Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134687 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wilson Rahmat MPP
"ABSTRAK
Senyawa triorganotimah seperti trifeniltimah hidroksida merupakan senyawa yang biasa digunakan sebagai insektisida baik pada bidang kehutanan maupun bidang pertanian. Modifikasi kimia kayu diperkirakan menjadi perlakuan altematif dalam bidang pengawetan kayu di masa yang akan datang karena kemampuannya dalam meningkatkan ketahanan kayu. Penelitian ini bertujuan mensintesis senyawa trifeniltimah hidroksida kemudian mensintesis bentuk oksida. Sintesis senyawa trifeniltimah hidroksida dapat melalui trifeniltimah klorida dengan penambahan larutan alkali kemudian dari bentuk hidroksida dapat menjadi oksidanya, untuk mensintesis bis-trifeniltimah oksida dapat melalui pemanasan trifeniltimah hidroksida pada suhu tertentu atau melalui refluks .. Has if sintesis kedua senyawa ini diaplikasikan pada kayu untuk mencegah serangan rayap kayu kering {Cryptotermes cynocephalus). Hasil yang didapatkan kristal putih trifeniltimah hidroksida 4,8796 gram atau sekitar 88,56% sedangkan bis- trifeniltimah oksida 1,2194 gram atau sekitar 51,26%. Untuk menguji kemurnian senyawa tersebut metoda yang digunakan antara lain: uji titik leleh, FTIR dan GCMS. Pengaruh senyawa hasil sintesis terhadap ketahanan kayu dari serangan rayap memberikan hasil yang positif. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pemberian trifeniltimah hidroksida dan bis-trifeniltimah oksida berpengaruh sangat nyata pada beberapa taraf signifikasi, mortalitas rayap kayu kering meningkat dengan meningkatnya konsentrasi senyawa trifeniltimah hidroksida dan bis-trifeniltimah oksida. Sebaliknya kehilangan berat kayu menurun dengan peningkatan konsentrasi kedua senyawa tersebut.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismunaryo Moenandar
"Senyawa organotimah hidroksida merupakan senyawa yang umum digunakan sebagai insektisida baik dibidang kehutanan maupun pertanian atau perkebunan. Pada penelitian ini dilakukan sintesis satu tahap lagi dari organotimah hidroksida menjadi senyawa organotimah oksida dan selanjutnya diujicobakan sebagai insektisida untuk rayap kayu kering (Crypiotermes cynocephalus). Tahap sintesis dikerjakan melalui bahan baku trifeniltimahklorida dengan ditambahkan larutan alkali agar terbenluk trifeniltimah hidroksida. yang selanjutnya melalui pemanasan (refluks) terbenluk bis-trifeniltimah oksida.
Hasil yang diperoleh berupa kristal putih trifeniltimah hidroksida 4.8796 gram atau sekitar 88.56 %. sedangkan bis-trifeniliimah oksida 1,2194 gram alau sekitar 51.26 %. Karakterisasi produk dilakukan dengan metode penentuan tilik leleh. spektra FTIR dan GCMS. Uji insektisida hasil sintesis baik irifeniltimah hidroksida dan bis-trifeniltimah oksida secara statistik menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap mortalitas rayah kayu kering."
2005
SAIN-10-2-2005-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Giyono
"ABSTRAK
Untuk memperpanjang umur pakai bambu ater (Gigantochloa atter Kurz) telah dilakukan percobaan dengan menggunakan bahan pengawet boron konsentrasi 5% dan I0%. Pengawetan bambu dilakukan dengan metoda Boucherie, dengan lama perendaman 1 hari, 3 hari, dan 5 hari di daerah Ciapus, Bogor. Untuk mengetahui efikasi boron pada bambu yang telah diawetkan dilakukan pengujian kepada dua jenis rayap, yaitu rayap tanah (Coptotermes curvignathus Holmgr) dan rayap kayu kering (Cryptoterrmes cynocephalus Light) di Laboratoriu Biologi dan Pengawetan Hasil Hutan, Departemen Kehutanan, Rogor. Pengujian menggunakan 200 ekor rayap tanah dan 50 ekor rayap kayu kering untuk tiap-tiap contoh uji. Pengujian terhadap rayap tanah dilakukan selama 4 minggu, dan untuk rayap
kayu kering selama 12 minggu.
