Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118685 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Oktaviani
"Senyawa trifeniltimah asetat merupakan senyawa golongan trifeniltimah karboksilat yang mempunyai kegunaan antara lain sebagai insektisida, dengan mekanismenya sebagai antifeedant. Senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai antifeedant karena kemampuannya untuk mempengaruhi indera perasa dari serangga, sehingga keinginan untuk makan dari serangga tersebut akan menurun. Sintesis trifeniltimah asetat ini dilakukan dengan menggunakan material awal trifeniltimah klorida dalam pelarut aseton dan dengan penambahan natrium asetat berlebih. Produk yang dihasilkan berupa kristal yang berwarna putih, yaitu sebanyak 0,6327 g dengan kemurnian yang cukup baik, jika dilihat dari kromatogram yang dihasilkan dari GC, yaitu dengan luas area 100 %, persentase yield dari produk yang dihasilkan adalah 30,9 %. Karakterisasi juga dilakukan dengan menggunakan uji titik leleh, nilai kisaran titik leleh yang terbaik adalah 120,6 ? 124,6 0C, nilai tersebut didapatkan jika produk direfluks selama 3 jam. Begitu juga dengan serapan pada daerah infra merah, menunjukkan hasil yang mendekati dengan standar jika produk tersebut direfluks selama 3 jam, yaitu sudah tidak terdapat serapan pada daerah 300-400 cm-1, yang merupakan daerah serapan Sn-Cl. Identifikasi dengan GC yang menghasilkan satu puncak, kemudian dengan menggunakan detektor spektrometri massa, didapatkan fragmentasi dari senyawa trifeniltimah asetat hasil sintesis adalah adalah m/z 351 m/z 274 m/z 197 m/z 120. Selanjutnya senyawa trifeniltimah asetat tersebut diuji efektivitasnya sebagai antifeedant bagi ulat grayak. Hasilnya menunjukkan, bahwa dengan kenaikan konsentrasi, maka terjadi penurunan keinginan untuk makan dan karena konsumsi makanan berkurangl, maka ulat tersebut akan mati. Banyaknya ulat yang mati semakin besar jumlahnya, dengan kenaikan konsentrasi trifeniltimah asetat yang diberikan pada makanannya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Senyawa trifeniltimah asetat termasuk golongan trifeniltimah
karboksilat tidak hanya memiliki kegunaan sebagai antifeedant namun juga
bersifat toksik, sehingga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi indera
perasa serangga yang akan menurunkan keinginannya untuk makan dan
sifat toksiknya memiliki efek mematikan pada konsentrasi terendah yaitu 30
ppm.
Sintesis trifeniltimah asetat ini dilakukan dengan menggunakan
material awal trifeniltimah klorida dalam pelarut aseton dan dengan
penambahan natrium asetat berlebih. Produk yang dihasilkan berupa kristal
berwarna putih kekuningan sebanyak 0,5864 gram (hasil 57,4 %).
Karakterisasi senyawa yang dihasilkan dilakukan dengan
menggunakan uji titk leleh sebagai uji awal dengan nilai kisaran titik leleh
yang terbaik yaitu 119 -122 °C yang didapatkan pada waktu refluks 3 jam.
Pada serapan daerah inframerah menunjukkan hasil yang mendekati dengan
standar saat produk direfluks selama 3 jam yaitu dengan terdapatnya
serapan pada 500 – 600 cm-1 yang merupakan daerah serapan Sn-O.
Identifikasi dengan kromatografi gas (GC) yang menghasilkan satu
puncak yaitu pada Rt 15,25 dan dengan detektor spektrometri massa (MS)
diperoleh fragmentasi dari produk sebagai berikut: Ph3Sn Ph2Sn PhSn Sn
m/z 350 m/z 273 m/z 196 m/z 119
Ph C4H3+
m/z 77 m/z 51
Kemudian senyawa trifeniltimah asetat diuji efektivitasnya sebagai
antifeedant dan sifat toksiknya terhadap ulat grayak Spodoptera litura dengan
metode celup daun. Hasilnya menunjukkan bahwa seiring dengan
meningkatnya konsentrasi, nilai antifeedant factor (AF) juga makin meningkat
yang menunjukkan berkurangnya aktivitas makan. Hal ini dibuktikan melalui
uji dengan pilihan choice test. Selain itu dengan meningkatnya konsentrasi,
ulat juga makin banyak yang mati. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa
trifeniltimah asetat bersifat toksik dengan menggunakan metode tanpa pilihan
(no choice test)."
