Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97881 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2007
S34009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Ika Dewi
"Kesiapsiagaan terhadap bencana tanah longsor merupakan suatu tindakan penting untuk meminimalisir dampak bencana alam. Purworejo adalah salah satu kabupaten di Indonesia yang sering mengalami bencana tanah longsor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kesiapsiagaan keluarga terhadap bencana tanah longsor di daerah rawan bencana tanah longsor Kabupaten Purworejo. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain penelitian survei menggunakan teknik simpel random sampling. Responden penelitian berjumlah 424 responden yang tinggal di 5 kecamatan rawan bencana tanah longsor. Hasil penelitian menunjukkan bawa mayoritas responden berusia 50-59 tahun dan tinggal di Purworejo lebih dari 10 tahun. Kesiapsiagaan keluarga yang tinggal di daerah rawan bencana tanah longsor dalam kategori  tinggi (50,7%). Selain itu, 46,5% responden mengalami tanah longsor berdasarkan pengalaman keluarga. Tiga penyebab utama bencana tanah longsor berdasarkan persepsi responden adalah hujan deras (28,1%), penebangan pohon (17,7%), dan hujan sedang selama beberapa hari (17,5%). Penelitian ini merekomendasikan kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana tanah longsor untuk menjaga dan meningkatkan upaya kesiapsiagaan bencana tanah longsor demi keselamatan warga yang tinggal di daerah rawan tanah longsor.

Landslide preparedness is an important action to minimize impact to disasters. Purworejo is one of the cities in Indonesia which is vulnerable to landslide disasters. This study aimed to identify the family’s preparedness in the landslide-prone area of Purworejo. A descriptive survey design with a simple random sampling technique was used in this research. This study involved 424 respondents who live in 5 landslide-prone sub-districts of Purworejo. The study’s results showed that a majority of the respondents are 50-59 years old and have lived in Purworejo for more than ten years. The family living in landslide-prone area have a high landslide preparedness (50,7%), a 46,5% of respondents in this study experienced the landslide through their relative or close friend. Three main causes of landslides based on family’s perception are heavy rains (28,1%), tree removal (17,7%), and moderate rains for several days (17,5%). This study recommends that the landslides preparedness in the family need to be increased in order to have a better understanding of the risk of a landslide disaster."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irsyad
"Tanah longsor merupakan bencana alam yang banyak terjadi di Kabupaten Bogor. Selain faktor alam yang sangat mendukung, aktivitas manusia yang intensif pun menambah kemungkinan terjadinya tanah longsor. Maka perlu diadakan banyak penelitian mengenai wilayah yang rawan terjadi tanah longsor agar meminimalisir dampak yang diakibatkan. Salah satu metode yang digunakan untuk memetakan wilayah potensi longsor adalah dengan menggunakan pemodelan Stability Index Mapping SINMAP , dan data yang digunakan adalah Digital Elevation Model DEM , jenis tanah, serta curah hujan. Hasil dari pemodelan SINMAP berupa Indeks Stabilitas digunakan sebagai acuan menentukan wilayah potensi tanah longsor. Kemudian wilayah potensi tanah longsor ditumpang-susunkan dengan penggunaan tanah berupa permukiman dengan memperhatikan arah hadapan lereng, sehingga didapatkan wilayah rawan tanah longsor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran lokasi wilayah potensi dan wilayah rawan tanah longsor di Kecamatan Jonggol. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 11,12 1.496,52 Ha dari luas wilayah Kecamatan Jonggol berpotensi longsor. Wilayah yang memiliki potensi longsor terdapat di bagian Selatan dan bagian Timur wilayah Kecamatan Jonggol yang merupakan wilayah dengan kemiringan lereng di atas 10 , sedangkan wilayah rawan tanah longsor di Kecamatan Jonggol adalah seluas 84,45 Ha atau 3,11 dari luas wilayah permukiman di Kecamatan Jonggol.