Lamanya perendaman tidak berpengaruh nyata terhadap penetrasi longitudinal boron dan derajat proteksi pada bambu. Konsentrasi boron 5% dengan lama perendaman 1 hari sangat efektif dan tidak berbeda nyata dengan boron 10% dalam mencegah serangan rayap."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pujiyanto
"ABSTRAK
Sintesis trifenilitimah format ini dilakukan dengan menggunakan material awal trifenilitimah klorida dalam pelarut aseton dan dengan penambahan natrium format berlebih. Produk yang dihasilkan berupa kristal bewarna putih kekuningan sebanyak 1.0395g dan persen hasil 50,37%.
Karakteristik senyawa yang dihasilkan dilakukan dengan menggunakan uji leleh sebagai uji awal, dengan nilai kisaran titik leleh terbaik pada 197-201'C (Literatur4: 200-201'Ç), yang didapatkan dengan pada waktu refluks 3 jam.
Produk tersebut kemudian dilakukan karakteristiknya dengan spektrofotometer IR, menunjukan terbentuknya ikatan SN-O pada bilangan gelombang, v= 446 cm-1 (Literatur8.12= 500-600cm1) dan adanya serapa gugus karboksil (-CO-O-) pada bilangan gelombang, v-1737cm1,1358cm-1 (Literatur8.12= 1735;1358cm1) identifikasi dengan GC yang menghasilkan satu puncak yang sesuai dengan hasil KLT yang terdapat hanya satu noda, hal ini menunjukan bahwa senyawa yang terbentuk murni tidak terjadi adanya dimmer atau polimer.
Hasil pengukuran dengan menggunakan detektor
spektrofotometer massa, didapatkan fragmentasi dari senyawa trifeniltimah formiat hasil sintesis adalah adalah m/z 351_. m/z 27 4 _. m/z 197 _. m/z 120. Kemudian diujikan sebagai insektisida pada bidang kehutanan yaitu sebagai bahan pencegah serangan rayap tanah (Coptotermes curvignathus) atau termisida terhadap ketahanan kayu.
Hasilnya menunjukkan, bahwa dengan kenaikan konsentrasi, terjadi penurunan kehilangan berat kayu karet, menaikkan mortalitas pada rayap dan .Penurunan derajat serangan. Dilihat dari hasil klasifikasi kelas keawetan kayu, ha!lya sedikit memberikan pengaruh pada kenaikan kelas awet dan ditinjau dari syarat senyawa sebagai bahan pencegah'serangan rayap tanah (termisida) menunjukkan kurang efektif karena belum memberikan efek kematian pada_ rayap ~50.%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Hertanto
"ABSTRAK
Senyawa organotimah mempunyai banyak manfaat di berbagai bidang.
Salah satunya adalah penggunaan senyawa organotimah dalam bidang wood
preservative. Senyawa organotimah yang umum digunakan adalah TBTO (Tributil
timah Oksida). Hasil penggunaan senyawa ini sebagai pengawet kayu cukup
efektif, walaupun di kemudian hari dilarang penggunaanya di berbagai negara,
karena dianggap mencemari lingkungan dan dapat meracuni manusia. Oleh
sebab itu, digunakan senyawa organotimah dalam bentuk yang lain, yakni
trifeniltimah asetat, yang relatif aman terhadap lingkungan dalam batas-batas
tertentu. Walaupun senyawa ini masih mempunyai potensi yang cukup nyata,
dapat mencemari lingkungan dan meracuni manusia. Berdasarkan pemikiran
tersebut dilakukan sintesis TPTA(trifeniltimah asetat), karena selain banyak
digunakan sebagai insektisida, namun juga berfungsi sebagai fungisida. Senyawa
TPTA ini disintesis dengan 2 metode yang berbeda. Masing-masing metode ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan, pada % hasil dan kemurnian produk TPTA
yang didapatkan. Pada metode I, yakni sintesis TPTA secara langsung
menggunakan TPTCl dan garam NaOCOCH3 berlebih didapatkan rata-rata hasil
produk yang didapatkan sebesar 79,6 % atau 1,268 gram. Selain itu pada proses
karakterisasinya, dengan uji titik leleh,didapatkan bahwa produk refluks 3 jam I,
sebagai produk dengan probability TPTA yang besar, sehingga kemudian produk
ini dikarakterisasi lebih lanjut dengan spectrometer FTIR dan GCMS. Hasilnya pada FTIR menghasilkan spectra pada bilangan gelombang 1737 cm-1 dan 1355
cm-1, yang merupakan spectra gugus O-C-O serta spectra di bilangan gelombang
576,72, yaitu ikatan antara Sn-O. Hal ini menunjukkan telah terbentuk ikatan
atom-atom tersebut pada senyawa TPTA yang dihasilkan. Selanjutnya pada
kromatogram GCMS, ada satu peak yang dominan pada waktu retensi 14,94
