Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143130 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muradi
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorius Andika Ariwibowo
"ABSTRACT
Letusan Gunung Galunggung merupakan salah satu bencana besar di Indonesia. Letusan yang berlangsung selama sekitar delapan bulan ini telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari penduduk di tiga kabupaten di Jawa Barat. Kajian ini mencoba menjabarkan mengenai upaya pemerintah, terutama pemerintahan Orde Baru dalam penanganan bencana letusan Gunung Galunggung. Kajian ini memiliki peran penting dalam melihat alur perkembangan penanganan bencana oleh Pemerintah Indonesia, khususnya pada masa pemerintahan Orde Baru yang dikenal dengan sistem pemerintahan terpusat. Penanganan bencana merupakan upaya penanganan langsung terhadap pada korban sesaat setelah bencana terjadi. Kajian ini menggunakan metodologi sejarah dengan menggali pada sumber-sumber yang merekam dan mendokumentasikan peristiwa ini. Kesimpulan dari kajian ini adalah bahwa pemerintahan Orde Baru menggunakan perangkat sipil dan meliter dalam upaya penanganan bencana. Pengaruh dari konsolidasi penanganan yang dilakukan secara sistematik ini berjalan dengan sangat baik antara aparat pemerintah, peneliti, militer, dan tim SAR dalam menangani para pengungsi dan dampak bencana yang lain."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2017
959 PATRA 18:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Katili, J. A.
Jakarta: Volcanological Survey of Indonesia, 1984
551.215 98 KAT g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sumarno
"I Made Sand y (1985) mengemukakan bahwa ba q i rakyat Indonesia
ada beberapa q ej ala alam yan g mempengaruhi kehidupann
ya, geiala itu adalah iklim., gempa dan vulkanisme
Daerah Yang terpenqaruh vulkanisme C gunung api biasanya
memiliki tanah yan g subur, disamping itu bencana yang
diakibatkan ileh letusan j ucia cukup besar yaltu rnembuat tanah
Yang tadinya bisa ditanami/subur meniadi tanah yang tidak
bisa ditanami/rusak.
Sehubuncian dengan hal tersebut diatas maka masalah Yang
akan diutarakan disini adalah
1. Bag aimana perubahan tin q kat kerusakan tanah sesudah Gunung
Merapi meletus ?
2. E4aqaimana pola mata pencahariart penduduk daerah bencana
sebelum dan sesudah Sunun g Merapi meletus?
3. Di wilayah mana saja terdapat pergeseran pola mata penca
harian penduduk sesudah Gunung Merapi meletus?
Analisa yang diperoleh adalah sebagai berikut
1. Tingkat•kerusakan tanah. Hasil pembahasan yang diperoleh
terdapat 3 kelas kiasifikasi yaltu rusak berat
terda pat di desa Sudirnoro, Nglumut Kaliurang, Pucang
Anomq Nq ablak Kemiren dan desa Gulon. Rusak sédang
terdapat di desa Pandan Retno Tegal Randu, Ngarqosuko.,
Salam dan desa S.irahan sedan g rusak rinqan terdapat di
desa Gunun g Pring, Brin q in, Jeruk Aciun g . Sucen dan desa
Muntilan.