Landslide is a natural disaster occurs frequently in Bogor District. In addition to natural factors that are very supportive, intensive human activity also increases the likelihood of landslides. Therefore, there should be a lot of researches on areas hazard to landslides to minimize the impacts. One of the methods used to map the landslide potential areas is by using Stability Index Mapping SINMAP modeling, and the data used is Digital Elevation Model DEM , soil type, and rainfall. The result of SINMAP modeling in the form of Stability Index is used as reference to determine the potential landslide areas. Then the landslide potential areas stacked up with the use of land in the form of settlements by paying attention to the direction of the slopes, so that the landslide hazard areas are found. The purpose of this research is to know the distribution of potential and landslide hazard areas in Jonggol sub district. The result of this research indicates that 11,12 1,496,52 Ha from Jonggol sub district has landslide potential. Areas that have landslide potential are in the South and East part of Jonggol Sub district, areas with the slope of above 10 . Meanwhile, the landslide hazard areas in Jonggol sub district are 84.45 Ha or 3.11 of the total settlement area in Jonggol sub district.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
S33718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosef Dwi Sigit Purnomo
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T39641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tanah longsor (landslide) menurut Sharpe adalah tipe gerakan batuan yang dapat diamati dan melibatkan massa kering bahan rombakan bumi. Tanah longsor terjadi karena adanya gangguan keseimbangan gaya yang bekerja pada lereng yaitu gaya penahan dan gaya peluncur. Gaya penahan massa tanah pada lereng dipengaruhi oleh kandungan air, berat massa tanah itu sendiri dan berat beban bangunan. Ketidakseimbangan gaya yang bekerja pada lereng menyebabkan lereng menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan tersebut menyebabkan massa tanah atau batuan bergerak turun. Tanah longsor terjadi karena adanya karakteristik fisik suatu wilayah yang memungkinkan terjadinya tanah longsor atau disebut juga wilayah potensi tanah longsor. Karakteristik tersebut adalah geologi (litologi), kelas lereng, tekstur tanah, kedalaman efektif tanah, penggunaan tanah, dan ditambah dengan curah hujan. Karakteristik fisik tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling behubungan antara satu dengan yang lainnya. Dalam pengolahan karakteristik fisik tersebut dilakukan dengan cara skoring sehingga akan menghasilkan suatu kelas wilayah potensi tanah longsor. Dalam penelitian ini klasifikasi potensi tanah longsor terdiri dari wilayah potensi tanah longsor rendah, wilayah potensi tanah longsor sedang, dan wilayah potensi tanah longsor tinggi. Berdasarkan pengolahan data, wilayah potensi tanah longsor tinggi terjadi karena memiliki nilai skoring yang tinggi dan variabel yang pada umumnya tinggi juga, potensi tanah longsor sedang memiliki variabel dengan kelas antara rendah dan sedang, dan potensi tanah longsor rendah memiliki variabel dengan kelas rendah. Pada wilayah potensi tanah longsor tinggi terdapat 25 kejadian tanah longsor, pada wilayah potensi tanah longsor sedang terdapat 52 kejadian tanah longsor, dan pada wilayah potensi tanah longsor rendah terdapat 3 kejadian tanah longsor. Kata kunci: curah hujan, jenis batuan, kedalaman efektif tanah, kelas lereng, penggunaan tanah, potensi, skoring, tekstur tanah. X + 58 Halaman; 18 tabel; 7 grafik; 6 foto; 9 peta; 21 pustaka (1963 ? 2004)"
Universitas Indonesia, 2007
S33928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Nur Aisyah
"

Tanah longsor tercatat memiliki dampak paling mematikan di Indonesia selama tahun 2015 - 2017. Tanah longsor dapat disebabkan oleh aktivitas manusia yang memperburuk kondisi lingkungan seperti dengan merekonstruksi lanskap yang dapat mengurangi fungsi ekologis. Oleh karena itu, pemetaan wilayah rawan tanah longsor diperlukan sebagai salah satu upaya mitigasi bencana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Lanskap dengan FRAGSTATS 4.2 dan Index Storie. Indeks lanskap digunakan untuk memetakan pola lanskap sementara Index Storie dapat digunakan untuk memetakan daerah rawan longsor, kedua indeks tersebut kemudian digunakan untuk analisis lebih lanjut yang menunjukkan hubungan antara pola lanskap dan daerah rawan longsor di wilayah studi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa peningkatan nilai Patch Density (PD), Landscape Shape Index (LSI) dan Interspersion and Juxtaposition Index (IJI), menggambarkan pola lanskap yang tersebar, sedangkan peningkatan nilai Largest Patch Index (LPI) pada lanskap menunjukkan pola yang semakin mengelompok. Index Storie menunjukkan bahwa wilayah rawan longsor dengan tingkat sedang mendominasi area studi dan cenderung terkonsentrasi di utara, karakteristik fisik yang mempengaruhi tingkat kerentanan longsor di area studi adalah curah hujan, lapisan batuan dasar dan jenis tanah. Kombinasi Indeks Lanskap dan Index Storie menunjukkan bahwa hubungan antara pola lanskap dan daerah rawan longsor dapat menjadi salah satu alat penentu prioritas yang digunakan untuk memantau dan merencanakan penutupan lahan sebagai upaya mitigasi bencana tanah longsor.