menit, dan fragmen-fragmen di m/z 351 m/z 274 m/z 197
m/z 120. Pada masing-masing fragmen, dapat dianalisi bahwa terjadi kehilangan
gugus fenil. Sedangkan pada metode II, yaitu sintesa TPTA menggunakan metode
Bock, didapatkan produk TPTA sebesar 83,33 % hasil atau 0,5 gram. Sintesa
dengan metode Bock, dilakukan 2 tahap; dimana dihasilkan TPTOH terlebih
dahulu. Selanjutnya TPTOH ini kemudian direaksikan dengan asam asetat glasial
berlebih menghasilkan senyawa trifeniltimah asetat (TPTA). Uji karakterisasi
produk sintesa Bock, memberikan hasil positif, yakni pada kedekatan temperatur
titik leleh dengan titik leleh literatur pada uji titik leleh, maupun pada pengukuran
FTIR dan GCMS. Pada pengukuran FTIR ini, produk sintesa Bock menghasilkan
spektrum pada bilangan gelombang 1738 cm-1 dan 1356 cm-1, yang merupakan
spektrum khas ikatan O-C-O maupun spektrum pada bilangan gelombang 559,68
cm-1, yang merupakan spektrum khas ikatan Sn-O. Keberadaan spektrum khas ini
merupakan petunjuk adanya senyawa TPTA. Selanjutnya pada karakterisasi
dengan GCMS, dihasilkan peak yang dominan pada waktu retensi 14,91 menit
dan fragmen di m/z 410 m/z 351 m/z 274 m/z 197
m/z 120. Adanya fragmen di m/z 410, memperkuat dugaan bahwa produk hasil
sintesis benar mempunyai TPTA. Selanjutnya produk hasil sintesa Bock kemudian
diaplikasikan pada kayu sebagai bahan anti rayap. Dengan dasar pertimbangan
bahwa produk sintesa Bock memiliki kemurnian yang tinggi, dikaji dari hasil
karakterisasi. Hasilnya terjadi penurunan % kehilangan berat kayu, kenaikan
mortalitas rayap dan penurunan derajat serangan rayap secara sigifikan, melalui
uji statistik yang dilakukan. Selain itu terjadi peningkatan ketahanan kayu sebesar
2 tingkat, dari kelas V menjadi kelas III. Sehingga dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa TPTA merupakan bahan anti rayap yang cukup efektif."
2007
S30655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Supriyanto
"Kayu Albizia lebbeck, A. procera, dan A. falcata terjadap rayap tanah Nasutitermes matangensis, Macrotermes gilvus, dan Mictrotermes insperatus dapat dilakukan dengan memberikan serbuk kayu kering tersebut kepada rayap. Percobaan dilakukan di laboratorium Entomologi LBN-Bogor. Rayap pekerja 30 ekor dan rayap prajurit 3 ekor dari jenis yang sama dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi 5 gram serbuk kayu. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah rayap yang mati per hari dan menimbang berat kering serbuk kayu sebelum dan sesudah percobaan. Selisih berat kering serbuk kayu tersebut merupakan serbuk yang dimakan rayap. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kayu A. lebbeck dan A. falcata dimasukkan ke dalam kelompok kayu yang peka atau kurang tahan terhadap tiga jenis rayap penguji. Sedang kayu A. procera termasuk kelompok yang tahan terhadap tiga jenis rayap penguji. Hasil penelitian juga manunjukkan adanya korelasi positif antara berat serbuk kayu yang dimakan rayap dengan waktu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nindita
"ABSTRAK
Kebutuhan aspal di Indonesia sangat besar, yang umumnya diperoleh dari residu minyak bumi. Karena semakin menipisnya cadangan minyak bumi, maka perlu ada alternatif lain pengganti aspal minyak, yaitu bioaspal. Bioaspal merupakan aspal yang dibuat dari bahan non-petroleum yaitu biomassa yang mengandung lignin dan merupakan bahan yang dapat diperbaharui. Pada penelitian ini biomassa yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu Albasia yang memiliki kandungan lignin cukup besar yaitu +27%. Bioaspal dihasilkan melalui pirolisis pada rentang suhu 400-550oC. Pirolisis akan menghasilkan bio-oil yang akan dievaporasi pada suhu 200oC untuk menghasilkan bioaspal. Bio-oil memiliki rentang yield dari 57-69% dengan viskositas 0,42-0,48 Cp, densitas 0,882-0,904 g/ml. Bioaspal yang dihasilkan memiliki yield sebesar 5,1-6,3%. Spektrum FTIR bio-oil menunjukkan bahwa hasil pirolisis adalah bio-oil. Spektrum FTIR bioaspal menunjukkan bahwa bioaspal yang dihasilkan mengandung gugus fungsi seperti pada Aspal.

