode SINMAP berbasis peta jenis tanah memberikan nilai 37,5.

Landslide is a disaster that commonly occurs in Cianjur Regency, especially in Cibanteng Village. This study aims to map landslide prone areas using the SINMAP Stability Index Mapping method. The SINMAP method divides into two SINMAP based laboratory data and SINMAP based on soil type map. SINMAP method based on laboratory data using 10 soil samples to obtain soil physical characteristics namely the value of cohesion, angle friction, and humidity index. SINMAP based soil type map uses the soil physical characteristic value of the literature. SINMAP processing using ArcView software to process data Digital Elevation Number DEM with a value of cohesion, friction angle, and the humidity index.
The result of SINMAP analysis based on soil type map dominated by region with no potential area equal to 59,57 of village area, while wide of high level 9.7, medium level 16,51, and low level 14,22. SINMAP based laboratory data is dominated by moderate prone areas at 39.35 of village area, while 17.59 high, 29.18 low, and no potential 13.88. SINMAP method based on laboratory data provides validation accuracy value of 62.5, while the SINMAP method based of soil type maps provide validation value of 37.5.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S69862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
JIPP 1:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
JIPP 1:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dandhy Ratri Antoro
"Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu wilayah yang sering dilanda longsor di Jawa Barat. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini antara adalah faktor ketinggian dan lereng. Stability Index Mapping (SINMAP) merupakan metode pendugaan wilayah rawan longsor yang menggunakan kedua faktor tersebut sebagai landasan pengolahan datanya. Berdasarkan pengolahan data tersebut, akhirnya dihasilkan wilayah potensial rawan longsor Kabupaten Tasikmalaya. Dari hasil diketahui bahwa wilayah yang berpotensi terjadi longsor adalah mencakup 33,2% dari total luas wilayah atau seluas 1860,2 Km² sedangkan yang tidak berpotensi longsor mencakup 66,8% atau seluas 3744,2 Km² dan setelah di overlay dengan wilayah permukiman maka dihasilkan wilayah permukiman rawan longsor yang tersebar di utara, tengah hingga barat, dan timur wilayah penelitian

Tasikmalaya District is one area which is often hit by landslides in West Java. Several factor which make this happen is the factor of altitude and slope. Stability Index Mapping (SINMAP) is a landslides prone area estimation methods that use both factor as the basis for data processing. Based on these data, eventually resulting potential areas prone to landslides in Tasikmalaya District. From the outcome is known that the region is potentially occurred landslides covers 33,2% of the total area or an area of 1860,2 km², whereas those of potential landslides covers an area of 66,8% or 3744,2 km². And after the overlayed with the settlement area, we found that settlement areas prone to landslides in Tasikmalaya District are scaterred in the northern zone, central to western zone, and eastern zone of research area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S34084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>