Landslides were recorded as having the deadliest impact in Indonesia during 2015 - 2017. Landslides can be caused by human activities which deteriorate the environment condition such as by reconstructing landscapes that may reduce ecological functions. Therefore, mapping of landslide-prone areas is necessary as one of the efforts to mitigate the disaster that could be following. The methods used in this research are the landscape metrics with FRAGSTATS 4.2 and Index Storie. Landscape metrics are useful to map the landscape patterns while the Index Storie can be used to map landslide-prone areas, both indexes then being used for further analysis to determine the relationship between landscape patterns and landslide-prone areas in the study area. The results showed that increasing value of Patch Density (PD), Landscape Shape Index (LSI) and Interspersion and Juxtaposition Index (IJI), illustrates the pattern of scattered landscapes, whereas an increase in the value of the Largest Patch Index (LPI) in a landscape indicates an increasingly clustered pattern. The Index Storie shows that areas of moderate landslide-prone areas dominate the study area and tend to be concentrated in the north, physical characteristics that affect the level of landslide vulnerability in the study area are rainfall, bedrock layer, and soil type. The combination of the Landscape metrics and the Index Storie shows that the relationship between landscape patterns and landslide-prone areas can be one of the priorities determining tools used for monitoring and planning land cover as an effort to mitigate landslides.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rokhmat Hidayat
"ABSTRAK
Longsor telah terjadi pada tanggal 19 Juni 2016 di dusun Caok, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Desa Caok masuk dalam wilayah pegunungan Menoreh. Lereng pada lokasi longsor tersebut mayoritas memiliki kemiringan lebih dari 200. Sebelum longsor, terjadi hujan dengan curah hujan mencapai 325 mm/hari. Hal tersebut mengindikasikan bahwa longsor terutama terjadi karena dipicu proses infiltrasi air tanah akibat intensitas hujan yang tinggi, serta lereng yang curam. Dalam penelitian ini dilakukan analisis stabilitas lereng dengan program Plaxis dan Geo‐Slope berdasar muka air tanah kemiringan lereng, dan sifat parameter tanah. Data tersebut selanjutnya diolah dengan program Plaxis dan Geoslope untuk mengetahui stabilitas lereng dan deformasi yang akan terjadi. Batas nilai aman suatu lereng adalah 1,25 (Bowless 1984), tanpa ada gempa. Dari hasil pemodelan Geo‐Slope didapatkan angka keamanan 1,162. Pemodelan dengan program Plaxis 0,9522 dengan potensi perpindahan maksimal 205m. Kedua hasil angka keamanan mengindikasikan bahwa lokasi penelitian rawan terjadi longsoran."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018
551 JSDA 14:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heny Auliawati
"Penelitian ini bertujuan untuk menelaah pemberian ASI Eksklusif dan faktor-faktor yang berpotensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bruno Kabupaten Purworejo tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus dan metode pengumpulan data wawancara mendalam terhadap 8 ibu yang memberi ASI secara Eksklusif dan tidak, 8 suami, 6 care giver, dan 2 penolong persalinan. Baik ibu yang memberikan ASI secara Eksklusif maupun tidak kebanyakan berusia sekitar 21 tahun. Sebagian ibu yang memberikan ASI Eksklusif bekerja paruh waktu sedangkan semua ibu yang tidak ASI Eksklusif tidak bekerja. Ibu yang memberikan ASI secara Eksklusif berpengetahuan tentang ASI lebih baik dibanding ibu tidak ASI Eksklusif. Ibu ASI Eksklusif setuju bila bayi disusui hingga 2 tahun dan tidak setuju bila bayi kurang dari 6 bulan diberi susu formula sedangkan ibu tidak ASI Eksklusif bersikap sebaliknya. Hanya keluarga ibu tidak ASI Eksklusif yang menyuruh ibu memberikan susu formula atau makanan lainnya pada bayi kurang dari 6 bulan. Ibu ASI Eksklusif mendapat banyak informasi dan pelatihan terkait pemberian ASI Eksklusif dari bidan dan dokter, sementara ibu tidak ASI Eksklusif hanya mendapatkan nasihat dari bidan.

The aims of this study is to analyze exclusive breastfeeding practice and its potential factors in working area of Bruno PHC, Purworejo, 2014. Qualitative approach with case study design and in-depth interview methods was used to collect data from 8 mothers of baby 7-12 months and their husbands, 6 care givers and 2 midwives. Majority of mothers who did exclusive breastfeeding and did not were around 21 years old. Mothers who did exclusive breastfeeding have better education level and part-time worked, while the other have not worked. Mothers who breastfeed exclusively had good knowledge on breastfeeding and agreed to continue breastfeed their child up to 2 years. Contrary mothers who did not exclusive breastfeeding disagreed to breastfeed up to 2 years and agreed on giving formula milk and other foods to under 6 months baby, because they got suggestion from their families. Mothers who did exclusive breastfeeding get a lot of information and training about breastfeeding from midwife and doctor, but the other only get an advices from midwife.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
S33673
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>