ABSTRACT
Asphalt needs in Indonesia, which is generally obtained from petroleum residue. Because of the depletion of petroleum reserves, then there needs to be other alternative replacement for asphalt oil, called bioasphalt. Bioasphalt is the asphalt made from non-petroleum namely biomass containing lignin and is renewable. On the study of biomass is wood Albasia sawdust which contain lignin are big enough that is 27%. Bioasphalt produced via pyrolysis in the temperature range 400-550oC. Pyrolysis produces bio-oil that will be evaporated at a temperature of
200oC to produce bioasphalt. Bio-oil has a yield range of 57-69% with viscosity 0,42-0,48 Cp, density 0,882-0,904 g/ml. Bioasphalt produced have yield of 5,1- 6,3%. FTIR spectrum of bio-oil shows that the result was pyrolysis bio-oil. FTIR spectrum bioasphalt indicates that the bioaspal is generated containing functional groups such as asphalt."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42634
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bhakti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan konsentrasi efektif serta pengaruh peningkatan konsentrasi cinnamaldehyde dengan senyawa turunan hidrazida sinamat hasil reaksi basa Schiff terhadap aktivitas antibakteri dan antioksidan. Aktivitas antibakteri diketahui dengan melihat pengaruh sampel terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus sedangkan aktitivitas antioksidan diuji menggunakan DPPH kemudian menghitung nilai IC50. Sintesis ester dari cinnamaldehyde dilakukan dengan bantuan DIB ((diacetoxyiodo)benzene) dan iodin. Hasil esterifikasi kemudian direaksikan dengan hidrazin hidrat untuk membentuk senyawa hidrazida sinamat. Kemudian dilakukan reaksi basa Schiff dengan 4-hidroksi benzaldehida. Sehingga terbentuk senyawa turunan hidrazida sinamat. Senyawa hasil ini dikarakterisasi dengan instrumentasi MS (Mass Spectrometry) dan spektrofotometer FTIR. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar (difusi Kirby dan Bauer), menunjukkan bahwa konsentrasi efektif cinnamaldehyde untuk menghambat bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli adalah pada konsentrasi 5000 ppm dan 10000 ppm, sedangkan konsentrasi efektif senyawa turunan hidrazida sinamat untuk menghambat bakteri Staphylococcus aureus adalah pada konsentrasi 10000 ppm dan negatif untuk menghambat bakteri Escherichia coli. Cinnamaldehyde dan senyawa turunan hidrazida sinamat diuji aktivitas antioksidan menggunakan DPPH. Nilai IC50 dari senyawa turunan hidrazida sinamat (IC50 = 88,95 ppm) lebih rendah dibandingkan dengan IC50 dari cinnamaldehyde (IC50 = 1372,96 ppm).

This study aims to determine the effective concentration ratio and the effect of an increase in the concentration of cinnamaldehyde with cinnamic hydrazide derivative compounds from Schiff base reaction to the antibacterial and antioxidant activity. Antibacterial activity known by looking at the effect of the sample on the inhibition of the growth of Escherichia coli and Staphylococcus aureus whereas antioxidant activity tested using DPPH then calculate the IC50 value. Ester synthesis of cinnamaldehyde can be formed when reacted with DIB ((diacetoxyiodo)benzene) and iodine reagent. Then, the results of esterification reacted with hydrazine hydrate to form cinnamic hydrazide. Then do the Schiff base reaction with 4-hydroxy benzaldehyde. Forming cinnamic hydrazide derivative compounds. The results is characterized by instrumentation MS (Mass Spectrometry) and FTIR spectrophotometer. Testing for antibacterial activity using diffusion Kirby and Bauer method, shows that the effective concentration of cinnamaldehyde to inhibit Staphylococcus aureus and Escherichia coli at concentration 5000 ppm and 10000 ppm, while the effective concentration of cinnamic hydrazide derivative compounds to inhibit Staphylococcus aureus at concentration 10000 ppm and negative to inhibit bacterium Escherichia coli. Cinnamaldehyde and cinnamic hydrazide derivative compounds from Schiff base reaction tested antioxidant activity using DPPH. IC50 value of cinnamic hydrazide derivative compounds (IC50 = 88.95 ppm) is lower than the IC50 of cinnamaldehyde (IC50 = 1372.96 ppm)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S57336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The package of fast food model orchestrated into a computer-program package which have function to help the investor and the government (Bappeda) in chosing the policy for the noodle agroindustry investation with cassava fluor; in order to make a proportional advantage either to the farmers or the noodle industries...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>