Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159452 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arimuladi Setyo Purnomo
"Indonesia dari pengiinpor beras terbesar di dunia menjadi negara berswasembada beras. Dengan adanya swaswmbada beras apa kah taraf hidup petaninya juga meningkat ? Untuk mengukur pendapatan petani dari hasil tanah sawahnya digunakan ganis kemiskinan dari Sajogyo yaitu, pendapatan yang disetarakan dengan beras 240 kg per kapita per tahun. Di Propinsi Java Timur salah satu penghasil beras adalah kabupaten Nganjuk, penggunaan tanah p.ertanian terbesar (47 %), mata pencahanian terbesar (61 %) sebagai petani. Jika dibandingkan luas sawah dengan jumlah petani maka rata-rata petani di Kabupaten Nganjuk adalah petani gurern (0,4 ha). Tujuan penulisan ingin mengetahui taraf hidup petani yang rata-rata petani gurem, apakah mereka dapat mencapai taraf hidup diatas 240 kg setara beras per kapita per tahun ? Séhubungan dengan tujuan, maka masalahnya adalah : wilayáh mana taraf hidup petaninya cukup ?, wilayah inana taraf hidup petaninya miskin?, mengapa demikian ?, apakah wilayah benpengairan padat taraf hidup petaninya dapat mencapai Cukup? Atas dasar masalah, maka hipotesanya adalah : Taraf hidup petani akan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya produktivitas, luas sempitnya tanah sawah, besar kecilnya jumlah keluarga petani dan ada tidaknya pengairan di wilayah tersebut. Untuk menjawab masalah dan hipotesa digun.akan perhitrngan K=I.A/X.r, K = taraf hidup petani, I produktivitas, A = luas X.r sàwah, r = jumlah keluarga, X = harga beras 240 kg. Apabila K <1 miskin, K = 1-1,50 hampir miskin, K = 1,50 cukup. Air yang cukup menentukan kehidupan tanaman di sawah, maka pengairan menentukan taraf hidup petani, korelasinya kuat (r=0,71). Pengairan menentukan tinggi rendahya produktivitas sawah yang mempengaruhi taraf hidup petani, korelasinya kuat (R = 0,72), intensita pengusahaan tanah sawah oleh petani dan banjir mempengaruhi produktivitas sawah pula. Luas dan sempitnya sawah petani disamping ada tidaknya pengairan mempengaruhi taraf hidup petani, korelasinya kuat (R = 0,76). Lereng dan ketinggian menentukan bisa tidaknya pengairan."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muharsjah
"Kabupaten Dati II Serang mempunyai luas sawah 63339.32 ha atau 33,56%
dari luas wilayah kabupaten dengan tingkat kesuburan tanah relatif dari sedang
sampai baik. Keadaan ini ditunjang dengan posisinya yang dekat dengan lbu Kota
Negara sehingga dapat memudahkan pemasaran hasil - hasil pertanian baik di
wilayah sendiri maupun ke luar wilayah Kabupaten Dati II Serang. Namun jika
dibandingkan luas tanah sawah dengan jumlah petani yang memiliki tanah sawah di
Kabupaten Dati II Serang, rata- rata petani di kabupaten tersebut tergolong petani
gurem.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dikemukakan
sebagaiberikut:
1. Bagaimanakah taraf hidup petani di Kabupaten Serang ?
2. Apakah faktor pengairan, frekwensi kunjungan penyuluhan dan keadaan fisik
mempengaruhi taraf hidup petani ?
Batasan - batasan dalam penulisan ini adalah :
- Taraf hidup petani adalah tingkat kemampuan petani untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidup minimum dari penghasilannya mengolah tanah sawah.
- Petani adalah orang yang mata pencaharian utamanya bekerja dengan cara
menanam atau memelihara tanaman pangan di sawah ( padi dan palawija) dengan
sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual atau memperoleh pendapatan atau
keuntungan atas resiko sendiri dan bukan sebagai buruh atau kuasa usaha
(BPS). Dalam penulisan penelitian ini yang dimaksud petani adalah khusus
hanyalah petani pemilik, petani penggarap dan buruh tani tidak dimasukkan ke
dalam tulisan ini.
Sawah adalah tanah yang berpematang,sering digenangi air, dengan tujuan
utama ditanami padi dan atau bergiliran dengan palawija.