2. Pergeseran pola mata pencaharian. Sebelum Gunung Nerapi
meletus penduduk yang tinggal didaerah bencana Gunung
Merapi umumnya hidup sebagai petani yaitu 70% untuk
tiap desa. Setelah terj adi letusan Gunung Merapi terdapat
pergeseran pola mata pencaharian Daerah yang
bergeser besarpada periode 1970-1984 terdapat di desa
Sudimoro Ng 1 umut Ka 1 iurang. Fucan q Anom Jeruk Agung
dan desa Gulon. Yan g bergeser sedan g terdapat di desa
Tectal Randu, Brin g in, Ngablak Mranggen. Folengan,
:emiren Kradenan. Srumbun g . Salam dan desa Sirahan,
sedang yang berqeser kecil terdapat di. desa Pandan
Retno, Nq argosuko. Sucen, Muntilan dan desa Gunung
Fring."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efi Yuliani
"Studi ini menggunakan data randomized control trial (RCT) dari Program Keluarga Harapan (PKH) di Indonesia untuk mengkaji apakah program PKH memiliki potensi dampak sampingan bagi rumah tangga pertanian untuk membuat strategi penghidupan yang lebih produktif setelah enam tahun diimplementasikan. Menggunakan alokasi kecamatan yang random sebagai variabel instrumental (IV) untuk menangani non-compliance pada data eksperimental, studi ini mengungkapkan dampak sampingan positif dari program PKH pada rumah tangga pertanian untuk mendapatkan mata pencaharian yang lebih produktif di luar pertanian. Di antara kelompok perlakuan dan kontrol, studi ini menemukan perbedaan hasil sebesar 4,42 poin persentase atau 28 persen secara relatif untuk bekerja di pekerjaan berupah non-pertanian dan sebesar 4,35 poin persentase atau 23 persen secara relatif untuk memasuki perusahaan non-pertanian (NFE). Hasil ini mirip dengan temuan yang ada dalam literatur. Namun, dampak bekerja di pekerjaan berupah non-pertanian hanya signifikan secara statistik bagi pekerja lepas. Efek PKH berdasarkan faktor pendorong menunjukkan bahwa perbedaan kepemilikan tanah memiliki peran penting dalam strategi penghidupan dan rumah tangga pertanian yang dikepalai laki-laki lebih cenderung mengubah/meragamkan mata pencaharian mereka daripada yang dikepalai perempuan. Efek PKH berdasarkan faktor pendorong menjelaskan bahwa bertempat tinggal di kawasan non industri dan jauh dari kabupaten/pasar bukanlah halangan untuk memasuki NFE. Namun, tinggal di kawasan industri dan dekat kabupaten/pasar menjadi disinsentif bagi rumah tangga pertanian miskin untuk masuk NFE. Secara keseluruhan, studi ini memiliki peran dalam implikasi strategi graduasi untuk meningkatkan efektifitas rancangan dan mekanisme program PKH.

This study uses randomized control trial (RCT) data from the Hopeful Family Program (PKH) in Indonesia to examine whether the PKH program has potential sideways impacts for agricultural households to make more productive livelihood strategies after six years of implementation. Using a random assignment at the subdistricts level as an instrumental variable (IV) to deal with non-compliance experimental data, this study reveals positive sideways impacts of the PKH program on agricultural households for securing more productive livelihood outside agriculture. Among treatment and control group this study finds outcome differences by 4.42 percentage points or 28 percent in relative terms for working in non-farm wage employment and by 4.35 percentage points or 23 percent in relative terms for entering non-farm enterprise (NFE). This result is similar to the existing finding in the literature. However, the impact on working in non-farm wage employment only statistically significant for casual worker. The PKH effects based on push factors indicate that the difference in land ownership has an essential role in the livelihood strategy and male-headed agricultural households are more likely to change/diversify their livelihood activities than female-headed agricultural households. The PKH effects based on push factors explain that residing in nonindustrial areas and far from districts/markets is not an obstacle in entering NFE. However, residing in industrial areas and near districts/markets has become a disincentive for poor agricultural households to enter NFE. This study has a role in the implication of graduation strategy to improve the effectiveness of the PKH program design and mechanism."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inas Syahirah
" ABSTRAK
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, mata pencaharian masyarakat di desa Teluk Meranti terbatas pada hasil hutan yakni kayu. Masyarakat desa memanfaatkan hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka melalui kegiatan pembalakan yang berlangsung dikala itu. Kegiatan pembalakan memberikan perubahan pada masyarakat desa Teluk Meranti baik secara sosial maupun ekonomi. Pada masa pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono kegiatan pembalakan secara resmi ditutup, masyarakat desa di Teluk Meranti tidak lagi melakukan kegiatan pembalakan. Setelah berakhirnya kegiatan pembalakan masyarakat desa Teluk Meranti mulai bekerja di sektor perkebunan seperti karet dan sawit. Berkebun sawit dinilai mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat desa di Teluk Meranti. Hampir seluruh masyarakat di desa Teluk Meranti bekerja menjadi pekebun sawit. Saat ini masyarakat di desa Teluk Meranti sedang dihadapi dengan adanya kebijakan pelarangan membuka lahan dengan cara membakar no burn policy . Teknik membakar lahan adalah sebagian tahap yang dilakukan oleh masyarakat desa untuk memudahkan mereka dalam proses berkebun di tanah gambut. Datangnya kebijakan itu membuat masyarakat desa di Teluk Meranti hidup dalam ketidakpastian, masyarakat secara langsung tidak dapat melakukan kegiatan yang terbatas pada penggunaan lahan. Untuk itu skripsi ini membahas mengenai strategi mata pencaharian di desa Teluk Meranti dibawah kebijakan larangan membakar, masyarakat desa di Teluk Meranti umumnya menggunakan berbagai macam modal assets yang mereka miliki untuk dapat bertahan hidup di desa Teluk Meranti, selain itu masyarakat juga meningkatkan hubungan-hubungan sosial agar memudahkan mereka mendapatkan akses lahan ketika terjadinya peristiwa yang sifatnya lsquo; situasional rsquo;. Penelitian skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam.