Universitas Indonesia, 2007
S30637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Maylani
"Senyawa organotimah pertama kali ditemukan sebagai Et2l2 oleh
Frankland pada tahun 1849. Senyawa organotimah itu sendiri dapat
diklasifikasikan menjadi senyawa tetraorganotimah (R4Sn), triorganotimah
(RsSnX), diorganotimah (R2SnX2) dan monoorganotimah (RSnXs). Diantara
klasifikasi senyawa organotimah, triorganotimah memiliki kegunaan yang
paling luas.
Senyawa Trifeniltimah Hidroksida adalah salah satu senyawa
triorganotimah yang dapat berfungsi sebagai biosida.
Pada penelitian ini sintesis senyawa trifenilimah Hidroksida ini
dilakukan melalui tiga tahapan sintesis, yaitu tahap 1, sintesis tetrafehiltimah dari timah (IV) klorida menghasilkan kristal putih sebesar 2.58 %. Tahap 2,
sintesis trifenjitimah Klorida dari tetrafeniltimah menggunakan persamaan
redistribusi Koscheskov, Sedangkan tahap 3 adalah sintesis Trifeniltimah
Hidroksida dari Trifeniltimah Klorida melalui reaksi substitusi nukleofil,
menghasilkan produk sebesar 7.1998 gram atau sekitar 72 %.
Identifikasi produk akhir dengan titik leleh menghasilkan titik leleh
sebesar 116 - 118 ®C (literatur 115 - 121 °C).
Identifikasi produk akhir dengan spektroskopi-IR diperoleh puncak
serapan OH pada 3600- 3200 cm"\ stretching vibrasi Sn - C pada daerah
500 - 400 cm"\ serapan Sn - O pada daerah 600 - 500 cm\ Akan tetapi
masih muncul serapan dari Sn - Cl pada daerah 300 - 400 cm'"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia needs approximately 2.20 tons of soybean per year. The domestic production only meets 35-40% of the demand and the remaining 60-65% are imported from foreign countries...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cindy Dara Pramestya
"Spodoptera litura (Fab.) Atau ulat grayak adalah salah satu jenis hama polifagik yang sangat merugikan bagi pertumbuhan tanaman budidaya. Pemanfaatan ekstrak tanaman adalah salah satu alternatif efektif dalam mengendalikan hama ulat grayak saat ini. Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. termasuk parasit yang mengandung metabolit sekunder dengan berbagai bioaktif, seperti antidiabetik, antioksidan, antikanker, hipertensi, dan sifat antibakteri. Namun, bioaktivitas parasit D. pentandra di pertanian, seperti antifeedant terhadap hama serangga, belum diketahui potensinya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antifeedant parasit D. pentandra pada larva S. litura. Subjek penelitian ini adalah ekstrak kasar batang D. pentandra dan parasit daun dengan konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000, dan 2500 ppm. Sebanyak 20 larva neonatal S. litura di setiap ulangan diberi pakan buatan yang mengandung kedua ekstrak. Menguji aktivitas antifeedant menggunakan uji makan kronis selama 7 hari. Pengambilan data uji antifeedant meliputi rata-rata persentase penurunan aktivitas makan, rata-rata berat badan larva S. litura, dan rata-rata jumlah larva S. litura mati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua ekstrak tersebut berpotensi sebagai antifeedant terhadap larva S. litura. Konsentrasi efektif D. pentandra ekstrak batang dan daun dalam mengurangi aktivitas makan larva S. litura, yaitu pada konsentrasi 1500 dan 2500 ppm.