Untuk mengetahui tingkatan taraf hidup petani ini di hitung berdasarkan
pendapatan per kapita per tahun dari keluarga petani yang dinyat akan dengan
jumlah setara dengan beras,yaitu I. A
K =
X. r
Taraf K = taraf hidup rumah tangga petani
I = pendapatan bersih petani tanah sawah (rp/ha/th)
A = luas rata - rata tanah sawah setiap rumah tangga petani (ha)
r = rata - rata jumlah anggota keluarga tiap rumah tangga petani.
X = nilai harga beras sebesar 240 kg
Apabila nilai :
- K < 1 disebut sebagai kelompok petani miskin sekali, dengan pendapatan
per kapita per tahun kurang dari 180 kg setara beras.
- K = 0,6- 1 disebut sebagai kelompok petani miskin, dengan pendapatan per
kapita per tahun antara 180 - 240 kg setara dengan beras.
- K = 1 - 1,6 disebut kelompok petani hampir miskin, dengan pendapatan
perkapita per tahun antara 240- 320 kg setara dengan beras.
- K > 1 ,6 disebut kelompok petani cukupan, dengan pendapatan perkapita
pertahun lebih besar dari 320 kg setara dengan beras.
Untuk menjelaskan faktor - faktor yang paling berpengaruh terhadap taraf
hidup petani dilakukan korelasi peta. Dari hasil analisa maka ringkasan penelitian ini
adalah:
1. Taraf hidup petani di Kabupaten Serang lebih banyak terdapat pada golongan
miskin sekali dengan persentase 43,3 % atau 13 kecamatan. Untuk golongan
taraf hidup petani yang cukup terdapat di 5 kecamatan atau 16,7% dari seluruh
kecamatan. Sedangkan 40% lainnya termasuk dalam golongan petani yang
taraf hidupnya miskin dan hampir miskin.
2. a: Taraf hidup petani cenderung semakin baik bila berada pada kondisi wilayah
dengan kepadatan pengairan yang padat, frekwensi kunjungan penyuluhan
yang tinggi, kemiringan lereng 0- 2% dan ketinggian antara 3-25m dpl.
b. Dari keempat faktor yaitu kepadatan pengairan, frekwensi kunjungan
penyuluhan, ketinggian dan lereng temyata yang paling berpengaruh
terhadap taraf hidup petani tanah sawah padi dan palawija di Kabupaten
Serang adalah faktor kepadatan pengairan. Hal ini .disebabkan tingkat
klasifikasi yang sesuai antara taraf hidup petani padi dan palawija dengan
kepadatan pengairan lebih besar jumlahnya ( 53,3% ) dibandingkan ke tiga
faktor lainnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarumpaet, Cornelius G. C. R.
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S33456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Brillianti
"Kabupaten Kediri sebagai salah satu penghasil padi dan palawija terbesar di Propinsi Jawa Timur telah berhasil swasembada beras. Tercapainya swasembada beras ini tentu tidak lepas dari usaha dan kerja keras para petani. Namun jika dibandingkan luas tanah sawah dengan jumlah petani Yang ada di Kàbupaten Kediri, rata-rata petani di Kabupaten tersebut tergolong petani gurem. Sehubungan dengan hal tersebut, masalah yang akan dibahas adalah : Daerah mana yang taraf hidup petaninya mencapai cukup dan miskin sekali dan faktor-faktor yang mempengaruhinya ?
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa:
- Taraf hidup petani di Kabupaten Kediri berada pada golongan miskin sekali sampai dengan cukup. Daerah yang taraf hidup petaninya miskin sekali terdapat di Kecamatan Kras, Mojo, Ngancar Plosoklaten dan Puncu. Sedangkan daerah yang taraf hidup petaninya mencapai cukup terdapat di Kecamatan Gampengrejo, Kunjang, Fagu, Papar dan Pleinahan.
- Ada pengaruh antara faktor pengairan, jumlah pemakaian pupuk, frekwensi kunjungan penyuluhan, lereng dan ketinggian terhadap taraf hidup petani. Dan kontribusi yang diberikan oleh kelima faktor tersebut sebesar 84 %.