ABSTRACT During the reign of President Soeharto, the people 39 s livelihood in the village of Teluk Meranti limited to the timber forest products. Villagers use the forest for their daily needs through ongoing logging activities at that time. Event logging provides changes to the Teluk Meranti community both socially and economically. During the administration of President Susilo Bambang Yudhoyono officially closed logging, villagers in Teluk Meranti no longer carry out logging activities. After the expiration of the logging activities villagers in Teluk Meranti started to work in sectors such as rubber and oil palm plantations. Gardening palm is considered to give the needs of the rural communities in the Teluk Meranti. Almost all villagers in Teluk Meranti work into oil palm planters. Teluk Meranti villagers now currenty are being faced with the kebijakan larangan membakar no burn policy . Burn techniques of land are some steps done by the villagers to facilitate them in the process of gardening in the peat soil. The coming of the policy was made public in Teluk Meranti village live in uncertainty, people directly can not perform activities were confined to land use. So, the purpose of this the thesis is to discuss the livelihood strategies in Teluk Meranti under burn ban policy, villagers in Teluk Meranti generally use a wide range of capital assets that they have to survive in Teluk Meranti, other than that, villagers also increase social relation that enable them to get access to land when the occurrence of events that are 39 situational 39 . This thesis research used a qualitative approach to data collection through observation and interview."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S66117
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hanif Ridho
"Penelitian ini membahas mengenai peran Anwar Muhammad Foundation sebagai pelaksana CSR dalam Pemulihan Mata Pencaharian Masyarakat pada Livelihood Restoration Program PT Supreme Energy Muara Laboh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam dan studi literatur. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya lahan area masyarakat di tiga jorong pada Kecamatan Pauh Duo yang diakuisisi sehingga berdampak pada mata pencaharian masyarakat. Hal tersebut mendorong PT SEML untuk memenuhi kewajibannya dalam memulihkan mata pencaharian masyarakat melalui Livelihood Restoration Program dilimpahkan pengerjaannya kepada Anwar Muhammad Foundation. Hasil dari penelitian tersebut adalah dalam pemulihan mata pencaharian masyarakat, AMF melakukan peran secara keseluruhan, pada tahap persiapan seperti penyusunan tim, validation assessment report, dan perencanaan rancangan, pada masa pendampingan, pada pendirian kelembagaan, serta pada proses evaluation outcomes. Adapun secara umum, AMF berperan memberikan konsultasi kepada PT SEML namun disertai juga dengan implementasi. Selain itu, AMF juga menjalankan peran seperti validation (assessment), planning, monitoring, reporting dan evaluasi. Selain itu, sesuai dengan kategorisasi peran community worker, AMF menjalankan peran seperti enabler, edukator, broker, perencana sosial, tenaga ahli, advokat, dan adaptasi peran secara mendasar. Berkaitan dengan pemulihan mata pencaharian, terbagi ke dalam lima aset berdasarkan Sustainable Livelihood Approach. Kelima aset tersebut meliputi Human Asset, Social Asset, Natural Asset, Physical Asset, dan Financial Asset. Berkaitan dengan itu, Setelah AMF berperan pada LRP diperlihatkan bahwa mata pencaharian masyarakat berdasarkan pembagian kelima aset tersebut secara umum terpulihkan. Namun secara keseluruhan terdapat beberapa kritik serta masukan kepada AMF pada pelaksanaan LRP tersebut. Terdapat pula beberapa tantangan yang dihadapi pada saat berperan dalam pemulihan mata pencaharian masyarakat, di antaranya pada saat pendampingan, pendirian kelembagaan, dan pada saat evaluasi.