Spodoptera litura (Fab.) Or armyworm is one type of polyphagic pest that is very detrimental to the growth of cultivated plants. Utilization of plant extracts is one effective alternative in controlling armyworm pests today. Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. including parasites which contain secondary metabolites with various bioactives, such as antidiabetic, antioxidant, anticancer, hypertension, and antibacterial properties. However, the bioactivity of parasites of D. pentandra in agriculture, such as antifeedants against insect pests, is not yet known for its potential. Therefore, this study aims to determine the antifeedant activity of D. pentandra parasites on S. litura larvae. The subjects of this study were crude extracts of D. pentandra stem and leaf parasites with concentrations consisting of 500, 1000, 1500, 2000, and 2500 ppm. A total of 20 S. litura neonatal larvae in each replicate were given artificial feed containing both extracts. Testing antifeedant activity using chronic feeding assay for 7 days. The retrieval of antifeedant test data included the average percentage decrease in feeding activity, the average body weight of S. litura larvae, and the average number of dead S. litura larvae. The results showed that both extracts have potential as antifeedants against S. litura larvae. Effective concentrations of D. pentandra stem and leaf parasite extracts in reducing the feeding activity of S. litura larvae, namely at concentrations of 1500 and 2500 ppm"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 2001
S29749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danti Firda Nur
"ABSTRAK
Ulat grayak adalah salah satu hama yang sering menyerang tanaman cabai merah. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini antara lain dengan gigitan dan kunyahan pada daun serta memakan permukaan daun sehingga hanya meninggalkan tulang daunnya saja. Getah pepaya dapat digunakan sebagai pestisida karena mengandung enzim sisteina protease yang merupakan zat yang dapat menghambat sistem pencernaan serangga sehingga dapat membunuh serangga. Percobaan ini memvariasikan getah pepaya yang digunakan yaitu getah yang berasal dari daun, batang dan kulit buah pepaya. Selain itu metode ekstraksi yang digunakan juga divariasikan menjadi metode ekstraksi dengan menggunakan blender dan dengan penyadapan. Ekstraksi dengan menggunakan blender akan dilanjutkan dengan ekstraksi secara kimia menggunakan larutan fosfat buffer dan amonium sulfat. Sedangkan metode penyadapan akan dilanjutkan dengan ekstraksi secara kimia dengan menggunakan aseton. Kedua metode akan dibandingan dengan menggunakan uji aktivitas enzim dan uji efikasi. Aktivitas enzim akan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan uji efikasi akan menggunakan larva ulat grayak yang diberi daun cabai yang telah dioleskan biopestisida. Selain itu akan dilakukan uji penyimpan untuk melihat perubahan warna dan bau serta aktivitas pada sampel

ABSTRACT
Spodoptera litura is one of the major pests on red chilli pepper Capsicum annum . Larvae damage crops by biting, chewing and then eating the lower surface of the leaves. The leaves will become transparent white, severe damage leaves behind only leaf bone. Spodoptera litura in red chilli pepper ca eliminated with pesticide from chemical. But they have side effect if using in a long time like killing another insects and increase the number of pest. Using chemical pesticide need to increase the dose so will be dangerous to enviroment. For decreasing dependancy of chemical pesticide using biopesticide is the alternative.The author s initiated to use latex and piece of papaya as biopesticide. Papaya Carica papaya could be used as a biopesticide because it contains sisteine protease which substances that can inhibit eating even to kill insects pests. The method used is extraction with variation of tapping. First latex and piece of papaya from tapping soluted by phospate buffer, after incubated in temprature 40 C centrifuge the solution and precipitated with aseton 50 . For purification author use nylon filter. For latex and piece of papaya without tapping the extraction add sodium bisulfate as enzyme activator. Based on the method, result will be reach is enzyme activity and mortality rate of spodoptera litura.The result will be test using efication test with flybow of spodoptera litura which are given red chilli pepper leave which given biopesticide from papaya in a week. For activity,we using spectrophotometer UV Vis for measure absorbance in wavelength 750 nm. "
2017
S67873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>