- Dari kelima faktor yang mempengaruhi taraf hidup petani di Kabupaten Kedini, ternyata faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pengairan ( r = 0,83 ), dimana semakin padat pengairan pada tanah sawah, taraf hidup petani cenderung semakin cukup."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rustanti Rachmi
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Toersilaningsih
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Jamkesda merupakan kebijakan ata pemerintah pro rakyat miskin untuk memenuhi hak kesehatan mereka sesuai amanat undang undang. Dinkes Kabupaten Nganjuk melaksanakan mas sosialisasi dengan melibatkan seluruh kekuatan lokal di masyarakat, hingga pada Tahun 2012 terjadi Jamkesda mencapai kepesertaan peningkatan aria ng tertinggi di Jawa Timur. Tujuan: Penelitian ini adalah untuk mengetahui akselerasi kepesertaan Jamkesda dan fenomena kunjungan peserta Jamkesda menurut kelompok umur di Kabupaten Nganjuk. Tahun 2012 otor Metode: Penelitian Diskriptif dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah Instansi pemerintah gizi Kabupaten Nganjuk, dengan sampel adalah seluruh Instansi pengelola Jamkesda. Unit analisis adalah ara institusi. Responden adalah pejabat yang mengelola Jamkesda. Hasil: Jamkesda di Kabupaten Nganjuk u di terintegrasi pada tugas pokok Subbid Seksi Pelayanan mah Khusus dan Pembiayaan Kesehatan. Pada tahun 2012 mencapai kepesertaan Jamkesda tertinggi se Jawa Timur. Penguatan sosialisasi berupa social aan support dan advocacy serta penggunaan media bertujuan untuk mempercepat health coverage dan sekaligus untuk tercapainya local menghilangkan alah penggunaan Surat Keterangan Miskin untuk berobat. Fenomena kunjungan berobat bervariasi jumlahnya tiap kecamatan, tertinggi adalah Kecamatan Nganjuk adalah (11,18%). Perempuan (56,01%)berobat di puskesmas yakit lebih tinggi dari laki-laki (43,99%), khususnya umur 15-k 54 tahun, penyakit terbanyak adalah hipertensi."
BULHSR 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ifyani
"ABSTRAK
Pada tanggal 29 januari 1907, sekitar 41 orang yang dipimpin Asisten Residen C.C.M Henny berangkat menuju desa Beron, tepatnya ke kediaman Darmojoyo selaku pemimpin kerusuhan. Asisten Residen kemudian memerintahkan agar Darmojoyo meletakkan senjata dan menyerahkan diri. Seruan tersebut tidak dijawab bahkan mereka bergelombang menyerang rombongan Asisten Residen tersebut. Pertempuran terjadi. Akhirnya pihak Assisten Residen dapat dicerai beraikan oleh kaum perusuh, hingga keluar dari desa Baron.
Rombongan kedua yang dipimpin oleh Wedana Werujayeng dan Wedana Berbek ketika mendengar tembakan dari arah rumah Darmojoyo, segera menuju ke rumah Darmojoyo untuk memberikan bantuan kepada rombongan Assiten Residen. Namun rombongan yang berjumlah sekitar 29 orang ini dapat dihalau pula dari desa Baron. Dengan demikian usaha menangkap Darmojoyo pada pagi hari tersebut dapatlah dikatakan gagal. Pada sore harinya datang bala bantuan militer dari Surabaya yang dipimpin Letnan satu Hardenberg, dan langsung menuju ke tempat kejadian. Setelah seruan Residen yang diulangi oleh Bupati Berbek untuk meletakkan senjata dan menyerah tidak dihiraukan, maka pasukan bersenjata mulai menembaki kaum perusuh yang terkepung di dalam rumah Darmojoyo.
Akhirnya kerusuhan dapat dipadamkan dengan meninggalkan korban sebanyak 19 perusuh tewas diantaranya Darmojoyo serta menawan lebih dari 66 perusuh. Sedangkan dari pihak pemerintah tercatat 5 orang tewas dan sekitar 10 orang luka-luka. Pada dasarnya untuk melihat kerusuhan petani yang terjadi di desa Baron, kekecewaan-kekecewaan yang dialami pada diri Darmojoyo menempati faktor yang sangat penting. Selain itu ketidakpuasan pra petani terhadap pabrik gula Baron dan Kujonmanis serta menyebarnya kepercayaan bahwa Darmojoyo sebagai Ratu Adil, ikut pula mendukung kerusuhan tersebut muncul kepermukaan. Dengan kata lain bahwa kepentingan pribadi berhasil digeser ke kepentingan sosial melalui Darmojoyo. Penelitian ini membuktikan keberhasilan penyelarasan pemanfaatan kepentingan pribadi dengan kepentingan sosial yaitu ketidakpuasan Darmojoyo dalam usahanya meraih jabatan formal desa (lurah dan kamituwa) dan tuduhan serta hukuman yang ditimpakan kepadanya, kemudian berhasil memobilisasi pengikut-pengikutnya dalam meletuskan aksi. Walaupun aksi sosial ini berhasil ditumpas oleh pemerintah kolonial, namun penelitian ini membuktikan betapa besar pengaruh seorang pemimpin desa.

"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S12268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
S33531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>