This study discusses the role of the Anwar Muhammad Foundation as the implementer of CSR in the Restoration of Community Livelihoods in the Livelihood Restoration Program of PT Supreme Energy Muara Laboh. This study uses a qualitative approach and is a descriptive research type. Data collection techniques used were in-depth interviews and literature study. This research was motivated by the existence of community area land in three jorongs in Pauh Duo District which was acquired so that it had an impact on people's livelihoods. This prompted PT SEML to fulfil its obligation to restore community livelihoods through the Livelihood Restoration Program, which was delegated to the Anwar Muhammad Foundation. The result of this research is that in restoring community livelihoods, AMF performs its overall role, at the preparation stage such as team preparation, validation assessment report, and design planning, during the mentoring period, in institutional establishment, and in the outcome evaluation process. In general, AMF's role is to provide consultation to PT SEML but is also accompanied by implementation. Furthermore, AMF also performs roles such as validation (assessment), planning, monitoring, reporting and evaluation. Moreover, in accordance with the categorization of the role of community workers, AMF performs roles such as enabler, educator, broker, social planner, expert, advocate, and fundamental role adaptation. Regarding livelihood restoration, divided into five assets based on the Sustainable Livelihood Approach. The five assets include Human Assets, Social Assets, Natural Assets, Physical Assets, and Financial Assets. Furthermore, After AMF's role in the LRP it was shown that community livelihoods based on the distribution of the five assets were generally recovered. However, overall, there are several criticisms and inputs to AMF on the implementation of the LRP. There are also several challenges faced when doing a role in restoring community livelihoods, including during mentoring, institutional establishment, and during evaluation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaely Khasanah
"Kawasan Gunung Patuha merupakan kawasan agropolitan dengan lanskap berupa areal budi daya tanaman pangan. Untuk mengatur
kehidupan, masyarakat membudidayakan tanaman pangan di areal pertanian, perkebunan teh, dan hutan. Pengukuran aset mata pencaharian masyarakat sangat penting karena orang yang tinggal di ketinggian berbeda memiliki akses terhadap aset mata pencaharian yang berbeda. Perbedaan kepemilikan aset mata pencaharian mempengaruhi pilihan strategi mata pencaharian yang dibuat oleh masyarakat. Selain melaksanakan kegiatan budidaya tanaman pangan, strategi mata pencaharian masyarakat yang harus dilakukan adalah mendiversifikasi mata pencaharian untuk memenuhi mata pencahariannya. Aset mata pencaharian masyarakat di Kawasan Pegunungan Patuha sangat besar bervariasi, secara umum kepemilikan aset mata pencaharian masyarakat berada pada kelasnya sedang sampai tinggi. Kepemilikan aset alam merupakan basis utama masyarakat mendiversifikasi mata pencaharian untuk memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan resiko. Semakin rendah tuntutan kepemilikan aset alam mendiversifikasi semakin tinggi. Rendahnya kepemilikan aset alam bagi petani teh dan kopi menyebabkan petani melakukan diversifikasi mata pencaharian mereka memanfaatkan aset sosialnya. Sedangkan petani padi memiliki hortikultura kekuatan aset alam di ketinggian lebih dari 1.500 mdpl tidak terdiversifikasi mata pencaharian, tetapi pada ketinggian kurang dari 1.500 mdpl diversifikasi mata pencaharian. Pasalnya, masa panen 3-6 bulan sekali
dan harga komoditas musiman.

The Patuha Mountain area is an agropolitan area with a landscape in the form of an area for cultivating food crops. To regulate life, people cultivate food crops in agricultural areas, tea plantations, and forests. The measurement of community livelihood assets is very important because people living at different heights have access to different livelihood assets. Differences in ownership of livelihood assets affect the choice of livelihood strategies made by communities. Besides carrying out food plant cultivation activities, the community livelihood strategy that must be carried out is diversifying their livelihoods to meet their livelihoods. The livelihood assets of the people in the Patuha Mountains are enormous varied, in general the ownership of community livelihood assets was in the medium to high class. Ownership of natural assets is the main basis for society to diversify their livelihoods to maximize income and minimize risks. The lower the demand for natural asset ownership, the higher the diversification. The low ownership of natural assets for tea and coffee farmers causes farmers to diversify their livelihoods by utilizing their social assets. While rice farmers have horticultural strength of natural assets at an altitude of more than 1,500 masl, there is no diversification of livelihoods, but at an altitude of less than 1,500 masl of livelihood diversification. The reason is, the harvest period is once every 3-6 months and seasonal commodity prices."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Yanto
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana strategi nafkah dilakukan oleh tiga rumah tangga dalam menjalani kehidupan di Desa Pala Pintas yang berlokasi di sekitar hutan Danau Siawan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran perekonomian desa Pala Pintas dengan cara menggunakan metode etnografi dengan tekhnik wawancara dan pengamatan terlibat. Hasil penelitian memperlihatkan masih kuatnya keterikatan warga Desa Pala Pintas dengan hutan di sekitarnya. Hal ini terlihat dari kegiatan nafkah yang dilakukan warga didominasi oleh kegiatan yang berbasiskan modal alam dan sosial.

This thesis discusses how the livelihoods strategies performed by three households living life in the village of Pala Pintas where located around Siawan lake's forest. This study aims to provide an overview of the village economy Pala Pintas. This research uses ethnography method with interviews and participant observation techniques. The results showed the strong engagement of Pala Pintas villagers with their surrounding forest. This is evident from the activities undertaken by residents, dominated by activity-based natural resources and social capital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Diheim Biru
"Implementasi skema PES perlu mempertimbangkan keberlanjutan penghidupan masyarakat penyedia jasanya untuk mencegah terjadinya kemiskinan dan degradasi lingkungan. Studi ini memetakan keberlanjutan penghidupan petani penyedia dan non-penyedia jasa lingkungan di DAS Cidanau dengan menggunakan perhitungan livelihood capital index pada lima aset penghidupan dalam kerangka penghidupan berkelanjutan DFID. Selain itu, studi ini mengevaluasi atas aspek-aspek yang relevan dengan aset penghidupan masyarakat dalam rangka menunjang penghidupan masyarakat penyedia jasa. Kemudian, dari hasil perhitungan dan evaluasi tersebut, disusun suatu konsep penghidupan masyarakat penyedia jasa lingkungan yang dapat menunjang penghidupan masyarakat petaninya secara berkelanjutan menggunakan AHP. Hasilnya menunjukkan bahwa aset penghidupan baik petani penyedia dan non-penyedia jasa secara keseluruhan belum berkelanjutan dengan nilai masing-masing sebesar 0,445 dan 0,48. Ditemukan bahwa hasil panen, pengetahuan masyarakat, dan modal peralatan masyarakat tidak mendukung keberlanjutan penghidupan mereka. Konsep penghidupan masyarakat petani agroforestri penyedia jasa lingkungan yang berkelanjutan adalah yang berorientasi pada keuntungan petaninya atau hasil panen.

PES scheme needs to consider the livelihood sustainability of its services provider to prevent poverty and environmental degradation. This study maps the sustainability of the livelihoods of ES providers and non-providers in the Cidanau watershed by calculating the livelihood capital index of the five capital assets within the Sustainable Livelihood Framework. In addition, this study evaluates aspects that are relevant within the livelihood assets of the farmers to support the livelihood of the service providers. Then, a sustainable livelihood concept for ES providers is conceived by using AHP. The results show that the overall livelihood assets of the ES providers and non-service providers are not sustainable with a value of 0,445 and 0,48 respectively. It was found that the farmers’ harvest gains, knowledge, and equipment do not support their livelihood sustainability. The Sustainable Livelihood Concept of Agroforestry Environmental Services Providers is oriented towards the gains of their farmers or crops."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>